Tiga Kali Dicuci Bau tak Hilang
Bukittinggi, Padek—Ketua
Komisi A DPRD Bukittinggi, M. Nur Idris, mengaku kaget melihat beras
miskin (raskin) yang merupakan subsidi dari pemerintah pusat untuk
masyarakat Kota Bukittinggi, berkualitas jelek. Ini diketahuinya
setelah melihat kualitas raskin bagi masyarakat miskin di Kelurahan Aur
Tajungkang Tengah Sawah, Jumat (7/6).
Ketua Komisi Ayang
membidangi hukum dan pemerintahan itu juga mengaku sedih melihat
kualitas raskin jauh dari kualitas, bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Kualitas raskin sekarang sangat rapuh dan kotor.
“Kualitasnya sangat tidak bagus, rapuh dan kelihatan berdebu
kehitaman. Bahkan ada yang berkumbang,”kata M. Nur Idris.
Sambil memperlihatkan sampel
yang sebagiannya sudah didistribusikan kepada masyarakat dan sebagian
lagi masih banyak tersimpan di gudang kantor lurah ATTS. Ketika meninjau
Kantor Lurah ATTS, M. Nur Idris sempat bertemu dengan salah seorang
penerima raskin, Hasanuddin, 52, mengatakan bahwa raskin sekarang tidak
bagus dan tidak enak dimakan.
“Bareh raskin nan kami tarimo kini indak rancak doh. Alah dicuci tigo kali dan masak diagiah daun pandan masih babaun,”ujar
Hasanudin saat berdialog dengan M. Nur Idris di kantor Lurah ATTS.
Merasa kurang puas dan untuk memastikan beras raskin di kelurahan
lain, Nur Idris langsung datang ke kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang
(BCKR).
Di kantor lurah Bukit Cangang,
masih ditemukan raskin belum diambil oleh masyarakat penerima raskin.
Dari keterangan staf kelurahan tersebut, mengakui bahwa ada sebagian
masyarakat Bukit Cangang ada juga menyampaikan keluhan soal kualitas
raskin yang diterima bulan ini.
Usai shalat Jumat di Masjid
Darussalam,Pakan Kurai, M. Nur Idris yang masih penasaran, langsung
mencari informasi tentang kualitas raskin ke Kelurahan Tarok Dipo dan
Pakan Kurai. Di Tarok Dipo, M. Nur Idris bertemu dengan salah seorang
kader kelurahan yang menyebutkan bahwa kualitas raskin sekarang
memang jelek dan kotor.
”Dari peninjauan ke lapangan,
ditemukan bahwa kualitas beras raskin jelek seperti sekarang sudah ada
sejak bulan Januari 2013 yang lalu, terutama sejak peruntukan beras
raskin yang disiapkan dengan karung kecil seberat 15kg per KK. Sewaktu
beras itu dikirimkan dengan karung besar dan distribusikan setelah
ditimbang oleh petugas kelurahan, tidak ditemukan beras raskin jelek
seperti ini,” kata Nur Idris.
Ketua Fraksi PAN DPRD
Bukittinggi ini meminta kepada Bulog untuk teliti dalam pemesanan
beras dan pendistribusiannya. Karena bagaimanapun hak rakyat dalam
mengkonsumsi beras harus standar yang baik seperti yang dicanangkan oleh
pemerintah melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K) dengan Indikator 6 T (tepat sasaran, tepat, jumlah, tepat waktu,
tepat kualitas dan tepat administrasi).
“Seharusnya Bulog dulu yang
mengkonsumsi beras tak layak itu baru masyarakat, kami minta kasus ini
jangan terulang lagi,”tegas M. Nur Idris sambil mengingatkan kepada
masyarakat agar segera melaporkan kalau menerima kulaitas raskin yang
tidak layak untuk dikonsumsi ini agar bisa diganti pihak Bulog.
”Masyarakat penerima raskin yang sudah
terdaftar, jangan takut tidak mendapatkan raskin. Ini kewajiban
pemerintah dan masyarakat berhak mendapatkan raskin dengan kualitas
baik. Apalagi masyarakat penerima bukan gratis tapi membeli 24 ribu
per 15 kg,”sebut M. Nur Idris, kecewa. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar