Rabu, 27 Maret 2013

Belum Terima Raskin, Warga Segel Kantor Lurah

26 Maret 2013

Metrotvnews.com, Manokwari: Beberapa warga menyegel Kantor Kelurahan Wrosi, Manokwari Barat, Papua Barat. Pasalnya, mereka belum menerima jatah beras untuk warga miskin atau raskin. Padahal mereka telah membayar sejumlah uang untuk mendapatkan beras.

Aksi didominasi kaum perempuan dan anak. Mereka menutup pintu masuk kantor dengan bambu dan papan. Aktivitas kantor pun lumpuh total. Mereka juga membawa poster mengecam petugas kelurahan yang tak melayani warga miskin di distrik tersebut.

Sementara itu, Kepala Distrik Manokwari Barat, Musa Kambuaya, berjanji memfasilitasi pertemuan warga dengan petugas kelurahan untuk menemukan solusi masalah itu. Sehingga, aktivitas pelayanan di kantor kelurahan terbesar di Manokwari itu berjalan normal.

Editor: Laela Badriyah

http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/03/26/6/174072/Belum-Terima-Raskin-Warga-Segel-Kantor-Lurah



Selasa, 12 Maret 2013

Bulog Ciamis Akui Tiga Karung Beras Miskin Rusak

12 Maret 2013

TEMPO.CO, Tasikmalaya-Sub Divisi Regional Bulog Regional Ciamis menyatakan,  dari 982 karung beras raskin yang rusak hanya 3 karung. Sebelumnya, diberitakan  30 karung beras raskin ditolak warga Kelurahan Cigantang, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin 11 Maret 2013 karena berkualitas jelek dan mirip nasi aking.

"Yang bermasalah sebenarnya 3 karung. Mungkin warga lain ragu-ragu, jadi mereka ikut mengembalikan," kata Kepala Sub Divisi Regional Bulog Ciamis, Arwakhudin Widiarso, saat konfrensi pers, Selasa 12 Maret 2013.

Menurut dia,  total warga yang dikembalikan raskin dari Kelurahan Cigantang (ke Dolog) sebanyak 30 karung. Tapi, Bulog sudah mengganti beras raskin yang dikembalikan tersebut.  "Kita kedapatan raskin rusak, warga punya hak mengembalikan dan kita harus meresponnya cepat," ucap Widiarso.

Widiarso menjelaskan, potensi beras tidak layak konsumsi memang ada. Karena Bulog tidak melakukan pengecekan dan pemeriksaan 100 persen terhadap beras yang masuk. Bulog hanya mensurvei atau metode sampling sekitar 10 persen terhadap beras masuk. "Ada kemungkinan beras yang rusak masuk ke hitungan margin error," ucap Widiarso.

Selain itu, Bulog membeli beras di banyak pemasok atau mitra. Di Ciamis saja, ada sekitar 50 mitra.  "Ada kemungkinan cacat produksi, margin error di mereka (mitra). Kita tak cari siapa yang salah, yang penting warga dapat hak-haknya," kata Widiarso.

Kasus raskin rusak, kata Widiarso, adalah kali pertama di wilayah kerjanya.  "Saya ingatkan teman di gudang (Dolog),  sortirnya harus  ketat. agar kejadian serupa tak terulang," ujarnya.

Sebelumnya, Senin 11 Maret 2013, sejumlah warga mengembalikan beras raskin ke Kantor Kelurahan Cigantang. Mereka menolak beras tersebut karena kondisinya jelek, tak layak konsumsi. "Terkena air, malah mengembang. Mirip nasi aking," kata Jonny, warga yang mengembalikan raskin.

CANDRA NUGRAHA

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/12/058466611/Bulog-Ciamis-Akui-Tiga-Karung-Beras-Miskin-Rusak

Kutu & Ulat Gerogoti Timbangan Raskin?

11 Maret 2013

SEJAK digulirkan sebagai kompensasi dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga saat ini, persoalan buruknya kualitas Beras Miskin (Raskin) tak pernah bisa diselesaikan. Anehnya, persoalannya masih seputar itu-itu saja, yakni berasnya berulat, berkutu, bau apek, dan timbangannya kurang.

Fakta tentang buruknya pengelolaan Raskin, akhir-akhir ini kembali mengemuka diberbagai daerah. Seperti hal-nya yang terjadi dilingkungan RW.03, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat kemarin. Para Ketua RT di lingkungan RW.03, mengeluhkan susutnya jumlah Raskin yang mereka terima. Penyusutan itu tentu saja sangat merugikan Keluarga Miskin (Gakin) penerima manfaat Raskin.
Ketua RT.08, Saepuloh menuturkan, Raskin yang mereka terima rata-rata susut 2-2,5 Kg per karung isi 15 Kg. Hal senada juga diungkapkan ketua RT.03, Endang. Penyusutan dari setiap karung raskin dinilainya sangat tidak wajar. Sebab, kalau pun karung Raskin tersebut bocor, sepertinya tidak akan sebanyak penyusutan yang ada.
Tidak hanya itu, persoalan buruknya kualitas beras Raskin juga dikeluhkan warga Gang Anggrek, Lingkungan IV, Kelurahan Brandan Timur Baru, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Warga kecewa karena mendapatkan jatah raskin tidak layak konsumsi (Tidak Memenuhi Syarat-TMS). Sebelumnya, buruknya kualitas Raskin juga dikeluhkan warga miskin di Waylima, Kabupaten Pasawaran, Provinsi Lampung.
Lalu apa gerangan yang membuat persoalan buruknya kualitas Raskin tidak pernah bisa diselesaikan? Butuh teknologi canggih seperti apa untuk mengelola Raskin agar tidak susut di gerogoti ulat dan kutu?
“TIDAK”. Sejatinya pengelolaan beras itu tidak membutuhkan tekhnologi canggih, selain dari komitmen yang kuat. Karena, orang Baduy di Provinsi Banten, tidak membutuhkan tekhnologi canggih untuk mengelola gabah hasil panen mereka. Faktanya, beras mereka tetap saja layak dikonsumsi meskipun sudah bertahun-tahun disimpan.
Begitu pula dengan orang Donggo di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Mereka tidak membutuhkan anggaran besar untuk mengelola gabah hasil panennya. Mereka tidak memerlukan tekhnologi canggih atau sekedar pumikasi untuk menjaga agar gabah mereka selamat dari gerogotan kutu dan ulat. Tapi tetap saja beras mereka berkualitas tinggi meskipun sudah bertahun-tahun disimpan dalam lumbung.
Tapi kenapa beras Raskin yang dikelola Perum Bulog masih saja ada yang berkutu, berulat dan susut? Benarkah begitu sulitnya mengelola beras Raskin? Tentu saja semua pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh Perum Bulog dengan kerja keras menggapai angan-angan sebagai perusahaan “Andalan Ketahanan Pangan Nasional”. Sebab jika tidak, maka bukan tidak mungkin publik akan menduga, bahwa kutu dan ulat itu adalah gambaran dari begitu buruknya tata kelola Raskin oleh Perum Bulog.
Parahnya lagi, jika Perum Bulog tidak segera mengatasi persoalan buruknya kualitas Raskin, maka bukan mustahil kelak publik akan beranggapan, bahwa kutu dan ulat itu “sengaja dipelihara” sebagai perwakilan dari kutu dan ulat yang sebenarnya. Naa’udzubillaaminzaliq, semoga saja Publik dan Gakin tidak akan pernah beranggapan seperti itu. (Redaksi)*

http://danilbarak.blogspot.com/2013/03/kutu-ulat-gerogoti-raskin_8156.html

Beras Raskin di Tasikmalaya Mirip Nasi Aking

11 Maret 2013

TEMPO.CO, Tasikmalaya -Beras bantuan untuk rakyat miskin (raskin) di Kelurahan Cigantang, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, berkualitas jelek. Kondisi beras mirip nasi aking, bulir beras berwarna kuning dan kusam.

Masyarakat penerima raskin mengembalikan beras tersebut kepada petugas kelurahan. "Kayak nasi yang sudah dijemur atau nasi aking, warnanya kayak itu. Warga tak mau nerima," kata staf penyalur beras raskin Kelurahan Cigantang, Dian Tasdian, saat ditemui di kantor kelurahan, Senin 11 Maret 2013.

Menurut dia, tidak semua warga mendapat beras jelek. Hanya beberapa kepala keluarga saja. "Sudah ada 25 karung beras yang dikembalikan warga sampai Senin pagi," kata dia.

Mendapati berasnya jelek, pihak kelurahan sudah menghubungi Depot Seksi Logistik (Dolog) Tasikmalaya. Kata dia, Dolog akan menggantinya. "Namun saya kumpulkan dulu barangkali ada warga yang berasnya rusak dan mau mengembalikan," jelas Dian.

Beras raskin ini tiba di kelurahan pada Jumat, 8 Maret 2013. Kelurahan Cigantang menerima 982 karung beras. Diaa menduga, beras tersebut terendam air sebelum didistribusikan. Sehingga kondisinya rusak. "Mungkin sawahnya terendam banjir," duga Dian.

Seorang warga yang mengembalikan beras, Jonny mengatakan, beras raskin yang diterimanya tak layak dikonsumsi. Tekstur beras mirip nasi aking. "Ketika direndam air, berasnya malah mengembang. Kayak nasi aking," dia menjelaskan saat ditemui di Kantor kelurahan. Dia mengembalikan 3 dari 18 karung beras yang dibelinya. "Yang lain bagus, hanya yang tiga ini jelek." (Baca berita-berita penyelewengan raskin DI SINI)

CANDRA NUGRAHA

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/11/173466335/Beras-Raskin-di-Tasikmalaya-Mirip-Nasi-Aking

Senin, 11 Maret 2013

Para Ketua RT Minta Bulog Timbang Ulang Raskin

10 Maret 2013

Terkait Penyusutan Beras Miskin
Para Ketua RT Minta Bulog Timbang Ulang Raskin

CIKAJANG, (GE).- Para ketua RT di lingkungan RW 03 Desa Mekarjaya Kecamatan Cikajang mengeluhkan menyusutnya jumlah Raskin yang diterima. Menurut mereka, penyusutan tersebut sangat merugikan masyarakat.
Seperti yang diutarakan Ketua RT 08, Saepuloh. Menurutnya, rata-rata setiap karung dengan berat 15 kg, berkurang 2 sampai 2,5 kg. Tentu saja hal tersebut sangat merugikan bagi para ketua RT yang bertugas mendistribusikannya kepada masyarakat. Sementara, penyusutan jumlah beras tersebut, tetap harus dibayarkan kepada Bulog.
“Kumaha nya, janteun bingung para ketua RT teh. Ari bayar kedah full sementara beasna oge teu full,” keluh Saepuloh saat berbincang-bincang dengan GE, Sabtu malam (2/3).
Kebingungan para ketua RT, lanjut Saepuloh semakin bertambah tatkala kuota Raskin per desa dikurangi. Otomatis, pengurangan kuota raskin per desa tersebut berpengaruh pada jumlah yang didistribusikan ke masing-masing RW dan RT.
Foto raskin/Net

Hal senada diungkapkan ketua RT 03 RW 03, Endang. Penyusutan dari setiap karung raskin dinilainya sudah melampaui batas. Sebab, kalau pun karung raskin tersebut bocor, sepertinya tidak akan sebanyak penyusutan yang ada.
“Kalau pun memang karung sobek, saya kira penyusutan yang ada tidak akan sebanyak ini. Kecuali, karungnya sengaja disobekkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” jelas Endang yang diiyakan para ketua RT yang lain.
Oleh karena itu, para ketua RT berharap, ke depannya Bulog melakukan timbangan ulang raskin yang akan didistribusikan. Jangan sampai merugikan masyarakat kecil. “Kalau bisa, kami berharap, pihak Bulog bisa melakukan timbangan ulang raskin yang akan didistribusikan kepada masyarakat,” pinta Sutarman, selaku Ketua RT 06 dengan tegas.
Salah seorang tokoh masyarakat RW 03, Sukmana menambahkan, dengan adanya penyusutan raskin yang tidak wajar ini, perlu ada tindakan tegas dari pemerintah dalam hal ini Bulog. Sebab, kalau dibiarkan terus, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak di masyarakat.
“Bisa-bisa terjadi konflik di masyarakat kalau tidak segera ditangani. Perlu penanganan yang jelas dan tegas dari pemerintah,” tegas Sukmana. (Taufik)***

http://www.garut-express.com/2013/03/para-ketua-rt-minta-bulog-timbang-ulang.html

Warga Brandan Keluhkan Raskin Tak Layak Konsumsi

9 Maret 2013

P Brandan-andalas Puluhan warga Gg Anggrek Lingkungan IV Kelurahan Brandan Timur Baru, Kecamatan Babalan,  Kabupaten Langkat, merasa kecewa karena mendapat beras yang tak layak dikonsumsi. Warga memerotes dan mendatangi kediaman Kapling IV, Selasa (5/3).

Salah seorang warga yang mendapat jatah Raskin tersebut mengatakan, mau tidak mau beras harus diambil, sebab telah dibayar terlebih dahulu.

“Kami minta untuk ke depan pihak Bulog memberikan beras yang layak untuk dimakan. Sudahlah kami orang miskin dapat pula beras yang tak layak dimakan,” ungkapnya.

Kepala Lingkungan IV Kelurahan Brandan Timur Baru Syahminan mengatakan, beras yang diterima dari Bulog tidak layak untuk dikonsumsi.”Saya menerima aspirasi warga Lingkungan IV yang menyatakan beras miskin tersebut tidak layak dikonsumsi. Setelah mengecek beras yang ditunjukkan salah seorang warga, ternyata benar beras tersebut tidak layak untuk dimakan. Warnanya sudah agak kehitaman dan berdebu,” ujar Syahminan.

Syahminan menambahkan bahwa baru pertama kali mendapat beras miskin yang tak layak dikonsumsi tersebut seraya menambahkan sudah 40 goni telah disalurkan kepada warganya. Sebagian jatah berasnya telah dikonsumsi karena tidak memiliki stok beras lagi dan sebagian lagi dibagikan kepada hewan ternak.

”Mau tak mau beras tersebut sebagian kami makan karena uang kami tidak cukup untuk membeli beras lagi,” ungkapnya kepada andalas.

Sekcam Babalan Faisal  Rizal Matondang S Sos saat dikonfirmasi andalas mengatakan,  akan menyelesaikan masalah tersebut dan akan berkoordinasi dengan pihak Bulog agar beras yang belum disalurkan dihentikan terlebih dahulu.

”Kepada sebagian warga yang sudah menerima jatah raskin tersebut agar mengembalikannya lagi ke Kapling IV Brandan Timur Baru,” harapnya. (DIN)

http://harianandalas.com/Ragam/Warga-Brandan-Keluhkan-Raskin-Tak-Layak-Konsumsi

Jumat, 08 Maret 2013

Adukan soal Raskin ke Polres

7 Maret 2013

Warga Ngaku Jatah Dikurangi sejak 2008

KOTA-Puluhan warga dari Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, mengadu ke Polres Sumenep, kemarin (6/3). Hal itu karena tidak menerima beras untuk rakyat miskin (raskin) di desanya. Mereka juga melaporkan kasus dugaan penggelapan raskin yang telah merugikan para daftar penerima manfaat (DPM) di desanya sejak 2008. Sekitar pukul 09.45 kemarin, warga datang dengan mengendarai mobil pikap. Tanpa dikomando, usai turun dari mobil mereka langsung masuk ke mapolres.

Mereka berharap agar persoalan raskin di desanya segera diusut penegak hukum. Misna, 39, salah satu warga yang kemarin datang ke Polres Sumenep menyatakan, warga kadang menerima tiga bulan satu kali. Itu pun hanya dua gantang atau enam kilo. Sementara, lanjutnya, jatah tiap DPM 15 kilogram. ”Agar segera ada kejelasan, maka penegak hukum penting segera menyidik,” tandas perempuan berjilbab yang mengaku salah satu DPM raskin di desanya itu. Raskin yang semestinya diterima tiap bulan 15 kilogram sudah tidak utuh.

Udianto, 27, warga lainnya menambahkan, kedatangan mereka secara bersama-sama merupakan bukti bahwa mereka bernasib sama. ”Jadi warga mengadukan ke polisi bertujuan agar dibuktikan,” urainya. Perwakilan warga diterima di ruang Kanit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Sumenep. Warga keluar setelah beberapa saat di tipikor. Kepada warga tersebut, pihak kepolisian memberi saran agar laporan tersebut dilengkapi. Terutama, untuk menguatkan dugaan kalau ada penyimpangan.

Menurut para warga, dalam waktu dekat mereka akan segera kembali ke polres untuk mempertanyakan langkah penyelidikan yang dilakukan polisi. Karena, masih menurut warga, mereka siap memberikan keterangan ke penegak hukum kalau dibutuhkan. Kapolres Sumenep AKBP Marjoko melalui Kabag Ops Kompol Edy Purwanto menegaskan, setelah warga melengkapi bukti awal akan langsung menindaklanjuti. Seperti tanda bahwa mereka memang DPM, termasuk halhal lain sesuai kebutuhan proses penyelidikan. ”Kita bergerak sesuai bukti Mas,” pungkas Kabag Ops kemarin. (radar)

http://www.maduraterkini.info/berita-sumenep/adukan-soal-raskin-ke-polres.html

Kamis, 07 Maret 2013

Raskin Dijual Untuk Beli Beras Layak Konsumsi

6 Maret 2013

SUMBER,(PRLM).-Beras bantuan untuk rumah tangga miskin (raskin) yang telah diterima warga di wilayah Kabipaten Cirebon sering dijual kepada pengepul yang keliling dari kampung ke kampung.

Selanjutnya uang hasil penjualan raskin tersebut dibelikan beras medium yang dianggap lebih layak konsumsi dan enak.

Sejumlah pengepul raskin tersebut bisa dijumpai di wilayah Kecamatan Jamblang, Klangenan, Plumbon, Depok dan Kecamatan Weru.

Pada saat raskin sudah dibagikan kepada warga, mereka segera bergerak untuk membeli raskin tadi.

"Kalau tidak segera dibeli nanti bisa dibeli dulu sama yang lain, tapi langganan saya sudah lumayan banyak," kata Wardi pengepul raskin asal Desa Kreo, Kecamatan Klangenan, Rabu (6/3) siang.

Menurut Wardi, ketika berkeliling memburu raskin yang dijual warga satu hari bisa mendapatkan dua kuintal lebih. Beras tersebut nantinya dijual lagi kepada bandar yang kabarnya akan digiling menjadi bihun dan bahan pangan lainnya.

"Kalau beras raskin bantuan pemerintah itu memang rasa nasinya jauh dari rasa beras normal (medium-red) yang biasa dijual di warung-warung. Kadang bauinya juga apek jadi anak-anak tidak mau makan," kata Ny. Amirah, warga Desa Karangsari, Kecamatan Weru.

Berawal dari anak-anaknya yang tidak mau makan beras bantuan yang dihargai seribu rupiah setiap kilo gram itu, Ny. Amirah selalu menjual raskin yang kemudian uangnya dibelikan beras medium di warung.

Informasi yang dihimpun dari warga di sejumlah desa di beberapa kecamatan, beras raskin biasa dibeli seharga Rp.5.000 setiap kilo gram. Seperti diakui Ny. Rini di Desa Bodesari, Kecamatan. Plumbon.

"Raskin dijual lima ribu setiap kilo, sementara untuk membeli beras yang dii warung delapan ribu rupiah, biar nombok tiga ribu perak yang penting nasinya enak," kata Rini.(A-146/A-89).***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/225839

Raskin Jelek, Kades Tuntut Sistem Online

6 Maret 2013

KBRN, Mataram : Asosiasi Kepala Desa di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) membutuhkan perangkat Sistem Online guna memaksimalkan koordinasi dengan petugas Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya terkait penyaluran dan keluhan kwalitas beras miskin (Raskin).

Menurut Ketua Asosiasi Kepala Desa Lombok Barat, Amrul Jihad, persoalan yang seringkali muncul ditingkat desa dan kelurahan disebabkan oleh lemahnya koordinasi dengan pihak Bulog, baik yang ada di provinsi, kabupaten/kota hingga ke kecamatan.

Ia mencontohkan, ketika banyaknya keluhan masyarakat tentang rendahnya kwalitas Raskin, petugas ditingkat desa masih dihadapkan dengan mekanisme dan birokrasi yang berbelit-belit dalam menyelesaikan masalah itu bersama Bulog.

"Untuk itu, kita butuhkan perangkat online yang dapat mempermudah komunikasi antar desa dengan Bulog, sehingga berbagai permasalahan yang ditemukan dapat segera diselesaikan," harapnya.

Sementara itu menyinggung mengenai kwalitas raskin, Amrul Jihad, mengakui rendahnya kwalitas Raskin hampir ditemukan diseluruh desa di Kabupaten Lombok Barat. Selain berwarna kekuningan dan kecoklatan, Raskin yang diperoleh warga masyarakat juga berbau apek dan berkutu.

Kondisi ini, lanjutnya, sangat dikeluhkan oleh masyarakat penerima, bahkan sebagian dari mereka harus mengembalikan ke kantor desa karena sangat tidak layak dikonsumsi.

"Sebagian besar dari rumah tangga sasaran enggan mengembalikan Raskin yang diperoleh karena mekanisme pengembaliannya cukup panjang, mulai dari RT, laporan desa, kecamatan hingga ke Bulog," ujarnya.

Hasil pantauan RRI dibeberapa desa, beberapa warga terpaksa membeli beras kwalitas bagus untuk mencampur Raskin. Ada juga warga yang menjadikan Raskin sebagai pakan ternak seperti ayam dan bebek karena tidak layak dikonsumsi manusia. (A.Yani/DS/HF)

http://rri.co.id/index.php/berita/44943/Raskin-Jelek-Kades-Tuntut-Sistem-Online#.UTfEuzfag-o

Rabu, 06 Maret 2013

Warga Cianjur Keluhkan Kualitas Raskin Yang Buruk

6 Maret 2013

CIANJUR, (PRLM).-Pengelola raskin Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur mengeluhkan buruknya kualitas raskin alokasi tahun 2013. Pasalnya, selain bau apek, warnanya pun sudah menguning serta kadar patahannya mencapai 40%.

Sekretaris Desa Gekbrong, Andri Aziz kepada "PRLM", Selasa (5/3) mengatakan raskin pagu alokasi Januari 2013 baru diterima beberapa hari lalu. Namun saat melihat, ternyata kondisinya sangat tidak layak konsumsi.

"Kualitasnya ternyata tak seperti yang diharapkan. Aromanya sudah tercium bau apek, warna yang biasanya putih berubah menjadi kuning. Parahnya lagi, kadar patahannya sudah mencapai 40%. Namun karena masyarakat membutuhkan raskin, jadi pihak desa pun terpaksa menyalurkannya," katanya.

Kondisi tersebut, kata Andri, lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Warga juga sebenarnya mengeluh dengan kualitas raskin seperti itu, tapi mereka bingung karena kebutuhan terhadap raskin masih tinggi.

"Makanya kami salurkan saja meskipun bau apek, menguning, dan kadar patahannya masih sangat tinggi," ucapnya.

Awalnya, kata Andri, pihak desa sendiri berniat mengembalikan raskin itu ke Perum Bulog Sub Divre Wilayah Cianjur. Namun karena di lapangan sendiri masyarakat sangat menginginkannya, raskin pun disalurkan kepada masyarakat.

"Daripada harus membeli beras biasa dengan harga mencapai Rp 7.000-Rp 8.000 per liter, masyarakat memilih membeli raskin dengan harga hanya Rp 1.600 per kilogram, meskipun dengan kualitas sangat buruk," tuturnya.

Meskipun demikian, Ia mengharapkan dalam penyalurannya ke depan, pihak Bulog bisa mengecek terlebih dahulu kualitas raskin yang akan didistribusikan kepada rumah tangga sasaran (RTS) penerima hak. Apalagi kondisi perekonomian penerima hak itu merupakan keluarga tak mampu.

"Jangan hanya karena harganya hanya Rp 1.600, lantas kualitas tak diperhatikan. Pelayaan kepada masyarakat harus tetap nomor satu," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Gudang Beras Baru (GBB) Karangtengah Perum Bulog Sub Divre Cianjur, Saepulloh mengaku, kualitas raskin alokasi Januari 2013 yang baru didistribusikan ke desa-desa mengalami penurunan mutu. Kondisi tersebut, kata dia, akibat jatah raskin yang disalurkan merupakan stok bulan Desember 2012.

Saepulloh menuturkan, pada Februari 2013 lalu mendapatkan kiriman distribusi raskin dari Jawa Tengah (Jateng). Dari informasi, katanya raskin yang dikirimkan dari Jawa Tengah itu merupakan stok tahun 2012.

"Kami tak mengetahui persis sudah berapa lama raskin yang disalurkan kali ini ketika di Jawa Tengah disimpan. Yang jelas, tak lama setelah kiriman diterima, kami langsung mendistribusikannya kepada RTS," ujarnya.

Meskipun demikian, kata Saepulloh, raskin itu masih layak konsumsi. Dia pun tak menampik, warna raskin alokasi tahun ini sudah berubah warna dan kadar patahannya ada.

"Tapi memang ini kenyataannya. Kami tak bisa menggantinya karena memang penyebab penurunan mutu ini lantaran faktor alam. Terkecuali ada penyusutan, kami pasti tindaklanjuti dengan menggantinya," ucapnya.

Sedangkan, Kepala Subdivre Bulog Cianjur, Rizal menuturkan hingga saat ini belum mendapatkan laporan dari desa mengenai kualitas raskin yang jelek.

"Dari sisi kualitas itu relatif. Namun, yang pasti semua beras raskin yang kami salurankan itu layak dikonsumsi," tuturnya. (A-186/A-89)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/225829

Selasa, 05 Maret 2013

GUBERNUR NTB MINTA BULOG PERHATIKAN KUALITAS RASKIN

5 Maret 2013

Mataram, 5/3 (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi meminta bulog memperhatikan kualitas beras untuk keluarga miskin (raskin), agar tidak terus-menerus dipersoalkan penerima manfaatnya.
     "Ternyata ada lagi keluhan penerima raskin soal kualitas beras. Semestinya Bulog selalu memperhatikan kualitasnya agar masalah seperti itu tidak terulang setiap tahun," kata Zainul di Mataram, Selasa.
     Zainul berjanji akan segera memanggil Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog NTB Muhammad Hasyim, guna mendiskusikan permasalahan tersebut, sekaligus mencari solusi terbaiknya.
     Jajaran Pemprov NTB mendapat banyak laporan secara langsung maupun melalui pesan singkat (SMS) Center Pemprov NTB, dari masyarakat yang mengeluhkan kualitas raskin yang disalurkan di awal 2013.
     Bahkan, ada laporan yang menyebut petugas pendistribusian raskin agak memaksa penerima raskin untuk menerima beras kualitas rendah itu.
     "Nanti saya panggil Kepala Bulog NTB untuk bicarakan itu, memang seharusnya tidak boleh terjadi. Tetapi, apa alasan Bulog juga harus diketahui," ujarnya.
     Bulog NTB sudah menyalurkan raskin jatah 2013 sejak Januari sesuai instruksi pejabat Kementerian Koordinator (Kemko) Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra).
     Pagu raskin 2013 yang ditetapkan Kemko Kesra untuk NTB, berkurang sebesar 15,05 persen, jika dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan berkurangnya jumlah rumah tangga sasaran (RTS) yang mencapai 2,4 persen.
     Pagu raskin 2013 untuk NTB itu sebanyak 84.881.880 kilogram yang diperuntukan kepada 471.556 RTS, yang  disalurkan melalui 916 titik distribusi atau 916 desa pada 116 kecamatan yang menyebar di 10 kabupaten/kota di wilayah NTB.
     Setiap RTS mendapat jatah 15 kilogram per bulan dengan harga tebus sebesar Rp1.600 per kilogram di titik distribusi.
     Sebagai pembanding, pagu raskin 2012 sebanyak 99.925.440 kilogram yang diperuntukan kepada 483.162 RTS.
     Terjadi pengurangan pagu sebanyak 15.043.560 kilogram (15,05 persen) seiring dengan pengurangan sebanyak 11.596 RTS (2,4 persen).
     Rinciannya, pagu raskin untuk Kota Mataram sebanyak 5.135.940 kilogram untuk 28.533 RTS, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 12.751.740 kilogram untuk 70.843 RTS, Lombok Utara sebanyak 5.523.480 kilogram untuk 30.686 RTS, Lombok Tengah sebanyak 17.054.100 kilogram untuk 94.745 RTS, Lombok Timur sebanyak 24.835.140 kilogram untuk 137.973 RTS.
      Pagu raskin untuk Kabupaten Sumbawa sebanyak 5.570.100 kilogram yang diperuntukannya kepada 30.945 RTS, Sumbawa Barat sebanyak 1.652.040 kilogram untuk 9.178 RTS, Dompu sebanyak 3.623.940 kilogram untuk 20.133 RTS, Kabupaten Bima sebanyak 7.056.720 kilogram untuk 39.204 RTS dan Kota Bima sebanyak 1.678.680 kilogram untuk 9.326 RTS.
      Durasi raskin 2013 juga masih sama dengan tahun sebelumnya yakni 12 bulan, meskipun nantinya akan ada kebijakan raskin bulan ke-13 seperti yang diterapkan tahun-tahun sebelumnya. (*)

http://www.antaramataram.com/berita/?rubrik=5&id=24267

Raskin Rusak, Gubernur akan Panggil Bulog

5 Maret 2013

LOMBOKita - Temuan banyaknya Beras Miskin (Raskin) rusak membuat Gubernur NTB, TGH. Muhammad Zainul Majdi angkat bicara.

Gubernur menyatakan, permasalahan ini kerap terjadi tetapi harus dilihat secara objektif. Jika memang hal itu ditemukan, maka penegak hukum yang berhak menindaklanjutinya.

"Ketika membagikan Raskin mestinya harus dipastikan kualitas beras tersebut, jangan berdalih siap mengembalikan ke Bulog,” tegas Gubernur yang dimintai keterangannya usai menghadiri acara Pekan Panutan Pajak di Mataram, Selasa (5/3/2013).

Terkait dengan kesiapan Bulog untuk mengganti beras yang rusak, Majdi mengatakan, mestinya Bulog tidak harus menunggu beras itu dikembalikan oleh warga, tetapi harus lebih teliti sebelum mendistribusikannya kepada masyarakat penerima.

“Kalau masyarakat yang dekat dengan kantor Bulog mungkin tidak menjadi masalah, tetapi bagaimana dengan penerima yang berada di pelosok desa, tidak mungkin untuk ke kota sekedar mengganti beras yang tidak seberapa banyaknya,” kata Gubernur.

Karena itu, Majdi akan memanggil pihak Bulog agar kejadian yang setiap kali pendistribusian itu tidak terulang kembali. Sebab, masyarakat selalu ributkan soal kualitas beras. "Kita akan panggil Kepala Bulog agar kejadian ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

Selain itu, terkait adanya dugaan beras yang bagus di NTB dikirim ke luar daerah, Majdi menegaskan, akan menindaklanjuti informasi tersebut. “Nanti kita panggil Kepala Bulog terkait masalah ini. Jika itu benar terjadi, maka tidak bisa ditolerir lagi,” katanya lagi. (ari)

Ditulis oleh Zulfahmi

http://lombokita.com/ekonomi-bisnis/1565-raskin-rusak-gubernur-akan-panggil-bulog#.UTX4ETfag-o

Warga Cianjur Keluhkan Buruknya Kualitas Raskin

4 Maret 2013

INILAH, Cianjur - Pengelola raskin di tingkat Desa Gekbrong Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur, mengeluhkan buruknya kualitas raskin alokasi tahun 2013. Kondisinya selain bau apek, warnanya pun sudah menguning serta kadar patahannya mencapai 40%.

Berdasarkan informasi, distribusi raskin alokasi Januari 2013 baru diterima pihak desa setempat beberapa hari lalu. Sayang, kualitasnya tak seperti yang diharapkan. Aromanya sudah tercium bau apek, warna yang biasanya putih berubah menjadi kuning. Parahnya lagi, kadar patahannya sudah mencapai 40%. Namun karena masyarakat membutuhkan raskin, pihak desa pun terpaksa menyalurkannya.

Sekretaris Desa Gekbrong, Andri Aziz membenarkan buruknya kualitas raskin pagu alokasi Januari 2013 yang baru diterima beberapa hari lalu itu. Andri dengan tegas mengatakan, melihat kondisinya, raskin tahun ini sangat tidak layak konsumsi.

"Kondisinya sangat buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Warga juga sebetulnya mengeluh dengan kualitas raskin seperti itu, tapi kami bingung karena kebutuhan terhadap raskin masih tinggi. Makanya kami salurkan saja meskipun bau apek, menguning, dan kadar patahannya masih sangat tinggi," kata Aziz saat dihubungi INILAH melalui telepon selulernya, Senin (5/3/2013).

Tadinya pihak desa sendiri berniat mengembalikan raskin itu ke Perum Bulog Sub Divre Wilayah Cianjur. Namun karena di lapangan, masyarakat sangat menginginkannya, raskin pun disalurkan kepada masyarakat.

"Daripada harus membeli beras biasa dengan harga mencapai Rp7.000-Rp8.000 per liter, masyarakat memilih membeli raskin dengan harga hanya Rp1.600 per kilogram, meskipun dengan kualitas sangat buruk," tuturnya.

Dia mengharapkan, ke depan dalam penyalurannya, pihak Bulog bisa mengecek terlebih dahulu kualitas raskin yang akan didistribusikan kepada rumah tangga sasaran (RTS) penerima hak. Apalagi kondisi perekonomian penerima hak itu merupakan keluarga tak mampu.

"Jangan hanya karena harganya hanya Rp1.600, lantas kualitas tak diperhatikan. Pelayaan kepada masyarakat harus tetap nomor satu," tegasnya.[ang]

http://m.inilah.com/read/detail/1964276/warga-cianjur-keluhkan-buruknya-kualitas-raskin

Bulog Berikan Warga Cianjur Raskin Apek

5 Maret 2013

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sejumah warga di Desa Gekbrong Kabupaten Cianjur mengeluhkan kualitas beras untuk rakyat miskin (raskin). Beras raskin yang diterima warga dikeluhkan berbau apek dan warnanya telah menguning.

"Kualitas raskin tidak sesuai dengan harapan,’’ ujar Sekretaris Desa (Sekdes) Gekbrong, Andi Aziz, kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Raskin sudah dipasok oleh Bulog sejak beberapaa hari yang lalu. Menurut Andi, kualitas raskin kali ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dampaknya, banyak warga yang mengeluhkan hal tersebut kepada aparat desa.

Awalnya, kata Andi, pemerintah desa akan mengembalikan jatah raskin bulan ini ke Bulog. Namun, karena khawatir banyak warga yang membutuhkan maka raskin tetap disalurkan.

Kepala Gudang Beras Baru (GBB) Karangtengah Perum Bulog Subdivre Cianjur, Saepulloh menerangkan, kualitas raskin yang disalurkan di awal 2013 ini memang mengalami penurunan mutu akibat faktor alam.

Namun, raskin yang dibagikan dinilai masih layak konsumsi.Dari data Pemkab Cianjur menyebutkan, pagu alokasi raskin 2013 untuk Kabupaten Cianjur adalah 3.165.990 kilogram per bulan.

Jumlah warga yang mendapatkan jatah raskin mencapai 211.066 rumah tangga sasaran (RTS). Sehingga pagu alokasi raskin untuk ketersediaan raskin satu tahun sebesar 37.991.880 kilogram.n riga
Reporter : Riga Nurul Iman   
Redaktur : A.Syalaby Ichsan

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/03/05/mj5ux7-bulog-berikan-warga-cianjur-raskin-apek

Bulog Cianjur Akui Kualitas Raskin Menurun

4 Maret 2013

INILAH, Cianjur - Kepala Gudang Beras Baru (GBB) Karangtengah Perum Bulog Sub Divre Cianjur, Saepulloh mengaku, kualitas raskin alokasi Januari 2013 yang baru didistribusikan ke desa-desa mengalami penurunan mutu. Dia menduga, kondisi itu akibat jatah raskin yang disalurkan merupakan stok bulan Desember 2012.

"Bulan Februari 2013 lalu kami mendapatkan kiriman distribusi raskin dari Jawa Tengah. Dari informasi, katanya raskin yang dikirimkan dari Jawa Tengah itu merupakan stok tahun 2012. Kita tak mengetahui persis sudah berapa lama raskin yang disalurkan kali ini ketika di Jawa Tengah disimpan. Yang jelas, tak lama setelah kiriman diterima, kami langsung mendistribusikannya kepada RTS," terang Saepulloh di GBB Karangtengah, Senin (5/3/2013).

Meskipun demikian, kata Saepulloh, raskin itu masih layak konsumsi. Dia pun tak menampik, warna raskin alokasi tahun ini sudah berubah warna dan kadar patahannya ada.

"Tapi memang ini kenyataannya. Kami tak bisa menggantinya karena memang penyebab penurunan mutu ini lantaran faktor alam. Terkecuali ada penyusutan, kami pasti tindak lanjuti dengan menggantinya," terangnya.

Dia pun mengaku, penyaluran raskin 2013 mengalami keterlambatan karena masih menunggu juklak dan juknis Gubernur Jawa Barat. Baru setelah itu, di tingkat kota/kabupaten, kepala daerah mengeluarkan SK penyalurannya.

"Harganya masih Rp1.600 per kilogram. Gudang kami mampu menyimpan stok hingga 2.000 ton untuk melayani penyaluran ke 12 kecamatan," terangnya.[ang]

http://m.inilah.com/read/detail/1964285/bulog-cianjur-akui-kualitas-raskin-menurun

Sekda Tanggapi Rusaknya Raskin

4 Maret 2013

LOMBOKita - Masih ditemukannya beras untuk rakyat miskin (Raskin) yang rusak dari pihak Bulog ke masyarakat penerima ditanggapi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, H. Muh Nur.
Dalam keterangannya Sekda menyatakan, kejadian ini selalu terjadi berulang-ulang. “Ada saja kurangnya, entah itu kualitas dan jenis dari beras tersebut,” ujar Sekda kepada LOMBOKita, Senin (4/3/2013).
Namun demikian, katanya, pada dasarnya, kekurangan yang tidak mencukupi kualitas standar beras harus segera dikembalikan dan Bulog harus menggantinya pada saat itu juga.
"Tidak ada alasan bagi Bulog untuk menolak beras yang dikembalikan karena itulah prinsipnya," tegas Sekda.
Selain kualitas beras yang tidak bagus, ditemukan juga di beberapa tempat, kekurangan takaran beras sekitar 1 kilogram per karung, seperti yang ditemukan di Kabupaten Bima. "Jika itu benar terjadi, maka pihak Bulog harus segera mencermati temuan itu," tegasnya lagi.

Sekda juga meminta kepada masyarakat penerima Raskin untuk tidak sungkan-sungkan memberikan laporan kepada Kepala Desa maupun pihak-pihak terkait jika menemukan kejanggalan seperti kurangnya takaran maupun kualitas beras yang tidak sesuai standar. (ari)

Ditulis oleh Zulfahmi

http://lombokita.com/ekonomi-bisnis/1545-sekda-tanggapi-rusaknya-raskin#.UTU5Xjfag-o 

Penyaluran Raskin Bermasalah

4 Maret 2013

Metrotvnews.com, Bandung: Penyaluran beras miskin atau raskin di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat dari tahun ke tahun bermasalah. Di antaraya, tidak tepat sasaran dan kualitas beras rendah.

Selain itu, banyak warga hanya menerima raskin kurang dari 15 kilogam, atau tidak sesuai ketetapan pemerintah. "Tahun lalu saya hanya menerima beras kurang dari 13 kilogram. Itu juga dialami beberapa warga lainnya," kata Karyana, warga Cililin, Kabupaten Bandung, Senin (4/3).

Ayah dari tiga anak yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan itu menambahkan untuk mengonsumsi rakin, ia harus mencampurnya dengan beras yang dibeli di warung. "Jika tidak dicampur, rasanya lain. Kayak bukan beras (tidak enak)," tuturnya.

Wakil Bupati Bandung Deden Rumaji menegaskan pihaknya tengah memantau langsung penyaluran raskin ke pelosok desa dan menanyakan langsung kepada warga penerima. "Jika memang terjadi pelanggaran dalam pendistribusian, kualitas, dan jumlahnyam, dan itu melibatkan aparat Pemkab Bandung di tingkat kecamatan dan desa, saya akan tindak
sesuai peraturan," tegasnya.

Hal yang sama juga dialami warga miskin di Kabupaten Garut. Pada 2012 Forum Solidaritas Masyarakat Indonesia (FSMI) menemukan kejanggalan dalam penyaluran raskin di 201 desa. Ketua FSMI Mulyono mengatakan pemerintah harus menyosialisasikan tentang prosedur dan mekanisme penyaluran raskin secara efektif. "Jatah raskin untuk 201 desa banyak yang raib entah ke mana," tuturnya.

Ia menegaskan jika memang persoalan seperti itu masih terjadi, pihaknya akan mendatangi DPRD Garut untuk melakukan audensi dengan melibatkan eksekutif, lembaga, dan dinas/instansi terkait. (Eriez M Rizal/Pbu)

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/03/04/6/135608/Penyaluran-Raskin-Bermasalah

Beras Raskin Tidak Berhenti dengan Kekacauannya

4 Maret 2013

Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai program raskin kasus Indonesia, baik itu lembaga internasional, majalah The Economist, Pattiro bekerjasama dengan Usaid, dan penelitian lainnya oleh lembaga yang mempunyai perhatian terhadap masalah Indonesia, namun seperti telinga "pekak" program raskin tidak berubah. Tidak ada perbaikan yang signifikan, walaupun telah dibuat mekanisme komplain melalui SMS, melalui telepon langsung, pengaduan resmi lainnya.

Institusionalisasi raskin tidak berjalan dengan mekanisme atau aturan yang dibuat,ini menandakan tidak ada figur yang kuat untuk memperbaiki masalah ini dengan segera. Membiarkan sebuah masalah di depan mata seperti "kebodohan" bangsa ini yang terus bertahan.

LSM hanya melaporkan, tidak membangun sebuah akar yang kuat di akar rumput. Kalau sekedar membuat studi tanpa pemberdayaan, nilai penting LSM menjadi hilang. Seperti yang banyak terjadi selama ini semenjak rezim "reformasi" hadir tanpa substansi, hanya sebuah prosedur demokrasi yang kosong. Artinya memang ada sebuah kebutuhan pendampingan yang kuat di akar rumput, yang tidak bisa ditawar untuk memperkuat masyarakat sipil.

Semenjak aktivis masyarakat sipil pindah rumah menjadi pebisnis, politisi, dan profesional LSM, maka akhirnya rumah masyarakat sipil itu hilang menguap. Sehingga untuk sekedar urusan program raskin yang jelas hitam putihnya terus bermasalah. Dan tidak ada inisiatif dari masyarakat sipil untuk menanganinya. Dan kita tahu birokrat tidak punya niat untuk menyelesaikan ini, karena dari awal mereka berkecimpung di lembaga pemerintah, ideologisasi tentang layanan tidak begitu kuat. Jadi mereka bekerja sekedar memenuhi aturan-aturan prosedural yang ada, tanpa capaian substansi.

Jadi saat ini kita kekurangan aktivis masyarakat sipil dan birokrat-ideologis, sehingga masalah kecil seperti program raskin saja tidak pernah selesai.

http://suarakomunitas.net/baca/43512/beras-raskin-tidak-berhenti-dengan-kekacauannya/

Minggu, 03 Maret 2013

Getol Ungkap JB, Abaikan Kasus Raskin

2 Maret 2013

Kediri – Pengungkapan kasus dugaan penyelewengan distribusi beras jatah warga miskin (raskin) di Kota Kediri ditengarai macet. Padahal, sebelumnya Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Kediri Kota sudah memeriksa dua pejabat Pemkot dan dari Bulog Sub Divre V Kediri. Kemudian polisi juga secara maraton memeriksa 46 lurah yang dimungkinkan mengetahui proses pendistribusian raskin selama ini.     

Melambatnya penyelidikan kasus dugaan penyelewengan distribusi Raskin ini, dimungkinkan karena polisi sedang getol mengungungkap kasus dugaan korupsi proyek Jembatan Brawijaya (JB) Kota Kediri. Sehingga tenaga penyidik tersedot untuk menangani proyek jembatan senilai Rp 71 miliar yang kini banyak menjadi perhatian masyarakat Kota Tahu.

Namun masyarakat mengharapkan kepolisian tidak menyepelekan kasus Raskin, karena ini juga menyangkut masyarakat banyak, terutama dari keluarga miskin (gakin) di Kota Kediri.

Menurut Ketua LSM Montera, Andhi Mahfud, kondisi ini dinilainya memprihatinkan. Kasus dugaan penyelewengan distribusi raskin yang juga berhubungan dengan wong cilik, juga harus mendapat perhatian serius. ”Saya khawatir kasus yang berhubungan langsung dengan wong cilik, kurang diprioritaskan. Saya khawatir kasus raskin akan terulang lagi,” ujar dia.

Kapolres Kediri Kota AKBP, Ratno Kuncoro yang dikonfirmasi terkait tudingan melemahnya pengungkapan kasus dugaan distribusi raskin, mengatakan, dugaan kasus penyelewengan raskin, sampai kini masih dalam penanganan. Tim penyidik Tipikor juga terus bekerja keras untuk mengungkap adanya indikasi kecurangan distribusi raskin.

Ditambahkan Kapolres, saat ini penyelidikan masih terus berjalan. Sejumlah saksi juga sudah dimintai keterangannya. “Dengan penanganan yang serius ini, kami berharap distribusi raskin di tahun - tahun mendatang tidak bermasalah lagi dan semakin lancar. Kemungkinan adanya kecurangan juga tidak ada lagi,” harap dia.

Sekadar diketahui, pada awal Februari lalu, Polres Kediri Kota memeriksa para Lurah untuk melengkapi atau melanjutkan penyelidikan dugaan penyelewengan pendistribusian raskin. Karena distribusi raskin ditengarai tidak tepat sasaran dan diduga mengakibatkan salah satu warga stres berat hingga melakukan tindakan nekat, mencoba bunuh diri bersama dua anak balitanya.

Menurut Kasubag Humas Polres Kediri Kota, AKP Surono, pemeriksaan para Lurah terkait pembagian raskin di wilayah Kota Kediri atau di wilayah kelurahan masing-masing yang ditengarai menyimpang.
Sementara pemeriksaan tidak dapat dilakukan serentak, karena jumlah penyidik yang terbatas. Sehingga penyidikan dilakukan bergiliran.

Para Lurah yang dipanggil, jelas dia, karena dianggap tahu terkait pendistribusian raskin. Mereka tentu  tahu warganya yang mestinya menerita jatah raskin dan tidak. Sementara ini ada dugaan, warga yang mestinya mendapat jatah malah tidak kebagian dan sebaliknya dengan berbagai dalih. Padahal itu tidak dibenarkan. Kejadian ini yang sedang didalami Unit Tipikor.

Sebelumnya, Unit Tipikor juga memeriksa dua pejabat Pemkot Kediri yang diduga terkait distribusi  raskin, yaitu Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Suprapto dan Kabag Perekonomian, Edi Lukmono. Selain itu polisi juga memeriksa petinggi Bulog Sub Drive V Kediri. Pemeriksaan mereka ini, kata Ratno Kuncoro, juga untuk mengungkap dugaan penyelewengan distribusi raskin.

Walikota Kediri Samsul Ashar juga mendukung pemeriksaan aparatnya terkait distribusi raskin. Apalagi, kata dia, distribusi raskin selama ini dinilainya amburadul dan tidak tepat sasaran. Penyebabnya, salah satunya karena data tidak akurat. Karena itu, Walikota ingin data itu dibuat rapi dan benar. gim

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=716501e7d524d3c8335ede3ce1f976cc&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Bulog Mengaku Kecolongan

1 Maret 2013

Raskin Rusak Sebabkan Kerugian Rp22,8 Juta
BANDARLAMPUNG – Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Lampung Alip akhirnya mengakui kelalaian pihaknya yang telah mendistribusikan beras untuk masyarakat miskin (Raskin) rusak di Pesawaran. Ke depan, Alip berjanji akan memperketat kontrol pendistribusian raskin.

’’Ya, dalam hal ini kita kecolongan. Tapi itu hanya sedikit kelalaian dari ribuan karung beras yang kami awasi. Semua telah kita ganti,’’ ujarnya saat menggelar konferensi pers di ruang aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Lampung kemarin (28/2).
Menurut Alip, hingga kini pihaknya masih menurunkan tim untuk melakukan survei terkait peredaran raskin rusak di Pesawaran. Sampai kemarin, Bulog baru mendapati 30 kg raskin dengan kualitas buruk. Sementara laporan masyarakat, raskin yang rusak mencapai 3.495 kg. Artinya, masih ada 3.465 kg raskin rusak yang beredar di masyarakat.
’’Untuk mencari tahu adanya kemungkinan raskin rusak tim masih turun hingga dua hari ke depan (2/3). Kami terus cari tahu di mana lokasi ribuan ton beras lainnya yang dilaporkan rusak,’’ ungkapnya.
Ke depan, bila benar jumlah raskin yang rusak mencapai 3.495 kg, berarti total kerugian masyarakat Pesawaran penerima raskin mencapai Rp22.869.000. Jumlah tersebut didapati dari kalkulasi jumlah selisih dengan harga raskin sebesar Rp6.600 per kg.
Di sisi lain, berdasar laporan realisasi percepatan penyaluran, tahun ini pagu alokasi raskin Januari–Maret untuk 14 kabupaten/kota mencapai 18.308.085 kg. Khusus Pesawaran 1.141.590 kg. Di mana, keseluruhan pagu raskin Pesawaran sampai Maret saat ini sudah tersalurkan. 
’’Tahun ini kita ditarget menyerap sebanyak 100 ribu ton beras untuk 573.954 RTS (rumah tangga sasaran). Kesemua beras berasal dari wilayah Lampung dengan harga  Rp6.600 per kg. Tahun lalu penyaluran berkisar di angka 70 ribu ton untuk sekitar 630.000 RTS,’’ ujar dia.
Tak ingin kecolongan lagi, pihaknya tetap melakukan upaya mempertahankan kualitas. ’’Kualitas terus kita rem penurunannya. Terkadang tidak bisa dibohongi dengan penyimpanan yang lama akan sedikit menurunkan kualitas. Di mana salah satu perawatan kita lakukan fungigasi per tiga bulan untuk menekan hama,’’ tandasnya.
Sementara itu, data yang dirilis Bulog Divre Lampung dengan Pemkab Pesawaran berbeda. Bagian Perekonomian Pemkab Pesawaran menyatakan Bulog hanya mengganti mengganti 300 kg raskin rusak. Hal ini dibenarkan Kabag Perekonomian Pemkab Pesawaran Ir. Sugiri. Saat dikonfirmasi tadi malam Sugiri mengaku, jumlah penggantian itu sesuai dengan beras yang masih ada di masyarakat.
Terkait pergantian raskin yang hanya 300 kg tersebut, Sugiri mengaku belum dapat menentukan sikap. ’’Intinya kami mengikuti masyarakat saja, jika masyarakat sudah puas dengan pergantian itu, kami juga puas. Nah, jika tidak, maka kami akan mencoba memfasilitasinya lagi,’’ ungkap dia.
Di sisi lain, Komisi B DPRD Pesawaran langsung melayangkan protes dengan sikap Bulog yang hanya mengganti 300 kg raskin terhadap warga Desa Cimanuk, Kecamatan Waylima.
    ’’Dasar apa yang dipakai Bulog dengan hanya mengganti 300 kg saja? Apakah dari hasil pengumpulan raskin yang masih ada di masyarakat? Kalau begitu, raskin yang sudah telanjur dikonsumsi atau dibuang masyarakat tidak dihitung sama Bulog. Bila begini, kan nggak bener namanya. Harusnya, perhitungkan dong kerugian masyarakat! Jangan seenaknya saja,’’ geram Wakil Ketua Komisi B DPRD Pesawaran Mustika Bahrum saat menghubungi Radar Lampung kemarin.
    Politisi asal Partai Golkar itu mengatakan, dari hasil pantauannya, hampir seluruh raskin di desa tersebut rusak. ’’Bulog jangan sok tidak tahu, kualitas raskin itu kan diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 3/2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah,’’ tegasnya.
Karena itu, dirinya meminta Bulog kembali menyalurkan raskin sesuai jatah Desa Cimanuk. Yakni sebanyak 3,495 ton. ’’Saya juga meminta Bagian Perekonomian Pemkab Pesawaran untuk memfasilitasi ini, jangan malah membela Bulog dong,’’ tukasnya. (sur/whk/p6/c3/fik)

http://www.radarlampung.co.id/read/nasional/57102-bulog-mengaku-kecolongan