Sabtu, 11 Juli 2015

Pendistribusian Raskin di Cianjur Masih Temui Persoalan

Jumat, 10 Juli 2015

CIANJUR,(PRLM).- Sejumlah persoalan masih ditemui dalam pendistribusian beras untuk rakyat miskin (Raskin) di wilayah Kabupaten Cianjur. Kualitas beras yang semula selalu dikeluhkan masyarakat, saat ini setahap demi setahap sudah menjadi lebih baik.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Cianjur, Yanto Hartono melalui Kepala Bidang (Kabid) Distribusi dan Akses Pangan, H. Abdul Hanan Sukmana mengatakan, hasil evaluasi dalam setengah tahun terakhir pendistribusian raskin terungkap masih ada sejumlah persoalan. Hal itu perlu dilakukan penanganan segera agar distribusi raskin berjalan lancar.

“Biaya angkut ke titik distribusi bagi desa yang sulit dijangkau oleh truk besar, sesuai hasil rapat koordinasi dengan Tim Raskin Kabupaten, pihak Bulog akan mengganti biaya angkut tersebut dengan syarat pihak desa harus mengusulkan penggantian melalui surat resmi secara rinci bentuk penggantiannya,” kata Hanan saat dihubungi, Jum’at (10/7/2015).

Persoalan lainnya, insentif bongkar Rp 6,- dari Bulog untuk yang menurunkan beras dari truk dirasakan terlalu kecil. Pihak Bulog akan mengusulkan ke pemerintah pusat menaikan insentif tersebut antara Rp 15,- sampai Rp 30,- per kilogramnya.

Selain itu Biaya Oprasional Penyaluran ( BOP ) yang tidak tersedia menjadi tanda tanya sebagian pengelola raskin di desa, namun sebagian desa banyak juga yang meminta agar BOP tidak perlu ada. Alasannya disamping pengadministrasiannya sulit juga menjadi sasaran bagi orang orang yang mau mengambil keuntungan.

Tidak hanya itu, persoalan lainya masih ada desa-desa yang belum mengambil beras jatahnya dikarenakan masuk musim panen dan juga ada beberapa desa yang masih menunggak pembayarannya.

Hingga pertengahan tahun, ternyata serapan raskin di wilayah Kabupaten Cianjur hanya bulan pertama yang sudah mencapai 100 persen atau sekitar 3.165.990 kilogram/bulan. Jumlah tersebut diperuntukkan bagi 211.066 RTS-PM yang menjadi program sasaran.

“Memang serapannya masih kurang, banyak hal yang menyebabkan serapan tidak maksimal. Kita terus berupaya agar serapan raskin ini bisa maksimal, karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan,” tegas Hanan.

Hanan menyebut berdasarkan data dan evaluasi yang dilakukan dalam semester II ini, realisasi serapan raskin untuk bulan Januari mencapai 100 persen, bulan Februari 99,58 %, bulan Maret 98,84 %, bulan April 94,91 %, bulan Mei 87,75 %, dan bulan Juni 72,31 %.

“Dari 32 kecamatan di Cianjur, jumlah penerima raskin paling banyak diterima Kecamatan Cibeber mencapai 172,155 kilogram per bulan untuk 11.477 RTS. Sedangkan yang terkecil Kecamatan Campaka Mulya sebesar 47,100 kilogram/bulan untuk 3.140 RTS,” paparnya (Bisri Mustofa/A-89)***

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/07/10/334316/pendistribusian-raskin-di-cianjur-masih-temui-persoalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar