Selasa, 30 April 2013

Warga Kembalikan Beras Miskin

29 April 2013

Kualitasnya Sangat Jelek

 

BOGOR (Pos Kota) – Sejumlah warga Kelurahan Puspanegara, Kecamatan Citeuerup, Bogor mengembalikan beras untuk rakyat miskin (raskin) ke Badan Urusan Logistik (Bulog). Raskin yang mereka terima tidak layak konsumsi sehingga dikhwatirkan akan merusak kesehatan.
“Tahun ini raskin yang kita terima bau dan kotor. Meski demikian beberapa warga nekat memasaknya, namun saat dimakan rasanya anyir dan tak enak, sebab itu kita kembalikan Sabtu kemarin,” kata Rahayu, warga RT.003/02, Kelurahan Puspanegara, Senin.
Lurah Pupapnegara Rameni membenarkan, raskin yang dibeli warga dengan harga Rp 1.485.000 dari Bulog lewat kelurahan berkualitas jelek. “Warga mengembalikan beras raskin sebanyak 55 karung atau sekitar 350 Kg,” ujarnya. Dia dan warga mengaku kecewa, sebab beras ini datangnya enam bulan sekali.
“Kami kecewa, ibaratnya membeli kucing dalam karung. Saat raskin datang ke kantor kelurahan malam hari, sehingga kami tak bisa mengeceknya dan langsung dikirim ke warga yang sudah membelinya,” jelasnya. Sebelumnya, raskin yang mereka terima kondisinya masih layak untuk dimakan.
Kecamatan Citeureup mengaku telah berkordinasi dengan Bulog. “Kami sudah terima 55 karung beras raskin yang dikembalikan warga dan kami serahkan lagi ke Bulog Dramaga,” kata Camta Citeueru Bambang Tawekel. Kejadian ini, menurutnya bukan hanya terjadi di Desa Puspanegara, tapi juga di desa lainnya di Kabupaten Bogor.
“Saya dan camat lainnya sudah mengadukan ini ke Pemkab Bogor dan Bulog agar tak terulang lagi. Kasihan warga, untuk mendapatkan raskin mereka bayar uang di muka semingu sebelum raskin datang dan saat dikirim berasnya busuk, pecah-pecah mirip pakan ternak.Pokoknya tallayak dikonsumi oleh manusia,” tambahnya. (iwan)
Teks : Sejumlah warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat antre pembagian beras untuk warga miskin (raskin) yang didistribusikan di kantor kelurahan Senin (29/4). Beras bersubsidi yang dikemas karung berlogo “Bulog” itu, disambut gembira warga .(yogi)

http://m.poskotanews.com/2013/04/29/warga-kembalikan-beras-miskin/

 

Raskin Bau dan Berkutu

29 April 2013

SERANG, BP - Sejumlah warga RT 04 RW 06 Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, mengeluhkan buruknya kualitas beras untuk warga miskin (Raskin). Raskin yang diterima warga beberapa waktu lalu berbau apek, berwarna kecoklatan dan berkutu. Akibatnya, warga tidak mau mengkonsumsinya.
“Beras ini bukan untuk konsumsi manusia, sangat tidak layak dimakan. Diberi gratis saja warga tidak mau, apalagi ini disuruh membayar,” kata Ketua RT 04 RW 06 Kelurahan Unyur, Nasir, Minggu (28/4).
Dikatakan Nasir, Raskin dijual kepada warga dengan harga Rp2 ribu per liter oleh pihak kelurahan. RT 04, katanya, mendapatkan alokasi beras Raskin sebanyak 120 liter dari kelurahan. “Bulan kemarin berasnya tidak terlalu jelek, tapi hanya diberi 100 liter. Akhirnya saya minta ditambahkan tapi kok yang dikasih malah beras tidak layak seperti ini,” ujarnya.
Buruknya kualitas Raskin, lanjut Nasir, bukan hal baru. Kejadian seperti itu sudah sering terjadi. “Hal seperti ini bukan yang pertama, sudah sering terjadi. Tapi warga diam karena tak punya pilihan. Tapi kali ini kami sudah jengah. Hari Senin akan kita kembalikan ke kelurahan. Ini adalah sampah dan racun buat kita,” katanya.
Nasir menuding pemerintah telah melecehkan masyarakat dengan memberikan Raskin tidak layak makan.
“Jangan mentang-mentang rakyat kecil lalu dihina seperti ini. Ini namanya menghina bangsa sendiri,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan, Ketua RT 02 RW 06 Kelurahan Unyur Jumari. Menurutnya, ketika Raskin itu ditawarkan ke warga sebenarnya warga mengeluhkan kondisi Raskin itu. Namun warga tidak memiliki pilihan selain membeli.
“Ketika saya tawarkan langsung habis. Warga memang terpaksa membeli, habis mau bagaimana lagi. Biasanya masaknya itu dicampur dengan beras yang bagus,” ujar Jumari.
Jumari mengatakan, dirinya sempat memprotes kondisi beras tersebut, namun tak ada respon dari pihak kelurahan.
“Saya pernah bilang berasnya jelek. Kata mereka kalau jelek ya kembalikan saja. Waktu saya minta beras penggantinya, mereka cuma bilang tidak ada stok,” ungkapnya.
Salah seorang warga, Indah Permatasari mengaku kecewa dengan kondisi Raskin yang tidak layak konsumsi tersebut. Ia berharap pemerintah segera menggantinya dengan Raskin yang kualitasnya agak baik.
“Saya kecewa dengan pemerintah, harusnya Raskin ini kan layak makan. Dikasih gratis pun saya tidak mau, apalagi disuruh bayar. Tapi banyak juga warga yang terpaksa karena tuntutan kebutuhan,” ujar Indah.(APP/RIF)

Raskin Warga Jatirejo Coklat dan Berbau Apek

29 April 2013

Mojokerto (beritajatim.com) - Puluhan warga Dusun Jatirejo RT 03 / RW 01, Desa Jatirejo, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto mengeluhkan beras untuk keluarga miskin (raskin).

Pasalnya, beras yang diterima warga kondisinya hancur, coklat, berbau apek dan tidak layak konsumsi.

Salah satu warga, Windiarti (40) mengatakan, beras yang diterima warga kondisinya hancur dan warnanya coklat. "Selain banyak yang hancur dan warnanya coklat, juga baunya apek dan berkutu serta menjamur. Banyak yang tidak berani mengkonsumsinya," ungkapnya, Senin (29/04/2013) tadi siang.

Masih kata Windiarti, sebenarnya raskin dengan kondisi tidak layak konsumsi tersebut sudah beberapa kali diterima warga. Namun masih kata Windiarti, kondisi raskin yang paling parah diterima warga yakni bulan April ini, sehingga warga takut untuk mengkonsumsinya.

Ketua RT 03 / RW 01 Dusun Jatirejo, Desa Jatirejo! Ridwan mengatakan, warga di RT 03 ada 22 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) yang menerima raskin tersebut. "Setiap KK menerima sekitar 5 kilogram dengan mengganti biaya transport sebesar Rp2 ribu perkilogramnya," jelasnya.[tin/ted]


http://m.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik&Pemerintahan/2013-04-29/169581/_Raskin_Warga_Jatirejo_Coklat_dan_Berbau_Apek 

Minggu, 28 April 2013

Raskin di Bogor tak Layak Konsumsi

26 April 2013

BOGOR — Beras murah untuk keluarga miskin (raskin) yang disalurkan di wilayah Kelurahan Puspanegara, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor tidak layak konsumsi. Sebagian warga yang sempat membeli beras mengembalikan ke Badan Urusan Logistik (Bulok), sementara yang lain menjadikannya makanan ayam.
Camat Citeureup Kabupaten Bogor, Drs Babang Tawekal, Kamis (25/4), mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap kondisi beras untuk orang miskin tersebut. Bila informasi itu bernar, pihaknya akan mengintruksikan kepada para kepala desa agar lebih teliti dalam menerima beras raskin yang dikirim Bulog.
Pengadaan beras raskin merupakan program nasional yang langsung ditangani oleh Bulog, dan masing-masing kepala desa ditetapkan sebagai penyalur beras murah tersebut. Jadi, hanya petugas Bulog yang mengetahui kondisi beras yang dikirim, sehingga kalau ada raskin yang tidak layak konsumsi tentu pihak desa tentu tidak akan mengetahuinya jika tidak ada laporan warga.
Seorang warga Kelurahan Puspanegara, Srirahayu, mengatakan pihaknya telah mengembalikan 55 karung beras raskin kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) karena tidak layak konsumsi. Kondisi beras yang diterima bau dan kotor, dan kasus seperti ini memang baru kali ini terjadi.


Janter Panjaitan — HARIAN TERBIT

Kasus Korupsi Dana Raskin Bulog Jabar Segera Disidangkan

28 April 2013

 Bandung - Kasus korupsi dana raskin dengan telah dilimpahkan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung pada Pengadilan Tipikor Bandung. Kasus yang menyeret tiga pejabat di Divisi Regional (Divre) Bulog Jabar ini akan pun segera diadili di meja hijau.

Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Bandung Rinaldi Umar saat dihubungi detikcom, Minggu (28/4/2013).

"Kasus korupsi Bulog Jabar sudah kami limpahkan ke PN (Pengadilan Negeri) Bandung," ujar Rinaldi.

Ia menuturkan, sidang akan segera digelar setelah pengadilan menetapkan susunan majelis hakim dan jadwal sidang. "Sepertinya pekan depan sidang perdana akan digelar," katanya.

Tiga tersangka, yaitu yaitu NS, Wakil Sub-Regional Bulog Jabar, M yang merupakan bendahara dan R mantan Kepala Sub Divre Bulog Jabar. Ketiganya telah ditahan dalam tahap penyidikan pada Kamis (11/4/2013). NS saat ini ditahan di LP Wanita Sukamiskin, sedangkan NS dan M ditahan di Tahanan Kebonwaru.

Mereka terlibat korupsi dana operasional penyaluran beras miskin (raskin) di Divre Bulog Jabar 2008-2010 dengan nilai kerugian negara sebesar Rp 5 miliar.

(tya/tya)


Warga Kembalikan Raskin Busuk ke DPRD Dumai

27 April 2013

Reses Tahap I Tahun 2013,

Dumaisatu.com - Bantuan beras yang diserahkan Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakkanla) beberapa waktu lalu kepada keluarga nelaya tak layak konsumsi. Keluarga nelayan yang menerima bantuan beras kurang layak konsumsi tersebut akhirnya menyampaikannya kepada wakilnya yang duduk di DPRD Dumai.

Mahdhalena, seorang keluarga nelayan yang berada di Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat, Jumat (26/4/13) mengatakan kepada Anggota DPRD Dumai, Andi Firman, bahwa bantuan beras yang diserahkan kepada keluarga nelayan tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Karena, beras tersebut berwarna hitam dan berabuk.

"Pak kami sebagai keluarga nelayan yang menerima bantuan beras kemarin kecewa. Beras yang diberikan kepada kami warnanya hitam dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Jangalah mentang-mentang memberikan beras dengan cara gratis, tapi tidak layak untuk dikonsumsi. Kami sadar pak, kalau kami hanya rakyat kecil," keluhnya kepada Anggota DPRD Dumai.

Menurutnya, jika Pemko Dumai benar-benar memiliki niat untuk memberikan bantuan kepada masyarakat nelayan hendaknya beras tersebut layak dikonsumsi sehingga benar- benar dapat membantu meringankan kebutuhan ekonomi keluarga. Janganlah memberi bantuan, tapi kondisi berasnya yang tidak layak konsumsi manusia. Sudahlah warnanya hitam, beras itu mengeluarkan bauk busuk.

"Kami berharap beras bantuan itu yang layak konsumsilah, tak mungkin kami makan beras yang kondisinya tidak menjamin kesehatan, kalau perlu bukti akan saya tunjukkan kesini pak. Kami sebagai orang kecil benar-benar kecewa atas perhatian yang diberikan kepada pemerintah ini," kesal Mahdhalena sembari mendapatkan dukungan dari masyarakat lainnya.

Apa yang disampaikan masyarakat tersebut, Andi Firman, Anggota DPRD Kota Dumai mengaku prihatin dan heran dengan kondisi beras tersebut, Menurutnya DPRD tidak pernah menyetujui anggaran bantuan program raskin untuk pengadaan beras yang tidak layak konsumsi itu. Dengan spontan Andi firman meminta Mahdalena untuk menjemput beras bantuan nelayan yang kebetulan rumahnya tak jauh dari tempat tinggalnya.

Sontak intruksi yang disampaikan Andi Firman tersebut, Ia pun langsung menjemput dan menunjukkan kondisi beras yang kondisinya mengejutkan. Sontak perhatian masyarakat yang hadir dalam reses Andi Firman tertuju kepada karung yang dibawanya. Disaksikan Lurah Pangkalan Sesai Irhamillah, satu persatu warga yang hadir dalam reses turut menyaksikan kondisi beras yang dibawa sekira berbobot 15 kilogram tersebut.

"Waduh ini bukan beras lagi buk, ini sudah makanan binatang. Tolong masalah beras ini ditindaklajuti bagian instansi yang membidangi bantuan ini. Kalau sudah begini caranya tentunya, masyarakat di Kota Dumai akan kecewa dengan tingkah pola yang dilakukan pemerintah dalam bidang sosial dengan dalih memberikan bantuan bentuk kepedulian," pungkasnya.

Ditempat terpisah, Irhamillah Lurah Pangkalan Sesai juga mengaku heran dengan kondisi beras tersebut.Namun diperkirakan rusaknya beras tersebut diakibatkan terlalu lama disimpan di dalam gudang sehingga kondisinya menjadi tak layak konsumsi. "Mungkin karena terlalu lama disimpan, sehingga kondisi beras tersebut menjadi rusak," jelasnya kepada masyarakat setempat.

Dikatakan dia, sejauh ini untuk beras raskin yang biasanya disalurkan pemko dumai mengalami kerusakan baik akibat tersiram minyak maupun rusak Pemko Dumai tidak akan membagikannya dan akan mengganti beras yang layak konsumsi. "Untuk beras raskin, Jika kondisinya rusak akibat tumpahan minyak maupun sejenisnya yang mengakibatkan beras itu rusak pemko dumai tidak akan menyerahkannya," pungkasnya.*


http://dumaisatu.com/view/Ekonomi---Bisnis/2200/Warga-Kembalikan-Raskin-Busuk-ke-DPRD-Dumai.html 

Rabu, 24 April 2013

Penjualan Raskin Marak di Pasar

24 April 2013

YOGYAKARTA – Penjualan beras untuk warga miskin (raskin) selain dilakukan di seputaran tempat pembagian banyak pula yang dilakukan di pasar tradisional.

Beras yang masih dalam kemasan karung 15 kg itu kemudian dijual kembali ke pedagang beras yang lebih besar. Penelusuran KORAN SINDO YOGYA, warga penerima beras jatah itu, terutama mereka yang berada tidak jauh dari pasar tradisional banyak yang memilih menjual beras miskin (raskin) di pasar. Seperti di Pasar Kelurahan Gedongkiwo, beras-beras yang terkumpul di salah satu pedagang kemudian diambil oleh pedagang menggunakan motor untuk disetorkan ke pedagang beras lain di Pasar Bantul.

Seorang pedagang menyebutkan pembelian raskin itu cukup menguntungkan karena harganyamurahdibandingkanberas lain. Masyarakat penerima jatah tidak sedikit yang menjual beras itu dibandingkan dikonsumsi, terutama setelah penyaluran beras jatah dilakukan tiap bulan. “Mereka yang jual biasanya juga ditukar beras lain,” ucapnya.

Di berbagai pasar lain, ada pula pedagang yang memilih membeli raskin untuk produksi makanan olahan. Sebagaimana disampaikan Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Sujanarko, di kampung Guyangan, Nogotirto Gamping yang masyarakatnya banyak mengolah kupat banyak yang memilih menggunakan beras raskin itu. “Untuk dibuat kupat memang baik karena biasa keras, harganya juga murah,” ucapnya. Fenomena penjualan raskin itu memang sudah lama terjadi dan perlu dilakukan evaluasi masalah kualitas beras yang diberikan. Bilamana tidak dilakukan evaluasi, bukan tidak mungkin kejadian itu akan terus terjadi.

“Masyarakat sendiri kalau diberi (bantuan) juga milih-milih, dan itu sudah lama,” ujarnya. Seperti diberitakan sebelumnya, fenomena penjualan raskin ini banyak terjadi di masyarakat. Banyak pedagang beras yang keliling mendatangi tempat-tempat pembagian raskin. Raskin yang dibeli dari warga ini kemudian dijual kembali ke Bulog. Yono, 54, pedagang asal Kulonprogo kepada KORAN SINDO YOGYA mengaku, setiap bulan mesti datang saat kelurahan yang dituju mulai membagikan raskin.

Pria berusia 55 tahun itu menuturkan, setidaknya di tiap tempat pembagian raskin terutama pada daerah yang jauh dari pasar mesti ada pedagang seperti dia. Beras yang didapat dan masih dalam kemasan karung putih bertuliskan beras Bulog itu kemudian dijual kembali di gudang Bulog yang berada di Kabupaten Bantul. Setidaknya dari pengakuannya lebih dari 10 pedagang yang menjual di gudang itu.

“Beras ini dibawa ke Bulog, 1 kilonya dibeli Rp6.000, di sana banyak juga (beras) yang kembali,” ungkapnya. Kepala Bulog Divre DIY Darsono Imam Yuwono menuturkan, tidak mungkin Bulog membeli langsung raskin yang telah didistribusikan. Apalagi masih dalam kemasan kantong plastik seperti saat dibagikan. Bulog hanya membeli dari mitra kerja dengan persyaratan administrasi komplit dan ada surat kontraknya.

“Dengan sistem yang ada, tidak mungkin Bulog bisa beli langsung. Ada perjanjian, kontrak, dan surat yang cukup ketat,” tandasnya. muji barnugroho/ kuntadi

http://www.koran-sindo.com/node/310539

Selasa, 23 April 2013

Raskin ”Kembali” ke Bulog

23 April 2013

YOGYAKARTA – Pembagian beras untuk masyarakat miskin (raskin) tampaknya jauh dari tujuan. Fenomena yang terjadi, raskin yang diterima masyarakat tidak sepenuhnya untuk dinikmati, namun banyak yang dijual kembali ke pedagang.

Kasus jual beli raskin itu dilakukan setelah warga penerima jatah mengambil dari kantor kelurahan. Parahnya, transaksi dilakukan sebelum beras jatah bulanan itu sempat dibawa pulang. Bahkan yang mencengangkan, pengakuan dari pedagang, beras yang dibeli itu dijual kembali ke gudang Bulog dengan harga yang jauh lebih tinggi. Penelusuran yang dilakukan KORAN SINDO YOGYA pada pembagian raskin periode April 2013 di Kelurahan Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta, pedagang beras raskin menunggu dengan kendaraan di lokasi yang tidak jauh dari kantor kelurahan.

Begitu melihat warga membawa karung beras, pedagang pun langsung menawarkan diri untuk membeli. Untuk satu karung beras dengan ukuran 15 kg yang diambil dengan nilai Rp1.600/kg oleh pedagang dibeli dengan harga Rp5.000 /kg. Bila beruntung dalam proses tawar menawar, satu karung beras itu oleh pedagang bisa dihargai sampai Rp80.000. Namun tak semua warga menjual kembali raskin yang diterima, tidak sedikit pula yang membawanya pulang untuk dikonsumsi.

Yono, 54, pedagang asal Kulonprogo yang berhasil ditemui mengatakan, setiap bulannya dia mesti datang pada saat kelurahan yang dituju mulai membagikan raskin. Dalam hitungannya, setidaknya pembagian raskin dilakukan sampai dengan tiga hari. “Kalau sudah selesai nanti pindah ke tempat lain, karena tiap kelurahan itu tidak sama,” katanya. Informasi masyarakat, untuk di Kelurahan Gedongkiwo, beras raskin tiba pada Rabu (17/4) dan pembagian pertama dilakukan pada Kamis (18/4).

Hasil dari berjaga di sekitar lokasi pembagian, Yono mengaku pada hari pertama pembagian dia sampai mendapatkan 16 karung beras atau 240 kg. Kemudian, pada hari berikutnya, beras yang didapat hanya 11 karung dan 10 kg beras. Dari jumlah itu, diketahui ada juga warga yang menjual raskin sebagian dari jatah yang diterima. Pedagang beras yang melakukan aksi pembelian raskin dengan cara seperti itu, tidak hanya dilakukan Yono. Pria berusia 55 tahun itu menuturkan, setidaknya di tiap tempat pembagian raskin terutama pada daerah yang jauh dari pasar mesti ada pedagang seperti dirinya.

Cara yang digunakan tidak jauh berbeda, mereka berjaga di sekitar kantor kelurahan. “Banyak, di daerah lain juga nunggu begini,” terangnya. Beras yang didapat dan masih dalam kemasan karung putih bertuliskan beras Bulog itu diakui Yono kemudian dijual kembali di gudang Bulog yang berada di Kabupaten Bantul. Setidaknya dari pengakuannya lebih dari 10 pedagang yang menjual di gudang itu. “Beras ini dibawa ke Bulog, satu kilonya dibeli Rp6.000, di sana banyak juga (beras) yang kembali,” bebernya.

Pengakuan pedagang beras itu membuka fenomena buruknya kualitas raskin yang selama ini terjadi. Warga penerima jatah raskin pun banyak yang beralasan memilih menjual beras raskin itu karena kadang yang ditemukan, kualitasnya yang didapat buruk, karena baunya yang apek. “Biasanya apek, jadi kadang pilih dijual, uangnya ditambah sedikit bisa untuk beli beras yang kualitasnya baik,” aku seorang warga.

Harus Dilakukan Investigasi

Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Widijantoro menyatakan, fenomena beras raskin dijual karena kualitasnya yang buruk memang banyak terjad di masyarakat. Adanya fenomena itu, pemerintah seharusnya tidak hanya melihat masalah ketersediaan beras, namun juga kelayakan beras itu untuk dikonsumsi. Dari kasus penjualan raskin yang banyak dilakukan itu, menunjukkan tidak tercapainya tujuan pemerintah dalam penyaluran raskin kepada warga miskin.

Di sisi lain, pengakuan pedagang yang menjual beras raskin itu ke Bulog patut untuk dilakukan tindakan investigasi. “Kalau itu betul dan Bulog membeli saya kira ini pembohongan publik yang harus diungkap,” tegasnya. Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Sujanarko berpendapat, melihat pengakuan pedagang itu, ada dua kemungkinan terjadi, pertama adanya kongsi dari pejabat Bulog menggunakan dana negara untuk dimainkan. Kemudian kedua pejabat Bulog saling patungan dan bermain sendiri karena melihat adanya keuntungan. “Bila benar kasus ini, dana pembeliannya dari mana, ini yang perlu dipertanyakan,” ulasnya.

Bulog sebagai intansi yang bertugas menjembatani penyaluran raskin dari pemerintah tidak boleh melakukan transaksi pembelian beras miskin dari masyarakat. Bila itu terjadi maka stok beras yang ada secara otomatis akan bertambah. “Bisa jadi yang dikeluarkan tidak menggunakan beras stok lain melainkan yang dibeli sendiri,” tegasnya. ●muji barnugroho

http://www.koran-sindo.com/node/310257

Demo Raskin di Kejari Sidoarjo

22 April 2013

Massa yang menggelar aksi demo Raskin di depan kantor Kejari Sidoarjo
Ratusan warga sidoarjo bersama aliansi LSM Sidoarjo, melakukan aksi demo ke kantor Kejaksaan Negeri Sidoarjo Senin (22/04/2013), Massa menuntut tuntutan Kejaksan Negeri Sidoarjo menindak pemenang tender Beras Miskin (Raskin) yang bermasalah.
Diduga sejak 2011 warga miskin menerima bantuan beras dengan kualitas buruk sehingga banyak warga yang menjual kembali jatah beras yang diterimanya dan ada juga yang mengolahnya menjadi lontong kemudian dijual untuk dapat membeli beras dengan kualitas yang lebih baik. Bukan itu saja, ukuran takaran beras setiap penerimapun juga seringkali berkurang sehingga cepat habis jika dikonsumsi.
Hal ini berlangsung sejak tahun 2011 dan Aliansi LSM Sidoarjo sudah melaporkan CV pemenang tender beras bantuan ini agar ditindak lanjuti oleh jaksa dan pemerintah. namun sayang saat itu tidak ada tanggapan serius karena kurang bukti.
“Saat ini kami menuntut kembali agar Kejari Sidoarjo Menindak pemenang tender yang kongkalingkong dengan pihak pengadaan” ujar Ahmad Sugito kordintaro aksi.
Massa juga meminta Kejari Sidoarjo menangkap koruptor dan bandit raskin, serta menuntut kepada Unit Layanan Pengadaan 16-2013 membatalkan/retender proyek raskin kesra tahun anggaran 2013, karena ada indikasi kongkalingkong dengan ULP 16- 2011.
Aksi massa ini sempat membuat kemacetan karena kendaraan pendemo yang memakan separuh badan jalan Sultan Agung Sidoarjo, hingga petugas Lantas Polres Sidoarjo menutup separuh jalan yang menuju ke arah Surabaya. (SN1)

http://www.sidoarjonews.com/demo-raskin-di-kejari-sidoarjo/#.UXXVc0q8w-o

Tragis, 5,2 Juta Kg raskin di Garut raib

22 April 2013

Sindonews.com - Beras untuk rakyat miskin (Raskin) di Kabupaten Garut diduga raib sebanyak 5,2 juta kg. Sekjen Garut Governance Watch (GGW) Agus Rustandi menjelaskan, raibnya beras raskin sebanyak ini kemungkinan disebabkan oleh adanya praktek pengurangan timbangan.

“Nilai kerugian negara akibat hilangnya beras sebanyak itu diperkirakan mencapai Rp8,3 miliar,” kata Agus Senin (22/4/2013).

Penyusutan timbangan beras, sebut dia, diperoleh dari investigasi terhadap 442 desa yang tersebar pada 42 kecamatan di Kabupaten Garut.

Agus menerangkan, dalam setiap karung berukuran 15 kg, beras yang dibagikan ke masyarakat susut antara 1 hingga 2,5 kg.

“Berdasarkan data yang dimiliki, jumlah penyusutan setiap kecamatan berkisar antara 24 ribu hingga 300 ribu kg. Paling banyak, penyusutan terjadi di Kecamatan Cilawu dan malangbong, dengan jumlah beras yang hilang mencapai 316 kg,” paparnya.

Menurut Agus, berkurangnya jatah beras ini sudah terjadi saat pengiriman dari supplier atau mitra Bulog ke gudang Bolog. Penyusutan juga terjadi saat pendistribusian dari Bolog ke tiap desa.

“Kejadian ini akibat kelalain bulog, karena saat penerimaan dan pengeluaran beras dari gudang tidak ditimbang lagi,” ujarnya.
           
Karenanya, tambah Agus, masyarakat miskin penerima beras harus menanggung risiko kehilangan beras ini. Akibatnya, harga jual beras tidak sesuai dengan ketentuan.

“Seharusnya warga membeli beras sebesar Rp1.600 per kg. Namun karena harus menutupi beras yang hilang, pihak desa menjual beras tersebut seharga Rp2.500-3.000 per kg. Jelas ini sangat merugikan masyarakat,” katanya.

Agus meminta, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dan aparat penegak hukum untuk mengawasi pendistribusian beras murah ini. Dia menilai, selama ini pengawasan tidak berjalan dengan baik.

“Padahal setiap tahun pemerintah telah mengucurkan dana pengawasan pendistribusian beras murah untuk warga miskin tersebut, baik dari APBN maupun dari APBD,” imbuhnya.

 Fani Ferdiansyah

http://daerah.sindonews.com/read/2013/04/22/21/740844/tragis-5-2-juta-kg-raskin-di-garut-raib

"Setiap satu karung raskin menyusut 2 Kg"

22 April 2013

Sindonews.com - Kasus hilangnya 5,2 juta Kg beras miskin (Raskin) di wilayah Kabupaten Garut, dibenarkan seorang Kepala Desa, Asep. Menurutnya, kekurangan penyaluran raskin. tersebut terjadi dalam satu karung yang berisi 15 kg.

“Pada tahun lalu, kekurangan timbangan dalam satu karung berkisar 2 kg. Kalau sekarang masih mendingan hanya berkurangnya 1 kg saja dalam satu karung. Selain itu, kualitasnya pun agak mendingan kalau dibandingkan sebelumnya,” ujarnya, Senin (22/4/2013).

Kepala Sub Divre Perum Bulog Ciamis Arwakhudin Widiarso mengatakan, pihaknya telah berkali-kali menyosialisasikan perihal kemungkinan penyusutan beras kepada masyarakat melalui aparat pemerintah daerah, kecamatan, dan desa.

Menurutnya, masyarakat seharusnya menolak raskin yang berat timbangannya tidak sesuai.

“Sudah ada peraturannya soal mekanisme penerimaan beras raskin. Bila timbangan kurang, maka jangan diterima. Biar kami dari pihak Bulog melakukan klaim kepada pihak penyalur untuk melakukan penggantian. Sudah berkali-kali juga kami ingatkan kepada tiap pengusaha penyalur untuk tidak curang. Lalu selama ini kami sangat jarang sekali menerima keluhan dari pihak desa terkait timbangan kurang. Kalau diam saja, ya tentu masyarakat dirugikan,” tandasnya.

Fani Ferdiansyah

http://daerah.sindonews.com/read/2013/04/22/21/740847/setiap-satu-karung-raskin-menyusut-2-kg

Senin, 22 April 2013

Dewan Minta Raskin Jelek Dikembalikan

22 April 2013

MOJOKERTO – Bulog Divre Suarabaya Selatan di Mojokerto, diminta lebih seleksif dalam mensortir beras yang disalurkan ke warga tak mampu. Pasalnya, beras raskin mutunya jelek dan baunya apek. Itu terjadi di Desa Jolotundo, Lakardowo serta Mojorejo, Kec. Jetis, Kab. Mojokerto.
Siane, Sekdes Jolotundo,  mengakui dari puluhan sak raskin yang diketahui mutunya kurang bagus ada 14 sak. Bulirnya pecah, baunya apek. Temuan itu langsung dilaporkan ke bulog.
Sementara Himawan, Wakil Kepala Bulog Subdivre II Surabaya Selatan di Mojokerto yang membawahi wilayah Jombang dan kab/kota Mojokerto mengatakan, pihaknya secepatnya akan mengganti raskin yang mutunya jelek..
Menurut Nike, anggota dewan dari F PD, kasus di atas membuktikan kalau bulog kurang selektif dalam menyalurkan raskin.
Apakah itu disebabkan mutu raskin yang diterima dari rekanan kurang bagus, ataukah akibat terlalu lama disimpan dalam gudang, ataukah kondisi gudang perlu ada pembenahan.
Dengan pembenahan cepat itu, maka penyaluran raskin ke periode mendatang sudah baik dan tak ada kendala negatif yang muncul terkait penyaluran raskin ke masyarakat.
Sedangkan Senedi anggota komisi A, meminta warga penerima raskkin harus berani menolak raskin yang diterima jika diketahui mutunya jelek. Pasalnya, pengadaan raskin itu menggunakan uang pemerintah yang identik dengan uang rakyat. Ia juga mendesak Bulog berani menindak oknum rekanan nakal yang diketahui menyalurkan raskin bermutu jelek. bas.

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=13554372e84991a63871e8b520b1fb21&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Kamis, 18 April 2013

Natuna Surati Bulog Terkait Kualitas Raskin

Kamis, 18 April 2013

RANAI (HK) – Pemerintah Kabupaten Natuna telah melayangkan surat kepada Bulog  Pekanbaru menyusul  beras miskin (raskin) yang disalurkan  Bulog Cabang Ranai  berkualitas rendah.

Demikian dikatakan Kepala Bagian Ekonomi  Pemerintah Kabupaten Natuna, Beni Suparta saat detemui di Kantor Bupati Natuna, Kemarin.

“Ya betul, beras yang dibagikan kepada warga kurang berkualitas, bahkan  warga yang komplain  mengaku kondisi beras sudah berdebu,” kata Beni.

Padahal menurut dia,  berasa yang dibagi sebelumnya  berkualitas baik dan tidak ada warga yang komplain kepada Pemerintah Kabupaten Natuna.

Beni mengatakan,  khusus di Natuna raskin tersebut dibagikan secara gratis kepada merekayang berhak menerimanya sebab sudah disubsidi Pemerintah  Kabupaten Natuna.

“dan letak kurang nyamannya lagi dirasa oleh pemerintah adalah berasmiskin ini selain di subsidi oleh pemerintah pusat disubsidi juga oleh Pemerintah Kabupaten Natuna untuk masayarakat, jadi kaloberasanya dibawah standar atau kurang layak dikonsumsi kan tak enak juga kesannya, padahal beras ini sudah disubsidi habis,” ungkapnya.

Karenanya, kata Beni, pada pertengahan bulan lalu Pemerintah Kabupaten Natuna berinisitif untuk mempertanyakan keberadaan beras tersebut kepada Bulog, “nah oleh kerena  itulah pemerintah kemarin melayangkan surat kepada Bulog guna mempertanyakan kondisi beras tersebut, dan sekaligus kita meminta agar kondisi beras trersebut di perhatikan,” ujarnya.

Surat tersebut, tambah Beni lagi, langsung dilayangkan kepada Bulog Pekanbaru sebab Bulog Cabang Ranai hanya bisa menerima kiraman dari Pekanbaru, “ya kita layangkan langsung ke Pekanbaru, sebab Bulog disini juga kan hanya menerima saja kedatangan beras ini, sebetulnya kasian juga bapak-bapak yang ada di Bulog sini, mereka tidak bisaberbuat dan mengambil keputusan apa-apa, tapi  kita berharap semuanya tidak terulang kembali,” pungkasnya. (cw61).
http://haluankepri.com/natuna/45353-pemkab-natuna-surati-bulog-terkait-kualitas-raskin.html

Rabu, 17 April 2013

Raskin di Bawah Standar

16 April 2013

KEMENTERIAN Sosial optimistis target penyaluran beras miskin (raskin) tercapai pada kuartal I 2013. Namun, optimisme tersebut diwarnai beberapa persoalan antara lain, kualitas beras yang tidak memadai dan penerima raskin diharapkan tepat sasaran.
Pada 2013, program sasaran sebanyak 15,5 juta rumah tangga sasaran program raskin. Penyalurannya menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial.
Menurut Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penaggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial Hartono Laras, beras miskin yang telah tersalurkan 931.854 ton hingga pertengahan April 2013.
"Telah tersalurkan sekitar 71 persen," kata Hartono kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Senin (15/4).
Jumlah yang tersalurkan itu tersebar di beberapa daerah di mana terdapat rumah tangga sasaran.
Menurut dia, penyaluran raskin memiliki sejumlah kendala antara lain, di beberapa daerah ada beras yang dinilai mutunya di bawah standar.
Ia mengimbau kepada warga penerima untuk mengembalikan beras jika mutunya kurang baik. Misalnya beras hancur, berkutu, atau lembab dan kurang putih, Bulog wajib mengganti dengan beras baru yang berkualitas dalam waktu dua hari. "Ada beberapa laporan, misalnya dari Garut, mutu beras masih di bawah standar," ujar Hartono.
Dari pantauan yang dilakukan, beberapa daerah melalui Bulog telah mengganti beras yang dikeluhkan mutunya. Misalnya, di Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ciamis, Jawa Barat, dan Kediri, Jawa Timur.
Menurut dia, mutu beras di bawah standar disebabkan beberapa hal, misalnya, gudang penyimpanan yang tidak baik atau beras yang terlalu lama disimpan di gudang. Dia menjamin stok beras untuk program raskin 2013 aman. Jika memang kurang, Blog di daerah akan menutupnya dari daerah terdekat.
Dia enggan menyampaikan target realisasi raskin yang disalurkan. Saat ini, katanya, yang lebih penting penyaluran diutamakan dari segi ketepatan. "Tepat waktu, tempat jumlahnya, tepat mutu dan tepat sasaran penerimanya," katanya.
Kementerian Sosial menyediakan beras 2,79 juta ton. Sebanyak 15,5 juta rumah tangga sasaran akan mendapat 15 kg beras setiap bulan. Warga penerima hanya menebus Rp1.600 dari harga normal beras Rp7.751 per kg. Sisanya disubsidi pemerintah dengan total dana yang dianggarkan Rp17,19 triliun. n Suriyanto 

http://www.jurnas.com/halaman/11/2013-04-16/241429
 

Penggelapan Raskin, Polisi Duga Ada Unsur Korupsi

16 April 2013

SRIPOKU.COM, LAHAT  - Anggota Satuan Tindak Pidana Korupsi (Pidkor) Polres Lahat, masih terus mengembangkan terungkapnya kasus penggelapan raskin tiga desa di Kecamatan Pseksu Kabupaten Lahat. Bahkan kasusnya akan diarahkan ketindak pidana korupsi, kerena dianggap ada unsur merugikan negara.

Polisi juga sudah memanggil dua orang petugas dari Bulog Sub Divisi Regional Lahat, untuk mengetahui seputar distrubusi yang dilakukan.

Kapolres Lahat AKBP Budi Suryanto melalui Kasat Reskrim AKP G Parlaso didampingi Kanit Pidkor Ipda Sopyan, Selasa (16/4/2013) menjelaskan, hingga kini pihaknya masih terus melakukan menyelidikan seputar pengungkapan penggelapan raksin di tiga desa tersebut.

Sebelumnya mereka sudah mengamankan 9 ton raskin, serta sebuah truk yang membawanya. Termasuk tujuh orang yang diduga terkait, salah seorang diantaranya Kades Batu Niding berinisial FR.

Namun pihaknya masih belum menetapkan tersangka, karena masih akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan. Selain itu kasus penggelapan tersebut diduga kuat ada indikasi korupsi, yang merugikan negara. Sehingga pihaknya kemungkinan akan mengarahkan kasus tersebut ke ranah tipikor, dan mengembangkan penyidikan pada oknum tertentu yang terlibat.

"Ada dua orang yang kemungkinan kuat akan jadi. Kasus ini akan kami kembangkan, karena diduga ada unsur kerugian negara," ujar Ipda Sopyan.

Tambahnya untuk melengkapi berkas serta menelusuri dugaan tindak korupsi, pihaknya sudah memanggil beberapa orang untuk dimintai keterangan. Termasuk dua orang petugas dari Bulog Sub Divisi Regional Lahat, yang mengetahui proses distribusi raskin untuk tiga desa di Kecamatan Pseksu tersebut. Sehingga bisa dikembangkan lagi, untuk mendapatkan bukti tambahan.

"Bulog Sub Divisi Regional Lahat juga sudah membuat laporan ke polisi," imbuh Sopyan singkat.

Penulis : Tommy Sahara
Editor : Soegeng Haryadi
 

Selasa, 16 April 2013

Mutunya Jelek, Takaran Menyusut

16 April 2013

NGANJUK - Beras jatah untuk masyarakat miskin (raskin) yang disalurkan untuk masyarakat Nganjuk, mutunya jelek dan kurang dari takaran.
Ketua Komisi D DPRD Nganjuk, Sumardi SH, dihubungi disela sidak ke gudang Bulog Divre 5, Nganjuk-Kediri kemarin, telah membuktikan bahwa jatah raskin jauh dari kualitas.

Ditemukan jumlah isi yang ada dalam kemasan tidak sesuai dengan alokasi berat yang seharusnya 15 kg per sak. “Saat ditimbang ada yang 14, 01 kg, ada yang 14,94 kg,  14, 91, " jelas Sumardi ,yang juga Ketua DPD Golkar Nganjuk ini.

Melihat itu, menurut Sumardi, pihak Bulog Divre 5 Nganjuk-Kediri dinilai tidak profesional dan kurang melakukan kontrol. "Kami sudah koordinasi dengan seluruh kecamatan untuk menolak atau mengembalikan ke bulog, jika pada alokasi bulan Mei nanti berasnya masih seperti ini," ujar Sumardi.

Ditemui terpisah, Kasubdivre 5 Bulog Nganjuk-Kediri Arismando, mengakui jika beras yang dialokasikan terjadi penurunan mutu, karena dalam pengadaan beras itu sudah demikian kualitasnya. "Karena dalam pengadaan sudah seperti ini," jelasnya.

Bulog mengaku untuk stok  bulan Mei baru akan dilakukan pengadaan bulan ini. Pihaknya akan mengecek mutu sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan. Dijelaskan, kebutuhan raskin untuk wilayah Nganjuk sebanyak 1.300 ton per bulan yang dialokasikan kepada 80 ribu orang dengan jatah 15 kg per orang.
Harga dasar beras raskin itu Rp  .6500 per kg namun masyarakat dipatok dengan harga Rp 1.500 per kg, karena pemerintah memberi subsidi Rp 5000 per kgnya. ony

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=d6089c2f64d3a15524d2d6347e51b240&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

3 Pejabat Bulog Dibui

13 April 2013

Korupsi Beras Miskin Rp 5 Miliar

JLN. JAKARTA (GM) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung resmi menahan tiga tersangka yang diduga terlibat dalam kasus korupsi dana beras untuk rakyat miskin (raskin) tahun anggaran 2008-2010. Akibat perbuatan tiga pejabat Divisi Regional Bulog Jabar tersebut, negara dirugikan sekitar Rp 5 miliar.
Ketiga pejabat itu adalah Wakil Subregional Bulog Jabar berinisial NS, pejabat bendahara berinisial M, dan mantan Kepala Subdivre Bulog Jabar berinisial R. Mereka ditahan pada Kamis (11/4). Kini, para tersangka sudah masuk jeruji besi, tersangka NS ditahan di Lapas Wanita Sukamiskin dan dua lainnya dititipkan di Rumah Tahanan Kebonwaru.

Menurut Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Bandung Rinaldi, para tersangka telah memenuhi panggilan untuk melengkapi berkas persidangan, karena sudah memasuki tahap penuntutan.

"Kami sudah melayangkan surat panggilan empat hari yang lalu, dan mereka baru datang kemarin, dan langsung kami amankan," terang Rinaldi kepada wartawan, Jumat (12/4).

Dijelaskan Rinaldi, meski mereka datang pada hari yang sama, kedatangan para tersangka ini tidak bersamaan. Tersangka M terlebih dahulu datang ke Kejari, disusul NS dan R.

"Mereka kooperatif datang sesuai panggilan. Penahanan ini juga kami lakukan karena sudah ada hasil audit dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)," terangnya.

Rinaldi membeberkan, berkas-berkas pemeriksaan ketiganya diupayakan rampung pekan depan. Setelah berkasnya selesai akan dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Bandung.

"Kita upayakan selama sepuluh hari berkasnya beres. Kalau tidak, hari Kamis atau Jumat minggu depan. Paling lambat Senin pekan depannya. Mudah-mudahan bisa secepatnya," harap Rinaldi.

Diakui Rinaldi, ada keterlambatan dalam penahanan ketiga tersangka. Pasalnya, pihak kejari harus menunggu terlebih dahulu hasil audit BPKP, terkait kerugian negara akibat perbuatan para tersangka. Rinaldi pernah menargetkan ketiganya akan ditahan pada September 2012.

"Karena laporan dari BPKP tentang kerugian negara baru diterima bulan Maret kemarin, maka penahanan baru bisa dilakukan sekarang," ujarnya.

Mereka telah ditetapkan sebagai tersangka pada kasus korupsi dana raskin 2008-2010. Modus operandi korupsi yang dilakukan para tersangka, yaitu dengan cara memotong biaya operasional untuk kepentingan pribadi. Besaran pemotongan bervariasi.

Seperti telah diberitakan, tersangka R merupakan oknum Bulog Jabar yang ditetapkan sebagai tersangka. R berperan penting dalam kasus ini, karena kewenangannya sebagai Kasub Divre. Posisi strategisnya memungkinkan perputaran anggaran yang diperkirakan merugikan negara Rp 5 miliar. Ada dugaan R menerima dan juga menyalurkan uangnya lagi, jadi bukan hanya menerima.

Ketika proses pemeriksaan saksi berlangsung, Kejari Bandung menerima pengembalian uang sebesar Rp 100 juta. Uang tersebut berasal dari saksi yang merasa menerima, karena dana raskin tersebut berputar di dalam instansi.
(B.110)**

http://www.klik-galamedia.com/3-pejabat-bulog-dibui

Senin, 15 April 2013

Raskin di Kabupaten Garut Bau Apek dan Berkutu

15 April 2013

INILAH, Garut - Kualitas beras untuk rumah tangga miskin (raskin) yang buruk di Kabupaten Garut kembali dikeluhkan warga. Penyusutan takaran raskin masih terusmewarnai pendistribusian raskin di Kabupaten Garut hingga kini.

Seperti raskin diterima warga di Kelurahan Ciwalen Kecamatan Garut Kota pada Jumat (12/4/2013) lalu. Raskin terima mereka berbau apek kehitam-hitaman, dan terdapat banyak kutu. Per karung raskin seberat 15 kilogram diterima warga juga rata-rata mengalami penyusutan hingga sekitar 2 kilogram.

Menurut Ketua Rukun Tetangga 05 di kawasan Rukun Warga 04 Kampung Kebon Kalapa, Dadang (53), semula dia hanya melihat ada kutu pada salah satu karung beras raskin begitu kiriman raskin diterimanya.

Penasaran, dia lalu melakukan pemeriksaan terhadap karung-karung raskin lainnya. Hasilnya cukup mencengangkan. Beras pada karung-karung lainnya berkondisi sama, banyak kutu dan berbau apek.

"Kualitas rakin pada bulan April ini sangat buruk, dan tak laik konsumsi. Tapi kita tak sempat mengembalikannya ke Dolog. Beras langsung dijemur agar kutunya hilang. Tapi kalau bulan depan kualitas raskinnya seperti ini, kita akan serahkan berasnya ke Bupati," tandas Dadang,Minggu (14/4/2013),

Senada dikemukakan Ketua Rukun Warga (RW) 04, Johan. Dia menyebutkan, selain kualitas beras sangat buruk, timbangan jatah raskin per karungnya yang diterima untuk didistribusikan ke warga selalu kurang dari seharusnya. Penyusutannya mencapai sekitar 1 kilogram hingga 2 kilogram per karung kemasan 15 kilogram.

Johan menuturkan, jatah raskin untuk RW 04 mencapai sebanyak 17 karung per bulan, dari sebelumnya sebanyak 39 karung per bulan. Setiap rumah tangga sasaran dari sebanyak 87 rumah tangga sasaran raskin di lingkungan RW 04 mendapatkan jatah sekitar 2,5 kilogram, dengan harga pembelian ditebus warga sebesar Rp13.000.

Dari pihak Dolog Garut sendiri, harga raskin dipatok sebesar Rp1.800 per kilogram.
"Nah, selisih harga atau kelebihan harga ini kita gunakan untuk menutupi kekurangan timbangan beras yang kita terima dari Dolog itu. Hitungan dari Dolog-nya kan 15 kilogram per karung," ujar Johan.

Terpisah, Kepala Kelurahan Ciwalen, Uus Hasbuloh, mengakui bila pihaknya sebelumnya pernah menerima raskin untuk warga Kelurahan Ciwalen berkualitas buruk. Beras berbau apek, penuh kutu, dan tampak memar kehitaman.

"Tapi waktu itu, kita sempat menolaknya dan langsung mengembalikannya ke kantor Dolog. Sebab ketika itu, kutu beras sangat banyak. Sampai-sampai, kutu-kutu dari setiap karung beras itu keluar berkeliaran memenuhi ruangan kelurahan. Kalau yang sekarang, kami belum menerima laporan, karena baru dibagikan Jumat kemarin. Sedangkan Sabtu dan Minggu kan libur," papar Uus.

Dia tak memungkiri kasus buruknya kualitas raskin diterima warga di lingkungan Kelurahan Ciwalen kembali terjadi. Apalagi biasanya, pengecekan kualitas beras tidak dilakukan pada setiap karung melainkan beberapa karung beras sebagai sampel.

"Pengecekan hanya dilakukan terhadap sekitar 12 karung sebagai sampel. Padahal memang kiriman raskin ke Kelurahan Ciwalen ini setiap bulannya mencapai 300 buah karung, atau setara 3 ton beras. Soal penyusutan, itu biasa terjadi sejak lama," ujar Uus.

Buruknya kualitas raskin juga sempat dikeluhkan warga Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu. Tak jauh berbeda dengan kondisi raskin diterima warga Kelurahan Ciwalen, beras diterima warga Desa Wanakerta juga banyak berkutu, kotor kehitaman, dan berbau apek.
"Enggak tahu kenapa bisa jelek begini. Padahal kiriman raskin sebelumnya tak seburuk ini," kata Robi bin Efendi, salah seorang warga.[den]

http://m.inilah.com/read/detail/1978178/raskin-di-kabupaten-garut-bau-apek-dan-berkutu

Korupsi Dana Raskin, Tiga Pejabat Bulog Divre Jabar Ditahan

13 April 2013

Bandung - Tiga tersangka kasus korupsi dana operasional penyaluran beras miskin (raskin) di Divisi Regional (Divre) Bulog Jabar 2008-2010 resmi ditahan Kejaksaan Negeri Bandung, sejak Kamis (11/4/2013). Para tersangka merupakan para perjabat di Divre Bulog Jabar.

Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Bandung Rinaldi Umar saat dihubungi detikcom, Sabtu (13/4/2013).

"Mereka awalnya dipanggul untuk pemeriksaan dan pelimpahan tahap II. Tapi kemudian akhirnya kami tahan," ujar Rinaldi. Ketiganya yaitu NS, Wakil Sub-Regional Bulog Jabar, M yang merupakan bendahara dan R mantan Kepala Sub Divre Bulog Jabar.

Lebih lanjut Rinaldi mengatakan, berkas pemeriksaan ketiga tersangka akan diselesaikan agar bisa segera dilimpahkan ke pengadilan. "Secepatnya kita limpahkan ke pengadilan supaya cepat juga sidang," katanya.

Sebelumnya, Kejari baru menetapkan 2 tersangka yaitu NS dan M, sementara R baru ditetapkan belakangan karena dianggap menjadi penanggungjawab kegiatan penyaluran raskin di Divre Jabar. NS saat ini ditahan di LP Wanita Sukamiskin, sedangkan NS dan M ditahan di Tahanan Kebonwaru.

Perbuatan ketiga tersangka ini disebut telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 5 miliar.

Tya Eka Yulianti - detikBandung

http://news.detik.com/bandung/read/2013/04/13/143944/2219440/486/korupsi-dana-raskin-tiga-pejabat-bulog-divre-jabar-ditahan

Kamis, 11 April 2013

Raskin Disalurkan Warga Dibebani 1600 Rupiah Per Kg

11 April 2013

Ratahan Swarasulut-Bantuan pemerintah lewat pembagian beras untuk rakyat miskin (Raskin) kini, dapat di nikmati oleh rakyat. Dan buktinya program dari pemerintah lewat bantuan tersebut sudah di rasakan masyarakat. Lewat pantaun wartawan situs ini, pembagian raskin kini di salurkan di Kecamatan Ratahan pada akhir pekan, dengan ratusan Beras yang di turunkan di Kelurahan/Desa dengan memakai mobil khusus dari pemerintah untuk masyarakat, dan di bagikan sesuai dengan data perjumlah keluarga miskin yang akan menerima bantuan tersebut.
Camat Ratahan Ir An Onsu ME, ketika di konfirmasikan mengenai pembagian ini, kepada sejumlah wartawan mengungkapkan bahwa pihak pemerintah Kabupaten sementara melakukan penyaluran beras Bulog bersubsidi Pemerintah untuk rakyat. ”pembagian Beras bersubsidi pemerintah ini, di salurkan untuk masyarakat yang kurang mampu dengan data yang sudah di verivikasi oleh kepala lingkungan yang di lanjutkan pada kelurahan hingga kecamatan. Dan beras yang bersubsidi ini, bukan hanya di bagikan gratis tapi pengurangan biaya kepada masyarakat Rp1600/kg di bawah harga pasar yg mencapai Rp 6000-7000/kg dan pembayaran dari masyarakat semuanya lewat rekening bank yang ditentukan yang di fasilitasi oleh pemerintah setempat, “Ujar Srikandi Ratahan kepada wartawan. Selanjutnya Onsu menambahkan, bahwa di pastikan beras bersubsidi dari pemerintah lewat Bulog, sudah tersalurkan semuanya dan kecamatan Ratahan untuk penyaluran tersebut tidak ada masalah. “Intinya semua ini dilakukan pemkab melaui pihak kecamatan guna untuk mensejahtarakan masyrakat, agar supaya bagi warga yang kurang mampu bisa meringankan beban mereka,”ungkapnya.
Disamping itu salah satu warga mengungkapkan, kami merasa terbantu dengan pembagian beras bersubsidi ini, walupun harus bayar tapi di bawah harga pasar yang sering kali, kami tidak dapat membelinya. Dan sebagai warga kecil, kami juga sangat berharap bila pemerintah juga tidak menutup mata dengan bahan-bahan kebutuhan pokok lainya, untuk di berikan kemudahan dengan harga terjaungkau seperti beras ini, Ungkap Hebert Piri mewakili masyarakat yang mendapat bantuan raskin tersebut. (sumber;manadotoday)

http://swarasulut.com/raskin-disalurkan-warga-dibebani-1600-rupiah-per-kg

Pembatasan Solar Juga Menghambat Distribusi Raskin

1 April 2013

KOLAKA, KOMPAS.com -- Pembatasan solar bersubsidi bukan hanya menyulitkan para nelayan, tetapi juga menghambat distribusi beras untuk masyarakat miskin (raskin). Seperti yang terjadi di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Distribusi raskin dari Bulog ke Kabupaten Kolaka Utara terhambar akibat truk pengangkut kekurangan bahan bakar solat.

Kepala Bulog Kolaka Sulawesi Tenggara, Sulamet mengatakan, saat ini pengiriman raskin ke Kabupaten Kolaka Utara terhambat. Padahal seharusnya bulan Maret pengiriman raskin ke Kolaka Utara sudah selesai dilakukan.

Terhambatnya distribusi raskin, kata Sulamet, disebabkan dua hal, yaitu jarak yang jauh dari Bulog Kolaka ke Kolaka Utara dan terbatasnya bahan bakar solar.

"Memang jarak dari Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara itu terbilang jauh. Tapi alasan utama kenapa pasokan raskin ke Kolut itu terhambat karena mobil pengangkut beras kami hanya mendapatkan solar 40 liter setiap datang ke SPBU. Dengan jumlah solar seperti itu tidak mungkin kita dapat mencapai tujuan. Alasan SPBU memberikan kami solar yang tidak sesuai dengan jarak tempuh adalah masalah aturan pembatasan pemakain solar di Kolaka," ungkapnya, Senin (1/04/2013).

Dia menegaskan, hingga saat ini suplai beras raskin di Kolaka Utara baru 60 persen. Dan hal ini nantinya akan berdampak pada jadwal penerima raskin oleh masyarakat.

"Kami harapkan ada pengecualian dari Pertamina kepada armada kami yang mengangkut raskin. Dan memang kebijakan Pertamina diberikan, tapi pihak SPBU sendiri yang tidak setuju dengan hal itu. Makanya saat ini yang kami harapkan bantuan pemda agar memperhatikan masalah ini," harapnya.

Sebenarnya, menurut Sulamet, truk yang dimiliki Bulog bisa menyalurkan raskin di Kolaka Utara dalam waktu beberapa hari asalkan pasokan bahan bakar mencukupi.

"Kami kan tidak minta secaera gratis, solar itu tetap kami beli. Nah yang kami harapkan masalah itu tadi, berilah kami solar yang cukup untuk digunakan di setiap truk pengangkut kami. Saya rasa akan selesai dalam beberapa hari ke depan untuk masalah penyaluran (raskin, red) di Kolaka Utara," tambahnya.

Sulamet khawatir apabila pembatasan solar berlangsung terlalu lama, maka raskin untuk Kolaka Utara akan rusak.

"Stok beras kami masih simpan di dalam gudang. Tapi yang kami takutkan kalau (disimpan, red) berlangsung lama, kualitasnya akan rusak. Maka dari itu masalah ini harus cepat dicarikan solusi agar hak masyarakat mendapat raskin terpenuhi serta beras yang mereka terima tetap bagus," harapnya.

Editor :
Farid Assifa

http://regional.kompas.com/read/2013/04/01/18132341/Pembatasan.Solar.Juga.Menghambat.Distribusi.Raskin

Minggu, 07 April 2013

Raskin di Garut Bau dan Berkutu, Terpaksa Dikonsumsi Warga Miskin

6 April 2013

Garut - Puluhan warga Kampung Anggrek, Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu Garut, Jawa Barat terpaksa mengonsumsi beras miskin (Raskin) yang didistribusikan pihak gudang Dolog Garut.

Menurut salah seorang warga penerima raskin Yaman (42) kualitas raskin sangat jelek. Selain apek, warna beras kumal dan banyak gabah dan berkutu, namun karena membutuhkan beras tersebut, dia tetap menerimanya untuk dikonsumsi.

"Ya, harus bagaimana lagi, walaupun berasnya tak manusiawi, saya dan warga di sini tetap diterima untuk dikonsumsi," ujarnya, Sabtu (6/4/2013) kepada wartawan.

Setiap pendistribusian raskin, warga hanya memperoleh jatah 3 Kkg dengan harga beras Rp 2.500/kg, beras tersebut cukup dinanti oleh masyarakat miskin karena harga beras dipasaran mencapai Rp 8.700/kg.

"Kadang-kadang jatah raskin hanya 2,5 kg, tiap kali datang, ya sangat kurang, karena kalau beli dari warung-warung mahal," ungkap Yaman.

Sementara itu petugas RW 14 di Kampung Anggrek, Supandi (43) mengatakan, jatah raskin yang diterimanya setiap kali pendistribusian hanya mencapai 525 kg. Selain kualitasnya jelek, timbangan tiap karung beras berkurang hingga 2 kg.

"Tiap karung beras itu berisi 15 kg, tapi setelah ditimbang jadi 13 kg," imbuhnya.

Walaupun kualitas beras jelek, namun pihak pengelola raskin di Kampung Anggrek tetap membagikan kepada warga, karena kebutuhan warga.

"Sebenarnya saya tak rela memberikan beras yang warnanya sudah kumal, bau, dan berkutu, kepada warga, namun karena keberadaan raskin sangat dinantikan warga yang kurang mampu, jadi saya terpaksa bagikan juga," kata Supandi.

http://finance.detik.com/read/2013/04/06/122042/2213173/4/raskin-di-garut-bau-dan-berkutu-terpaksa-dikonsumsi-warga-miskin