10 Juni 2013
Sindonews.com - Jatah beras miskin (raskin) yang
diterima masyarakat tergolong miskin masih jauh dari harapan. Banyak
masalah yang ditemukan mulai dari kondisi beras yang bau dan agak hitam
serta harga tebus beras yang tidak sesuai ketetapan pemerintah yaitu
Rp16 ribu.
Dalam sidak yang dilakukan Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono ke warga Minggiran RT
16/59 Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantri Jeron, Yogyakarta dan
Kalitan hari ini, Senin (10/6/2013) ditemukan beberapa keluarga yang
mendapatkan raskin yang tidak layak.
"Sebenarnya saya kecewa tadi
waktu di Kalitan ada warga yang melaporkan bahwa kondisi berasnya buruk
di sana ada kutunya," ujar Agung kepada wartawan di Yogyakarta, Senin
(10/6/2013).
Dia mengatakan, secepatnya akan dilakukan evaluasi kepada Bulog untuk meminta konfirmasi atas kesalahan fatal tersebut.
Ia berharap, Bulog tidak melakukan penyimpanan yang terlalu lama sehingga beras yang diterima masyarakat menjadi tidak layak.
"Seharusnya tidak terlalu lama, agar tidak apek," ucapnya.
Dilanjutnya,
selain ditemukan beras yang bau apek dan berkutu. Keluhan masyarakat
akan harga tebus raskin yang tidak sesuai dengan ketetapan.
Harga
penebusan raskin beraneka ragam mulai dari Rp16 ribu, Rp18 ribu dan
Rp25 ribu. Seharusnya warga hanya menebus sebesar Rp16 ribu dengan
mendapatkan 15 kg perbulannya. Saat ini yang ditemukan adalah sistem
bagi rata, bukan jatah yang ditentukan.
Agung berjanji, ke
depannya tidak akan ada lagi penambahan biaya penebusan raskin. Jatah
yang diberikan pun tidak boleh dikurangi dari ketentuan.
"Ke depannya sebanyak 18 kg setiap rumah tangga dengan harga tebus Rp16 ribu per kilo," papar agung.
Ayu Rachmaningtyas
(kri)
http://nasional.sindonews.com/read/2013/06/10/15/748244/kualitas-raskin-buruk-menko-kesra-segera-evaluasi-bulog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar