Kamis, 13 Oktober 2016

Raskin Karung Kecil Kualitasnya tak Bagus

Rabu, 12 Oktober 2016

Beras untuk warga miskin (Raskin) kemasan karung kecil seberat 15 kilogram (kg) kualitasnya dinilai lebih buruk dibanding raskin kemasan karung besar seberat 50 kg. Padahal, beras raskin ukuran kecil tersebut hampir setiap bulan disalurkan kepada warga miskin, sedangkan beras raskin kemasan karung besar hanya sewaktu-waktu saja disalurkan. Hal tersebut diungkapkan Ainurrohman, Ketua RT06/RW02, Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Dia menanggapi terkait kualitas raskin yang diterimanya dari pemerintah untuk disalurkan kepada warga miskin di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut dia, raskin yang dikeluarkan pihak Bulog kurang layak dikonsumsi. Selain warnanya kuning, baunya juga apek dan banyak menirnya (remukan beras).

Menurut dia, warga yang menebus beras raskin tidak untuk langsung dikonsumsi, tetapi untuk campuran. “Kalau tidak dicampur dengan beras bagus siapa yang mau makan, rasanya juga tidak enak, meskipun diperuntukkan untuk orang miskin harusnya tidak terlalu jelek, setidaknya memenuhi standar dan layak untuk dikonsumsi, toh warga juga menebus, tidak gratis,” katanya, Selasa (11/10/2016).

“Raskin kemasan karung besar dengan berat 50 kg yang pernah beberapa kali kami terima saya akui kualitasnya cukup baik dan layak untuk dikonsumsi, sedangkan raskin kemasan karung kecil dengan berat 15 kg rata-rata kualitasnya jelek dan tidak layak untuk dikonsumsi,” ucapnya. Senada dikatakan staf Kelurahan Kasunyatan, Rosidin membenarkan, kualitas raskin kemasan 50 kg kualitasnya lebih baik dibanding raskin kemasan 15 kg yang sering diterima warga miskin. Dia berharap, agar pemerintah memerhatikan dan meningkatkan kualitas raskin, sehingga layak dikonsumsi. (Adi)***

Selasa, 04 Oktober 2016

Duh, Raskin Ini Kok Rasanya Seperti Ampas?

Senin, 3 Oktober 2016

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - SUDAH sepekan terakhir, Warga Desa Gudang Tengah Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, ini diliputi rasa heran. Terutama bagi mereka yang terdaftar menerima bantuan raskin (beras miskin).
Kini mereka memilih pasrah lantaran raskin yang diterima sudah dalam kondisi tidak layak konsumsi.
Beras yang semestinya berwarna putih meskipun disertai menir (red, pecahan), kini berwarna kusam kekuning-kuningan.
Lestari, warga Gudang Tengah sempat terkejut ketika mendapati raskin miliknya berbeda seperti biasanya.
Terutama warna beras nampak kusam dan kekuning-kuningan.
“Setelah mengambil satu sak raskin, saya langsung langsung membawanya pulang ke rumah dan ternyata berasnya lain dari biasanya, “ terang warga Desa Gudang Tengah itu.
Tidak hanya dalam berbentuk beras, saat dimasak pun nasi terlihat kekuning-kuningan. “Rasanya juga berubah seperti ampas,” imbuhnya.

http://banjarmasin.tribunnews.com/2016/10/03/duh-raskin-ini-kok-rasanya-seperti-ampas

Senin, 03 Oktober 2016

Lestari Heran Melihat Beras Raskin Miliknya Berwarna Kusam

Sabtu, 1 Oktober 2016

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Warga Desa Gudang Tengah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalsel sekitar sepekan ini diliputi rasa heran, Sabtu (1/10/2016) siang.
Terutama bagi mereka yang terdaftar menerima bantuan raskin (beras miskin), kini tak sedikit lebih memilih pasrah. Hal itu menyusul telah diterimanya raskin yang dituding dalam kondisi tak layak.
Pasalnya, beras yang semestinya berwarna putih meskipun disertai menir, kini warga malah diherankan kondisinya yang berwarna kusam ke kuning-kuningan.
Lestari misalnya, warga Gudang Tengah itu pun semula sempat terkejut ketika mendapati raskin miliknya nampak berbeda seperti biasanya.
Terutama dalam segi warna, beras terlihat nampak kusam dan kekuning-kuningan.
" Ya kan enggak dibuka dari sana. Yang jelas setelah mengambil satu sak raskin, saya pun langsung langsung membawanya pulang ke rumah, " terang warga Desa Gudang Tengah itu. (*)

http://banjarmasin.tribunnews.com/2016/10/01/lestari-heran-melihat-beras-raskin-miliknya-berwarna-kusam

Kamis, 29 September 2016

Raskin Cipetir Penuh Kutu

Rabu, 28 September 2016

Raskin yang dikhususkan bagi warga Desa CIpetri dipenuhi kutu beras.

CIBEBER-Pendistribusian beras miskin (raksin) yang diterima warga Desa Cipetir, Kecamatan Cibeber menuai keluhan. Pasalnya, kondisi raskin tak layak dikonsumsi mengingat di dalam tumpukan ditemukan banyak kutu beras. Raskin disalurkan melalui Bulog itu dinilai tak layak konsumsi karena ditemukan dalam kondisi berkutu, rapuh dan kotor.

Pengakuan dari Pemerintah Desa (Pemdes) Cipetir, Kecamatan Cibeber, melihat kondisi dan kualitas beras raskin, pihaknya menilai masih memprihatinkan. "Raskin disalurkan tak layak untuk dikonsumsi warga. Mohon ada perbaikan dan kualitas bisa diprioritaskan bila itu untuk kepentingan publik. Memang mengakui, meskipun harganya murah dibeli oleh warga," papar Kaur Umum Desa Cipetir, Agus Rahmat kepada wartawan ini.

Penyaluran raskin untuk warga Desa Cipetir, Kecamatan Cibeber pihak desa menyebutkan ada berjumlah sekitar 595 karung atau sekitar 8,775 kilogram. Pemdes setempat mewakili warganya berharap kualitas raskin dan karung beras jangan sampai bocor alias rusak terkait soal jahitannya sehingga raskin sebagian terbuang. Terbongkarnya beberapa karung beras raskin, sudah ada di dalam kantor desa ada satu karung beras jatuh dan terbuka.

Ironisnya, beras raskin yang jatuh tak sengaja ditemukan banyak kutu, bubuk dan kotor. "Melihat kualitas beras raskin akan disalurkan per September 2016 ini, sebenarnya tak layak konsumsi karena banyak kutu. Tapi, mau bagimana lagi kondisinya sudah seperti ini apa boleh buat," ucap Ujang Saprudin (40) salah satu warga juga RT setempat.

Sekdes Cipetir, Ugan Budiman membenarkan. Terkait pengiriman beras miskin (raskin) untuk penyaluran mohon dan berharap bisa terbaik kualitasnya. Minimal ada perbaikan setidaknya layak dikonsumsi, selain kondisi dikeluhkan warga berkutu, dan untuk jahitan atau kaputan karung beras raskin jangan sembarangan. Pengiriman harus ada pemberitahuan terlebih dahulu, jangan sampai tak ada komunikasi. "Jelasnya jahitan karung beras kualitasnya baik dan jangan sampai ada yang rusak selain raskin banyak kutunya juga tak dipungkiri," aku Sekdes.(mat)

Senin, 26 September 2016

Raskin Kotor Banyak Sampah Cocok Dimakan Ayam

Minggu, 25 September 2016

Kenali.co, SENGETI - Warga Desa Mekar Sari, kecamatan Kumpeh Ulu, Muarojambi, mengeluh dengan kondisi Raskin yang diterima setiap bulan dari Bulog. Pasalnya kondisi beras yang diterima jauh dari kata layak hancur dan kotor banyak sampah. Saat dikonfirmasi wartawan warga Desa Mekar Sari yang namanya minta dirahasiakan mengatakan, kondisi beras yang diterima hanya cocok untuk dimakan ayam.

"Kami orang kecil dak banyak protes sudah dikasih bersyukur. Tapi, berasnya kalau dimasak rasonyo dk enak. Untuk makan ayam cocok lah," ungkapnya.

Kades Mekar Sari, Sempurna saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, tidak tahu mengenai kondisi beras tersebut karena semua masalah Raskin sudah diserahkan kepada aparaturnya.

"Saya tidak tahu mengenai kondisi beras Raskin karena sudah saya serahkan kepada Sekdes dan RT. Kalau kondisi kotor dak tak layak makan itu emang dari Bulog yang langsung kami serahkan ke masyarakat," ujarnya.

Kades berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait terutama Bulog segera menindaklanjuti masalah ini jangan sampai beras yang sampai ke masyarakat  tidak layak makan hanya bisa di makan ayam. "Kasihan masyarakat miskin," kata Kades.

(wil)
https://kenali.co/berita-5994-raskin-kotor-banyak-sampah-cocok-dimakan-ayam.html

Jumat, 23 September 2016

Kelewatan, Bulog Edarkan Raskin Tidak Layak Konsumsi di Maros

Kamis, 22 September 2016

RAKYATKU.COM, MAROS - Puluhan karung beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tidak layak konsumsi--berwarna hitam dan hancur--nyatanya terdistribusi oleh bulog di sejumlah Kantor Desa dan Kelurahan di Maros. Salah satunya, raskin yang baru tiba di Kantor Lurah Pallantikang Kecamatan Maros Baru.

Kepala Kelurahan Pallantikang, Andi Baso Arman mengatakan, beras raskin yang didistribusikan Bulog ke Kantor Lurah Pallantikang belum sempat dibagi ke penerima raskin. Namun dari sekian banyak beras raskin yang tiba di Kantor Lurah, ada dua karung robek, sehingga beras yang ada di dalamnya terhambur dengan warna kuning nyaris kehitam-hitaman.

"Beras raskin yang berwarna hitam dan pecah-pecah ditemukan secara tidak sengaja, kebetulan ada karung yang robek jadi berasnya kelihatan," jelas Baso Arman, Kamis (22/9/2016).

Dikatakan Arman, dua karung beras raskin yang rusak, karungnya serta isinya yang sama yakni berwarna kuning kehitam-hitaman dan hancur. "Padahal sebelumnya kami dapat jatah beras raskin cukup bagus. Tapi baru kali ini kami dapat beras raskin rusak. Kami duga Bulog menggilir wilayah yang dapat jatah raskin yang rusak seperti yang kami terima sekarang ini," ungkap Baso Arman.

Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Batangase, Andi Hamzah yang dihubungi mengatakan, beras raskin yang tidak layak komsumsi yang ditemukan di Kantor Lurah Pallantikang akan diganti.

"Beras yang tidak layak komsumsi kami minta untuk tidak dibagi, karena kami dari Bulog akan segera menggantikan dengan beras yang baik. Berapapun banyaknya beras raskin yang ditemukan rusak, akan kami ganti sepanjang ada laporan masuk," janji Andi Hamzah.

http://news.rakyatku.com/read/21629/2016/09/22/kelewatan-bulog-edarkan-raskin-tidak-layak-konsumsi-di-maros

Rabu, 21 September 2016

Miris! Raskin dari Bulog Berkutu dan Berbau Tak Sedap

Selasa, 20 September 2016

Muratara, Sumselupdate.com – Bantuan beras bagi masyarakat miskin dari pemerintah tidak layak konsumsi lantaran berkutu dan berbau tidak sedap.

Kasus memiriskan ini terungkap di Desa Pantai, Kecamatan Muara Rupit yang diberikan melalui pihak Bulog kepada Pelaksana Jabatan Sementara (Pjs) Kepala Desa (Kades) Desa Pantai, David Haryadi, Senin (19/9) malam.

Menurut David Haryadi, dirinya tidak menerima kondisi beras tersebut dan akan berupaya mengembalikannya ke pihak Bulog, karena dikhawatirkan malah akan memicu polemik di masyarakat.

“Kami tidak terima dengan kondisi berasnya. Ini rencananya akan kami kembalikan,” ungkapnya, Selasa (20/9).

Ia menyampaikan, beras bulog yang diberikan oleh pemerintah ini biasanya sebanyak 7.200 kilogram yang dibagikan per triwulan atau tiga bulan sekali.

“Kita sangat sayangkan, karena beras tersebut tidak layak kosumsi. Selain banyak kutu berwarna kekuning-kuningan, berasnya juga berbau dan kualitas pun tidak baik untuk di konsumsi,” kata dia.

Ia berharap, agar pihak Bulog dapat memberikan beras dengan kualitas lebih baik, minimal warga tidak kecewa saat mengonsumsi berasnya.

“Sebab masyarakat miskin pun, butuh pasokan makanan yang sehat,” tegasnya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Musirawas Utara (Muratara), Zainal Arifin Daud saat dihubungi menjelaskan, pihaknya telah menerima laporan tersebut dan telah ditindaklanjuti.

“Kita memang akui kecolongan terkait hal ini. Tapi, pembagian beras ini kan banyak. Jadi tidak bisa terkontrol satu persatu. Memang, kita ada tim yang biasa melakukan pengecekan, tetapi kebanyakan kades saat ini sering mengambil sendiri berasnya sebelum kita bagikan. Itu yang terkadang lepas dari pengawasan terkait kualitas berasnya,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Kansilog Perum Bulog Lubuklinggau, Joko Susilo mengaku, pihaknya telah melakukan penarikan kembali beras tersebut setelah mendapatkan informasi bahwa beras tersebut berkutu dan berbau tidak sedap.

“Memang benar, tetapi sudah kita lakukan penarikan kembali. Tetapi, untuk beras penggantinya belum kita kirimkan lagi. Setelah dapat informasi itu, langsung kita tarik. Mungkin ini tidak terpantau. Sebab, sering sekali saat masih berada di gudang, kutu-kutu kadang terlihat tidak ada. Namun, setelah didistribusikan baru ketahuan,” ungkapnya. (ain)