Minggu, 09 Juni 2013

Kualitas Raskin Jelek

8 Juni 2013

Tiga Kali Dicuci Bau tak Hilang


Bukittinggi, Padek—Ketua Komisi A DPRD Bukittinggi, M. Nur Idris, mengaku kaget melihat beras miskin (raskin) yang merupakan subsidi dari pemerintah pusat untuk ma­syarakat Kota Bukittinggi, berkualitas jelek. Ini dike­tahuinya setelah melihat kua­litas raskin bagi masyarakat miskin di Kelurahan Aur Ta­jung­kang Tengah Sawah, Ju­mat (7/6).

Ketua Komisi Ayang mem­bi­­dangi hukum dan pe­me­rin­ta­han itu juga mengaku sedih me­lihat kualitas raskin jauh dari kualitas, bila diban­ding­kan dengan tahun sebe­lum­nya. Kualitas raskin sekarang sa­ngat rapuh dan kotor. “Kua­li­tasnya sangat tidak bagus, ra­puh dan kelihatan berdebu ke­hi­taman. Bahkan ada yang ber­kumbang,”kata M. Nur Idris.

Sambil memperlihatkan sampel yang sebagiannya su­dah didistribusikan kepada masyarakat dan sebagian lagi masih banyak tersimpan di gudang kantor lurah ATTS. Ketika meninjau Kantor Lurah ATTS, M. Nur Idris sempat bertemu dengan salah seorang penerima raskin, Hasanuddin, 52, mengatakan bahwa raskin sekarang tidak bagus dan tidak enak dimakan.

Bareh raskin nan kami tarimo kini indak rancak doh. Alah dicuci tigo kali dan masak diagiah daun pandan masih babaun,”ujar Hasanudin saat berdialog dengan M. Nur Idris di kantor Lurah ATTS. Merasa kurang puas dan untuk me­mastikan beras raskin di ke­lu­rahan lain, Nur Idris langsung datang ke kelurahan Bukit Ca­ngang Kayu Ramang (BCKR).

Di kantor lurah Bukit Ca­ngang, masih ditemukan ras­kin belum diambil oleh ma­syarakat penerima raskin. Dari keterangan staf kelurahan tersebut, mengakui bahwa ada sebagian masyarakat Bukit Cangang ada juga me­nyam­pai­kan keluhan soal kualitas ras­kin yang diterima bulan ini.

Usai shalat Jumat di Mas­jid Darussalam,Pakan Kurai, M. Nur Idris yang masih pena­saran, langsung mencari infor­masi tentang kualitas  raskin ke Kelurahan Tarok Dipo dan Pakan Kurai. Di Tarok Dipo, M. Nur Idris bertemu dengan salah seorang kader kelurahan yang menyebutkan bahwa kua­­­­litas raskin sekarang me­mang jelek dan kotor.

”Dari peninjauan ke lapa­ngan, ditemukan bahwa kua­litas beras raskin jelek seperti sekarang sudah ada sejak bu­lan Januari 2013 yang lalu, terutama sejak peruntukan beras raskin yang disiapkan dengan karung kecil seberat 15kg per KK. Sewaktu beras itu dikirimkan dengan karung besar dan distribusikan setelah ditimbang oleh petugas ke­lurahan, tidak ditemukan be­ras raskin jelek seperti ini,” kata Nur Idris.

Ketua Fraksi PAN DPRD Bukittinggi ini meminta k­e­pada Bulog untuk teliti dalam pemesanan beras dan pen­dis­tribusiannya. Karena ba­gai­manapun hak rakyat dalam mengkonsumsi beras harus standar yang baik seperti yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Tim Nasional Per­cepatan Penanggulangan Ke­miskinan (TNP2K) dengan Indikator 6 T (tepat sasaran, tepat, jumlah, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat ad­ministrasi).

“Seharusnya Bulog dulu yang mengkonsumsi beras tak layak itu baru masyarakat, kami minta kasus ini jangan terulang lagi,”tegas M. Nur Idris sambil me­ngi­ngatkan kepada ma­sya­rakat agar segera melaporkan kalau menerima kulaitas raskin yang tidak layak untuk di­konsumsi ini agar bisa diganti pihak Bulog.

”Masyarakat penerima ras­kin yang sudah terdaftar, ja­ngan takut tidak mendapatkan raskin. Ini kewajiban pe­me­rintah dan masyarakat berhak mendapatkan raskin dengan kualitas baik. Apalagi ma­sya­rakat penerima bukan gratis tapi membeli 24 ribu per 15 kg,”sebut M. Nur Idris, ke­cewa. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar