Sabtu, 14 Februari 2015

Kualitas Raskin Dikeluhkan

Sabtu, 14 Februari 2015

Diduga Permainan Pemasok

GROBOGAN – Kualitas beras bantuan untuk warga miskin (Raskin) dikeluhkan beberapa warga. Selain berwarna kusam agak kekuningan, bentuk dari beras juga sudah hancur. Di samping itu, terdapat banyak kutu beras.

Narti, warga Desa Ngraji, Kecamatan Purwodadi, mengeluhkan kondisi beras bantuan pemerintah tersebut. Menurutnya beras tersebut tidak layak dikonsumsi lantaran ketika dimasak mengeluarkan bau apek. Selain itu, rasanya juga tidak seperti beras pada umumnya.

”Dioplos dengan beras yang bagus saja baunya masih apek saat dimasak, apalagi tidak dioplos. Kalau dimakan pun rasanya tidak enak. Beberapa warga di sini juga banyak yang tidak mau memakannya, bahkan ada yang diberikan untuk pakan ayam,” katanya, kamis (13/2).

Dia mengatakan, beberapa warga harus menukar dengan beras layak konsumsi di warung-warung. Namun, berat yang diberikan lebih kecil dari beras bantuan pemerintah itu. Yakni beras raskin 2Kg ditukar dengan beras layak konsumsi 1Kg.

Senada dengan yang dialami Sutomo, warga Ngraji, Kecamatan Purwodadi mengaku pasrah dengan beras pemberian pemerintah itu. Hal itu karena kondisi pereonomian Sutomo yang terbatas.

”Apa boleh buat, saya orang tidak punya apa-apa. Hidup saja sendirian di rumah,” ujarnya.

Sedangkan Amik, warga Ngraji mengaku setiap kali menerima bantuan raskin, kualitas berasnya masih saja buruk. Tak hanya kuning dan berkutu, beras bantuan yang diberikan tiga hari lalu itu juga banyak yang hancur menjadi bubuk.

Permainan Pemasok

”Bukannya kami tidak mau diberi bantuan, tapi kalau kualitasnya seperti ini mau dikata apa? Kami mau protes juga sama siapa?,” ujarnya.

Icek Baskoro, Wakil Bupati Grobogan saat ditemui usai sidak di Gudang Bulog 104 Depok, Grobogan mengatakan kondisi beras untuk raskin di sana memprihatinkan. Selain hancur menjadi bubuk, juga banyak kutunya. Di samping itu, warna beras juga sudah kusam.

Dari tinjauannya di lapangan, ada permainan dari para pemasok. Yakni beras yang ditukarkan ke warung-warung di tukar lagi dengan para tengkulak. Kemudian dari tengkulak minta ganti ke Bulog.

”Dari tinjauan saya di lapangan berase elek. Itu harusnya tanggung jawab Bulog, harusnya mereka teliti. Kalau ada berasnya jelek harusnya tidak usah diterima apalagi digunakan untuk raskin,” katanya. (Zul-87)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/kualitas-raskin-dikeluhkan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar