6 April 2013
Garut - Puluhan warga Kampung Anggrek, Desa Wanakerta,
Kecamatan Cibatu Garut, Jawa Barat terpaksa mengonsumsi beras miskin
(Raskin) yang didistribusikan pihak gudang Dolog Garut.
Menurut
salah seorang warga penerima raskin Yaman (42) kualitas raskin sangat
jelek. Selain apek, warna beras kumal dan banyak gabah dan berkutu,
namun karena membutuhkan beras tersebut, dia tetap menerimanya untuk
dikonsumsi.
"Ya, harus bagaimana lagi, walaupun berasnya tak
manusiawi, saya dan warga di sini tetap diterima untuk dikonsumsi,"
ujarnya, Sabtu (6/4/2013) kepada wartawan.
Setiap pendistribusian
raskin, warga hanya memperoleh jatah 3 Kkg dengan harga beras Rp
2.500/kg, beras tersebut cukup dinanti oleh masyarakat miskin karena
harga beras dipasaran mencapai Rp 8.700/kg.
"Kadang-kadang jatah
raskin hanya 2,5 kg, tiap kali datang, ya sangat kurang, karena kalau
beli dari warung-warung mahal," ungkap Yaman.
Sementara itu
petugas RW 14 di Kampung Anggrek, Supandi (43) mengatakan, jatah raskin
yang diterimanya setiap kali pendistribusian hanya mencapai 525 kg.
Selain kualitasnya jelek, timbangan tiap karung beras berkurang hingga 2
kg.
"Tiap karung beras itu berisi 15 kg, tapi setelah ditimbang jadi 13 kg," imbuhnya.
Walaupun
kualitas beras jelek, namun pihak pengelola raskin di Kampung Anggrek
tetap membagikan kepada warga, karena kebutuhan warga.
"Sebenarnya
saya tak rela memberikan beras yang warnanya sudah kumal, bau, dan
berkutu, kepada warga, namun karena keberadaan raskin sangat dinantikan
warga yang kurang mampu, jadi saya terpaksa bagikan juga," kata Supandi.
http://finance.detik.com/read/2013/04/06/122042/2213173/4/raskin-di-garut-bau-dan-berkutu-terpaksa-dikonsumsi-warga-miskin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar