Kamis, 31 Oktober 2013

Dolog Divre Pendeglang Bagikan Raksin Berkutu dan Bau

31 Oktober 2013

PANDEGLANG, SENTANAOnline.com—

SERING terjadinya beras untuk orang miskin dalam kondisi bau, berkutu dan bewarna kuning membuat Dolog Sub Drive Lebak-Pandeglang kebakaran jenggot. Pasalnya tidak sedikit masyarakat mengeluh mendapat raskin yang kurang layak untuk dimakan.

Menurut Pemerhati Program Pembangunan Propinsi Banten, M.A. Rohani, meski sudah 68 tahun merdeka, tetapi masih saja ada perlakuan orang yang kurang bertanggung jawab membuat rakyat makan beras yang kurang layak dikonsumsi. Ini menandakan rasa kemanusiaannya masih rendah.

“Kita minta Dolog yang diberi kepercayaan mendistribusikan raskin di daerah Pandeglang, tidak hanya sekedar mencari keuntungan, tetapi harus lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang benar-benar butuh beras murah dan layak konsusmsi,” tandasnya kepada SENTANA, di Pandeglang, Rabu (/30/10).

Dikatakan, sampai sekarang masih saja terjadi masyarakat menerima raskin yang mutunya kurang layak untuk dikonsumsi, akibat pengawasan Dolog dan Pemda masih lemah. “Buktinya masih ada saja keluhan masyarakat. Saya berharap pendistribusian raskin harus lebih ekstra ketat khususnya kualitas raskinnya,” tambahnya.

Memang, kata dia, masyarakat hanya membayar Rp 1.600/kg atau Rp 2.000/kg, tetapi subsidi pemerintah Rp 5.000/ kg, sehingga harga raskin yang dibeli mencapai Rp 6.600/kg. “Untuk itu Dolog dan Pemda harus berani bertindak tegas terhadap orang-orang yang bermain dengan raskin,” katanya lagi.

Sementara Kepala Sub Drive Dolog Lebak- Pandeglang, Herman, ketika dikomfirmasi seputar kualitas raskin kurang layak dikonsumsi, menyatakan, bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi atas adanya keluhan-keluhan yang masuk. “Artinya kita juga tidak tinggal diam dengan masalah itu. Tentunya untuk memechkan masalah tersebut, kita berharap semua elemen ikut berperan serta, terutama pengawasan raskin itu sendiri,” ujarnya kepada wartawan, di kantornya, Rabu (30/10).

Dikatakan, kedepan pihaknya akan merubah kinerja yang memang dianggap kurang maksimal. “Bukan berarti sekarang kita tidak optimal bekerja, tapi memang kelemahan selalu ada, namanya juga manusia,” tandasnya.

Untuk memperkecil maslah pendistribusian raskin, kata Herman, pihaknya akan melakukan pendekatan dengan Gapoktan-Gapoktan yang ada. “Sehingga selain melakukan pembinaan kepada petani, kita juga akan mengutamakan gabah lokal yang pada akhirnya sama-sama saling menguntungkan,” ujarnya.(JAT)


http://sentanaonline.com/detail_news/main/13956/1/31/10/2013/Dolog-Divre-Pendeglang-Bagikan-Raksin-Berkutu-dan-Bau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar