Rabu, 28 November 2012

Warga Taman Jaya Keluhkan Jatah Raskin "Uleran"

26 November 2012

KETAPANG (Lampost.co): Warga Dusun Tamanjaya, Desa Tamansari, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan mengeluhkan jatah beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang diterimanya bulan ini 'uleran' (ulat).

Salah satu warga, Doli mengaku mendapatkan jatah raskin dari perangkat desa setempat Sabtu (24-11) kemarin, sebanyak 6 kilogram dengan harga Rp13 ribu. Sayangnya, kondisi beras tersebut jauh dari layak untuk dikonsumsi. Menurutnya, selain kondisi yang buruk, beras jatah warga miskin tersebut dipenuhi ulat.

"Seluruh beras yang saya tebus dari Pak RT uleran. Kalau seperti ini mau dimakan apanya? Kami minta perangkat desa menarik kembali beras miskin yang tidak layak konsumsi itu dikembalikan ke Bulog walau sebagian sudah ada yang dimasak oleh warga. Tapi bagamaimanapun pihak desa harus bertanggung jawab untuk menggantikan beras yang layak konsumsi bagi kami," kata Doli warga dusun Tamanjaya kepada Lampung Post, Minggu (25-11).

Menurutnya, beras raskin yang 'uleran' bukan dia saja yang mendapatkannya, namun seluruh warga didusunnya menerima beras yang kondisinya sama. Dikatakannya, beras tersebut lebih layak diberikan kepada ayam piaraannya daripada dikonsumsi sendiri."Kalau seperti ini kami akan kompain kepada siapa, sementara perangkat desa cuek saja menerima laporan kami ini. Kalau bisa sisa beras itu kami kembalikan dan diganti dengan yang kondisinya layak konsumsi," tandasnya.

Nenek Kasno mngeluhkan hal serupa. Pedagang pelcel di dusun tersebut yang sudah mendapatkan jatah raskin puluhan tahun lalu itupun kecewa. Pasalnya beras yang didapat sebanyak 6kg dengan harga tebusan Rp13ribu itu uleran dan tidak layak untuk dikonsumsi."Harga raskin dari Bulog Rp1.600/kg, kami bayar lebih mahal karens sisanya untuk iuran atau kas desa. Tapi kali ini kami kecewa, saat musim paceklik malah jatah beras dari Bulog jelek dan gak bisa dimakan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tamansari Sutarjo mengakui telah menerima laporan raskin yang diterima oleh 800 kepala keluarga (KK) tidak layak konsumsi alias 'ultean'. Namun beras jatah itu sebagian telah dimasak oleh warga karena kondisi musim paceklik seperti ini."Memang benar mas, raskin yang kami terima dari Bulog banyak ulatnya, tapi sudah dibuka dan dibagikan ke semua warga, jadi sudah susah juga kalau mau dikembalikan," kata dia sat dihubungi Lampung Post, kemarin.

Menurut dia, setiap KK mendapatkan jatah raskin sebanyak 6kg dengan harga tebus Rp 2ribu/kg, sedangkan harga dari bulog Rp1.600/kg."Sisanya Rp400/kg itu untuk kas desa dan pamong. Keputusan itu juga berdasarkan musyawarah.

Berbeda dengan kondisi raskin di Desa Lebungnala, kecamatan Ketapang. Menurut Sumari, Kepala Desa Lebungnala, raskin yang dibagikan pada 23 November lalu itu tidak ada masalah."Kondisi beras bagus kok mas," tutupnya. (KRI/L-4))

http://lampost.co/berita/warga-taman-jaya-keluhkan-jatah-raskin-uleran

Senin, 26 November 2012

Memilukan Kualitas Raskin Kota Lubuklinggau 3B

24 November 2012

Kabarkite.com-Lubuklinggau (24/11), TIGA bulan terakhir Penyaluran RASKIN (Beras untuk Rumah Tangga Miskin) untuk Kota Lubuklinggau, Sumateraselatan dikeluhkan oleh masyarakat. Beras tersebut berwarna buram, berbau dan berulat (3B) dan tak layak untuk dikomsumsi masyarakat penerima Raskin tersebut.
Penyebaran raskin ini tersebar di 72 kelurahan kota itu, dan menurut pantauan media ini sabtu (24/11) di sepuluh kelurahan penerima raskin yang terpantau yaitu diantaranya Kelurahan Kayuara, Lubuktanjung, Lubukdurian, Talang Putraan, Watervang, Batuurip Taba dan sebagainya mendapatkan jatah raskin yang sama buruk kondisinya. Salah satu ketua Rukun tetangga (RT), Ermana kelurahan Kayuara mengatakan bahwa 3 bulan terakhir jatah Raskin untuk RT-nya amat buruk dan dikeluhkan warganya.
” Jatah raskin untuk daerah saya amat buruk dan tidak layak untuk dikomsumsi, selain buram, juga berulat dan bau. Hal ini harus diketahui oleh pihak Bulog dan pemerintah. Sebab jika terus seperti ini, maka mereka tidak menganggap masyarakat kami sebagai manusia. Jika mangatakan kami mengada-ngada bisa lihat sendiri kondisi berasnya dikediaman saya ” Keluhnya sabtu siang (24/11).
Ida (45) ibu rumah tangga warga kelurahan Watervang mengatakan bahwa beras yang ia dapat dari RT setempat tidak bisa ia komsumsi secara langsung, namun memerlukan waktu untuk membersihkan beras tersebut agar layak di makan dan ia mengharapkan pemerintah daerah mengambil tindakan atas permasalahan tersebut.
” Untuk menanak beras raskin ini, sebelum menampinya saya mesti memunguti dulu ulat yang ada, kemudian mencuci beras itu dengan air hangat, kemudian baru dimasak. Hal ini terpaksa saya lakukan, sebab harga beras mahal sekarang. Dan kami harap besok (bulan Desember) jatah raskin tidak seburuk ini lagi, ini sudah tiga bulan seperti ini, ” Paparnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Raden Syailendra menanggapi hal ini berencana akan memanggil pihak bulog dan pihak pemerintahan kota Lubuklinggau untuk mencross cek laporan warga tersebut dalam waktu dekat. Sebab menurutnya permasalahan raskin merupakan program pemerintah yang mesti menjadi salah satu indikator dari realisasi program pemerintah daerah. Jika distribusi dan kualitas raskinnya payah, maka tentunya pemerintahan daerah juga dianggap payah oleh masyarakat.
” Masalah raskin merupakan masalah yang terus menjadi sorotan kami, dan keberhasilan program ini menunjukkan juga barometer keberhasilan pemerintah daerah, namun jika distribusinya payah, apalagi kualitasnya buruk seperti yang dilaporkan warga tentu amat disayangkan. Kita akan cross cek permasalahan ini, dan kita akan memanggil pihak Bulog untuk menanyakan alasannya membagikan jatah raskin yang tidak layak dikomsumsi oleh rakyat saya, ” tegas legislator dari Partai Indonesia Sejahtera (PIS), sabtu Sore (24/11).
Dia juga meminta, agar para ketua RT dan Lurah untuk tanggap masalah tersebut. jika ada keluhan masyarakat dengan buruknya kualitas raskin untuk segera melaporkan hal tersebut ke DPRD, dan ia menghimbau untuk tidak sungkan bertindak untuk kepentingan masyarakat. Sehingga kedepan kualitas raskin untuk daerah itu tidak lagi seburuk tiga bulan terakhir. (Edosaman)

http://www.kabarkite.com/2012/11/24/memilukan-kualitas-raskin-kota-lubuklinggau-3b/

Minggu, 25 November 2012

Warga Mampu Nikmati Raskin

24 November 2012 

KENDARINEWS.COM (Raha): Pembagian beras miskin (Raskin) di Desa Lambelu, Kecamatan Pasikolaga, Kabupaten Muna ditenggarai bermasalah dan terjadi diskriminasi. Beberapa warga yang harusnya layak mendapatkan justru tidak kebagian. Malah warga yang dapat berkecukupan dan memiliki fisik yang masih kuat, mendapat jatah tersebut.
Salah satu warga yang tidak mendapatkan La Sengo (65). Pria dengan tubuh yang cacat tersebut, dengan raut wajah sedih mempertanyakan, diskrimanasi pembagian raskin di desanya tersebut. "Tahun-tahun sebelumnya selalu saya dapat. Nanti tahun ini saya  tidak kebagian," keluhnya.
  
Dirinya tidak sendiri tidak mendapatkan beras murah tersebut, namun beberapa rekannya yang tua dan tidak mampu lagi bekerja juga tidak mendapatkan pembagian. "Ada Wa Naandi (janda tua), La Engko, La Udi, La Wasa, yang tahun ini tidak dapat," katanya, didampingi salah seorang kerabatnya.
          
Ia juga menyebutkan, beberapa orang yang dinilainya berkecukupan dan masih mampu berusaha, malah mendapatkan pembagian raskin, misalnya Anwar, yang baru pulang dari Malaysia. Selain itu, orang yang sudah meninggalkan pun masih mendapatkan bantuan raskin. "Wa Konta sudah meninggal, tapi masih mendapatkan raskin. Yang terima anaknya," sebutnya. La Sengo bingung dengan pendataan yang dilakukan oleh Desa. "Kenapa ada diskriminasi. Kami yang tidak mampu, harusnya mendapatkan," sedihnya.
  
Sementara itu, La Suti, Kades Lambelu yang dikonfirmasi, mengatakan, untuk penentuan mereka yang mendapatkan pembagian raskin, bukan Kepala Desa yang mengatur. Desa memiliki tugas mengirimkan nama-nama daftar penerima raskin. Daftar nama yang dikirim sebanyak 237 KK, namun setelah kembali,  daftar nama yang berhak menerima raskin sebanyak 109 KK. "Dia (La Sengo,red), masuk daftar nama yang kami kirim untuk penerima raskin. Daftar nama itu sudah dikirim ke pusat. Setelah daftar nama itu dikembalikan ke Desa, daftar namanya berkurang dan La Sengo sudah tidak masuk lagi, " ujarnya. Pihak desa membagi raskin, berdasarkan
nama-nama yang terdaftar penerima raskin. (awn/kp)

http://www.kendarinews.com/index.php?option=com_content&task=view&id=36952&Itemid=116 

Sabtu, 24 November 2012

Gelapkan Raskin, mantan Kades Pasawahan dibui

23 November 2012
Sindonews.com – Kejaksaan Negeri (Kejari) Ciamis menahan ERN (40) mantan Kepala Desa Pesawahan, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengelapan dana penyaluran beras untuk masyarakat miskin (Raskin).

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Ciamis Joko Purwanto menjelaskan, penagkapan ERN dilakukan setelah tim penyidik Kejari Ciamis menetapkan mantan Kepala Desa Pasawahan itu sebagai tersangka.

“Kasus tersebut sebetulnya limpahan dari penyidik Polres Ciamis,” kata Joko di Ciamis, Jumat (23/11/2012).

Joko menjelaskan, aparat kepolisian sudah memproses pengungkapan kasus pengelapan dana raskin tersebut sejak 25 September lalu. Namun kasus tersebut baru dinyatakan lengkap beberapa hari terakhir.

“Sekarang semua berkas barang bukti sudah lengkap, untuk itu kami langsung melakukan penetapan tersangka dan melakukan penahanan,” tandas Joko.

Sebelum di jebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Ciamis, ERN sempat menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Negeri Ciamis.

Setelah menjalani pemeriksaan sekitar tiga jam, tim kejaksaan langsung menyiapkan kendaraan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan membawa tersangka ke Lapas Ciamis.

Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejaksaan Negeri Ciamis Candra Saptaji menjelaskan, kasus yang melibatkan mantan kepala desa tersbeut merupakan kasus tindak pidana korupsi yang berlangsung pada 2009 lalu.

Saat menjabat sebagai Kepala Desa ERN dilaporkan mengelapkan dana penyaluran Raskin sebesar Rp55,971 juta.

Karena perbuatannya ERN terancam dikenakan pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 UU RI No31/1999 tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi sebagaimana diubah menjadi UU RI No20/2001 tentang perubahan atas UU No31/1999.

“Berdasarkan aturan perundang-undangan itu, tersangka terancam menjalani hukuman penjara selama empat tahun,” tandas Candra.  
http://daerah.sindonews.com/read/2012/11/23/21/690923/gelapkan-raskin-mantan-kades-pasawahan-dibui
 

Jumat, 23 November 2012

Warga Sindangbarang Minta Raskin Lebih Layak



CIANJUR, (PRLM).-Sejumlah desa di Kecamatan Sindangbarang mengeluhkan beras miskin (raskin) yang berbau apek serta berwarna kuning. Kkualitas untuk alokasi November dinilai warga tidak layak konsumsi dan meminta Bulog Cianjur segera menarik raskin tersebut.
Salah seorang warga Kec. Sindang Barang, Efendi (47) kepada "PRLM", Jumat (23/11) mengatakan meskipun kualitas jelek dan tidak layak, warga terpaksa untuk membeli raskin, karena harga beras kualitas 1 di pasaran mahal.
“Harga beras kualitas 1 dan 2 kisaran Rp7.000 hingga Rp7.500 per kilogram, sedangkan raskin dijual hanya Rp2.000 per kilogram. Makanya, warga tetap membeli raskin, walaupun kualitasnya buruk,” ujarnya.
Meskipun demikian, kata Efendi, kualitas raskin yang disalurkan seharusnya tidak seenaknya. Seringkali kualitas raskin dibawah beras layak.
"Jangan mentang-mentang kami butuh beras lalu dikasih kualitas yang jelek. Setiap bulan berasnya memang jelek, namun untuk bulan ini paling parah kondisinya," ucapnya.
Effendi mengatakan kondisinya berwarna kuning, bau apek dan bubuk. Saat dibagikan warga sudah mengeluhkan hal tersebut, namun petugas desa mengatakan kondisinya sudah begini, jadi tetap saja dibagikan.
"Saya juga tidak tahu kenapa, mungkin karena penyimpanan di titik terakhir yang tidak baik, mungkin disimpan di lantai tanpa penyangga, jadi kualitasnya menjadi seperti ini,”katanya.
Sementara itu, Kepala Sub Divre Bulog Wilayah II Cianjur Nurdin Ali mengatakan, pihaknya berharap kepada warga untuk segera melaporkan kepada pihak desa atau kecamatan, jika mendapatkan raskin dengan kualitas yang tidak layak.
“Beras yang sudah didistribusikan ke desa, berarti menjadi tanggungjawab desa, bukan Bulog lagi. Tapi, dalam aturan, kita punya kebijakan untuk mengganti beras yang rusak atau tidak layak dengan yang baru, asalkan ada barang buktinya. Sayangnya, hampir 70 persen keluhan tersebut tidak disertai barang bukti, yakni beras yang rusak tersebut,” ucapnya.

http://www.pikiran-rakyat.com/node/212481

Kamis, 22 November 2012

Bau Busuk, Penerimaan Raskin di Dumai Mengeluh

21 Nopember 2012

Tidak semua beras jatah keluarga miskin dari Bulog untuk warga Dumai kualitasnya layak. Sebagian berbau busuk.

Riauterkini-DUMAI- Lagi-lagi penyaluran beras miskin (Raskin) dari Kantor Bulog Dumai menuai protes masyarakat penerima. Pasalnya, kondisi beras tersebut bauk dan tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Kondisi temuan beras bauk busuk itu terjadi di Kelurahan Dumai Kota Kecamatan Dumai Kota.

"Kami menerima bantuan raksin sebanyak 60 kg dari jatah 4 bulan kondisi bauk busuk. Saya rasa beras ini tidak layak untuk dikonsumsi manusia lagi, lebih cocoknya untuk diberikan atau untuk makanan ayam," keluh Suminah warga yang mengaku menerima raskin dengan kondisi berbauk busuk dan kondisi karungnya sudah pecah atau bocor itu kepada riauterkinicom, Rabu (21/11/12) siang ini melalui telphon selulernya.

Tidak hanya Suminah saja mengeluhkan kondisi baras busuk ini. Lian warga Kelurahan Dumai Kota juga mengaku sama, kondisi raskin yang diterimanya tak layak untuk dikonsumsi manusia. Pasalnya, beras yang diterimanya mengeluar bauk busuk dan tidak seperti biasnya yang pernah diterimanya selama ini. "Beras yang kami terima juga mengeluarkan bauk busuk," jelasnya.

Atas kejadian ini, mereka berdua mewakili masyarakat di Kelurahan Dumai Kota mengaku kecewa atas pemberian Pemerintah Kota Dumai melalui bantuan beras miskin ini. Namun demikian, mereka berdua juga mengaharpkan kepada pemerintah untuk lebih bijak lagi dalam memberikan bantuan kepada warganya. " Kami minta pemerintah kedepannya lebih teliti lagi dalam menyalurkan raskin," harapanya.

Sementara Kepala Bulog Dumai ketika dikonfirmasi sejumlah awak media mengaku belum mengetahui adanya keluahan masyarakat penerima raskin yang kondisinya mengeluar aromo busuk itu. Kendati demikian, jika itu memang menjadi temuan dan kurang layak konsumsi, pihaknya siap untuk menggantinya.

"Kita belum ada menerima laporan dan kalau memang ada masyarakat yang menerima beras bauk busuk, silahkan laporkan ke kita nantinya akan diganti dengan kondisi yang bagus. Sebab selama penyaluran belum ada yang melaporkan, malah saya tau dari rekan-rekan media yang memberitahukan," ujar Tommy.***(had)


http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=53325 

Kualitas Raskin di Subang Mirip Pakan Bebek

21 November 2012

TINJAU Sukasari- Masyarakat miskin di Kabupaten Subang menjerit. Kualitas beras untuk warga miskin (raskin) yang biasa diterima dan dikonsumsi mereka layaknya untuk pakan bebek, bau dan hancur.


Kualitas raskin semacam itu ditemukan di daerah Sukasari. Warga setempat mengeluhkan, kualitas raskin yang diterima pada periode kali ini lebih buruh dibanding periode sebelumnya. Selain bau apek, kondisi beras hancur seperti halnya menir (beras hancur).

"Bau apek, dan kaya pasir, berasnya remuk. Sudah kaya untuk makan bebek saja. Perbandingannya 70% menir dan 30% beras," kata salah seorang warga Sukasari, Udin Zaenudin kepada TINTAHIJAU.com, Rabu (21/11/2012).

Warga menyatakan, kualitas raskin yang diterimanya saat ini, tidak layak dikonsumsi oleh sebangsa manusia. Sebaliknya, dengan kualitas seperti itu, raskin tepatnya untuk pakan unggas.

Tidak menutup kemungkinan, kualitas raskin seperti itu tidak saja ditemukan di Kecamatan Sukasari. Udin menyatakan, keluarganya yang di daerrah Ciasem mendapati kualitas raskin seperti itu.

"Ya bagaimana lagi, kita kan orang kecil. Tapi kalau bisa mah, dalam al-Quran ada, memberi itu dari barang yang berkualitas bagus," katanya. [annas nashrullah]

http://www.tintahijau.com/ragam/38-nusantara/3080-kualitas-raskin-di-subang-mirip-pakan-bebek

Raskin di Sindangbarang Kurang Layak Konsumsi

21 November 2012

INILAH.COM, Cianjur - Warga di sejumlah desa di Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur, mengeluhkan kualitas beras masyarakat miskin (raskin) yang dinilainya tidak layak konsumsi. Selain warnanya berubah menjadi kuning, raskin pun tercium bau apek dan bubuk.
Efendi (47), seorang warga Desa Saganten membenarkan raskin alokasi bulan November, kurang layak dikonsumsi. Ironisnya, warga terpaksa membeli beras bantuan pemerintah itu lantaran harga beras kualitas 1 cukup mahal.
"Kualitas raskin bulan ini, kami nilai kurang layak konsumsi. Tapi warga memaksakan diri membelinya karena memang harga beras kualitas 1 atau 2 cukup mahal. Harga raskin per kilogram hanya Rp2.000, tapi harga beras kualitas berada di kisaran Rp7.000 sampai Rp.7.500," kata Efendi saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (21/11/2012).
Efendi tak menampik, distribusi raskin setiap bulannya dinilai warga kurang layak konsumsi. Namun alokasi bulan November ini, kualitasnya dinilai lebih parah. "Saya sendiri tidak mengetahui penyebabnya kenapa. Tapi mungkin juga karena cara penyimpanan di titik distribusi terakhir yang kurang tepat. Biasanya kalau kualitas beras seperti itu akibat rembesan air. Misalnya saja karena karung beras disimpan di lantai, tanpa menggunakan penyangga," terangnya.
Camat Sindangbarang, E Ruskandar Fasa mengatakan, dirinya sampai saat ini belum mendapatkan informasi terkait kualitas raskin yang kurang layak konsumsi. baik dari kepala desa atau warga. Selama ini, lanjut Ruskandar, kualitas raskin sendiri untuk Kecamatan Sindangbarang terjaga baik.
"Sampai saat ini saya belum mendapat atau menerima laporan kualitas raskin yang jelek, baik dari kepala desa atau warga. Raskin itu kan disubsidi pemerintah, jadi harus benar-benar dijaga segi kualitasnya," terang Ruskandar saat dihubungi wartawan, Rabu (21/11/2012).
Namun begitu, Ruskandar akan melakukan cek dan ricek mengenai informasi tersebut. Dia akan segera menghubungi semua kepala desa. "Saya akan cek sejauhmana kebenaran informasi itu," pungkasnya.[ang]
 

Sabtu, 17 November 2012

Raskin Busuk Dibagikan Kepada Warga Firdaus

17 November 2012

Sei Rampah.Berita Monitor’
Sabtu (16/11) sekitar pukul 14.00 wib puluhan warga datangi kantor
Kepala Desa Firdaus, warga yang datang meminta agar raskin yang baru
mereka terima untuk dapat digantikan dengan Raskin yang bagus karena
Raskin yang mereka terima berwarna hitam dan lembek menimbulkan bau
busuk tidak layak dikosumsi oleh manusia.
Menurut Warga Eti (36), Ibu Mandrova (70), Juli (70) dan Aminah (80)
mereka adalah warga dusun I Desa Firdaus, saat diwawancarai mengatakan
“kami sudah yang ke tiga kalinya menerima beras Raskin seperti ini,
namun kami tidak dapat berbuat apa apa karena bila kami kembalikan
maka untuk bulan berikutnya kami tidak lagi terdaftar sebagai penerima
beras Raskin, tetapi beras raskin kali ini sangat buruk sekali
disamping sudah lembek dan mengeluarkan aroma busuk, tadinya sudah
saya berikan kepada ayam ternak saya, namun ayam sajapun tidak mau
memakannya, beras raskin kali ini memang tidak layak dikosumsi oleh
manusia, bapak-bapak  lihat saja sendiri”, ujar Eti sambil menunjukkan
beras raskin tersebut. Masih dengan Eti, Pak kami baru terkena
musibah Banjir di Sei Rampah  tak layaklah kami diberikan beras
seperti ini, beras raskin kami beli bukan diberikan cuma- cuma oleh
Pemkab Sergai, kami manusia jangan dianggab sebagai “Binatang” jadi
berikanlah makanan yang selayaknya walaupun itu beras raskin, harap
Eti.
Dikonfirmasikan kepada Camat Sei Rampah Drs.Fajar Simbolon melalui via
sms hand pone selular menjawab “nanti akan saya chek, bila benar ada
ditemukan buktinya maka akan diambil tindakan,” Selanjutnya
dikonfirmasikan kepada Panitia pembagi beras raskin di kantor Desa
Firdaus saat di temui yang mengaku sebagai ketua Panitia bernama Ibu
Nur, langsung mencak mencak sambil mengeluarkan kata kata kotor,
layaknya Oknum kaur Desa yang satu ini tidak memiliki “ETIKA” dan
mengatakan “Wartawan cari makan lah yang bagus bagus, jangan mencari
kesalahan orang lain” ujar Bu Nur Lantang.
Dilanjutkan konfirmasi kepada Erwansyah Kaur Pemerintahan Desa Firdaus
mengatakan, “memang sudah beberapakali ditemukan beras raskin seperti
ini namun masyarakat tidak ada yang konplin, kami akan menindak
lanjuti bila ada masyarkat yang menkonplinkan, sebut Erwansyah.
Erwansyah menambahkan, jumlah beras raskin yang kami terima sebanyak
8.130 kg untuk dibagikan kepada warga sebanyak 1.119 KK terdiri dari
15 dusun di Desa Firdaus”,  ujarnya.
Akan tetapi dipapan pengumuman Desa terpampang jelas terdapat nama
nama dari 271 kk penerima beras Raskin untuk Desa Firdaus, yang
artinya 271 KK masing masing hanya menerima 7 kg/KK. (271 kk X 7 kg =
1.897 kg) dari 8.130 kg dikurang 1.897 kg sisanya 6233.kg dikemanakan
???
Narso Kepala Bulog Tebing tinggi saat dikonfirmasi Berita Monitor mengatakan, kami
pihak Bulog tidak ada pernah mengirimkan beras raskin yang busuk, bila
ada ditemukan beras busuk akan segera kami ganti,” ucap Narso,
Wartawan akan menjajaki kasus ini, saat terjadi konplin masyarakat
di Kantor Kepala Desa Firdaus Edycon Sinulingga tidak berada di
tempat. Warga berharap kepada Ir.HT Erry Nuradi.Msi Bupati Serdang
Bedagai berkenan menindak oknum oknum nakal yang bekerja di
kantor-kantor Desa yang tidak mau peduli dengan nasib orang miskin ada
indikasi untuk mempermainkan beras raskin. (Berita Monitor’Simon) 

http://beritamonitor.com/?p=8161

Ya Ampun, Raskin Impor Kok Busuk Dan Berjamur

17 November 2012

RMOL. Pemerintah diminta melakukan penelitian dan koreksi terhadap beras impor yang akan masuk ke Indonesia. Sebab, banyak ditemukan mengandung bahan berbahaya dan jamur.
Peneliti Serikat Petani Indonesia (SPI) Ahmad Yaqub mengatakan, ada beras yang mengandung bahan arsenik dan itu sangat berbahaya. Karena itu, badan karantina harus meneliti betul beras impor.
Jangan sampai itu masuk ke pasar tradisional, katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut dia, arsenik merupakan bahan kimia berbahaya. Kandungan tersebut bisa masuk melalui pestisida yang sering digunakan petani untuk menyingkirkan hama dari tanaman padi.
Untuk diketahui, berdasarkan studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), arsenik juga terkandung dalam beras asal Thailand. Hal itu dipicu oleh tambang timah yang mengandung bahan tersebut.
Sebenarnya, kata Yakub, Undang-Undang (UU) Pangan yang baru sudah dijelaskan kalau impor pangan yang masuk ke dalam negeri harus melalui pemeriksaan badan karantina apakah beras itu layak atau tidak masuk ke Indonesia.
Sekarang kuncinya ada di badan karantina dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Mereka harus aktif mengawasinya, cetusnya.
Apalagi, lanjutnya, Indonesia saat ini masih hobi impor beras dengan alasan untuk menjaga cadangan di dalam negeri dan salah satu negara pengimpor beras adalah Thailand.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, temuan beras impor mengandung zat berbahaya bukan kali ini saja terjadi. Menurut dia, pada 2010 berdasarkan hasil penelitian dan uji coba di Gorontalo ditemukan beras impor mengandung jamur. Jika beras itu dimakan terus menerus akan menyebabkan penyakit kanker dan liver, tegas Firman.
Sebab itu, pihaknya sudah menyampaikan masalah ini kepada pemerintah dalam hal ini Perum Bulog selaku lembaga yang mengimpor beras. Dalam rapat dengar dengan Komisi IV DPR baru-baru ini, Bulog mengakui sebagian dari beras impor ada yang kualitasnya tidak bagus, tapi tidak pernah ditindaklanjuti untuk diperbaiki.
Setiap ditanya jawaban mereka (Bulog) selalu normatif, cetus Firman.
Untuk beras yang mengandung jamur, kata Firman, banyak ditemukan di beras untuk rakyat miskin (raskin). Bahkan, hasil inspeksi mendadak (sidak) di Kalimantan Barat, ditemukan banyak beras impor yang dibagikan untuk raskin itu sudah busuk.
Dia menyatakan, beras impor yang mengandung jamur hampir tersebar di seluruh Indonesia. Karena itu, dia meminta keamanan impor makanan diperketat untuk mengantisipasi masuknya beras-beras impor yang mengandung bahan berbahaya.
Selain itu, dia meminta kebijakan pemerintah untuk membeli beras dalam negeri dievaluasi. Menurutnya, pemerintah jangan hanya mencari harga murah, tapi kualitas beras yang akan diimpor juga harus diperhatikan.
Percuma beli beras impor dengan harga murah jika sudah kadaluarsa dan busuk. Itu akan merugikan dan berisiko. Pemerintah jangan hanya mencari untung, sentil politisi Golkar ini.
Karena itu, dia meminta lembaga penegak hukum menelusuri temuan beras yang mengandung zat berbahaya. Tujuannya, untuk mengetahui apakah ada kesengajaan atau permaianan untuk memasukkan beras-beras tersebut.
Audit yang dilakukan BPK tidak akan bisa sampai ke sana, mereka hanya mengaudit serapan dan kualitasnya saja. Sedangkan untuk permainan dan kongkalikong impor beras ini tidak akan kena, tandasnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono pernah mengatakan, beras-beras impor yang masuk ke Indonesia akan masuk ke Badan Karantina Kementerian Pertanian. Jika terbukti ada beras masuk dan mengandung arsenik, maka beras itu ditolak.
Kita punya karantina, nanti dia akan menolak kalau memang benar, ujar Suswono.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, semua impor termasuk impor beras jika masuk Indonesia, tetap akan diverifikasi oleh surveyor. Jika terindikasi terdapat zat membahayakan, sudah pasti akan dicegah masuk, kata Deddy.  [Harian Rakyat Merdeka]



http://ekbis.rmol.co/read/2012/11/17/85595/Ya-Ampun,-Raskin-Impor-Kok-Busuk-Dan-Berjamur-

Rabu, 14 November 2012

Mutu Jelek Warga Tiga Desa Tolak Raskin

14/11/2012

JOMBANG – Warga miskin tersebar di desa Kauman, Banjuardowo dan Jasem, Kec. Kabuh, menolak jatah raskin dari Bulog, karena kurang layak dikonsumsi. Bulir berasnya banyak yang patah, warnanya kusam, bau apek serta masih ada katulnya.
Triman, salah seorang warga desa Banjardowo, mengatakan, sangat menyesal kiriman beras raskin mutunya lebih jelek dari sebelumnya. “Tak layak dikonsumsi, kami sepakat menolak menerima raskin,” katanya.
Sedangkan, Suroto (42) warga desa Kauman berharap Pemkab Jombang mengawasi mutu raskin sebelum dibagikan ke masyarakat. ”Kami berharap Pemkab Jombang tidak membiarkan masalah ini,” ujarnya.
Camkat Kabuh, Drs. Heri Prayitno mengatakan, ia menurunkan tim mengecek kondisi raskin di tiga desa yang menolak. Hasilnya memang mutunya jelek dan raskin tadi dikembalikan ke Bulog. Di Kec. Kabuh, ada 16 desa mendapat jatah raskin sekitar 81,120 ton. Dari jumlah itu yang bermasalah ada di 3 desa, yakni Banjardowo, Kauman dan Jasem.
Sementara Soedarso,  anggota DPRD Jombang, akan melaporkan masalah itu ke Fraksi agar ditindaklanjuti komisi. “Biar komisi yang menegur Bulog,” katanya.
Menurut Sudarso, sesuai temuannya, raskin yang ditolak warga itu kadar airnya ditengarai 15%, kandungan lasnya 1,5%, juga ada kerikil putih, warna bulir berasnya kusam. bas

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=353492b886c9672b403cd4bf2c78def5&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Berkualitas Jelek, Warga Tolak Raskin

13 November 2012

SURYA Online, JOMBANG–Bulog melakukan pengiriman beras untuk warga miskin (raskin) berkualitas buruk di tiga desa, di Jombang. Akibatnya, pihak desa menolak semua raskin tersebut, Selasa  (13/11/2012). Ketiga desa itu, Desa Banjardowo, Desa Kauman dan Desa Jasem. Seluruhnya di wilayah Kecamatan Kabuh.
     
Di Desa Banjardowo misalnya, sebanyak 5,940 ton raskin yang dikirim untuk 8 dusun kondisinya meniran (pecah-pecah) dan dipenuhi katul. Bahkan setelah warga membuka zak tumpukan raskin itu, ternyata katul yang memenuhi beras itu seperti padi yang tidak tergerus mesin penggilingan padi.
     
Sehingga secara kasat mata, jelas beras tersebut masih banyak padinya. Bukan itu saja, kerikil hitam dan putih juga banyak terlihat didalam beras tersebut.
     
“Anda lihat, beras seperti ini kok dikirim kepada kami. Jangankan kita makan, untuk makanan itik saja pasti mereka tidak mau,” keluh Kades Banjardowo Sugeng Riyadi, sembari memperlihatkan contoh raskin berkualitas buruk itu.
     
Melihat kondisi raskin tak layak konsumsi itulah, kata Sugeng,  pihaknya memutuskan menolak menerima raskin tersebut. Apalagi, sebagian warga yang sebelumnya sudah menerima raskin juga mengeluhkan kondisi beras yang sama.
     
Begitu tumpukan zak beras diturunkan dari truk dan dilihat kondisi beras yang begitu jelek kualitasnya, Sugeng langsung menolak dan mengembalikan raskin tersebut kepada petugas yang mengirim. Beberapa warga yang sudah datang ke Balai Desa setempat juga dipersilahkan pulang.
     
Camat Kabuh, Heri Prayitno, membenarkan banyaknya raskin tak layak konsumsi yang dikirim ke wilayahnya. Begitu mendapat laporan, pihaknya melakukan pengecekan dan ternyata ada tiga desa yang menerima raskin tak layak konsumsi. “Jadi raskin di tiga desa itu langsung kita kembalikan,” tegasnya.

Pada pengiriman Selasa, terang Heri, ada 16 desa di wilayahnya mendapat raskin. Dari 16 desa itu ada tiga desa yang raskinnya dalam kondisi sama, jelek. Selain banyak kerikil kecil, kondisi beras berwarna kuning, berbau apek. Berasnya juga berkatul dan banyak campuran gabah.
     
Kepala Sub Divre Bulog Surabaya Selatan (Mojokerto-Jombang), Wawan, mengakui ada informasi tersebut. “Namun kami akan segera melakukan penggantian,” kata Wawan, melalui sambungan ponsel.

http://surabaya.tribunnews.com/2012/11/13/berkualitas-jelek-warga-tolak-raskin

Senin, 12 November 2012

Raskin"Busuk"Bulog Dibagikan

12 November 2012

MedanBisnis—Sei Rampah. Keterlaluan, Bulog membagikan raskin "busuk" kepada warga miskin di Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sergai Jumat (9/11). Selain aromanya yang berbau, warnanya coklat kehitaman, jika dimasak, berubah coklat. Warga menyebutkan, raskin yang mereka terima lebih layak untuk pakan ternak.
Melihat "pelecehan" Bulog itu, warga beramai-ramai mengembalikan raskin tersebut kepada perangkat desa setempat. Menurut penuturan salah seorang warga Dusun I Desa Firdaus, Amri (36), beras bersubsidi tersebut berwarna kusam kecoklatan dan kualitasnya jelek. ”Warnanya tidak putih, tapi coklat kehitaman serta baunya apek,” jelasnya.

Amri menuturkan, mereka hidup di kampung tersebut bersama sekitar puluhan kepala keluarga (KK) yang mendapat jatah raskin. Mereka mendapatkannya tidak gratis, namun harus membayar Rp 2.000/kilo. Perangkat Desa Firdaus saat ditemui mengatakan, pihaknya tidak tahu kalau beras yang disalurkan oleh Bulog ternyata jelek,” Kami tidak tahu beras itu jelek atau bagus karena didalam karung dan langsung turun dari truk," kilahnya.

Di tempat terpisah Camat Sei Rampah Drs Fajar Simbolon ketika dikonfirmasi Minggu, (11/11) mengatakan kalau warga yang kecewa karena raskin tidak layak konsumsi agar di pulangkan saja,” Kita akan kembalikan ke Bulog agar diganti dengan yang bagus,” ungkapnya via seluler.
 (jhonni sitompul)

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/11/12/124323/raskinbusukbulog_dibagikan/

Warga Terima Raskin Berulat dan Berkutu

10 November 2012

MARELAN-Warga di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, mengeluhkan tentang kondisi beras miskin (raskin) yang mereka terima, Jumat (9/11) kemarin.

Pasalnya, di dalam goni berisi raskin tersebut ditemukan ulat dan bercampur kutu. Warga menilai kualitas raskin yang mereka terima
kali ini tidak layak untuk dikonsumsi.

"Kami tadinya tak menyadari, tapi begitu goni beras yang baru diambil dari kantor kelurahan dibuka ditemukan kutu dan ulat di dalamnya bercampur dengan beras ini," ujar, Sri Wahyuni salah seorang warga sembari menunjukan raskin yang diterimanya.

Kualitas raskin yang jelek itu juga dikeluhkan beberapa warga lainnya. Meski baru kali ini terjadi, tapi warga berharap agar pemerintah dalam
mendistribusi pasokan jatah raskin ke masyarakat kurang mampu agar benar-benar mengawasinya.

"Coba saja diperiksa berasnya, pasti ada kutunya. Jangan mentang-mentang kami ini warga miskin, harus makan beras seperti ini," kata, Agus Salim (36) warga lainnya.

Menurut dia, karena kondisi raskin berkualitas jelek warga terpaksa harus mengayak lebih dulu untuk memisahkan kutu-kutu yang tercampur di dalam raskin."Kalau seperti ini kondisi berasnya terpaksa harus diayak lagi, sebelum nantinya dimasak," sebutnya.

Lurah Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, Hamdani ketika dikonfirmasi tidak dapat ditemui karena sedang berada di luar kantor. Bahkan saat dihubungi Sumut Pos (Grup JPNN) telepon selularnya tidak aktif.

Sementara, Sekertaris Kecamatan (Sekcam) Medan Marelan, Ahmad BSC ketika ditanyai sempat terkejut begitu mendengar kabar pasokan jatah raskin dari Bulog yang diterima warganya ditemukan ulat dan bercampur kutu."Saya belum dapat kabar, tapi tak mungkinlah Bulog mengirim raskin dengan kualitas seperti itu," kata, Ahmad.

Dia menambahkan, berdasarkan data jumlah warga miskin di Kelurahan Labuhan Deli yang menerima jatah raskin sebanyak 1.590 Kepala Keluarga (KK), dan setiap KK mendapat jatah sebanyak 15 kilogram.

"Dari seluruh jumlah warga penerima raskin itu kemarin memang masih ada kekurangan sekitar empat KK lagi. Sedangkan untuk harga raskin Rp1.600 perkilogram," terangnya. (mag-17)
 

Sabtu, 10 November 2012

Warga Keluhkan Berat Raskin Menyusut

09 November 2012

TAKALAR, CAKRAWALA – Warga Kelurahan Parangluara, Kecamatan Polombangkeng Utara, Takalar mengeluhkan berat beras miskin (raskin). Setiap karung beras raskin yang dibagikan ke warga ditemukan berkurang beratnya. Dari 15 kilogram per karungnya, menyusut hingga dua kilogram. Lurah Parang­luara, Muhammad Arif membenarkan hal tersebut.
“Jumlah karung yang dite­rima tetap sama. Tapi dalam satu karung beratnya kami temukan menyusut hingga sampai dua kilogram,” kata Muhammad Arif, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 7 November.
Menurut Arif, pihaknya telah berulangkali memprotes pengurangan tersebut kepada pihak Bulog. Hanya saja, keluh­an tersebut tidak pernah diindahkan pihak bulog. Ia menambahkan, pendistribusian raskin ke wilayahnya kerap dilakukan pihak bulog pada sore atau malam hari.
Kabag Ekonomi Sekretariat Daerah Takalar, Andi Bonewaty mengaku tidak mengetahui pasti pendistribusian maupun pengurangan berat raskin yang dikeluhkan warga penerima. Hal ini, kata dia, selama ini pihak bulog di Takalar sendiri tidak pernah mengkoordinasi jadwal pendistribusian raskin ke masyarakat.
“Setiap ada masalah, pihak pemkab dalam hal ini kami yang selalu disalahkan oleh dewan. Karena tidak mengetahui jadwal pasti pendistribusian raskin,” kata Andi Bonewaty.
Dia mengatakan, surat permintaan jadwal pendistribusian raskin untuk disampaikan kepada pemkab tidak pernah dijawab pihak bulog.
Padahal, ujarnya, hal tersebut sangat penting untuk diketahui pemkab.
“Kalau ada jadwal dipegang, pihak kami juga akan menurunkan tim untuk me­lakukan pemantauan saat pendistribusian dilakukan pihak bulog,” jelasnya.
Terpisah, pihak bulog yang diwakili Kasub divre Bulog Makassar, Ishak Madjid, mengakui ada kesalahan dalam pendistribusian raskin. Hanya saja, pihaknya tidak mengetahui perihal adanya pengurangan berat raskin dalam setiap karungnya.
“Kalau sampai setengah kilo mungkin bisa dimaklumi. Tapi kalau lebih dari setengah kilo berarti memang ada yang mengambil di perjalanan.
Karena dari gudang bulog, kita yakin beratnya sudah ditimbang dan sesuai dengan takaran yang seharusnya,” ucap Ishak. (kr5/eca)

http://cakrawalaberita.com/daerah/warga-keluhkan-berat-raskin-menyusut

Timbangan Beras Raskin di Bima Dikurangi 1-2 Kg per Karung

09 November 2012

NTB_BARAK - Berita tentang Beras Miskin (Raskin) yang busuk, berkutu, dan berulat, sudah menjadi konsumsi publik saban hari, namun informasi soal pengurangan timbangan Raskin adalah hal yang luar biasa menggemparkan. Hal itu terjadi di Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Beras Raskin yang seharusnya berisi 15 Kg per karung, setelah ditimbang kembali oleh aparat desa setempat, ternyata beratnya hanya berkisar antara 13-14 Kg per karung.
Geram dengan pengurangan timbangan Raskin tersebut, warga penerima manfaat Raskin bersama aparat desa setempat, akhirnya menimbang setiap karung Raskin yang diterima oleh setiap Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima manfaat.
Ketua RT.03/01, Dusun Bajo Selatan, Desa Bajo, Muhtar, mengaku heran dengan pengurangan kuota Raskin tersebut, karena sepengetahuan warga dan aparat desa setempat, berat beras Raskin per karung seharusnya 15 Kg. “Berat Raskin yang diterima warga hanya berkisar antara 13-14 Kg, dan tidak ada yang 15 Kg. Kami sudah menimbangnya kemarin,” kata Muhtar layaknya dilansir bimakini, Rabu (7/11/2012).
Menurut Muhtar, pengurangan kuantitas raskin itu bukan saja terjadi dalam satu bulan, namun rata-rata dikeluhkan oleh RTS penerima manfaat Raskin. “Kami tidak tahu siapa yang mengurangi berasnya. Rata-rata warga mengeluhkan kurangnya berat Raskin,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dusun Bajo Selatan, Dahlan M.Nur. Ia mengatakan, pengurangan berat beras Raskin rata-rata 1-2 Kg, yang jika di rata-ratakan dengan jumlah warga penerima manfaat Raskin, maka terdapat pengurangan sebanyak 200 Kg lebih. “Kami minta persoalan ini diperhatikan oleh Bupati. Kalaupun diminta untuk memberikan kesaksian, kami siap sesuia kenyataan. Masalah ini sudah sering terjadi, dan disinyalir dilakukan oleh Perum Bulog,” katanya.
Akui Beras di Cucuk
Dipihak lain, Kepala Gudang Bulog Bima, Rusnadi, membantah sengaja mengurangi berat Raskin disetiap karungnya. Ia mengaku, distribusi beras Raskin sudah sesuai prosedur, dan setiap karung beratnya 15 Kg. Saat disalurkan kepada pihak pemerintah desa sudah dilengkapi dengan berita acara yang memuat berat dan jumlah karung. “Kalau itu kami tidak tahu, yang jelas beras kami droping sesuai mekanisme, saat penyerahan kepada desa sudah dilengkapi berita acara,” katanya.
Rusnadi bahkan mempersilahkan masyarakat jika ingin melapor kepada aparat Kepolisian tentang temuan itu, karena pihak gudang Bulog tidak memiliki tanggung jawab setelah beras didistribusikan. Namun, jika ada protes, pihak Bulog setempat bisa saja mengganti kekurangan berat Raskin tersebut. “Kalau ada protes kekurangan berat, bisa kami drop ulang  kekurangan itu. Karena memang setiap beras dicucuk untuk mengantisipasi kemungkinan buruk seperti adanya menir. Tapi walaupun dicucuk beratnya tidak kami dikurangi,” jelasnya.
Menurut Rusnadi, kekurangan berat Raskin bisa saja terjadi setelah diserahkan kepada aparatur desa. “Bisa saja oleh pihak desa, karena siapa yang tahu kondisi di lapangan,” katanya.
Pada bagian lain, Kepala Desa Bajo, Asraman MR membantah aparatur setempat yang mengurangi jatah beras. Sebelumnya, informasi temuan tersebut sudah diketahuinya setelah dilaporkan warga. “Jangan seenaknya orang Bulog nuduh kami. Masa kami mengurangi beras untuk masyarakat kami sendiri. Pantang kami lakukan itu, karena kami sadari pentingnya beras untuk masyarakat miskin,” katanya.
Diakuinya, keluhan yang sama bukan saja kali ini, beberapa bulan lalu sejumlah warga dusun Lewintana yang kini sudah dimekarkan, juga menyampaikan hal sama. Saat itu jatah Raskin yang kurang di drop ulang tambahannya oleh Bulog. “Kami menduga, ini dilakukan orang gudang Bulog, mungkin memanfaatkan momentum akhir tahun. Kami akan segera melaporkan ini kepada Bupati,” pungkasnya. (Red)*

Terima Raskin Berulat

9 November 2012

SERAMBINEWS.COM, MEDAN – Sejumlah warga miskin di Kelurahan Labuhandeli, Medan, memprotes Perum  Bulog setempat karena jatah beras untuk warga miskin (raskin) yang mereka terima, ditemukan sudah berulat dan berkutu.

“Jangan  mentang-mentang kami miskin, harus makan beras berulat,” kata beberapa warga yang melayangkan protesnya ke Perum Bulog setempat melalui kantor kelurahan, Jum’at (9/11).

Salahseorang ibu rumahtangga, Rani (37) penduduk Marelan, Medan mengaku jatah yang biasanya diterima 15 kg per bulan dengan harga Rp 24 ribu,  sangat jelek dan sudah berulat.

Warga berharap pemerintah hendaknya memberikan jatah beras miskin bagi warga yang berkualitas baik bukan sisa gudang yang sudah berbulan-bulan disimpan(*) 

http://aceh.tribunnews.com/m/index.php/2012/11/09/terima-raskin-berulat

Jumat, 09 November 2012

Ramai-ramai Menyelewengkan ''Beras Miskin''


TEMPO.CO, JakartaMajalah Tempo edisi Senin 15 Oktober mengulas penyelewengan beras untuk masyarakat miskin terjadi di berbagai lini. Beras yang dijual bermutu jelek dan tak layak konsumsi. Subsidi belasan triliun rupiah tak tepat sasaran.

Audit Sosial Program Raskin 2011-2012 dari Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) menyebutkan bahwa penyimpangan terjadi di  10 kota, yakni Banda Aceh, Serang, Bandung Barat, Pekalongan, Surakarta, Gresik, Jeneponto, Jayapura, Lombok Barat, serta Makassar.

Ketua tim audit, Muhammad Fahazza, mengatakan bahwa program beras murah itu tak tepat jumlah, harga, waktu, sasaran, kualitas, dan administrasi. "Penyelewengan terjadi secara terbuka, diketahui aparat dan pejabat pemangku kepentingan," katanya Senin pekan lalu.

Wakil Ketua Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat Aria Bima punya cerita sendiri. Di gudang Perum Bulog di Cilacap, Purwokerto, Banyumas, Purworejo, dan Kartosuro, dia pernah mendapati karung-karung beras penuh kutu dan beras rusak. "Hanya layak dimakan oleh binatang," katanya Rabu pekan lalu.

Rapor merah Raskin juga muncul dari Badan Pemeriksa Keuangan. Hasil audit Program Raskin 2011 menyebutkan bahwa pemerintah mengalami kelebihan pembayaran kepada Bulog sebesar Rp 435,114 miliar.

Subsidi berdasarkan realisasi penyaluran beras murah senilai Rp 15,883 triliun, tapi pemerintah membayar Rp 16,318 triliun. Sehingga BPK merekomendasikan direksi Bulog agar membicarakan penyelesaian kelebihan bayar itu dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.

Direktur Komersial Bulog Abdul Karim punya pandangan berbeda soal kelebihan bayar Rp 435 miliar. Dia menilai angka itu merupakan hasil efisiensi distribusi beras murah. Uang itu, menurut dia, sepatutnya menjadi hak Bulog dengan alasan pemerintah tak memberikan fee distribusi. "BUMN lain yang menjalankan public service obligation mendapat fee, mengapa Bulog tidak?" ujarnya. Selengkapnya baca Majalah Tempo.

http://www.tempo.co/read/news/2012/10/15/090435660/Ramai-ramai-Menyelewengkan-Beras-Miskin

Rabu, 07 November 2012

Raskin Bau dan Berkutu, Pemerintah Dianggap Menghina Rakyat

7 Nopember 2012


Tambun Selatan - Para Ketua RT/RW dan Kepala Dusun mengeluhkan buruknya kualitas beras untuk rakyat miskin (Raskin) selama dua bulan terakhir. Pasalnya, beras yang dikirim dari Bulog Karawang tersebut bau da berkutu sehingga tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat. 



Syamsudin, Kepala Dusun (Kadus) I Desa Setia Darma, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi membenarka hal tersebut. Menurutnya sudah hampir 6 kali pengiriman beras untuk rakyat miskin belakangan ini benar-benar sangat tidak layak dikonsumsi. Katanya, beras tersebut warnanya kuning, bau dan berkutu bahkan beras tersebut hancur. 

 
“Ketika beras hendak didistribusikan ke Ketua RT, banyak banyak Ketua RT yang menolak,  karena merasa kecewa dan malu untuk membagikannya kepada masyarakat,” ungkap Syamsuddin, Selasa, (6/11). 
 
Beras Raskin tersebut, kata dia, sangat tidak layak untuk dikonsumsi warga,  yang pantas hanya untuk umpan ternak. Bahkan katanya, beras Raskin tersebut tidak diambil untuk dibagikan oleh rakyat miskin. 

“Lebih baik beras tersebut buat makan ayam,” kata Syamsudin meniru perkataan salah satu Ketua RT.
 
Hal senada juga dikatakan, Kades Kalijaya Kecamatan Cikarang barat Dede Sulaeman, mengatakan kalau beras yang dikirim untuk masyarakat miskin di wilayahnya kualitasnya sangat buruk. Dia berharap agar memperhatikan kualitas beras tersebut agar beras tersebut bisa dikonsumsi oleh masyarakat miskin. (Ezra)

Raskin ‘Disunat’, Warga Bajo Geram

06 November 2012

Bima, Bimakini.com.-Sejumlah warga Desa Bajo Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima geram dengan ulah pengelola beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Masalahnya, kuota beras untuk dua bulan yang  diterima rumah- tangga sasaran (RTS) hanya 13 dan 14 kilogram (Kg),  padahal mestinya 15 Kg.
    Ketimpangan tersebut diketahui warga dan aparatur rukun tetangga (RT) setelah menimbang setiap karung beras yang diterima warga. Seluruh RTS setiap RT menerima jatah Raskin kurang dari yang ditetapkan oleh pemerintah.
    Ketua RT 03/01 Dusun Bajo Selatan Desa Bajo, Muhtar, mengaku heran pengurangan kuota Raskin karena yang diketahui warga dan perangkat setempat mestinya 15 Kg. “Rata-rata netto (berat) beras yang diterima 13 kilogram dan 14 kilogram, tidak ada yang 15 kilogram, kami sudah timbang dengan dacin kemarin,” katanya di Bajo, Selasa (6/11).
    Diakuinya, jatah Raskin yang dikurangi bukan saja satu bulan. Kondisi tersebut rata-rata dikeluhkan warga miskin atau RTS. “Siapa yang kurangi kami juga tidak tahu, tapi harusnya tidak boleh dikurangi. Rata-rata warga mengeluh,” katanya.
    Dihubungi terpisah, Kepala Dusun Bajo Selatan, Dahlan M. Nur, mengatakan, rata-rata beras yang diterima warga miskin dikurangi dengan variasi  1-2 Kg. Hal itu diketahui setelah warga setempat menimbang dengan dacin.  Jika dikalkulasikan dengan jumlah KK atau RTS maka total yang dikurangi 200 Kg lebih.
     “Kami minta ini agar persoalan diperhatikan Bapak Bupati, kalau diminta untuk memberikan kesaksian kami akan sampaikan sesuia kenyataan ini. Masalah ini sudah sering terjadi, palingan beras dicucuk oleh buruh Bulog,” katanya.
    Bagaimana pengakuan pihak Bulog? Kepala Gudang Bulog Bima di Kecamatan Madapangga, Rusnadi, membantah sengaja mengurangi berat Raskin setiap karung. Diakuinya, distribusi beras sudah sesuai prosedur, setiap karung seberat 15 Kg. Saat disalurkan kepada pihak Pemerintah Desa sudah dilengkapi berita acara yang memuat berat dan jumlah karung.
“Kalau itu kami tidak tahu, yang jelas berap kami droping sesuai mekanisme, saat penyerahan kepada Desa sudah dilengkapi berita acara,” katanya.
    Rusnadi menyilakan masyarakat jika ingin melapor kepada aparat Kepolisian tentang temuan itu, karena pihak gudang Bulog tidak memiliki tanggung jawab setelah beras didistribusikan. Namun, bila ada protes pihak setempat bisa saja mengganti kekurangan berat Raskin. 
      “Kalau ada protes kekurangan bisa kami drop ulang  kekurangan itu. Karena memang setiap beras dicucuk untuk mengantisipasi kemungkinan buruk seperti adanya menir, tapi walau dicucuk netto-nya tidak kami dikurangi,” katanya.
    Menurutnya, kekurangan berat Raskin setiap karung bisa saja terjadi setelah diserahkan kepada pihak aparatur Desa. “Bisa saja oleh pihak Desa, karena siapa yang tahu kondisi di lapangan,” katanya.
    Pada bagian lain, Kepala Desa Bajo, Asraman MR, membantah aparatur setempat yang mengurangi jatah beras. Sebelumnya, informasi temuan tersebut sudah diketahuinya beberapa hari lalu setelah dilaporkan warga.
“Jangan seenaknya orang Bulog nuduh kami, masa kami mengurangi beras untuk masyarakat kami sendiri. Pantang kami lakukan itu, karena kami sadari pentingnya beras untuk masyarakat miskin,” katanya.
    Diakuinya, keluhan yang sama bukan saja kali ini, beberapa bulan lalu sejumlah warga dusun Lewintana yang kini sudah dimekarkan juga menyampaikan hal sama. Saat itu jatah Raskin yang kurang didrop tambah gudang Bulog.
“Kami menduga ini dilakukan orang gudang Bulog, mungkin memanfaatkan momentum akhir tahun. Kami akan segera melaporkan ini kepada Bapak Bupati,” isyaratnya. (BE.17)

http://www.bimakini.com/index.php/sosbud/item/2743-raskin-%E2%80%98disunat%E2%80%99-warga-bajo-geram

Terima Beras Raskin Berkutu, Masyarakat Bisa Menolak



LAMONGAN (Surabaya Pagi) - Ditemukannya beras raskin berkutu dan tidak layak konsumsi namun tetap saja diberikan kepada masyarakat, direaksi keras oleh bagian Perekonomian Setda Lamongan.

Kepala Bagian Perekonomian Moh Faiz Junaidi saat dihubungi Selasa (6/11) mengatakan, kalau dalam penyaluran beras raskin oleh Bulog Babat dan Lamongan ditemukan berasnya berkutu dan tidak layak konsumsi, masyarakat bisa menolak dan mengembalikan beras tersebut.

Ia meminta masyarakat untuk tidak sungkan dan ragu, mengembalikan beras Raskrin yang diterimanya tersebut."Tentu saja pengembalian beras raskin bisa dilakukan melalui perangkat desa, karena perangkat desa dalam hal ini kepala desa menjadi koordinator penyalur beras Raskin," katanya.

Faiz juga meminta pihak Bulog untuk bertanggung jawab, atas ditemukannya sejumlah beras yang berkutu dan tidal layak konsumsi."Bulog sebagai penyalur beras juga harus bertanggung-jawab, karena beras-beras yang diberikan ke masyarakat dari lembaga ini," tegas Faiz.

Bahkan Bulog tidak boleh menolak, seandainya ada masyarakat penerima beras dalam Program Raskin, mengembalikan beras yang diterimanya karena berkutu dan tidak layak dikonsumsi manusia."Jangan ditolak kalau ada masyarakat yang mengembalikan beras berkutu dan tidak layak konsumsi itu,"warningnya.

Desakan untuk menolak beras berkutu dan tak layak konsumsi juga disuarakan sejumlah LSM di kota Tahu Campur.Munir, dari LSM Masyarakat Transparansi Lamongan (MTL) setuju dengan penolakan beras berkutu yang disalurkan oleh Bulog.

"Masyarakat harus berani menolak untuk menerima beras yang disalurkan oleh pihak Bulog, dan Bulog harus bertanggung jawab, hal ini sangatlah penting karena jangan sampai masyarakat jadi korban ketidak beresan Bulog," katanya.

Penolakan serupah juga sempat disuarakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam PMII komisariat Unisda. Bahkan mahasiswa sudah dua kali melakukan unjuk rasa di depan kantor Bulog Lamongan dan depan kantor DPRD setempat.

Bahkan dalam aksinya beberapa hari yang lalu itu, massa PMII juga meminta kalangan dewan untuk memanggil pimpinan Bulog Lamongan, karena dianggap bertanggung-jawab atas penyaluran beras untuk masyarakat miskin yang berada di wilayah Lamongan.

Kepala Sub Drive Bojonegoro Damin Hartono tidak bisa dikonfirmasi. Beberapa kali ditelpon via no handphonenya bernada sibuk. Begitu juga Kepala Subdrive III Bulog cabang Lamongan Rudianto. jr


Selasa, 06 November 2012

Incar Korlap Raskin

Nov 05, 2012

Terkait Dugaan Penyimpangan Raskin Angsanah
PAMEKASAN-Unit Idik IV Bidang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Polres Pamekasan kini tengah getol mengusut kasus dugaan korupsi. Setelah menjebloskan Misturi, koordinator lapangan (Korlap) raskin Kecamatan Pademawu, kini sedang membidik Korlap raskin Kecamatan Palengaan, Sumi, 48.
Dalam waktu dekat ini, jajaran Unit Idik IV Satreskrim Polres Pamekasan akan memanggil Sumi. Pemanggilan ini merupakan kali kedua setelah pada pemanggilan pertama yang bersangkutan tidak hadir. Pemanggilan terhadap Sumi sendiri untuk menelusuri dugaan penggelapan raskin di Desa Angsanah, Kecamatan Palengaan.
Penggelapan tersebut diduga dilakukan oleh Kepala Desa (Kades) Angsanah Masduki, 44, atas laporan dari warganya beberapa waktu lalu ke polres. Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman melalui Kasubag Humas AKP Siti Maryatun membenarkan rencana pemanggilan Sumi.
Menurut dia, pemanggilan itu merupakan tindak lanjut dari pemanggilan pertama di mana yang bersangkutan tidak hadir. datang, merupakan pemanggilan kedua. Namun, waktunya belum ditentukan. Yang jelas dalam waktu dekat ini,” kata AKP Siti Maryatun didampingi Kanit Idik IV Bidang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Polres Pamekasan Ipda Ach. Sholeh kepada Jawa Pos Radar Madura.
Dikatakan, pada pemanggilan pertama beberapa waktu lalu, Sumi tidak dipanggil sendirian. Dia dipanggil bersama dua orang lainnya yang oleh Polres dianggap tahu perihal penyaluran raskin di Kecamatan Palengaan.Yaitu, Camat Palenggan Farid Wadjdi dan Kades Angsanah Masduki. Namun, saat itu ketiganya tidak hadir memenuhi pemanggilan penyidik. ”Untuk lebih mempercepat proses penanganan kasus ini, dalam pemanggilan kedua ini, pertama kami akan memanggil Korlap raskin dulu.
Selanjutnya baru yang lain,” tambah Maryatun -sapaan akrab Kasubag Humas. Maryatun juga mengungkapkan, penanganan kasus tipikor memang membutuhkan waktu yang agak lama. Sebab, tindakan tersebut tidak kasatmata dan untuk membuktikannya, harus cermat, tepat, ekstra hatihati dan valid. ”Jadi mohon maaf kepada masyarakat, jika penanganan kasus tipikor itu agak lama. Karena kita harus benar-benar mengumpulkan bukti yang konkret dan valid,” ucapnya kepada kepada Jawa Pos Radar Madura.
Terpisah, Kepala Desa Angsanah, Kecamatan Palengaan Masduki menepis melakukan penggelapan raskin. Menurut dia, warga tidak mengetahui jika ada pengurangan pagu raskin. Sedangkan bulog dan kecamatan tidak memberikan sosialisasi kepada warga. Sehingga warga mengira dirinya yang melakukan penggelapan. ”Tidak benar kalau saya menggelapkan,” ujar Masduki saat dihubungi Jawa Pos Radar Madura tadi malam.
Sekadar diketahui, pada 3 September lalu beberapa warga Desa Angsanah melaporkan Kadesnya (Masduki, Red) ke Polres Pamekasan. Pelaporan ini dilakukan karena Masduki diduga telah menggelapkan raskin selama tiga bulan berturut- turut, yaitu pada April, Mei, dan Juni. Kini, aparat Unit Idik IV Satreskrim Polres Pamekasan sedang menyelidiki kasus tersebut. Sejauh ini, sejumlah saksi sudah dimintai keterangan. Selanjutnya, penyidik mengagendakan pemanggilan sejumlah saksi lainnya. (radar)

http://www.pamekasan.info/incar-korlap-raskin.html

Jumat, 02 November 2012

Kasus Raskin Berkutu Diusung Massa PMII ke DPR

Jumat, 2 November 2012

SURYA Online, LAMONGAN – Sekitar 100 anggota PMII Cabang dan Komisariat Unisda berunjuk rasa ke DPRD meminta wakil rakyat campur tangan  mengatasu masih beredarnya Raskin  berkualitas rendah dan berkutu, Jumat (2/11/2012) siang.

Ratusan warga memblokir jalan Basuki Rahmad hingga hampir satu setengah dengan cara duduk melingkar sembari berorasi. Aksi massa PMII ini dilakukan para mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) agar wakil rakyat mau menerima mereka dan memperhatikan peredaran Raskin di Lamongan.

Massa  juga menuntut DPRD agar mengawasi kinerja Bulog, melakukan kerjasama  dengan pihak terkait untuk perbaikan. Dan mengganti Kepala Gudang Bulog Lamongan dan Babat. “Sampai hari ini kami PMII Lamongan masih saja menemukan Raskin yang tidak berkualitas dan tidak layak konsumsi. Padahal kita sudah beberapakali memberi masukan ke Bulog,”tegas Ketua PMII Cabang Lamongan, Benu Muharto dalam orasinya.

Kedatangan massa PMII ini semula dihadang sejumlah petugas dari Polres dan Satpol PP ketika massa hendak masuk melalui pintu gerbang utama sisi utara. Pendemo mengungkapkan, berdasarkan temuan dan laporan yang didapat PMII dari masyarakat, kualitas beras yang diserahkan ke masyarakat miskin tidak sesuai standar, seperti yang tertuang dalam Inpres nomor 03 tahun 2012 tentang kebijakan pengadaan gabah / beras dan penyaluran oleh pemerintah.

“Persoalan ini  muncul diduga karena ada kong- kalikong antara Bulog dengan mitra,”tegas Benu.

Tak sabar mereka hanya bisa berorasi di depan pintu gerbang, sebagian diantara mereka, Febri, menaiki pintu pagar dan berorasi yang membuat seorang anggota Polri Brigadir Moh Syuaib harus repot – repot membujuknya turun dari atas pagar.

“Silakan bapak polisi keluar dari dalam barisan kami, kalau tidak ingin ada kekacuan. Silakan keluar,”tegas Febri.

Massa bergerak mencoba merangsek ke pintu pagar untuk masuk ke gedung DPRD. Namun petugas gabungan Polri dan Satpol PP melarangnya. Ketua PMII Cabang Lamongan, Benu Muharto lama negosiasi dengan petugas hingga akhirnya perwakilan PMII diterima Komisi B yang membidangi.

Usai pertemuan antara perwakilan dengan anggota  Komisi B, sejumlah anggota DPRD  Komisi B, Nisbianto dan  Sanusi akhirnya menemui massa yang menuggu di depan pintu gerbang.

Intinya, Komisi B akan menindaklanjuti  temuan PMII yang dilaporkan ke DPRD dan hendak memanggil Kabulog Divre III Bojonegoro.”Mari kita kawal bersama peredaran Raskin di Lamongan ini,”kata Nisbianto.

Sementara itu akibat jalan Basuki Rahmad diblokir massa PMII, arus dari timur dan barat dialihkan ke utara. Banyak pengguna jalan yang kelabakan karena perpindahan  arus

http://surabaya.tribunnews.com/2012/11/02/kasus-raskin-berkutu-diusung-massa-pmii-ke-dpr

Mahasiswa Tuntut Kepala Gudang Bulog Lamongan Dipecat

Jumat, 2 November 2012

 Metrotvnews.com, Lamongan: Seratus-an mahasiswa berunjuk rasa di Gedung DPRD Lamongan, Jawa Timur, Jumat (2/11). Mereka menuntut kepala Gudang Bulog Lamongan mundur dari jabatannya karena dianggap bertanggungjawab atas pendistribusian beras miskin tidak layak konsumsi.

Aksi digelar sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lamongan. Selain berorasi, mereka membentangkan poster yang mengecam kinerja Bulog Lamongan. Mereka meminta anggota DPRD memberhentikan Kepala Gudang Bulog karena mendistribusikan beras miskin tidak layak konsumsi.

Menanggapi aksi mahasiswa, tiga anggota Komisi B DPRD Lamongan berjanji akan memanggil kepala Gudang Bulog Lamongan terkait.

Unjuk rasa yang dijaga ketat polisi berjalan lancar. Mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan tertib.(DSY)

http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/11/02/163176/Mahasiswa-Tuntut-Kepala-Gudang-Bulog-Lamongan-Dipecat/6