Jumat, 13 November 2015

Raskin tak Layak Konsumsi Dibagikan

Kamis, 12 November 2015

BANYUSARI, RAKA- Kualitas beras miskin (raskin) untuk warga Desa Cicinde Selatan pada November ini dinilai tak layak konsumsi. Beras berwarna kusam dan banyak yang patah.

Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (kaur kesra) Desa Cicinde Selatan, Egi Gojali, mengaku miris melihat kualitas raskin yang diperuntukan untuk masyarakat miskin. Pasalnya, kualitas raskin tersebut tak layak konsumsi. "Masih menemukan raskin yang berkualitas jelek, seperti patah-patah serta berwarna kusam. Padahal seharusnya masyarakat diberi beras yang memiliki kualitas bagus dan layak karena mereka layak mengkonsumsi beras yang enak," kata Egi, Rabu (11/11).

Menurut Egi, seharusnya kualitas raskin layak untuk dikonsumsi. Dia meminta Pemkab Karawang agar menegur bulog yang menyalurkan raskin, agar kualitasnya ditingkatkan.

"Tapi, meski kondisi beras jelek warga tetap menebus beras raskin. Sebab warga membutuhkan beras untuk dimasak," ujarnya.

Dia menyampaikan, untuk kebutuhan di Desa Cicinde Selatan lebih dari 7 ton atau sekitar 473 karung dengan berisi 15 kg. Itu pun masih kekurangan untuk ratusan warga yang membutuhkan. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan warga yang mengkonsumsi raskin, agar Pemkab Karawang menambah kuota raskin disetiap desa. Karena setiap bulannya permintaan raskin terus meningkat. "Saya kira bukan hanya Desa Cicinde Selatan saja yang kekurangan jatah beras raskin. Karena semakin hari kebutuhan masyarakat semakin bertambah," paparnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Cicinde Selatan, Aang Hasanudin (50) mengatakan, seharusnya aparat desa menolak ketika diberi raskin tak layak konsumsi. "Jangan karena warga membutuhkan beras raskin kemudian kualitas beras kurang bagus. Lantas diterima begitu saja tanpa ada komplen sedikit pun pada pihak penyalur beras raskin," jelasnya.

Meskipun kategori raskin tetap yang mengkonsumsi itu manusia bukan binatang. Kedepannya desa harus lebih teliti lagi dalam menerima beras raskin. Sebaiknya apabila menemukan raskin jelek harus berani menolaknya. Agar ditukar kembali dengan raskin yang layak konsumsi. "Harus berani menolak pihak pemdes kalau beras raskin itu tidak bagus. Jangan diam saja karena menyangkut kebutuhan pangan bagi masyarakat yang kurang mampu," pintanya.

Hal senada di sampaikan oleh Kades Jatiragas, Kecamatan Jatisari, Dedy Sudrajat, menurutnya, pemerintahan desa harus sangat hati-hati dalam memilih raskin. Selama ini, dia mengaku memilih menerima beras dari Bulog Purwasari dan Kaliasin saja, karena dari dua bulog itu raskin dinilai cukup baik. "Masih banyak sih yang patah-patah mah. Makanya saya itu mau menerima beras dari Bulog Purwasari atau Kaliasin saja. Kalau dari yang lain gak mau. Karena biasanya lebih parah," paparnya.

Dia menyampaikan, kuota raskin di Desa Jatiragas sebanyak 8,6 ton. Meski demikian, sebenarnya secara kuota tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga miskin di desanya. Karenanya dalam tiap tahunnya dia mengaku selalu minta penambahkan kuota, tapi tidak pernah disetujui. "Ada perbedaan sudut pandang yah. Kalau kami sih terus minta penambahan kuota, karenakan jumlah yang ada itu sebenarnya kurang. Tapi pemerintahkan harapannya warga miskin itu bisa terus berkurang," pungkasnya. (zie)

http://www.radar-karawang.com/2015/11/raskin-tak-layak-konsumsi-dibagikan.html?showComment=1447316880868

Tidak ada komentar:

Posting Komentar