Selasa, 30 September 2014

Diduga Ada Mafia Raskin, Rekanan Angkutan Bulog Harus Diawasi

MInggu, 28 September 2014

MALINGPING, BANPOS – Terkait seringnya warga rumah tangga miskin penerima manfaat (RTM-PM) di Lebak Selatan yang selalu mengeluhkan mendapatkan raskin jelek karena kusam dan berdebu, salah seorang rekanan penyedia beras untuk Bulog di Lebak Sealatan membantah bahwa pihaknya tidak pernah mencederai kualitas beras pesanan Bulog. Namun ia mengherankan, padahal beras yang dikirimya itu selalu utuh dan bagus, tetapi perubahan terjadi saat pendistribusian.

Dirinya juga menuding, ada rekanan perusahaan angkutan beras Bulog yang main mata, dan perlu diawasi. Karena ia menduga permainan itu justru mungkin terjadi disana.

Saat menghubungi BANPOS, Minggu (29/9) salah satu rekanan Bulog ternama yang identitasnya secara wanti-wanti minta jangan disebutkan. Ia mengatakan, bahwa pihaknya sebagai rekanan pengadaan raskin yang bekerjasama dengan Bulog selalu mengirimkan kualitas beras yang bagus dan layak konsumsi, namun karena ada keterlibatan rekanan distributor angkutan Bulog yang merangkap sebagai rekanan penyalur raskin juga, maka beras itu ada perubahan.

“Ya kalau beras dari kami semuanya bagus dan boleh uji kualitas, kami tidak tahu kenapa beras itu sampai di penerima manfaat kok jadi berubah jelek,” katanya.

Dia juga membantah, bahwa pihaknya menolak kalau dituding sebagai mafia raskin. Gara-gara kondisi raskin yang kusam berdebu dan tidaka layak makan tersebut.

“Kalau tidak percaya, silahkan beras kiriman saya itu diuji kualitas di Bulog. Setiap kami kirim ke angkutan, dan kami siap mempertanggungjawabkan jika ada beras yang disebut tidak layak makan itu,” bantahnya.

Lanjutnya, untuk Bulog Subdrive Lebak-Pandeglang saat ini memang ada kerjasama angkutan raskin dengan rekanan pemilik armada sehingga angkutan itu pun dimonopoli pemilik armada yang juga merangkap rekanan penyedia raskin pula. Dia mencontohkan, bahwa untuk kawasan Serang dan Cilegon itu tidak ada rekanan angkutan Bulog.

“Kalau di Bulog sini armada angkut pun ada rekanannya, tapi di daerah Serang Cilegon tidak ada, jadi raskin itu bebas dikirim oleh angkutan manapun tanpa ada rekanan armada angkut,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Wilayah Lebak Selatan di Malingping, Naek Fedrianto, saat dihubungi via telepon membantahnya, bahwa pihaknya selalu mengawasi beras Bulog dari mulai di rekanan, saat masuk gudang hingga pendistribusian.

“Tidak benar kalau ada dugaan beras Bulog itu terjadi perubahan pada pendistribusian hingga ke titik sasaran, dan selama ini beras yang kami kirim selalu dijaga mutu dan kualitasnya hingga pengawasan saat dikirim ke desa-desa,” sanggahnya.

Menurut Naek, hingga saat ini pihaknya pun masih terus melakukan uji petik ke setiap titik sasaran menyangkut dugaan adanya kualitas beras yang sering dituding kualitas tak layak dimakan itu.

“Tapi hingga saat ini kami belum menemukan laporan adanya beras yang kualitas buruk sebagaimana yang diberitakan media masa dari sumber warga penerima manfaat.

“Ya beritanya senter sih, tapi sampai saat ini kami belum menerima laporan dari tim kami kalau ada beras raskin yang kualitasnya jelek,” ujarnya.

Terpisah, salah seorang warga RTM-PM di Malingping, Zen Zaenuddin saat menghubungi BANPOS, Minggu (28/9/14), dirinya menuding pihak Bulog itu tidak obyektif dalam membela kepentingan warga miskin. Dan malah menganggap selama ini kualitas beras dari mereka selalu baik, padahal sebaliknya,  bahwa beras raskin kusam dan berdebu dan tidak layak dikonsumsi itu fakta adanya.

“Pokoknya sampai saat ini sampel beras raskin jelek yang saya beli itu hingga kini selalu saya simpan untuk bukti agar masalah ini tidak dianggap main-main,” tegasnya.(K-9)

http://bantenpos.co/arsip/2014/09/diduga-ada-mafia-raskin-rekanan-angkutan-bulog-harus-diawasi/

Kamis, 25 September 2014

Beras Raskin Tak Layak Makan Dijual ke Masyarakat

Kamis, 25 September 2014

SOREANG,(GM).-
Sejumlah anggota DPRD dari Fraksi PDIP Kab. Bandung, menemukan adanya beras raskin yang dijual ke masyarakat tidak layak dimakan. Temuan ini harus jadi perhatian Pemkab Bandung dan sudah selayaknya beras tersebut dikembalikan ke Bulog.
Ketua Fraksi PDIP Kab. Bandung, Ecep Sujana kepada klik-galamedia.com, Kamis (25/9) menuturkan, ketika ke lapangan, pihaknya mendapat keluhan dari masyarakat, dimana beras raskrin yang dijual ke masyarakat tidak layak dikonsumsi. Beras tidak layak konsumsi ini, di antaranya dijual di sejumlah desa di Kec. Majalaya, Paseh, Solokan Jeruk, Ibun dan Ciparay.
"Banyak laporan dari masyarakat yang mengeluhkan beras raskin. Kami juga memandang beras itu tidak layak konsumsi karena selain warnanya hitam, juga bau," katanya yang dibenarkan salah seorang anggota DPRD dari Fraksi PDIP Kab. Bandung, Yayat Sumirat.
Dengan masih adanya beras tidak layak konsumsi, Ecep menuturkan, hal ini perlu disikapi bersama antara Bulog dan Pemkab bandung. Pihaknyapun akan terus mengawasinya, karena pengawasan selama ini dianggap kurang.
Disinggung apakah akan melakukan pemanggilan terhadap pihak yang terkait, Ecep mengaku, hal ini akan dilakukan setelah pelantikan pimpinan DPRD Kab. Bandung definitif.
"Setelah pimpinan DPRD Kab. Bandung definitif dilantik, kita akan langsung kerja dan melakukan pemanggilan pihak terkait terhadap beras raskin ini. Pemkab Bandung harusnya tahu masih adanya beras raskin yang tidak layak makan masih dijual ke masyarakat," jelasnya.

http://www.klik-galamedia.com/2014-09-25/beras-raskin-tak-layak-makan-dijual-ke-masyarakat

Kasus Raskin di Sukarame, Kejari Garut Diancam Dilaporkan Kejagung

Rabu, 24 September 2014

Garut, Radaronline

Masyarakat  desa Sukarame di Kecamatan Caringin Kab. Garut, Jawa Barat, mempertanyakan soal kinerja Kejaksaan Negeri Garut  yang di anggap tidak bergeming perihal laporan penanganan dugaan penyimpangan beras miskin (Raskin) di Desa Sukarame tahun 2012 hingga tahun 2013.  Bahkan hasil audiensi yang sudah dilakukan oleh perwakilan masyarakat desa yang berjumlah 9 orang pada hari Rabu 21 Agustus 2014 hingga kini belum ada tindaklanjutnya.

“ Hasil audiensi yang sudah kami lakukan sebanyak tiga kali hingga kini belum ada tindak lanjutnya. Padahal saat audiensi yang di terima oleh Tony selaku yang mewakili pihak Kejaksaan Negeri mengaku akan segera terjun kelapangan,” ujar KS, salah seorang masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Desa Sukarame yang didampingi oleh pengurus lainnya,HR,DS dan RP dikantor Sekretariat FMDS, Selasa (22/9/2014).

Diakui KS, saat itu Tony mengatakan jika ingin bertemu dengan Kepala Kejaksaan langsung, beliau sedang tidak berada di kantor dan sedang rapat dinas di Bandung . “ Nanti saya akan konfirmasi ke Kepala Kejari dan Insya allah hari Senin atau Selasa saya akan terjun langsung kelapangan,” ujar SK, sambil menirukan Tony.

Sementara itu isu yang beredar di lapangan, belum ditanganinya soal laporan masyarakat terkait adanya dugaan penyimpangan raskin di desa Sukarame karena diduga ada oknum yang sengaja menyuap oknum Kejaksaan agar kasus raskin tersebut tidak ditindak lanjuti alias di deponir atau dipeti eskan meski dugaan penyuapan itu perlu pembuktian yang akurat.

“ Ini jelas tidak masuk akal, kenapa laporan dan audiensi kami seolah tidak di gubris, wajar saja jika kami mengindikasikan bahwa ada yang tidak beres dalam kasus ini,” ujar salah seorang pengurus Forum Masyarakat desa Sukarame itu.

Bergulirnya kasus laporan penyimpangan raskin ke Kejari Garut oleh masyarakat di desa Sukarame, kini sudah menjadi buah bibir dan mengelinding terus seperti bola salju serta sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di mata masyarakat.

“ Jika akhir minggu ini penanganan kasus laporan raskin oleh masyarakat belum juga di tindak lanjuti, kami akan mengerahkan masa banyak ke kantor Kejaksaan untuk mempertanyakannya, kenapa belum bergerak juga, bila perlu kami akan ke Kejati di Bandung dan Kejagung di Jakarta. Ini kami lakukan agar mendapat kepastian hukum yang jelas, jika masih mandul kita lapor ke Menteri sekalian ” ujarnya.

Sebagai mana di ketahui, bergulirnya kasus dugaan penyimpangan raskin bermula  saat pembagian jatah beras raskin tahun 2012 di desa Sukarame sebanyak  9 ton 600/bulan seharusnya 13 kali pembagian tetapi hanya diterima 9 kali. Sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 6 ton 400 /bulan seharusnya jatah beras yang diterima 15 kali, tapi kenyataannya hanya 9 kali saja. Hal itu diakui oleh hampir semua RT penerima, sesuai lampiran pengakuan para ketua RT yang sudah di bubuhi tanda tangan sebagaimana data terlampir.

“ Jadi selama dua tahun sekitar 135 ton yang di duga di selewengkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.  Jika dinilai dengan uang diperkirakan sekitar dua ratus juta lebih yang di selewengkan belum lagi dana subsidinya entah kemana raibnya,” kata warga lainnya.

Ditempat terpisah Direktur Exsekutif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Realisasi Implementasi Korupsi Kolusi dan Nepotisme (RIP KKN) Feriyanto SH., saat dihubungi melalui seluler Senin malam di Jakarta, menegaskanKejaksaan Negeri Garut harus segera merspon dan menindaklanjuti laporan masyarakat sekecil apapun dan jangan tebang pilih jika ingin tidak di sebut mandul atau main mata, hal itu akan menjadi preseden buruk dimata hukum akibat lambannya penanganan kasus tersebut.

“ Ini jelas memalukan dan harus kita kawal laporan masyarakat itu dan itu sama sekali tidak boleh di sepelekan dengan dalih apa pun. Jika tidak ada apa apanya kenapa kasus itu seolah didiamkan, saya meyakini ini pasti ada apa apanya,” ujar Feriyanto sembari menambahkan dalam minggu ini kami akan mengutus perwaklilan ke Kejaksaan Garut guna mengawal dan mempertanyakan laporaan masyarakat itu.

Dijelaskan Fery, bila dalam penyelidikan dan penyidikan nantinya pelaku terbukti melakukan penyimpangan maka pelaku melanggar 2, 3 dan pasal 8 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, junto UU nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU nomor 31 tahun 1999 dengan kurungan dua tahun penjara.

“ Bila terbukti ya itulah sangsi hukumnya,” jelas Fery.

Sampai berita ini disusun, kepala Kejaksaan Negeri Garut maupun Kasi Intel  belum bisa di konfirmasi soal keluhan masyarakat. Namun masyarakat mendesak agar penanganan kasus itu diminta segera di tindak lanjuti agar ada epek jera bagi pelaku dugaan penyimpangan beras raskin, tidak hanya di desa Sukarame tetapi bagi desa- desa lain di kabupaten Garut.   (Asp/Yen)

http://radaronline.co.id/2014/09/24/kasus-raskin-di-sukarame-kejari-garut-diancam-dilaporkan-kejagung/

Rabu, 24 September 2014

Warga Mbay Mengeluh Raskin Terlambat

Rabu, 24 September 2014


POS KUPANG.COM, MBAY -- Masyarakat Kelurahan  Mbay 2, Kabupaten Nagekeo mengeluhkan keterlambatan distribusi beras untuk orang miskin (raskin).
Raskin saat ini menjadi penolong bagi masyarakat Mbay 2 dan Mbay pada umumnya  di saat persediaan pangan masyarakat mulai menipis akibat kebijakan penutupan air ke Irigasi Mbay Kanan dalam rangka memutus mata rantai hama di daerah itu.
Beberapa warga melalui pesan singkat yang diterima Pos Kupang, beberapa waktu lalu, mengaku kecewa dengan Lurah Mbay 2 yang sampai saat ini belum mengurus proses realisasi raskin di wilayah itu.
Lurah Mbay 2, Don Bosco Sadhang yang dikonfirmasi per telepon, Senin (22/9/2014), mengatakan, keterlambatan raskin di Kelurahan Mbay 2 karena keterlambatan proses administrasi dari Bagian Ekonomi Setda Nagekeo dan Camat Aesesa.
"Seharusnya ada pemberitahuan dari Bagian Ekonomi dan Camat. Baru kita kumpulkan masyarakat. Namun sampai saat ini, belum ada," kata Don Bosco.
Meski demikian, katanya, dirinya sudah mengumpulkan warga untuk memberitahun tentang rencana realisasi raskin setelah ada petugas dari Bulog yang datang ke Kelurahan memberitahun tentang rencana realisasi raskin itu kelurahan itu.
"Petugas Bulog sudah datang ke kami dan menginformasikan rencana realisasui raskin. Kami sudah kumpulkan masyarakat. Hanya saja, ketika kita mau melakukan pengambilan, dari pihak Bulog minta ditunda karena mereka ada pemeriksaan. Dari Bulog janji, akan menginformasikan kembali kepada kita setelah pemeriksaan. Namun sampai saat ini belum ada informasi. Lagi dari Bulog," kata Don Bosco.
Don Bosco berjanji akan berkomunikasi dengan pihak Bulog pada Selasa (23/9/2014).
Sementara informasi dari Bagian Ekonomi Setda Nagekeo, sampai saat ini masih ada lima desa/ kelurahan di Kecamatan Aesesa yang belum mengajukan permohonan realisasi raskin. Lima desa tersebut yakni, Nangadhero, Aeramo, Tonggurambang, Mbay 2 dan Labolewa. Sedangkan sisanya, sembilan desa/ kelurahan 100  persen (Januari-Desember),  empat desa masing-masing; Tedamude, Waekokak, Tedakisa dan Marapokot baru terealisasi Januari-Juni.*

Laporan Wartawan Pos Kupang, Adiana Ahmad

http://kupang.tribunnews.com/2014/09/24/warga-mbay-mengeluh-raskin-terlambat

Raskin Bau dan Berkutu

Rabu, 24 September 2014

Warga Tanimulya Mengeluh

NGAMPRAH,(GM).-
Warga Desa Tanimulya, Kec. Ngamprah, Kab. Bandung Ba­rat mengaku sangat kecewa ka­rena suplai beras untuk warga miskin (raskin) kualitasnya sangat buruk. Mereka mendapatkan raskin bubuk dan ber­kutu pada periode pengiriman Agustus 2014. Kendati demi­kian, mereka tetap membeli­nya dengan harga Rp 2.000/kg.
Iyoh Hayati (48), warga Kampung Cidahu, RT 01/RW 01, Desa Tanimulya, Kecamat­an Ngamprah, terpaksa mencampur raskin dengan beras yang biasa dibelinya di pasar.
“Kiriman bulan Agustus selain bubuk, banyak kutu, juga bau apek. Untuk menghilang­kan bau apeknya kadang harus diheler lagi. Enggak apa-apa jadi tambah bubuk asal tidak bau apek dan rasanya jadi lebih enak,” katanya di Ngamprah, Selasa (23/9).
Iyoh menambahkan, tidak se­lamanya raskin yang dibeli berkualitas jelek. Pada pengiriman awal September 2014 kua­litasnya cukup baik. Bagi Iyoh yang sehari-harinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT), raskin sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan pokok.
“Rasanya berat kalau setiap hari harus beli beras di pasar. Sekarang harga paling murah Rp 8.000/kg, sedangkan ras­kin hanya Rp 2.000/kg,” ujarnya.
Kurang bagusnya kualitas ras­kin dibenarkan anggota Ba­dan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanimulya, Kusmana. Menurutnya, banyak warga yang melaporkan buruknya kualitas raskin. Bahkan tidak sedikit yang batal membeli karena tidak layak konsumsi.
“Kadang-kadang bagus tapi ada yang jelek juga. Karena itu, kami minta kepada Bulog agar tidak menjual raskin yang kurang bagus. Kalau memungkinkan, kami minta penambahan kuota, sebab di Desa Tanimulya banyak warga yang berprofesi sebagai petani padi maupun sayuran yang pada musim kemarau ini tidak bisa menggarap lahannya,” tutur Kusmana.
Harus dievaluasi
Wakil Ketua DPRD KBB, Su­narya Erawan mengatakan, te­muan beras raskin berkualitas rendah di KBB harus menjadi bahan evaluasi Bulog. Pemkab Bandung Barat juga harus mem­perhatikan kualitas ras­kin yang akan disalurkan kepada rumah tangga sasaran (RTS).
“Saya menerima laporan dari masyarakat, raskin yang mereka terima kurang layak. Kasihan mereka, apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini. Musim kemarau membuat ladang ekonomi mereka tak bisa digarap,” katanya.
Menurutnya, dalam kondisi sekarang raskin sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Para petani bisa kehilangan pendapatan selama belum turun hujan.
“Keur mah sangsara, beasna goreng deuih. Sebisa mungkin berikanlah beras yang lebih baik, sehingga kalaupun lauk-pauknya hanya sambal dan asin tapi nasinya pulen,” imbuhnya.
(B.104)**

http://www.klik-galamedia.com/2014-09-24/raskin-bau-dan-berkutu

Senin, 22 September 2014

Koruptor Dana Raskin cuma Dituntut 1,5 tahun Penjara

Senin, 22 September 2014

Ambon, HanTer - Terdakwa dugaan korupsi dana beras miskin (Raskin) Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Sain Sarbim, dituntut 1,5 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum di pengadilan tipikor Ambon.

"Kami minta majelis hakim menjatuhkan vonis 1 tahun dan enam bulan penjara terhadap terdakwa karena melakukan tindak pidana korupsi dana raskin tahun 2011 senilai Rp145 juta," kata JPU Uceng Almahdaily di pengadilan tipikor Ambon, Senin (22/9).

Terdakwa terbukti melanggar 2, 3 dan pasal 8 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, junto UU nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU nomor 31 tahun 1999. JPU juga minta majelis hakim memvonis terdakwa membayar denda sebesar Rp50 juta subsider tiga bulan kurungan.

Seharusnya terdakwa menyetor uang raskin 2011 kepada divisi regional Perum Bulog Maluku tapi tidak dilakukan sehingga ada unsur kerugian negara dalam kasus ini sebesar Rp145 juta. Perbuatan terdakwa juga menyebabkan masyakat pada lima desa di kecamatan Bula yang tergolong pra sejahtera tidak lagi mendapatkan jatah raskin dari pemerintah. Lima desa tersebut antara lain Desa Bula, Fatalo, Waru, Hoti serta Desa Salas.

Para saksi ini mengaku telah menerima raskin dari Kantor Kecamatan pada tahun 2011 untuk dibagikan kepada warga, sekaligus menyetor uang pembelian kepada staf kecamatan. Misalnya untuk Desa Bula yang mendapat jatah 18 ton raskin tahun 2011, kepala desanya sudah menyetor dana sebesar Rp36 juta kepada staf kecamatan dengan rincian harga Rp2.000 per kilo gram.

Kemudian empat desa lainnya juga telah membayar raskin, tetapi oleh terdakwa Sain tidak meneruskan penyetoran ke Bulog, akibatnya kasus ini dilaporkan ke kejaksaan dan ditindaklanjuti ke pengadilan tipikor.

Terdakwa Sain Sarbim yang merupakan Kepala Kecamatan Bula, ini sebelumnya telah mengembalikan Rp60 juta dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Ambon. Pengembalian sebagian dana raskin yang dilakukan terdakwa ini dilakukan saat berlangsung sidang lanjutan yang dipimpin ketua majelis hakim tipikor, Halidjah Wally dibantu Hery Liliantono dan Edy Sebjengkaria selaku hakim anggota.

Kemudian sejak awal proses penyidikan jaksa, terdakwa juga mengembalikan Rp15 juta kepada penyidik, sehingga jumlah anggaran yang sudah dipulangkan terdaka sebesar Rp75 juta dari total kerugian negara Rp145 juta.

http://www.harianterbit.com/read/2014/09/22/8691/0/20/Koruptor-Dana-Raskin-cuma-Dituntut-15-tahun-Penjara

Mantan Kades Ciparahu Akui Warganya Dapat Raskin Jelek

Minggu, 21 September 2014

Ancam Akan Melaporkan ke Pusat

MALINGPING, BANPOS – Setelah mendengar dan memastikan adanya salah seorang warga Desa Ciparahu yang mendapatkan raskin jelek , mantan Kades Ciparahu, Lebak mengancam akan melaporkan temuan warga tersebut ke pusat.

“Kusam, banyak dedaknya, dan ada kutunya. Meskipun masih bisa dikonsumsi, itu pembagian yang sangat tidak manusiawi,” ujar mantan Kades Ciparahu itu menandaskan, saat dihubungi wartawan via telepon selulernya.

Menurut Ade, raskin dengan kualitas rendah itu dikirim berturut-turut dalam lima kali distribusi. Warga penerima manfaat raskin sebenarnya protes dengan kualitas raskin yang dibeli mereka.

“Tapi sepertinya keluhan warga tidak direspons oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam alur distribusi,” ujarnya.

Pihaknya juga mengancam akan membawa raskin kualitas rendah yang diterima masyarakat ke kantor Bulog pusat dan ke komisi terkait di DPR RI dan DPRD jika pada distribusi selanjutnya masyarakat miskin masih dikirimi beras kusam, berdebu,  dan berkutu.

“Kami merasa tidak dimanusiakan. Meskipun secara pribadi saya bukan penerima manfaat,  penerima raskin itu adalah warga dan kerabat saya. Saya curiga ada oknum di Subdivre Lebak yang ikut bermain dengan mitra penyedia beras sehingga raskin yang dikirim masih saja ada yang berkualitas buruk,” papar Ade.

Sementara itu aktivis Kumala Firman Alamsyah menuding, bahwa dalam hal raskin kualitas rendah tersebut, pihaknya menduga banyak mafia yang bermain, dan mereka itu dipastikan penyebabnya.

“Kualitas raskin jelek ini akibat banyak mafia raskin yang cuma ngambil untung tanpa peduli warga miskin penerima manfaat, kami berharap masalah ini harus dibongkar oleh aparat hukum, “ tandasnya.

Terpisah beberapa waktu lalu, Kepala Gudang Bulog wilayah Selatan di Malingping, Naek Fedrianto saat ditanya BANPOS, hanya menjelaskan datar, jika ditemukan ada raskin jelek pihaknya akan segera mengganti dengan yang bagus, jika warga mau menukarkan.

“Kalau memang ada raskin yang diterima tidak layak, kami siap menggantinya langsung, dan silahkan bawa dan tukarkan kepada kami, ” jelas Naek. (K-9)

http://bantenpos.co/arsip/2014/09/mantan-kades-ciparahu-akui-warganya-dapat-raskin-jelek/

Raskin di Birem Bayeun Dinilai Tak Layak Konsumsi

Senin, 22 September 2014

Birem Bayeun, (Analisa). Beras untuk masyarakat miskin (Raskin) yang disalurkan kepada masyarakat Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, dinilai tidak layak konsumsi. Kualitas beras terlihat kurang bagus dan sangat memprihatinkan ketika diterima warga.

Demikian dikatakan Ketua LSM Fakta, Rabono Wiranata, yang juga salah seorang warga Birem Bayeun kepada wartawan, pekan lalu.

“Jika kita mencermati Raskin ini sungguh tidak layak untuk dikonsumsi karena kondisinya berabu dan berwarna kekuning-kuningan serta banyak batu,” ungkapnya.

Disebutkannya, dari penelusuran pihaknya, diduga raskin bagi masyarakat miskin tersebut dicampur dengan beras menir karena beras yang disalurkan beberapa hari lalu itu banyak patahannya.

“Kendati itu beras murah, hendaknya kualitas dan kuantitasnya tidak seperti ini sehingga memberikan kesan miris terhadap program pemerintah ini,” pintanya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada Perum Bulog untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap mutu beras yang disalurkan kepada masyarakat,

“Kita tidak menyalahkan siapa-siapa terhadap mutu raskin dimaksud, akan tetapi untuk ke depan diharapkan hal seperti ini tidak terjadi kembali sehingga masyarakat penerima raskin pun bisa menikmatinya dengan baik,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Divre Langsa, Ucok Baniamin Siregar SSos MM, yang dikonfirmasi wartawan terkait persoalan tersebut mengatakan, pihaknya siap melakukan penukaran raskin yang dianggap masyarakat tidak layak konsumsi.

“Kita minta masyarakat segera melaporkan bila menemukan atau mendapatkan raskin dengan kualitas yang dinilai kurang baik,” katanya singkat. (ed)

http://analisadaily.com/news/read/raskin-di-birem-bayeun-dinilai-tak-layak-konsumsi/66006/2014/09/22

Beras Miskin Bau Apak

Senin, 22 September 2014

Di Karung Tertulis Masa Kedaluwarsa Hingga 2013

PASEH,(GM).-
Warga di Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, penerima jatah beras untuk rakyat miskin (raskin), mengeluhkan beras yang mereka terima dalam kondisi tidak layak konsumsi. Selain sudah bau apak, warna beras juga sudah kekuning-kuningan.
Ketua RT 01/RW 05, Ujang (35), membenarkan buruknya kualitas raskin yang diterima warga. Bahkan ia pun dapat merasakan kekecewaan warga saat menerima beras dengan kualitas tidak layak tersebut.
"Beras yang didistribusikan kualitasnya jelek dan berbau. Wajar saja jika warga mengeluhkannya," kata Ujang.
Masih menurut Ujang, tidak hanya kualitas beras yang dikeluhkan, volume beras yang dibarikan juga kurang dari 15 kg.
"Volume beras juga berkurang jadi sekitar 13,5 kg. Harusnya 'kan 15 kg. Ada penyusutan sekitar 1,5 kg," katanya.
Sampai sejauh ini, Ujang tidak mengetahui pasti terjadinya penyusutan volume beras tersebut. Namun dapat dipastikan juga di dalam karung beras raskin tersebut tertulis masa kedaluwarsa hingga 2013. Sementara saat ini sudah masuk bulan September 2014. Oleh karena itu, Ujang menilai seakan ada pembiaran dalam kegiatan pendistribusian beras yang tidak layak dikonsumsi warga ini.
"Jangan abong-abong buat orang miskin, beras tidak layak pun diberikan," katanya.
Warga menerima beras tidak layak konsumi ini, diperkirakan sudah berlangsung selama dua bulan terakhir ini. Namun tidak tahu persoalannya seperti apa, kejadian tersebut terus berulang. Meskipun ditegaskan Ujang, persoalan tersebut telah disampaikan kepada pihak desa setempat.
"Kami berharap seharusnya, pihak terkait cepat tanggap sehingga kejadian ini tidak terulang lagi," katanya.
Keluhan serupa disampaikan Ny. Lilis (50). Dia berharap kepada pemerintah dapat memperhatikan kualitas beras yang digulirkan untuk masyarakat di kampung halamannya maupun wilayah lainnya.
"Pendistribusian beras sangat dibutuhkan masyarakat. Tetapi kualitas berasnya harus diperhatikan, guna menunjang kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya," harapnya.
Harus dikembalikan
Camat Paseh, Komarudin turut menanggapi adanya informasi dari masyarakat yang menyebutkan kualitas beras yang didistribusikan ke sejumlah warga di Desa Sindangsari.
"Kalau melihat seperti itu, ada baiknya jangan didistribusikan dulu pada penerima," kata Komarudin.
Sebaiknya, beras dengan kualitas kurang baik dan tak layak dikonsumsi dikembalikan dan ditukarkan ke Bulog.
Dengan adanya persoalan di lapangan tersebut, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Pemkab Bandung dan Bulog yang tergabung dalam tim koordinasi raskin tingkat kabupaten. Bahkan, diharapkan persoalan di lapangan ini menjadi bahan evaluasi bagi Tim sehingga permasalahan serupa tidak terulang lagi.
(B.105)**

http://www.klik-galamedia.com/2014-09-22/beras-miskin-bau-apak

Sabtu, 20 September 2014

Kualitas Raskin Dikeluhkan Pemdes Cipelang

Sabtu, 20 September 2014

CIJERUK-Sejumlah pemerintah desa (Pemdes) di Kabupaten Bogor, kembali mengaku kecewa dan mengeluhkan kualitas beras raskin yang dikirim bulog. Karena, beras bersubsidi yang diperuntukan bagi warga tidak mampu (miskin,red) tersebut, berwarna kuning dan berjamur sehingga dianggap tidak layak dikonsumsi oleh manusia. Selain itu, jumlah tonase raskin yang dikirim kerap tidak sesuai dengan yang diterima alias berkurang.
Kepala urusan (Kaur) Kesra, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Jaenudin mengatakan, selama ini kualitas raskin yang dikirim bulog terus mengalami penurunan. Selain kualitas, tonasenya yang dipesan tidak sesuai saat dilakukan penimbangan ulang. Padahal, untuk menebus beras yang menjadi program pemerintah dalam membantu warga miskin itu, pihak pemdes harus bersusah payah menggalang dana.” Berasnya berjamur dan berwarna kuning, beras ini sangat tidak layak dikonsumsi oleh manusia,” ucapnya kepada Metropolitan, kemarin.
Ia menambahkan, lantaran kualitas raskin yang diterimanya tidak layak konsumsi. Jika ada penolakan serta keluhan dari warga, maka pemdes Cipelang akan mengembalikan kembali beras tersebut dan meminta uang yang telah disetorkan untuk dikembalikan.” Kalau warga penerima menolak, kami akan kembalikan lagi berasnya ke bulog,” tambahnya. Lebih lanjut, Jaenudin menegaskan, tujuan pemdes Cipelang menebus beras raskin yakni untuk membantu warga yang tidak mampu. Terlebih, harga beras dipasaran mengalami kenaikan hingga Rp7 ribu perliternya. Dengan adanya raskin, maka pengeluaran warga diharapkan bisa terbantu.” Meskipun program penyaluran beras raskin itu bertujuan membantu warga miskin, tapi kualitasnya tetap harus dijaga oleh bulog. Jangan menyepelekan kualitas, karena beras ini dikonsumsi oleh manusi bukan binatang,” tegasnya.
Jaenudin juga memaparkan, pemesanan raskin sering mengalami keterlambatan. Alasannya, stok digudang bulog kehabisan sehingga harus rela masuk daftar tunggu. Bahkan, raskin yang diterima hari ini (kemarin,red) sudah dipesan sejak delapan bulan lalu. ”Pengiriman beras juga terus mengalami keterlambatan, sehingga warga kerap menyalahkan pemdes. Padahal, stok raskin digudang bulog mengalami kekosongan.
Harus ada penyelidikan dari intansi terkait soal berkurangnya jumlah tonase yang dikirim dan soal kualitas yang terus menurun,” tutupnya. (dan/fai)

http://metropolitanonline.co/2014/09/20/kualitas-raskin-dikeluhkan-pemdes-cipelang

Jumat, 19 September 2014

Lagi, Beras Untuk Rakyat Miskin di Lebak Kusam dan Berdebu

Kamis, 18 September 2014

Lebak,FESBUK BANTEN News(18/9/2014) - Beras subsidi pemerintah untuk dikonsumsi masyarakat miskin(raskin) yang didistribusikan Bulog Subdivre Lebak di Kecamatan Cihara kembalimenuai masalah. Seorang warga Desa Ciparahu, Ade Sujana, sangat marah ketikaada warganya menerima beras kusam dan berdebu. 

"Kusam,banyak dedaknya, dan ada kutunya. Meskipun masih bisa dikonsumsi, itu pembagianyang sangat tidak manusiawi," ujar mantan kepala desa ini saat dikonfimasimelalui komunikasi telepon seluler,Rabu (17/9/2014) kemarin.

MenurutAde, raskin dengan kualitas rendah itu dikirim berturut-turut dalam lima kalidistribusi. Warga penerima manfaat raskin sebenarnya protes dengan kualitasraskin yang dibeli mereka, "Tapi sepertinya keluhan warga tidak diresponsoleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam alur distribusi," ujarnya.

SubdivreLebak memang "jagoan" dalam menyalurkan beras berkualitas rendah,kalau tidak kusam ya berdebu. Kadang lengkap dengan bonus menir dan kutu.Aktivis Kumala Lukman Hakim pernah mengkritik perihal raskin kualitas rendahini. Temuan aktivis LSM, juga menemukan raskin kualitas rendah yang sebenarnyatidak layak untuk didistribusikan. 

NamunBulog berikukuh raskin kualitas rendah itu adalah kesalahan mitra penyediaberas, padahal raskin tersebut diangkut dari gudang-gudang Bulog. Bukannyamemohon maaf secara terbuka, Kasubdivre Lebak Herman Sadik malah membuatpencitraan dengan menyebut raskin kualitas rendah yang terdistribusi hanyabeberapa karung saja dalam setiap pengiriman. Padahal raskin kualitas rendahitu ditemukan bukan saja di wilayah Lebak selatan, tetapi juga di penerima yangberada di sejumlah desa yang dekat dengan kantor Subdivre Lebak.

"Tidakakan pernah ada raskin kualitas rendah jika pejabat Bulog, pemda, dan penyediaberas memeriksa kualitas raskin secara bersama-sama sebelum raskin itudidistribusikan ke penerima manfaat. Masalahnya adalah Bulog dan Pemdaberkinerja rendah sehingga tidak komitmen dengan tugas dan kewajibannya.Akibatnya, ada celah pelanggaran yang kemudian dimanfaatkan pihak yang tidakbertanggung jawab, bisa saja oleh mitra kerja, akibat lemahnya kontrol,"ujar aktivis LSM Rotasi Zen Zaenudin.

AdeSujana mengancam akan membawa raskin kualitas rendah yang diterima masyarakatke kantor Bulog pusat dan ke komisi terkait di DPR RI dan DPRD jika padadistribusi selanjutnya masyarakat miskin masih dikirimi beras kusam,berdebu,  dan berkutu.

"Kamimerasa tidak dimanusiakan. Meskipun secara pribadi saya bukan penerimamanfaat,  penerima raskin itu adalah warga dan kerabat saya. Saya curigaada oknum di Subdivre Lebak yang ikut bermain dengan mitra penyedia berassehingga raskin yang dikirim masih saja ada yang berkualitas buruk," paparAde. (Ahmad/LLJ)

Tak Layak Dimakan, Warga Sawang Desak pihak Bulog Ganti Raskin

Kamis, 18 September 2014

Aceh Utara | acehtraffic.com - Sejumlah desa di Kecamatan Sawang di antaranya Desa Lhok Cut, Kubu, Blang Cut, Cot Kawat, Babah Buloh dan Desa lainnya kembali mempertanyakan janji pihak Bulog yang berencana mengganti Beras Miskin (Raskin) yang tidak layak di konsumsi hingga sekarang masih menumpuk didesa-desa mereka sampai saat ini.

Masyarakat tersebut menilai pihak Bulog telah mengingkari janji serta mempersulit penggatian Raskin yang baru dengan menyuruh tiap kepala Desa datang ke Bulog untuk mengambil sendiri beras pengganti serta menanggung segala biaya distribusinya mulai biaya angkutan(transport),biaya bongkar muat dan biaya lainnya.

Kebijakan pihak bulog ini dinilai, sangat mempersulit warga dan jauh dari tujuan pemerintah dalam memberikan bantuan raskin pada warga miskin.

Seperti diungkapkan Ridwan (45) salah seorang Desa Kubu kepada Reporter acehtraffic.com Kamis, 18 September 2014 tidak jauh berbeda pernyataan serupa disampaikan oleh Damnir (47) Sekretaris Desa Lhokcut yang Membenarkan jika raskin yang diterima didesanya berbatu,berdedak dan berasnya pecah-pecah seperti makanan ayam ternak,kami terpaksa membagikannya kepada warga Raskin tersebut.

Meski tidak layak konsumsi,tidak ada uang kami untuk mengambil beras yang baru penggantinya ke bulog Lhokseumawe. kami bukan ayam ternak,masak beras berdedak dan bermenir diberikan untuk kami,walau kami miskin dan tinggal jauh dipelosok desa bukan bearti kami orang kelaparan ataupun bodoh dalam melihat mana beras layak untuk dimakan atau tidak, tegas bukari (50) warga yang juga tokoh tuha peut desa Blangcut sambil menunjukkan Beras yang disalurkan oleh Bulog Beberapa waktu yang lalu ke desa Mereka.

Seperti di beritakan sebelumnya puluhan sampai dengan ratusan ton beras raskin di Aceh Utara berdedak, menir,berbatu dan berkutu dalam raskin yang disalurkan oleh bulog pada minggu yang lalu. | AT | BTM |


http://www.acehtraffic.com/2014/09/tak-layak-dimakan-warga-sawang-desak.html

Beras Busuk untuk Masyarakat Miskin

Kamis, 18 September 2014

Keluhan terhadap kondisi raskin kembali muncul. Kali ini, seorang warga Peukan Bada, Aceh Besar melaporkan bahwa beras miskin (raskin) untuk kecamatan dimaksud jatah September 2014 kondisinya sangat tidak layak konsumsi. “Selain hitam dan berwarna merah, raskin itu juga banyak hancur dan berkutu.” Karenanya, menurut warga ini, sejumlah keuchik di Peukan Bada menyatakan kecewa atas buruknya beras untuk keluarga miskin atau rumah tangga berpenghasilan rendah itu.
Sebelumnya, warga di Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur, Aceh Tenggara, Abdya, dan beberapa kabupaten kota lainnya juga pernah mengeluhkan tentang kondisi raskin jatah mereka. Ada yang menerima dengan perasaan kecewa dan ada pula yang menolak karena memang dinilai tak layak konsumsi.
Dan, jika kita amati secara seksama, keluhan serupa juga dialami para penerima raskin secara nasional dalam periode yang bersamaan atau berbeda-beda. Sedangkan pihak Bulog hanya menyatakan menarik serta mengganti beras yang tak layak konsumsi itu dengan raskin yang lebih baik.
Pertanyaannya, kemanakah Bulog membawa beras-beras busuk itu? Ada dua dugaan buruk. Pertama beras busuk itu dibawa berputar-putar ke sejumlah daerah yang memberi “proyek” kepada para transporter. Jika tidak dibawa berkeliling ke banyak daerah mengapa temuan raskin busuk itu terus ada di mana? Kedua, beras itu dioplos kemudian dilepas kembali ke pasar. Jadi, jarang dienyahkan, misalnya dibuat tepung atau pakan ternak.
Yang jelas, seperti dikatakan serbuah organisasi pengawas Bulog bahwa pengelolaan raskin memang belum beres hingga saat ini. Ada apa? Kenapa raskin yang dikelola Perum Bulog masih saja ada yang berkutu, berulat, dan susut? Benarkah begitu sulitnya mengelola raskin?
Diingatkan pula, jika Bulog tidak segera mengatasi persoalan buruknya kualitas raskin, maka bukan mustahil kelak publik akan beranggapan, bahwa kutu dan ulat itu sengaja dipelihara. Makanya, kita meminta Bulog agar responsif dalam menanggapi keluhan beras raskin yang tak layak konsumsi. Bukan malah sibuk membantah keterangan warga.
Publik tahu bahwa beras yang diperuntukan bagi masyarakat miskin tidak harus seburuk itu kondisinya. Namun, mengapa Bulog tega menyalurkan beras rusak, bau busuk, dan berulat?
Mestinya Bulog menyelidiki ada kesalahan prosedur atau pelanggaran dimana sehingga hal demikian bisa terjadi berulang-ulang, bertahun-tahun, dan di semua daerah. Bulog harus profesional. Sebab, Bulog mengemban amanat negara untuk menyediakan raskin berkualitas medium. Jadi bila ada keluhan raskin rusak, ya harus diganti dengan yang baik.
Ya, sekali lagi, warga miskin berharap beras-beras yang disalurkan untuk mereka hendaknya tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Sebab, selama ini, persoalan raskin selain kondisi berasnya yang sering tak layak konsumsi, distribusinya juga tidak lancar. Semoga Bulog merespon secara positif keluhan warga miskin.

http://aceh.tribunnews.com/2014/09/18/beras-busuk-untuk-masyarakat-miskin

Kamis, 18 September 2014

PNS Keluhkan Jatah Beras Bulog

Rabu, 17 September 2014

SAPA (TIMIKA) – Salah satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Mimika Mince Yanengga mengungkapkan jatah beras untuk PNS dalam beberapa bulan terakhir tidak layak konsumsi karena kotor dan rusak.

“Beras jatah yang selama ini kami dapat dari Bulog itu, tidak baik sekali, kotor dan rusak jadi kadang kami tidak makan. Kadang yang kami terima itu kotor kehitam-hitaman, berbau, , batu banyak dan ampas-ampas padi juga terlalu banyak,” ujarnya kepada Salam Papua,saat ditemui di Jalan Yos Sudarso, Selasa (17/9).

Ia meminta pemerintah Kabupaten Mimika dapat segera mengatasi masalah ini, sehingga para PNS dapat menikmati beras yang lebih berkualitas karena untuk di konsumsi.

Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Seksi Logistik (Bulog) Timika, Ibrahim Wairoy, mengakui beras yang ada di gudangBulaog seperti yang disebutkan. Namun Ibrahim membantah kalau beras tersebut tidak bisa atau tidak layak di konsumsi.

“Itu semuanya layak, hanya kita tidak bisa disamakan dengan beras yang ada di pasar yang bersih, karena beras Bulog itu memang beras asli, tidak dipoles jadi memang kadang-kadang warnanya putih kadang-kadang hitam,banyak debu  dan lain sebagainya. Beras tersebut asli tidak dipoles-poles seperti yang ada dipasaran dan dapat dikonsumsi, jadi jangan dibilang kami memberikan beras yang tidak layak konsumsi, dan memang beras asli begitu jadi tidak bisa disamakan dengan yang ada dipasar-pasar karena itu alamiah dan untuk saat ini beras yang ada disini seperti itu,” ujarnya saat ditemui Salam Papua diruang kerjanya, Selasa (16/9).

Ia meminta maaf kepada para penerima beras ini karena pihaknya tidak bermaksud memberikan beras yang tidak layak konsumsi, tapi yang terjadi saat ini memang seperti itu beras terlihat seperti tidak layak konsumsi.” pintahnya.  (Cr2)

Beras Bau dan berkutu, Bulog Diminta Bertanggung Jawab

Rabu, 17 September 2014

Kabarkita, Kota Bima – Himpunan mahasiswa Islam (HmI) komisariat STIE Bima bersama LSM Bima Institute (BI) mendatangi kantor bulog Bima, kedatangan mereka adalah meminta kelarifikasi atas adanya beras rakyat miskin (RASKIN) diangap Tidak layak konsumsi yang dibagikan untuk jatah masyarakat desa Nisa kecamatan Woha kabupaten (rabu 17/9).

Kedatangan sejumlah aktivis Mahasiswa dan LSM diterima langsung oleh Kepala Sub Devisi Regional Bima M. Direktur LSM Bima Institute (BI) Arif fudin menjelaskan, berbagai kejadian yang sering ditemukan di tengah masyarakat berkaitan dengan kualitas beras rendah bahkan tidak bisa di konsumsi.

“Seperti ditemukan di desa Nisa kecamatan Woha ditemukan model beras raskin yang bauh dan berkutu dari Bulog yang akan dibagikan kemasyarkat, model beras seperti ini yang akan di konsumsi oleh masyarakat. Sebagai bukti adanya beras bauh dan berkutu kami langsung bawakan agar mereka lihat sendiri biar tidak anggap rekayasa”. Jelasnya

Lanjut Arif, meskipun telah di buktikan fakta berdasarkan temuan di lapangan yaitu beras yang masih dalam karung dalam keadaan bauh dan berkutu namun kepala bulog masih meragukan fakta tersebut. Kami pertanyakan dimanakah pertangung jawaban pihak bulog bima untuk menjaga kualitas beras raskin yang pantas untuk di konsumsi oleh masyarakat, sebagai pelayan public harus melayani masyarakat sesuai dengan cara yang baik jangan asal melayani sementara model pelayanan tidak mencerminkan.

Andaikan alasan rusaknya kualitas beras yang di bagikan ke masyarakat tersebut karna kelamaan disimpan di gudang, seharusnya terlebih dahulu mengecek beras-berasnya sebelum di bagikan.Selain itu, sebagai bukti bentuk kurangnya perhatian mereka terhadap kualitas barang yang akan di berikan kepada masyarakat, meski kita telah tunjukan bukti hasil temuan di lapangan tapi masih saja mereka meragukan dan menduga bahwa barang bukti itu hasil rekayasa. Terang Arif

Kepala sub devisi regional bima M. Saukani menyampaikan, terkait dengan adanya keluhan para pemuda tentang kualitas beras yang di bagikan ke masyarakat di khusunya di desa Nisa kecamatan Woha. Berkaitan dengan kualitas rendah (bauh dan kutu) kami sebagai akan bertagung jawab dan bersediah untuk mengembalikan barang dalam waktu 1x 12 jam ketika ada laporan seperti ini.

Adapun menurunya kualitas sampai muncul aroma tidak baik dan terlihat kutu itu karna faktor kelamaan penyimpanan bersa di gudang, seharunya agar tidak terjadi hal-hal sepeti ini idealnya penyimpanan beras paling lama 6 bulan, tapi kenyataan yang tejadi saat ini bahkan melebihi 1 tahun lamanya sehinga itulah penyebab terjadinya masalah seperti saat sekarang. Jelanya (K2_Nurdin)

http://kabarkita.info/2014/09/17/beras-bau-dan-berkutu-bulog-diminta-bertanggung-jawab/

Rabu, 17 September 2014

Piutang Raskin Rp 1,7 Miliar, 2.523 Ton Belum Ditebus

Rabu, 17 September 2014

SAMPANG - Pendistribusian beras untuk masyarakat miskin (raskin) di Sampang tak berjalan maksimal. Buktinya, 2.523 ton raskin hingga saat ini belum ditebus. Itu terjadi hampir di seluruh wilayah di Sampang. Dari 14 kecamatan yang ada, hanya 2 kecamatan yang sudah menuntaskan penebusan raskin.

Tak hanya lamban dalam penebusan raskin, piutang dari masing-masing kecamatan juga sangat tinggi. Jika ditotal se-kabupaten, jumlahnya mencapai Rp 1,7 miliar. Data tersebut merupakan data resmi yang dipaparkan pihak Kantor Bulog Sub Divre XII Wilayah Madura dalam rapat koordinasi raskin di aula dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi (dinsosnakertrans) kemarin (16/9).

”Per 15 September ini, piutang raskin Sampang mencapai Rp 1,7 miliar,” ungkap Waka Kantor Bulog Sub Divre XII Wilayah Madura Prayitno di hadapan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Syamsul Hidayat dan Kepala Dinsosnakertrans Sampang Malik Amrullah.

Mendapat informasi tersebut, Malik Amrullah langsung geram. Salah satu pejabat senior di Sampang tersebut berjanji akan memanggil seluruh camat di Sampang. ”Kalau urusan beras dan kemiskinan, masyarakat pasti langsung menghujat bupati. Daripada bupatinya dihujat, mending kita panggil saja camat dan jajarannya. Ternyata kinerja camat, Kades, Korlap dan pendamping begini. Tidak kerja, tidur terus,” tudingnya dengan nada emosi.

Malik berjanji untuk mengirim surat kepada seluruh camat untuk menemui Bupati Fannan Hasib sebelum berangkat ibadah haji ke Tanah Suci. ”Sampaikan pertanggungjawaban kalian di hadapan bupati,” pintanya di hadapan undangan rapat yang terdiri dari Korlap raskin, pendamping raskin, camat, dan sejumlah pihak lainnya.

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Syamsul Hidayat lebih menyoroti kualitas raskin. Dia meminta pada pihak Bulog untuk tetap menjaga kualitas beras yang didistribusikan kepada masyarakat tetap baik. ”Harapan kami pendistribusian raskin kualitas jelek seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu tidak lagi terjadi di Sampang,” ucapnya. (via/fei)

http://radarmadura.co.id/2014/09/piutang-raskin-rp-17-miliar-2-523-ton-belum-ditebus/

Terkait Raskin Kejari Sei Rempah Panggil Lima Camat

Rabu, 17 September 2014

TRIBUNNEWS.COM.SEIRAMPAH- Kejaksaan Negeri Sei Rampah memanggil lima Camat yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai terkait persoalan raskin. Kelima Camat itu dipinta untuk hadir tepat waktu dan datang ke Kantor Kejaksaan yakni Pukul 10.00 Rabu, (17/9/2014).
Kasidatun Kejari Sei Rampah, Abdul Hakim mengatakan kalau kelima Camat itu yakni, Camat Perbaungan, Akmal Koto; Camat Tanjung Beringin, Sudarno; Camat Tebing Tinggi, Fajar Simbolon; Camat Sei Bamban, Doni Imran Fauzi dan Camat Serbajadi, Nassaruddin.
"Mereka kita panggil terkait tunggakan raskin bulan Agustus kemarin yang didistribusikan bulan Juli. Sesuai ketentuan ada waktu 14 hari untuk dibayarkan sama bulog tapi belum dibayarkan. Kalau yang Camat lain sudah,"ujar Abdul Hakim, Selasa, (16/9/2014).
Ia menyebutkan kalau pemanggilan kelima Camat tersebut ditembuskan ke Bupati Serdang Bedagai, Soekirman. Menurutnya atas sikap Camat yang seperti ini masyarakat miskin jadi rugi karena jatah pembagian beras selanjutnya akan terganggu.
"Ini bukan yang pertama kali. Kita gak tahu mengapa bisa seperti ini. Yang jelas tunggakannya puluhan juta juga. Saya gak berhak menyebutkan agar Bupati mengevaluasi mereka tapi kondisinya seperti inilah,"kata Abdul Hakim.
Secara terperinci ia menyebutkan kalau Camat Perbaungan nunggak raskin sebesar Rp 24 juta, Camat Tanjung Beringin Rp 36 juta, Camat Tebing Tinggi Rp 12,3 juta, Camat Sei Bamban Rp 58,2 juta dan Camat Serba Jadi Rp 168 ribu. Menurutnya meskipun raskin ini disalurkan ke Desa namun dalam hal ini Camat tetap bertanggung jawab karena berperan sebagai fungsi kontrol.
"Saya kecewa juga tahun 2013 Pemkab pernah dapat penghargaan karena dibilang gak pernah nunggak dalam hal raskin. Tapi itu semua karena sering saya desak. Rangking 2 katanya di Sumut. Memang pasti dibayar sama Camatnya biasanya, tapi itulah ada yang mau bayarnya sempat saya dengar terpaksa jual mobil karena terpakai uangnya,"katanya.
Camat Perbaungan, Akmal tidak mau berkomentar atas hal ini. Berulang kali nomor ponselnya dihubungi namun tidak bersedia diangkat sms yang dikirimkan juga sama sekali tidak mendapat balasan.(dra/tribun-medan.com)

http://www.tribunnews.com/regional/2014/09/17/terkait-raskin-kejari-sei-rempah-panggil-lima-camat

Polisi Ungkap Penggelapan Raskin di Polman

Selasa, 16 September 2014

POLMAN - Jajaran Polsek Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, menggagalkan upaya penggelapan beras untuk orang miskin (raskin) di wilayah itu. Sedikitnya, sebanyak 303 karung raskin berhasil diamankan di Desa Baru, Kecamatan Luyo.

Kanit Reskrim Polsek Wonomulyo Aiptu Iwan Rusmana mengatakan, upaya penggelapan beras untuk orang miskin ini berhasil digagalkan berawal dari adanya laporan warga yang curiga melihat sebuah truk mondar mandir mengangkut beras berlabel dolog di malam hari.

Usai menerima laporan tersebut, pihaknya melakukan pengecekan dan mencegat truk yang dimaksud oleh warga. Alhasil, ketika dilakukan pemeriksaan, truk tersebut mengangkut sedikitnya 303 karung raskin.

“Ada 303 karung raskin di atas. Masing-masing ukuran 15 kilogram,” ujar Iwan, kepada wartawan, Senin (15/9/2014).

Menurut Iwan, berdasarkan keterangan salah seorang warga, beras raskin tersebut hendak diantar menuju Desa Ratte, Kecamatan Tubi Taramanu (Tutar). Namun, sang sopir truk justru berbalik arah membawa beras miskin itu ke Wonomulyo.

Untuk proses penyelidikan lebih lanjut, 303 karung raskin diamankan di Polsek Campalagian, berikut seorang sopir dan lima orang buruh panggul.

Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui bahwa beras miskin tersebut adalah milik Asdar, salah seorang pengusaha gabah di Kecamatan Wonomulyo. Meskipun awalnya sang juragan beras sempat mengelak dihadapan polisi bahwa beras tersebut adalah miliknya.

Meski sudah mengakui bahwa beras tersebut akan dibawa ke gudang miliknya untuk dijual ditempat lain, Asdar juga sadar atas kesalahan yang ia lakukan. "Saya mengaku salah. Tapi, itu beras saya beli dari pak kepala desa untuk dijual dengan harga normal," terangnya.

Sementara itu, dihadapan penyidik, Asdar mengakui bahwa upaya penggelapan beras raskin itu bukan yang pertama kali dilakukan, tetapi sudah berulang kali. Itupun, bukan dirinya yang meminta kepada kepala desa, tetapi atas dasar permintaan kepala desa. SINDONEWS-Andi Indra

http://www.makassarterkini.com/index.php/component/k2/item/2533-polisi-ungkap-penggelapan-raskin-di-polman

Selasa, 16 September 2014

Raskin untuk Warga Birem Bayeun Dinilai tak Layak Konsumsi

Selasa, 16 September 2014

Aceh Timur – Warga Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, mengeluhkan kualitas beras bagi masyarakat miskin (Raskin) yang mereka terima. Raskin yang disalurkan oleh pihak Bulog itu dinilai tidak layak untuk dikonsumsi.

Begitu ungkap Ketua LSM Fakta Rabono Wiranata yang juga warga Birem Bayeun kepada AtjehLINK, Senin (15/09/14). “Jika kita cermati, beras Raskin ini sungguh tidak layak untuk dikonsumsi karena kondisinya berabu dan berwarna kekuning-kuningan serta banyak batunya,” ungkap dia.

Rabono menyebutkan, pihaknya menduga Raskin yang baru diterima warga beberapa hari lalu itu, juga telah dicampur dengan beras menir, sebab banyak patahannya. “Kendatipun itu beras murah, hendaknya kualitasnya tidak seperti ini,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada Bulog untuk dapat melakukan pengecekan terhadap kualitas beras yang disalurkan kepada masyarakat. “Kita tidak menyalahkan siapa-siapa terhadap mutu Raskin dimaksud, akan tetapi untuk kedepannya diharapkan hal seperti ini tidak terjadi kembali sehingga masyarakat penerima beras murah pun bisa menikmatinya dengan baik,” pungkas Rabono.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Drive Langsa, Ucok Baniamin Siregar SSos MM yang dikonfirmasi terkait persoalan tersebut mengatakan, pihaknya siap melakukan penukaran Raskin yang dianggap masyarakat tidak layak konsumsi. “Kita minta warga segera laporkan bila menemukan atau mendapatkan beras raskin dengan kualitas yang dinilai kurang baik,” demikian jelasnya singkat. (mus)

http://atjehlink.com/raskin-untuk-warga-birem-bayeun-dinilai-tak-layak-konsumsi/

Uang Palsu Beredar di Penjualan Raskin

Selasa, 16 September 2014

PAGADEN - Peredaran uang palsu sudah masuk ke pelosok desa. Aparat Desa Sumbersari Kecamatan Pagaden, Subang, Jawa Barat, mendapati uang palsu pecahan Rp 100 ribu dari hasil penjualan beras raskin.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Desa Sumbersari Nurodin. Ia mengaku tidak tahu siapa yang membelanjakan uang palsu tersebut. Sebab sudah tercampur dengan uang asli lainnya. "Uang itu dari setoran uang raskin para kepala dusun (Kadus) atau RT," ungkap Nurodin, seperti dilansir Pasundan Ekspres (JPNN Grup), Selasa (16/9).

Dia mengatakan, bahwa kejadian ini bukan kali pertama. Selama dia menjabat Sekdes Sumbersari, sudah lima kali mendapati uang pecahan Rp 100 ribu yang palsu. Bahkan, kata Nurodin, dia pernah juga mendapati uang palsu itu saat pembayaran listrik di rumahnya. "Tapi lebih sering dari setoran raskin," katanya.

Menurutnya, kemungkinan uang palsu itu dari masyarakat yang membeli raskin ke Kadus setempat. "Kita juga tidak bisa melacak dari mana asalnya uang palsu itu dan dari setoran Kadus mana saya juga tidak hapal betul. Tahu-tahu pas mau ngitung uang setorannya, ko ada uang palsu," ujarnya.

Dikatakannya, selama ini dirinya juga tidak pernah mendapat laporan dari tiap-tiap Kadus bahwa mereka pernah mendapati uang palsu. "Jadi rasanya tidak mungkin kalau uang itu berasal dari aparatnya, mungkin kita menduga dari warga yang membeli raskin," ucapnya. (dan/man)


Warga Protes Bulog Bagikan Beras Tak Layak Konsumsi

Senin, 15 September 2014

DUMAI, RIAUGREEN.COM - Kelurahan Dumai Kota mengaku kecewa dengan kiriman beras yang dilakukan pihak Kantor Bulog Dumai. Pasalnya, warga penerima Beras Bulog di kelurahan itu kecewa dengan kualitas beras tidak layak konsumsi.

Hal tersebut dilaporkan warga penerima setelah mencoba memasaknya. Nasi yang dihasilkan tidak normal, bahkan menghitam dan sebentuk nasi basi. Sontak warga tidak menerima kondisi tersebut. Akhirnya warga mengembalikan beras miskin itu ke kantor lurah.

Lurah Dumai Kota Agus Gunawan tidak mengira jika beras yang dibagikan tidak layak konsumsi. Karena, kantor Bulog Kota Dumai sebelumnya mengatakan kalau beras yang bakal dibagikan sudah melalui pengecekan secara ketat.

"Pengecekan seperti apa yang dilakukan Bulog, saya juga tidak paham. Saya langsung menelepon kantor Bulog dan melaporkan kejadian yang dialami masyarakat soal beras yang diterimanya tak layak konsumsi," ujar akhir pekan ini.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah beras yang tidak layak konsumsi itu mencapai 1,2 ton atau 80 goni. Namun, yang baru diganti pihak Bulog baru 5 karung, atau sebagian kecil dari jumlah kerusakan.

"Awalnya pihak kantor Bulog mengatakan hanya lima karung yang bisa diganti. Padahal, kerusakan sangat banyak. Kami juga mendesak Bulog mengganti keseluruhan yang rusak," katanya.

Dalam waktu dua atau tiga hari ke depan, Agus Gunawan menggaransi akan mendapatkan ganti dari Bulog. Karena, setelah pihaknya mendesak penggantian beras, pihak Bulog menyetujui.

"Makanya saya sampaikan ke warga agar bersabar dulu, menjelang dua atau tiga hari kedepan ini. Kita juga sudah mendesak pihak Bulog untuk segera mengganti besar yang disalurkan tak layak konsumsi itu," katanya.

Sumineh, warga penerima beras Bulog di Kelurahan Dumai Kota mengakui beras itu tidak layak dimakan. Selain sebentuk bubur, hitam baunya juga tidak sedap dan sangat tidak layak untuk dikonsumsi manusia.

"Itu bukan beras untuk manusia, itu beras untuk ayam. Di kasih beras tetapi busuk, buat apa," kesal Sumineh.

Sebelumnya, Bulog juga diserang warga Bukit Datuk, karena beras yang dibagikan tidak layak konsumsi. Namun, warga belum sempat memasak, karena mengetahui beras yang diterimanya berkutu.

Selain itu, data penentuan penerimaan beras juga diprotes warga. Sebab, data yang digunakan untuk tahun 2014 ini berdasarkan Data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun 2011 lalu.

Di Kelurahan Dumai Kota, penerima beras Bulog berkurang dari tahun 2013. Tahun ini, hanuya 204 KK yang ditetapkan sebagai penerima beras Bulog dari 347 di tahun lalu.

"Kami diprotes warga bersama-sama. Terpaksa kami mengundang BPS, bagaimana ia mendampingi kami saat pembagian. Karena data itu hasil olahan dari TNP2K," imbuhnya. (adi)

http://riaugreen.com/view/Dumai/5202/Warga-Protes-Bulog-Bagikan-Beras-Tak-Layak-Konsumsi.html#.VBd5_8J_vyQ

Polisi Ungkap Penggelapan Raskin di Polman

Senin, 15 September 2014

POLMAN - Jajaran Polsek Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, menggagalkan upaya penggelapan beras untuk orang miskin (raskin) di wilayah itu. Sedikitnya, sebanyak 303 karung raskin berhasil diamankan di Desa Baru, Kecamatan Luyo.

Kanit Reskrim Polsek Wonomulyo Aiptu Iwan Rusmana mengatakan, upaya penggelapan beras untuk orang miskin ini berhasil digagalkan berawal dari adanya laporan warga yang curiga melihat sebuah truk mondar mandir mengangkut beras berlabel dolog di malam hari.

Usai menerima laporan tersebut, pihaknya melakukan pengecekan dan mencegat truk yang dimaksud oleh warga. Alhasil, ketika dilakukan pemeriksaan, truk tersebut mengangkut sedikitnya 303 karung raskin.

“Ada 303 karung raskin di atas. Masing-masing ukuran 15 kilogram,” ujar Iwan, kepada wartawan, Senin (15/9/2014).

Menurut Iwan, berdasarkan keterangan salah seorang warga, beras raskin tersebut hendak diantar menuju Desa Ratte, Kecamatan Tubi Taramanu (Tutar). Namun, sang sopir truk justru berbalik arah membawa beras miskin itu ke Wonomulyo.

Untuk proses penyelidikan lebih lanjut, 303 karung raskin diamankan di Polsek Campalagian, berikut seorang sopir dan lima orang buruh panggul.

Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui bahwa beras miskin tersebut adalah milik Asdar, salah seorang pengusaha gabah di Kecamatan Wonomulyo. Meskipun awalnya sang juragan beras sempat mengelak dihadapan polisi bahwa beras tersebut adalah miliknya.

Meski sudah mengakui bahwa beras tersebut akan dibawa ke gudang miliknya untuk dijual ditempat lain, Asdar juga sadar atas kesalahan yang ia lakukan. "Saya mengaku salah. Tapi, itu beras saya beli dari pak kepala desa untuk dijual dengan harga normal," terangnya.

Sementara itu, dihadapan penyidik, Asdar mengakui bahwa upaya penggelapan beras raskin itu bukan yang pertama kali dilakukan, tetapi sudah berulang kali. Itupun, bukan dirinya yang meminta kepada kepala desa, tetapi atas dasar permintaan kepala desa.

http://daerah.sindonews.com/read/901759/25/polisi-ungkap-penggelapan-raskin-di-polman

TKSK Pantau Distribusi Raskin

Senin, 15 September 2014

Laporkan Ke Kemensos

SUNGAILIAT – Tenaga Kerja Sukarela Kecamatan (TKSK) di Kabupaten Bangka, mulai melaksanakan tugas barunya yaitu melakukan pemantauan beras miskin (raskin). Per September kemarin, para TKSK ini menerima SK dari Kementrian Sosial (Kemensos) untuk melakukan pemantuan raskin ini.
Menurut Mustam, TKSK Sungailiat, meski melakukan pengawasan namun TKSK ini bukan penegak hokum, dalam artian tidak berhak mengambil tindakan terkait adanya penyimpangan di lapangan. TKSK hanya mengawasi distribusi raskin dan menerima keluhan terkait distribusinya.
“Sekarang kami sedang masa pemantauan raskin, akhir bulan kita buat laporan yang disampaikan ke Kemensos langsung melalui email. Tapi sampai hari kami pantau mutu berasnya lumayan, orang yang menerima pun sesuai,” ujar Mustam Senin (15/9/2014).
Ditambahkannnya, selama ini ada selentingan bahwa raskin ini mutunya jelek dan mengapa ada masyarakat yang pernah menjadi penerima, kemudian tidak jadi penerima lagi. Setelah ditelusuri, kabar tersebut dihembuskan dari masyarakat yang bukan menerima raskin.
“Kami bertugas menelusuri penyelewengan yang tidak diinginkan dalam distribusi raskin ini. Sementara untuk penerimanya berasal dari musyawarah kelurahan/desa sehingga kami lihat penerimanya benar-benar orang yang berhak,” tambahnya lagi.
Lebih lanjut Mustam menuturkan, TKSK di Kabupaten Bangka 1 orang per kecamatan. Selama ini TKSK menerima tali asih sebesar Rp 300 ribu dari pusat. Dari Pemprov sendiri ada wacana memberikan tali asih namun belum ada sampai ahri ini, begitu juga dari Pemkab Bangka tidak ada.(snt/9)

http://www.rakyatpos.com/tksk-pantau-distribusi-raskin.html

Sabtu, 13 September 2014

Tersangka Korupsi 'Meninggal' Tiga Tahun Lalu Diciduk Kejari

Jumat, 12 September 2014

Metrotvnews.com, Tasikmalaya: Kejaksaan Negeri (Kejari) Tasikmalaya, Jawa Barat, menangkap dua tersangka kasus korupsi pengadaan beras untuk warga miskin (raskin). Satu di antaranya pernah dinyatakan meninggal oleh keluarganya.

Penyelidikan kasus terkendala sebab penyidik mendapat informasi salah seorang tersangka meninggal sejak 2011. Namun Kejari tak serta merta memercayainya.

Pelaksana harian Kepala Kejari Tasikmalaya Yendi Kusyendi mengatakan, Jumat (11/9/2014), penyidik menelusuri jejak tersangka bernama Gani. Sebelumnya, Gani menjabat sebagai Kepala Gudang Bulog Sub Difre Ciamis. Ternyata, Gani berada di Karawang. Penyidik langsung menjemput dan menggiringnya ke Kejari Tasikmalaya.

Selain Gani, petugas juga menangkap Munajat yang bertugas sebagai juru timbang di Gudang Bulog Ciamis. Munajat dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tasikmalaya.

Hasil penyelidikan menyebutkan keduanya merugikan negara hingga lebih Rp2 miliar atas pengadaan raskin di Gudang bulog. Modusnya yaitu mengurangi jumlah timbangan yang masuk ke gudang. Akibatnya lebih 312 ton beras hilang. Kedua tersangka pun dipecat dari Bulog.

Tindakan mereka membuat negara merugi sebesar Rp2 miliar. Petugas pun memperkirakan jumlah tersangka akan bertambah.
(Rrn)

http://news.metrotvnews.com/read/2014/09/12/290838/tersangka-korupsi-meninggal-tiga-tahun-lalu-diciduk-kejari

Program Raskin Rugikan Negara Rp 11,96 M

Jumat, 12 September 2014

Jakarta - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan adanya pelanggaran administratif dari 27 kejadian yang merugikan negara hingga mencapai Rp11,961 miliar dalam program beras untuk rakyat miskin (raskin). Menurut Menko Kesra Agung Laksono di Jakarta, Kamis (11/9), kerugian itu adalah akumulasi berbagai temuan klasik, seperti mutu beras buruk, jumlah yang harus diberikan kurang, waktu penyaluran terlambat, dan sasaran penerima tidak tepat. Penyimpangan juga terjadi pada tingkat distribusi, terutama dari Bulog ke sasaran penerima.

“Untuk mencegah jangan sampai ada simpul dalam pengadaan dan pembelian dari petani oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, KPK telah memberikan rekomendasi. Kami sedang menindaklanjuti rekomendasi tersebut, antara lain rutin menggelar rapat koordinasi,” katanya saat membuka rapat koordinasi Kementerian Koordinator Kesra dengan Bulog dan pihak terkait lainnya tentang program raskin.

Namun, menurut Agung, temuan ini hanya terjadi di beberapa lokasi. Di sebagian besar lokasi, raskin telah disalurkan secara tepat dan sesuai standar. Hingga September 2014, penyaluran raskin secara nasional mencapai 92,5 persen.

Terkait mutu beras yang masih dikeluhkan, seperti berbau, berkutu, dan berwarna, kata Agung, karena proses penyimpanan yang lebih dari enam bulan, meski telah difumigasi.

Di sisi lain, lamanya menumpuk dengan sistem first in first out (FIFO), yaitu barang yang masuk pertama akan keluar terlebih dahulu, mencerminkan bahwa produksi beras negara itu meningkat dan daya serap dari Bulog lebih baik.

Pada kesempatan itu, Agung juga menyatakan untuk mengantisipasi gagal panen karena kekeringan, pemerintah memberlakukan kebijakan cadangan beras pemerintah (CBP) agar petani dan masyarakat di desa jangan sampai kelaparan. Di samping itu, pemerintah terus mendorong infrastruktur perairan Indonesia agar selalu diperhatikan, membangun yang baru, serta merawat yang sudah ada. "Cadangan beras mencapai 50-100 ton per kabupaten/kota," katanya.

http://www.beritasatu.com/nusantara/209333-program-raskin-rugikan-negara-rp-1196-m.html

Jumat, 12 September 2014

Penyaluran Raskin Tak Jelas, Ketua DPRD Sampang Berang

Kamis, 11 September 2014

Sampang (beritajatim.com) - Minimnya sosialisasi dan jadwal pendistribusain bantuan Beras Miskin (Raskin) membuat anggota dewan gerah. Bahkan, dinilai banyak terjadi kejanggalan karena sejauh ini aktivitas penyaluran Raskin tidak jelas.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sementara Sampang Imam Ubaidillah mengatakan, penyaluran raskin di Sampang perlu di pertanyakan. Karena fakta di lapangan tidak terlihat aktivitas penyaluran Raskin. Sehingga kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar karena dikhawatir Raskin tidak disalurkan.

" Saat ini masyarakat banyak yang belum menerima Raskin. Salah satunya di Pantura, bahkan aktivitas penyaluran Raskin tidak jelas dan kurang trasnparan," tuturnya. Kamis (11/9/2014)

Sementara itu, pihak Dinas Sosial Tenanga Kerja dan Trasmigrasi (Dinsosnakertrans) selaku penanggung jawab dalam menjadwal penyaluran Raskin kali ini mulai jarang memberi laporan kepada DPRD. Bahkan, terkesa tertutup. Sehingga kondisi ini membuat dewan semakain curiga adanya indikasi penyelewenagn Raskin.

" Indikasi penyelewengan sangat kuat, yang kedua Jadwal laporan pengiriman beras kepada DPRD Sampang tiap bulan masuk, saat ini saya jarang menerima laporan pengiriman Raskin dari Dinsosnakertrans," tegasnya.

Terpisah, Kepala Dinsosnaketrans Sampang Malik Amrullah melalui Kabid Sosial Syamsul Hidayat saat dikonfirmasi mengaku penyaluran Raskin tetap lancar, meski ada beberapa Desa di Sampang yang belum terealisasi.

" Penyaluran tetap lancar, namun ada beberapa desa yang belum tersalurkan, namun datanya saya tidak tau, harus konfirmasi ke Bulog karena bulog yang tau berapa desa di Sampang yang belum tersalurkan, disini tugasnya cuma menangani Surat Permintaan Alokasi (SPA)," tandasnya.

Disinggung mengenai belum adanya laporan Kepada DPRD Sampang tentang pengiriman Raskin, Syamsul beralasan masih akan menanyakan kepada staf dibawahnya.

" Masalah laporan ke dewan sempat kita penuhi, tapi tidak tau kalau sekarang tidak melaporkan, kita tanya pak arif staf saya. Apakah sudah dilaporkan atau belum," pungkasnya.(sar/ted)

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/217787/penyaluran_raskin_tak_jelas,_ketua_dprd_sampang_berang.html#.VBI55sJ_vyQ

Pasutri Mantan Kades Gelapkan Raskin Senilai Rp800 Juta

Kamis, 11 September 2014

GARUT - Dua mantan kepala desa di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat,
ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi beras untuk rakyat miskin (Raskin).

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Garut Agus Suratno mengatakan, dua mantan kepala desa ini adalah Esih, mantan Kepala Desa Dangiang, dan Cucu, mantan Kepala Desa Sukamukti. Selain sama-sama pernah menjabat sebagai kepala desa, keduanya juga merupakan suami isteri.

Tidak hanya dua mantan kepala desa, seorang tenaga honorer di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi (Disperindag Kop) Kabupaten Garut pun ikut dijadikan sebagai tersangka.

“Mereka berdua suami isteri. Kebetulan sama-sama pernah menjabat sebagai kepala desa dan sama-sama juga tersandung kasus korupsi raskin. Mereka kami tetapkan statusnya sebagai tersangka di 2014 ini,” kata Agus di ruang kerjanya, Kamis (11/9/2014).

Modus penyelewengan yang dilakukan, jelas Agus, adalah dengan cara menjual beras raskin yang seharusnya disalurkan kepada masyarakat miskin di desanya masing-masing. Penyelewengan itu terjadi antara alokasi tahun 2009 sampai 2013.

“Keduanya menjual beras kepada seorang tenaga honorer Disperindag Kop Garut bernama Erwan. Sementara ini, peran Erwan sebagai penadah. Namun kami masih melakukan penyelidikan lebih jauh untuk meneliti peran masing-masing para tersangka berikut mencari adanya kemungkinan tersangka baru,” ujarnya.

Pada proses penyelidikan, pihak Kejari Garut telah memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui proses pengiriman raskin di dua desa tersebut.

Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Garut, total kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan para tersangka ini sebesar Rp800 juta.

“Data hasil pemeriksaan Inspektorat, negara dirugikan Rp800 juta. Motif mereka jelas, yaitu untuk memperkaya diri,” ujarnya.

Meski status para tersangka telah ditetapkan, Agus mengatakan pihaknya belum melakukan penahanan terhadap mereka. Kejari Garut tidak khawatir bila para tersangka ini berusaha melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.

“Jika kabur atau melarikan diri, tangkap saja keluarganya. Misalnya anak atau orang tuanya. Sementara untuk menghilangkan barangbukti, itu tidak mungkin. Karena kami sudah melakukan penyitaan. Barang bukti pada kasus ini hanya berupa dokumen-dokumen transaksi dan dokumen penting lainnya. Kami juga sudah membekukan rekening para tersangka,” paparnya.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU No 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Mereka terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Di tempat terpisah, Sekjen Garut Governance Watch (G2W) Dedi Rosadi meminta agar Kejari Garut dan aparat kepolisian untuk lebih serius menangani masalah korupsi raskin.

Permintaan itu ditujukan lantaran pihak G2W hingga kini masih menerima banyak laporan mengenai penyelewengan raskin.


1,2 Ton Beras Bulog di Dumai Tak Layak Konsumsi

Kamis, 11 September 2014

TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Penerima Beras Bulog di kelurahan Dumai Kota kecewa dengan kualitas beras. Pasalnya, beras yang diterima melalui kantor kelurahan pekan lalu tidak layak konsumsi.
Hal tersebut dilaporkan warga penerima setelah mencoba memasaknya. Nasi yang dihasilkan tidak normal, bahkan menghitam dan sebentuk nasi basi. Sontak warga tidak menerima kondisi tersebut. Akhirnya warga mengembalikan beras miskin itu ke kantor lurah.
Lurah Dumai Kota Agus Gunawan tidak mengira jika beras yang dibagikan tidak layak konsumsi. Karena, kantor Bulog Kota Dumai sebelumnya mengatakan kalau beras yang bakal dibagikan sudah ‎melalui pengecekan secara ketat. Baru kemudian disalurkan melalui kantor-kantor lurah.
"Pengecekan seperti apa yang dilakukan Bulog, saya juga tidak paham. Saya langsung menelepon kantor dan melaporkan kejadian yang dialami masyarakat," ujar Agus Gunawan, Rabu (10/9).
Tidak tanggung-tanggung, jumlah beras yang tidak layak konsumsi itu mencapai 1,2 ton atau 80 goni. Namun, yang baru diganti pihak Bulog baru 5 karung, atau sebagian kecil dari jumlah kerusakan.
‎"Awalnya pihak kantor Bulog mengatakan hanya lima karung yang bisa diganti. Padahal, kerusakan sangat banyak. Kami juga mendesak Bulog mengganti keseluruhan yang rusak," katanya.
Dalam waktu dua atau tiga hari ke depan, Agus Gunawan menggaransi akan mendapatkan ganti dari Bulog. Karena, setelah pihaknya mendesak penggantian beras, pihak Bulog menyetujui. Namun, beras itu sampai hari kemarin, belum kunjung datang.
"Makanya saya sampaikan ke warga agar bersabar dulu, menjelang dua atau tiga hari kedepan ini," katanya.
Sumineh, warga penerima beras Bulog di Kelurahan Dumai Kota mengakui ‎beras itu tidak layak dimakan. Selain sebentuk bubur, hitam baunya juga tidak sedap.
"Itu bukan beras untuk manusia, itu beras untuk ayam. Di kasih beras tetapi busuk, buat apa," kesal Sumineh, kepada Tribun.
Sebelumnya, Bulog juga diserang warga Bukit Datuk, karena beras yang dibagikan tidak layak konsumsi. Namun, warga belum sempat memasak, karena mengetahui beras yang diterimanya berkutu.
Selain itu, data penentuan penerimaan beras juga diprotes warga. Sebab, data yang digunakan untuk tahun 2014 ini berdasarkan Data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun 2011 lalu. ‎Di Kelurahan Dumai Kota, penerima beras Bulog berkurang dari tahun 2013. Tahun ini, hanuya 204 KK yang ditetapkan sebagai penerima beras Bulog dari 347 di tahun lalu.
‎"Kami diprotes warga bersama-sama. Terpaksa kami mengundang BPS, bagaimana ia mendampingi kami saat pembagian. Karena data itu hasil olahan dari TNP2K," imbuhnya. ‎(*)

http://pekanbaru.tribunnews.com/2014/09/11/12-ton-beras-bulog-di-dumai-tak-layak-konsumsi

Kamis, 11 September 2014

Wah Lurah Pekanbaru Menunggak Dana Raskin 2 Bulan

Kamis, 11 September 2014

PEKAANBARU, UTUSANRIAU.CO - Badan Urusan Logistik (Bulog) Riau-Kepri menyatakan, ada beberapa Lurah di Pekanbaru yang menunggak dana beras rakyat miskin (Raskin) selama dua bulan . Total hutang tersebut  untuk bulan Juli dan Agustus 2014 yang  mencapai Rp858.212.000.
 
"Kami Bulog sudah menyurati satker terkait seminggu lalu,tetapi sampai sekarang belum juga dibayarkan," kata Kepala Bulog Divisi Regional Riau-Kepri, Faruq Octobri Qomary, di Pekanbaru,Kamis (11/9).
   
Dia mengatakan, akibat dari tunggakan tersebut alokasi raskin bulan selanjutnya  untuk kelurahan yang tidak melunasi terpaksa di tunda. Karena pada prinsipnya Bulog menganut sistem bayar dulu baru barang di antar.
 
Namun tidak menutup kemungkinan Bulog memberikan kelonggaran jika ada penjaminan dari Pemerintah Daerah membayar di belakang.
 
"Setelah di cek ternyata tunggakannya bukan terjadi pada RPSBM, tetapi keterlambatan di Lurah sendiri yang tidak menyetorkan ke Bulog," kata dia.
 
Karena itu, harapan dia, pihak Kelurahan sesega mungkin melunasi tunggakan. Sehingga masyarakat kecil yang membutuhkan Rakin bisa terbantu dengan dialokasikannya hak mereka sesuai bulan berjalan.
 
"Kami berharap Lurah-lurah yang sudah menerima uangnya  dari RPSBM Supaya langsung menyetorkan ke Bulog sehingga raskin bisa di alokasikan," harapan dia.

Karena menurut dia lagi Rakin ini sangat mempengaruhi harga beras di pasaran. "Kemaren saya baca  beras adalah salah satu penyumbang inflasi di Pekanbaru," tegas dia. (ra)

Jeleknya kualitas Raskin di Meranti dikeluhkan Masyarakat

Rabu, 10 September 2014

Selatpanjang, Riauaksi.com - Sejumlah warga di Kepulauan Meranti mengeluhkan beras untuk rakyat miskin yang mereka terima kualitasnya buruk. Raskin berwarna kekuning-kuningan, berdebu, berkutu, dan berbau apek bahkan ada begumpal keras seperti batu.

Menanggapi persoalan itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Bengkalis-Kepulauan Meranti menghimbau pihak desa untuk segera berkoordinasi dengan pihak Kecamatan jika ditemukan ada kualitas raskin yang tidak layak konsumsi tersebut, agar bisa dilaporkan langsung ke Bulog Divre Bengkalis untuk diganti. Seperti dilansir dari Riauterkini, Selasa (9/9).

Demikian disampaikan Kasub Bulog Divre Bengkalis-Kepulauan Meranti, M Yusuf , Senin (8/9/2014) kemarin didamping Kasi Pelayan buplik, Romadi dan Kabag Ekonomi Meranti, Agus Yanto ketika ditemui riauterkini.com diruang kerja Sekdakab Kepulauan Meranti, Iqaruddin MSi di Kota Selatpanjang.

"Sebelum pendistribusian ke Masyarakat, pemerintah desa juga bisa memeriksa kualitas raskin. Jika ada keluhan koordinasi dengan pihak Kecamatan untuk dilaporkan ke pihak kita, kita siap mengganti raskin dengan kualitas yang lebih baik,"Kata M Yusuf.

Kasub baru Bulog Divre Bengkalis-Kepulauan Meranti ini juga menyebutkan, bahwa Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap beras tersebut hanya Rp 6.500, Jadi kualitas raskin yang direalisasi memang tidak bisa disamakan dengan kualitas beras premium yang dijual di pasaran.*

http://www.riauaksi.com/berita/berita-24816-jeleknya-kualitas-raskin-di-meranti-dikeluhkan-masyarakat.html

Rabu, 10 September 2014

Distribusi Beras Jatah PNS Tidak Layak Komsumsi

Selasa, 9 September 2014

Cakrawalaonline – Sangat disayangkan nasib para abdi Negara yang telah berkorban untuk pelayanan masyarakat, baik dipusat kota maupun dipedalaman kampung di wilayah Kabupaten Sorong, dimana mereka mendapat jatah beras PNS dari Bulog dengan kondisi beras yang tidak layak konsumsi yang didistribusikan PT. Padoma, salah satu perusahaan daerah Provinsi Papua Barat.

Belum lama, media ini melansir terkait Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah mengabdi di tingkat distrik – distrik (Kecamatan-red) diwilayah Kabupaten Sorong tiga bulan belum menerima jatah beras dari pemerintah, atas kurang profesionalnya PT. Padoma dalam pendistribusian beras Bulog bagi PNS, kini dilanda lagi persoalan mengenai tidak layak konsumsi beras yang didistribusikan.

Hal ini, juga dibenarkan juru bicara Pemkab Sorong, melalui Kabag Humas Setda Pemkab Sorong, Marthen Nebore, S,Sos,M.Si di Aimas belum lama ini.

“Jatah beras untuk PNS yang ada dilingkungan Pemkab Sorong, beberapa bulan akhir-akhir ini mendapat kesulitan, beras yang kami dapat rusak dan tidak bias di makan” Kata Marthen.
Informasi dilapangan dari seluruh pegawai sekretariat, jatah mereka tiga bulan terakhir tidak diambil karena kondisi beras yang rusak dan tak layak di konsumsi, terangnya.

“Diharapkan kepada pihak-pihak terkait, dalam hal ini Bulog dan perusahaan yang mendapatkan order pendistribusian atau perusahaan yang mengelola PT. Padoma dapat mengevaluasi kembali kinerjanya dalam memasok dan mendistribusikan beras jatah PNS” imbuhnya.

Pegawai banyak yang mengeluh ke kami, saya selaku kabag Humas untuk memberikan informasi kepada media, kenapa sampai bisa terjadi demikian,  “beras tidak layak Konsumsi “, tutup kabag Humas Setda Pemkab Sorong, Marthen Nebore. @hp

http://cakrawalainterprize.com/?p=1935

Raskin Berkutu dan Berbatu

Selasa, 9 September 2014

Keluhan Warga Talang Kelapa 
Banyuasin - Warga Kecamatan Talang Kelapa mengeluhkan, kondisi beras miskin (Raskin), tak layak alias berkutu dan bau sehingga tak dapat dikonsumsi.
    Keluhan itu, terjadi sejak beberapa pekan terakhir saat warga menerima beras miskin sebagai konsumsi pokok bagi masyarakat kelas menengah kebawah tersebut.
Akhirnya, tim Bulog Palembang beserta Dinas Sosial Kabupaten Banyuasin dan Camat Talang Kelapa, melakukan sidak meninjau langsung lokasi penerima Raskin.
Kepala Logisatik Gudang Bulog R Sukamto Palembang, Tamsil Edi membantah, beras yang diterima warga berkutu, berbatu dan bewarna kekuningan.

“ Itu tak benar sama seklai, kami sudah melakukan cross chek ke lapangan. Beras miskin yang didistribusikan memang sudah sesuai standar atau varietas medium," ujarnya.

Menurutnya, distribusi beras sudah melalui tahapan proses seleksi. Namun bentuknya variatif, tekstur beras ada yang kecil dan ada yang besar.

"Beras tersebut bukan pecah namun varietasnya kecil-kecil ukuran 42. Adanya keluhan tersebut kami langsung mengecek kebenarannya melakukan sidak. Sejauh ini, tak ada keluhan masyarakat," ungkapnya.

"Distribusi beras saat ini, Bulog mendistribusikan 61.875 Kg beras disuplai untuk wilayah Banyuasin. Sedangkan Kecamatan Talang Kelapa mencapai 19.125 Kg," ujarnya.

Terpisah, M Yusuf Kepala Dinas Sosial meminta, Bulog Palembang menarik kembali beras miskin yang sudah diterima masyarakat khususnya di wilayah Talang Kelapa. “Ya, kita minta Bulog Palembang segera menarik beras yang tak layak konsumsi itu," pungkasnya. (far)

http://palembang-pos.com/index.php?option=com_content&view=article&id=26953:raskin-berkutu-dan-berbatu&catid=49:sumsel-raya&Itemid=62

Bulog Tarakan Tindak Tegas Oknum Masyarakat Menjual Kembali Raskin

Selasa, 9 September 2014

MBNews, Tarakan - Sesuai surat edaran yang dikeluarkan oleh Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Kantor Badan Urusan Logistik (Bulog) Tarakan terus meningkatkan penyaluran raskin di beberapa wilayah kerja khususnya di area Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepala Seksi Pelayanan Publik kantor Bulog Tarakan, Maradona Singal saat di konfirmasi MBNews, Senin (8/9/2014) mengatakan, penyaluran untuk Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Tana Tidung sudah mencapai 100%, sedangkan untuk nunukan masih 91%. Dijelaskan untuk jumlah raskin di Kota Tarakan yang disalurkan sebanyak 1188 Ton, Untuk kabupaten bulungan 698 Ton, kemudian Kabupaten Tana tidung 175 Ton dan nunukan 1764 Ton. "Penyaluran ini kami Targetkan selesai pada bulan Oktober 2014, kemudian untuk kuota raskin yang di salurkan masih sama dengan tahun 2013 lalu." Jelas Maradona. Lebih lanjut ia menegaskan bahwa raskin yang telah disalurkan merupakan hak rakyat miskin, oleh sebab itu sesuai aturan pemerintah yang mengatur tentang bulog bahwa raskin yang di salurkan dilarang untuk diperjualbelikan, namun dipantau masih ada beberapa oknum yang menjual kembali raskin tersebut. "Jika kami mendapatkan oknum-oknum yang memperjual belikan raskin maka akan kami tindak dan diberikan sanksi tegas." tegasnya.(CTR/HFA)

http://www.merahbirunews.com/bulog-tarakan-tindak-tegas-oknum-masyarakat-menjual-kembali-raskin-2206.html

Selasa, 09 September 2014

Kemensos: Raskin Harus berkualitas, jika tidak, Laporkan Segera

Senin, 8 September 2014

KBRN, Jakarta: Informasi adanya beras miskin (Raskin) rusak atau tak layak dikonsumsi yang disalurkan kepada masyarakat ikut mendapat perhatian dari Kementerian Sosial. Dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial, Teguh Haryono Rahardjo kepada Radio Republik Indonesia, Senin (8/9/2014) di Jakarta.

Menurut Teguh raskin yang dibagikan tahun 2014 ini kualitasnya medium, yang berarti kadar air tidak lebih dari 14 persen serta derajat kebersihan harus 90 persen, dan jika masyarakat tidak mendapatkan beras yang memiliki kriteria tersebut, hendaknya masyarakat melaoprkan segera dan mengembalikan ke tempat penerimaan raskin.

"Prosedurnya begitu, kalau ada Raskin yang rusak atau tidak layak konsumsi, segera dilaporkan. Biar nanti Bulog menggantinya," ujar Teguh.

Lebih lanjut Teguh menegaskan masyarakat yang berhak untuk memiliki Raskin di seluruh tanah air sebanyak 15 juta 500 orang.

"Pemerintah telah menetapkan masyarakat di seluruh tanah air yang berpenghasilan rendah berhak mendapatkan Raskin. Itu totalnya sebanyak 15 juta 500 orang, jika pendistribusian Raskin tidak tepat, masyarakat dapat melaporkan lagi ke kami," pintanya.

Seperti diketahui, Raskin yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, telah dijatah oleh pemerintah tiap bulannya mendapat 15 kg Raskin. Untuk mendapatkan Raskin masyarakat berpenghasilan rendah harus mengkocek uang sebesar Rp.1600 per kilogramnya. (LS/Ria/AKS)

http://www.rri.co.id/post/berita/102139/nasional/kemensos_raskin_harus_berkualitas_jika_tidak_laporkan_segera.html

Senin, 08 September 2014

Suplai Raskin Terancam Distop

Minggu, 7 September 2014

KOTA - Warga miskin di Kabupaten Pacitan siap-siap tak menerima beras miskin (raskin) di bulan selanjutnya. Ini menyusul tunggakan pembayaran raskin di sejumlah desa atau kelurahan yang tersebar di Pacitan. ‘’Tunggakan pembayaran raskin hingga September ini sudah mencapai sekitar Rp 147 juta,’’ ujar Prasetyo Wibowo, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Pacitan, Jum’at (5/9).
Menurut Prasetyo, tingginya jumlah tunggakan raskin itu lebih disebabkan karena faktor atau kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang berbukit-bukit. Sehingga, penagihan (uang raskin) ke desa-desa kerap terhambat. ‘’Tunggakan raskin sebesar itu tidak terlalu merisaukan, karena dapat diyakini dalam waktu dekat mereka yang menerima beras dengan harga murah itu akan melunasinya,’’ kata pria yang juga Ketua Pokja Raskin tersebut.
Beberapa wilayah yang belum melunasi pembayaran itu di antaranya Kecamatan Bandar, Tegalombo, dan Sudimoro. Kecamatan Bandar menjadi penunggak terbesar dengan nilai mencapai Rp 129 juta.
Diikuti kemudian Kecamatan Tegalombo dengan tunggakan Rp 25 juta. Sedangkan penunggak di Kecamatan Suimoro sejumlah Rp 38 juta. Jika hingga tenggang waktu yang ditentukan pihak desa belum juga mampu melunasi tanggungan, maka konsekuensinya penyaluran raskin akan ditunda alias distop sementara.
Kebutuhan beras untuk masyarakat miskin di Pacitan mencapai 622 ton setiap bulannya. Dari jumlah itu 100 ton di antaranya disuplai dari petani lokal.
Prasetyo mengungkapkan jika pembayaran beras untuk masyarakat miskin selalu mengalami penunggakan tiap bulannya. Itu terjadi karena dalam penyalurannya tidak menerapkan sistem cash and carry. Meski demikian dia yakin dalam waktu dekat tunggakan akan terselesaikan. ‘’Di sini sistem pembayaranya tidak seperti daerah lainnya. Karena kalau yang lain cash and carry di sini diberi kelonggaran untuk melunasi pada akhir bulan,’’ jelasnya.
Seperti diketahui, tahun ini kuota penerima Rumah Tangga Sasaran (RTS) mencapai 41.519 kepala keluarga (KK). Pemkab sendiri tahun ini juga memberikan subsidi raskin bagi warga kurang mampu. Jumlahnya mencapai Rp 900 juta. Dari jumlah anggaran sebanyak itu telah terserap untuk membayar penyaluran bulan Januari hingga April. Serta bulan Oktober dan November nanti. (her/eba)


Alokasi Raskin November-Desember Tidak Ada

Minggu, 7 September 2014

INDRAMAYU, (PRLM).-Badan Urusan Logistik Divisi Regional Indramayu menyatakan alokasi raskin untuk November-Desember 2014 tidak ada. Alokasi untuk kedua bulan tersebut telah dialokasikan pada Februari-Maret 2014.

Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Attar Rizal mengatakan, pada bulan Februari-Maret 2014, terjadi musibah banjir di berbagai daerah Indramayu. Hal tersebut menyebabkan raskin yang seharusnya dialokasikan pada periode November–Desember 2014 langsung disalurkan tidak lama setelah banjir terjadi pada periode Februari-Maret 2014.

"Bila tidak ada tambahan dari pemerintah pusat, pada November-Desember ini raskin tidak ada," ujar Attar Rizal, Minggu (7/9/2014).

Bila berkaca pada tahun lalu, dia menyebutkan, alokasi raskin untuk November–Desember selalu ada. Namun pada tahun ini, penyaluran raskin untuk akhir tahun tersebut akan menunggu kebijakan Pemerintah Pusat terlebih dahulu. "Sampai saat ini, belum turun perintah untuk tambahan raskin ini," ujarnya.

Dia menuturkan, seandainya tidak ada tambahan dari pemerintah pusat, pihaknya akan melakukan operasi pasar. Hal itu dilakukannya untuk mengantisipasi tingginya harga beras di pasaran yang biasa terjadi pada akhir tahun.

Attar menyebutkan, kebutuhan penyaluran raskin di Kabupaten Indramayu sebesar 2.610.030 kilogram per bulan. Sementara hingga 1 September 2014, stok yang dimiliki Bulog Indramayu mencapai 22.415 ton.

Dengan demikian, stok yang ada saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan raskin hingga 8,5 bulan kedepan. "Sampai saat ini, stok dari Bulog Subdivre Indramayu cukup untuk penyaluran dari April-Mei 2015," tuturnya.

Mengenai serapan Bulog, Attar mengatakan, sampai saat ini masih belum tercapai. Dari target prognosa yang mencapai 97.500 ton pada tahun ini, hingga 1 September 2014 baru tercapai 35.253 ton setara beras.

Hal itu terjadi akibat tingginya harga gabah di tingkat petani. Sementara dalam melakukan penyerapan, Bulog masih berpatokan pada harga pembelian pemerintah (HPP) yang belum berubah sejak dua tahun lalu.

Dia menambahkan, mundurnya masa tanam di sejumlah daerah yang mengalami banjir di awal tahun juga turut mempengaruhi minimnya penyerapan. Mundurnya masa tanam turut membuat masa panen terlambat.

"Meski realisasi penyerapan masih jauh dari target, namun itu tidak berdampak terhadap stok yang saat ini masih banyak," katanya.

Dia menuturkan, selain bisa memenuhi kebutuhan berasnya sendiri, pihaknya juga mampu mengirimkan beras untuk daerah lain (move reg).

Dengan demikian, stok yang ada saat ini tidak terlalu lama tersimpan dalam gudang. "Bila terlalu lama tersimpan, kualitasnya akan menurun," ucap dia. (Muhammad Ashari/A-89)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/295954?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Jumat, 05 September 2014

Raskin Rusak Diberikan ke Warga Jombang

Kamis, 4 September 2014

Jombang (beritajatim.com) - Jatah beras untuk warga miskin (raskin) yang dibagikan ke warga Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben tidak layak konsumsi. Selain kondisinya patah-patah, beras tersebut juga berbau apek dan kotor. Warga berharap, beras tersebut diganti dengan yang layak konsumsi.

Ngatipah (52), salah satu warga mengatakan, dirinya mengambil jatah raskin dari balai desa. Beras itu ia beli dengan harga Rp 27 ribu per 15 kilogram. Hanya saja Ngatipah langsung kaget ketika melihat beras tersebut. "Berasnya remuk, banyak bekatulnya. Pokoknya jelek sekali," kata Ngatipah sembari menunjukkan beras yang dimaksud, Kamis (4/9/2014).

Ngatipah kembali menegaskan bahwa kondisi beras raskin yang dibagikan pemerintah itu tidak layak untuk di konsumsi manusia. Sebab, kondisinya terlalu jelek. Sehingga ia memilih tidak memasaknya. "Sebenarnya bukan kali ini saja kami menerima raskin tak layak konsumsi. Sebelumnya juga sama," katanya setengah mengeluh.

Hal senada juga diungkapkan Hamidah, warga lainnya. Dia mengatakan, beras raskin yang diterima warga kali ini kondisinya sangat parah alias melebihi buruknya kualitas beras yang diterima sebelumnya. Untuk itu, dirinya berharap pemkab turun tangan agar hal tersebut tidak terulang. "Layaknya dibuat pakan ayam," ujar istri ketua RT Dusun Watudakon, ini.

Hamidah menambahkan, sebelum-sebelumnya pemerintah pernah berjanji akan mengganti beras raskin jelek yang diterima warga. Namun janji itu tidak kunjung terealisasi. "sejak tiga bulan lalu kondisinya sangat jelek, tapi tidak pernah ada ganti rugi," keluhnya. [suf/but]

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/217069/raskin_rusak_diberikan_ke_warga_jombang.html#.VAkSRMV_uWg

Kamis, 04 September 2014

Warga Delima Kecewa Tidak Dapat Raskin

Kamis, 4 September 2014

TAMPAN (RIAUPOS.CO) - Puluhan warga Kelurahan Delima Kecamatan Tampan merasa kecewa dengan pihak kelurahan karena mereka tidak mendapat jatah Beras Miskin (Raskin). Salah seorang warga RT 06/RW01 Kelurahan Delima, Salmidar mengatakan ia kecewa karena tidak dapat raskin padahal ia warga di kelurahan tersebut.

‘’Kemarin (Selsa, red) saya datang katanya sudah tutup, buka lagi hari ini (kemarin, red), tapi saat datang sudah habis pula. Padahal dalam gudang masih ada,” ujarnya Salmidar, Rabu (3/9). Kalau tidak dapat, kenapa ada warga lainnya juga dapat, tapi dia tidak, malahan ada warga yang membawa satu karung beras yang isinya 50 Kg. ‘’Itu kok mereka dapat, padahal sama-sama cuma pakai kartu keluarga, saya orang miskin juga,” tambahnya.

Hal yang sama diutarakan Sriati warga RT 04/RW 09 Kelurahan Delima menyebutkan, biasanya ia dapat jatah raskin, walaupun tidak memiliki kartu raskin. ‘’Kami ini rumah saja nyewa, orang miskin, dapat 10 Kg saja sudah syukur, tapi ini sama sekali tidak dapat,” sebutnya. Menurut salah seorang warga, Sukma yang mendapatkan raskin mengatakan, ia memiliki kartu raskin makanya dapat. ‘’Ini memang jatah saya ada kartu kok, dapat 30 Kg dengan harga Rp54.000,” sebutnya.

Lurah Delima Ali Munir melalui Kasi Kersa Kelurahan Delima Fajrisna mengatakan, warga yang tidak dapat itu yakni yang tidak terdata dalam kartu raskin. ‘’Mereka tidak ada kartu raskin, saat ini Kelurahan Delima yang teraftar menerima raskin sebanyak 377 KK,” sebutnya.(h)

http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=53777&kat=1#.VAgIq8V_uWg

Maling Gondol 12 Karung Beras untuk Rakyat Miskin

Rabu, 3 September 2014

BATAM - Sedikitnya 12 kepala keluarga (KK) yang masuk dalam keluarga kurang mampu terancam tidak mendapatkan beras miskin (raskin) jatah September 2014.

Hal ini dikarenakan Kantor Kelurahan Kibing, tepatnya di depan Perumahan Tembesi Center, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, dibobol kawanan maling, Selasa (2/9/2014).

Pelaku berhasil menggondol 12 karung raskin, satu unit komputer merek Lenovo dan satu unit CPU berukuran kecil dengan total kerugian mencapai Rp8 juta. Pelaku maling diduga lebih dari satu orang masuk dengan cara mencongkel pintu kaca kantor tersebut.

Peristiwa tersebut baru diketahui Selasa (2/9/2014) sekitar pukul 07.00 WIB ketika salah seorang staf mau masuk kantor.

Staf itu langsung melihat kaca jendela telah rusak. Lalu diperiksa dalam ruangan dan melihat beras raskin dan satu unit komputer tidak ada lagi

"Awalnya salah satu staf baru tiba di kantor dan mau masuk. Staf kita melihat kaca jendela rusak. Kemudian dia melihat raskin dan laptop merek Lenovo serta CPU sudah tak ada lagi," ujar Kasi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) KeLurahan Kibing, Batu Aji, Batam, Arnold Manullang, Selasa (2/9/2014).(tribunnews.com)

Rabu, 03 September 2014

Saking Rusaknya, Beras Miskin di Aceh Selatan Sampai Sudah Berbubuk

Selasa, 2 September 2014

Bisnis.com, BANDA ACEH - Warga Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan menolak menerima beras miskin yang disalurkan Bulog.

Penolakan itu karena beras miskin (raskin) yan disalurkan sudah dalam kondisi sedemikian rusak sehingga diyakini tidak layak konsumsi.

Zaini, salah seorang warga Desa Kuala Ba'u Kecamatan Kluet Utara, Selasa (2/9/2014) menyatakan, warga menolak raskin untuk jatah empat bulan, yakni Juni sampai September.

Alasannya, beras yang disalurkan sudah dalam kondisi kuning bahkan sudah berbubuk.

Sikap penolakan itu disampaikan seluruh masyarakat penerima raskin dalam kecamatan tersebut, beberapa saat setelah dibagikan di Kantor Camat Kluet Utara, Selasa pagi.

Dikatakan, warga berharap kepada Bulog Aceh melalui Pemkab Aceh Selatan dapat mengganti raskin yang berbubuk tersebut dengan yang lebih bagus, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia menyebutkan, raskin yang dibagikan tersebut ditebus oleh warga miskin penerima senilai Rp1.600 per kg.

Jika raskin dibagikan dalam kondisi rusak atau berbubuk tidak layak konsumsi, maka masyarakat akan rugi kalau tetap menerima atau mengambil beras tersebut, ujarnya.

Buruknya penyaluran raskin dinilainya menyalahi aturan sebab sesuai amanat Inpres Nomor : 8/2008 di sebutkan bahwa Raskin yang dibagikan kepada masyarakat harus dalam kondisi bulir patah maksimal 20%, derajat sosok minimal 95% dan menir maksimal 2% serta kadar air maksimal 14%.

Oleh sebab itu, kata Zaini, pihaknya meminta kepada pengawas raskin Pemkab Aceh Selatan tidak menerima dan berani menolak penyaluran raskin yang dalam kondisi rusak atau tidak layak konsumsi, sehingga masyarakat penerima tidak dirugikan.

Pihaknya, ujar Zaini, juga meminta kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) Aceh melalui Pemkab Aceh Selatan agar bersedia mengganti beras yang rusak atau berbubuk tersebut dengan yang bagus atau lebih layak konsumsi.

Sekretaris Kecamatan Kluet Utara, Masriadi yang dikonfirmasi secara terpisah mengakui bahwa seluruh masyarakat penerima raskin melalui 21 kepala desa dalam kecamatan tersebut telah menolak untuk jatah bulan Juni sampai September, karena dalam kondisi rusak atau berbubuk.

"Benar, seluruh penerima raskin dalam Kecamatan Kluet Utara yang berjumlah 1.575 RTM menolak menerima beras tersebut, karena kondisinya telah rusak sehingga tidak layak konsumsi. Sikap penolakan disampaikan melalui 21 kepala desa dalam Kecamatan Kluet Utara," kata Masriadi.

Ia menyebutkan, jumlah raskin yang disalurkan untuk Kecamatan Kluet Utara jatah bulan Juni sampai September sebanyak 94.500 Kg atau 94,5 ton (6.300 zak).

"Warga berharap kepada Bulog Aceh segera menarik kembali beras tersebut dan menggantikannya dengan yang lebih bagus, sehingga layak dikonsumsi oleh masyarakat," pinta Masriadi.

Kepala bagian (Kabag) Ekonomi Setdakab Aceh Selatan Abubakar secara terpisah mengakui bahwa raskin yang disalurkan ke Kecamatan Kluet Utara untuk jatah bulan Juni sampai September dalam kondisi rusak atau berbubuk.

"Saya sudah perintahkan supaya raskin tersebut ditarik kembali. Saat ini petugas Bulog Aceh sudah berada di Kluet Utara dan menurut informasi yang saya terima, seluruh raskin tersebut telah dimuat kembali ke truk pengangkut untuk ditukar dengan beras yang lebih bagus. Kemungkinan hari Kamis ini raskin pengganti tersebut akan disalurkan kembali untuk masyarakat penerima di Kluet Utara," pungkas Abubakar.


Sumber : Antara
Editor : Yoseph Pencawan
http://sumatra.bisnis.com/m/read/20140902/3/51882/saking-rusaknya-beras-miskin-di-aceh-selatan-sampai-sudah-berbubuk

Raskin Terutang Bulog Capai Rp14,5 Miliar

Selasa, 2 September 2014

Banyak desa penerima raskin masih ngutang ke Bulog Riau. Jumlahnya mencapai Rp14,5 miliar. 

Riauterkini-PEKANBARU-Ternyata, hingga kini, masih banyak masyarakat desa penerima raskin (beras untuk rakyat miskin) yang masih 'ngutang' atau belum membayar ke Bulog. Jumlahnya mencapai Rp 14,5 miliar.

Data Bulog Divre Riau menyebutkan desa-desa yang masih ngutang itu ada di Divre Riau sebesar Rp 800 juta, kantor Bulog Kampar Rp 2 miliar, Sub divre Dumai Rp 4,99 miliar, Sub Divre Bengkalis Rp 2,637 miliar, Sub Divre Tembilahan Rp 25 juta, Sub Divre Rengat Rp 977 juta, Sub Divre Tanjung Pinang Rp 816 juta dan Sub Divre Batam Rp 1,148 miliar.

Terkait hal itu, Kepala Divisi Regional Riau dan Kepulauan Riau, Faruq Octobri Qomary Selasa (2/9/14) mengatakan hal itu sangat mengganggu kelancaran pasokan raskin yang hanya tersisa 2 bulan lagi.

"Jika penerima raskin belum melunasi hutang raskin mereka, akan dapat mengganggu optimalisasi dan kelancaran pasokan raskin untuk mereka," terangnya.

Menurutnya, pihaknya melalui kepala sub divre sudah berkoordinasi dengan pemerintahan setempat agar segera mungkin meminimalisir utang piutang yang cukup besar itu.

"Kalau sudah lunas baru kita bisa mengalokasikan pendistribusian kembali," terangya. ***(H-we)

http://riauterkini.com/usaha.php?arr=80160&judul=Raskin%20Terutang%20Bulog%20Capai%20Rp14,5%20Miliar