13 November 2013
Solsel, Padek—Masyarakat penerima beras untuk warga miskin (raskin) di Nagari Pauh Duo Nan Batigo, Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan mengeluhkan jatah mereka yang dipotong. Di karung tertera isi 15 kg, tapi ketika ditimbang ternyata hanya 13,5-14 kg.
Penasaran, Jul, seorang warga setempat menguji 33 karung beras raskin lainnya. Alhasil, beratnya juga rata-rata kurang 1,5 kg dan 2 kg per karung.
Masih penasaran, pria itu menanyakan kepada warga penerima raskin di dua nagari tetangga, yaitu Nagari Luakkapau dan Alam Pauh Duo. Hasilnya pun sama, kurang 1,5 kg sampai 2 kg.
Kepada wartawan Jul mengungkapkan dirinya menemukan jejak di kepala karung beras, sepertinya ada bekas dijahit ulang. Selain itu juga ada bekas suntikan pada bagian bawah dan samping karung. Selain berat berkurang, ia juga menilai Raskin yang dibagikan juga tidak berkualitas bagus. Akibatnya, banyak warga menjual kembali kepada pengumpul atau barter dengan beras yang dianggap layak konsumsi.
“Bila digenggam dengan erat, beras mudah sekali hancurnya. Aromanya juga kurang enak,” kata Jul, dua hari lalu.
Rini, 35, warga lainnya mengungkapkan hal senada. Menurut ibu empat anak ini, raskin yang ia terima kualitasnya kurang bagus. Meski begitu keluarganya tetap mengonsumsi beras tersebut. “Kalau ditanak jadi nasi putih, yo agak taraso baunnyo. Bareh raskin tu tapaso dipakai untuk mambuek nasi goreng. Kalau lah dibuek nasi goreng nyo ndak tabaun bana jadinyo,” ujar Rini.
Kepala Bagian Kesra Setkab Solsel Aswis saat dikonfirmasi soal itu mengatakan, persoalan raskin tidak sesuai berat di karung dan kualitasnya tidak bagus, telah disampaikan ke tiap wali nagari. Ia menegaskan, wali nagari diinstruksikan menolak raskin yang beratnya berkurang atau kualitasnya tidak sesuai.
“Sudah saya imbau wali nagari tidak menerimanya. Akan dikembalikan ke Bulog. Itu hak kita tidak menerimanya, kalau tidak sesuai. Coba tanyakan ke wali nagari yang bersangkutan, kenapa ia terima juga,” tegas Alwis.
Menurut Aswis, sebelumnya juga pernah ditemukan raskin berkualitas tidak bagus sehingga tidak dimakan habis oleh masyarakat, kemudian pihaknya melaporkan kepada Bulog.
Gubernur Deadline Mentawai
Di sisi lain, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno memerintahkan Pemkab Mentawai mendistribusikan raskin ke masyarakat yang sempat ditolak hingga akhir tahun 2013.
“Kita telah meminta persetujuan pengalihan raskin (dari Mentawai ke daerah lain, red) ke Menko Kesra. Namun, usulan itu ditolak. Ya kita tak bisa berbuat banyak lagi, karena itu memang telah ada ketentuannya,” ujar gubernur di Auditorium Gubernuran, kemarin (12/11).
Dia mengaku telah meminta Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet segera mendistribusikan raskin tersebut sebelum berakhirnya tahun anggaran.
Tahun ini, Mentawai mendapatkan dapat jatah raskin 154.545 kg. Raskin dibagikan untuk 10.303 RTS-PM. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan 2012. Tahun lalu hanya 3.979 RTS-PM atau bertambah 6.324 RTS-PM.
Kadivre Bulog Sumbar Abdullah Djawas mengatakan, tidak ada komplain soal kualitas beras dari 18 kota/kabupaten. Bulog telah mendistribusikan raskin 54.134 ton atau 87,35 persen dari total pagu 61.971 ton.
Pagu raskin Sumbar terdiri dari pagu reguler 49.577 ton dan pagu tambahan raskin (raskin 13,14 dan 15, red) sebanyak 12.394 ton. Untuk pagu tambahan telah didistribusikan 10.956 ton atau 88, 39 persen. (sih/ayu)
[ Red/Administrator ]
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=48393
Tidak ada komentar:
Posting Komentar