JAYAPURA
[PAPOS] - Kepala Divisi Regional Bulog Papua H. Achmad Kastella,
mengaku stok beras Bulog untuk Papua dan Papua Barat tiga bulan kedepan
masih cukup terutama menjelang bulan puasa.
“Dari
tahun ke tahun pihaknya berupaya untuk memperkuat stok dan memperkuat
kinerja Bulog, tahun ini stok lebih bagus dari tahun lalu untuk dua
provinsi yakni Papua dan Papua Barat,”katanya kepada wartawan diruang
kerjanya kemarin pagi Rabu (19/6) kemarin.
Namun
demikian, Kastella mengaku ada beberapa daerah yang menunda memasukan
beras ke Papua seperti Jawa Timur. Hal ini di sebabkan, karena
kebanyakan stok di gudang Dolog mereka. Namun stok beras untuk tiga
bulan kedepan dan pihaknya akan berusaha stok beras dapat tersedia
sampai natal dan tahun.
“Secara
nasional stok beras di Papua lebih dari cukup. dimana sampai dengan
kemarin stok mencapai 38.700 ton. Dalam perbulannya 14.500 ton dari 38
divisi regional bulog. Sehingga stok sangat mencukupi,”ujarnya.
Ketika
disinggung mengenai kenaikan BBM apakah akan berpengaruh terhadap harga
beras Bulog, Kastela mengaku kenaikan BBM merupakan kebijakan dari
pemerintah. Namun untuk beras, sampai sekarang belum ada kenaikan.
Khususnya tentang pembelian dan penyaluran untuk beras miskin (raskin).
“Harga
raskin tetap sebesar Rp. 1600 per kilo gram. Untuk pembelian seperti di
Merauke. Kita juga usahakan di Manokwari masih Rp. 6600 kilo
gram,”terangnya.
Diakuinya
dampak dari kenaikan BBM bagi bulog sendiri tentunya ada. Dimana dari
komponen angkutan yang jelas mempengaruhi. Akan tetapi secara internal
bulog dan kebijakan pemerintah di tingkat pusat. Menurutnya belum ada
perubahan.
“Jadi
dari segi angkutan seperti yang saya sebutkan, yang pertama dari segi
pengadaan dan penyaluran raskin tidak ada perubahan,”ujarnya.
Sebab
untuk pengadaan raskin sendiri,sudah ditetapkan dalam Instruksi
Presiden (Inpres) dan menetapkan harga pasaran Rp.6600 kilo gram
sedangkan Raskin Rp. 1600 kilo gram.
Akan
tetapi komponen biaya khususnya raskin, menurutnya sangat jelas akan
berubah. Karena yang mempunyai sarana angkutan baik itu darat, laut dan
udara akan ada penyesuaian sebagaimana biasanya.
“Untuk
biaya angkutan, karena angkutan punya orang dan kita pakai maka
kewajiban kita harus membayar. Konsekuensinya adalah beban biaya
bertambah. Nanti akan ada penyesuaian,”jelasnya.[tho]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar