Sabtu, 10 November 2012

Timbangan Beras Raskin di Bima Dikurangi 1-2 Kg per Karung

09 November 2012

NTB_BARAK - Berita tentang Beras Miskin (Raskin) yang busuk, berkutu, dan berulat, sudah menjadi konsumsi publik saban hari, namun informasi soal pengurangan timbangan Raskin adalah hal yang luar biasa menggemparkan. Hal itu terjadi di Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Beras Raskin yang seharusnya berisi 15 Kg per karung, setelah ditimbang kembali oleh aparat desa setempat, ternyata beratnya hanya berkisar antara 13-14 Kg per karung.
Geram dengan pengurangan timbangan Raskin tersebut, warga penerima manfaat Raskin bersama aparat desa setempat, akhirnya menimbang setiap karung Raskin yang diterima oleh setiap Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima manfaat.
Ketua RT.03/01, Dusun Bajo Selatan, Desa Bajo, Muhtar, mengaku heran dengan pengurangan kuota Raskin tersebut, karena sepengetahuan warga dan aparat desa setempat, berat beras Raskin per karung seharusnya 15 Kg. “Berat Raskin yang diterima warga hanya berkisar antara 13-14 Kg, dan tidak ada yang 15 Kg. Kami sudah menimbangnya kemarin,” kata Muhtar layaknya dilansir bimakini, Rabu (7/11/2012).
Menurut Muhtar, pengurangan kuantitas raskin itu bukan saja terjadi dalam satu bulan, namun rata-rata dikeluhkan oleh RTS penerima manfaat Raskin. “Kami tidak tahu siapa yang mengurangi berasnya. Rata-rata warga mengeluhkan kurangnya berat Raskin,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dusun Bajo Selatan, Dahlan M.Nur. Ia mengatakan, pengurangan berat beras Raskin rata-rata 1-2 Kg, yang jika di rata-ratakan dengan jumlah warga penerima manfaat Raskin, maka terdapat pengurangan sebanyak 200 Kg lebih. “Kami minta persoalan ini diperhatikan oleh Bupati. Kalaupun diminta untuk memberikan kesaksian, kami siap sesuia kenyataan. Masalah ini sudah sering terjadi, dan disinyalir dilakukan oleh Perum Bulog,” katanya.
Akui Beras di Cucuk
Dipihak lain, Kepala Gudang Bulog Bima, Rusnadi, membantah sengaja mengurangi berat Raskin disetiap karungnya. Ia mengaku, distribusi beras Raskin sudah sesuai prosedur, dan setiap karung beratnya 15 Kg. Saat disalurkan kepada pihak pemerintah desa sudah dilengkapi dengan berita acara yang memuat berat dan jumlah karung. “Kalau itu kami tidak tahu, yang jelas beras kami droping sesuai mekanisme, saat penyerahan kepada desa sudah dilengkapi berita acara,” katanya.
Rusnadi bahkan mempersilahkan masyarakat jika ingin melapor kepada aparat Kepolisian tentang temuan itu, karena pihak gudang Bulog tidak memiliki tanggung jawab setelah beras didistribusikan. Namun, jika ada protes, pihak Bulog setempat bisa saja mengganti kekurangan berat Raskin tersebut. “Kalau ada protes kekurangan berat, bisa kami drop ulang  kekurangan itu. Karena memang setiap beras dicucuk untuk mengantisipasi kemungkinan buruk seperti adanya menir. Tapi walaupun dicucuk beratnya tidak kami dikurangi,” jelasnya.
Menurut Rusnadi, kekurangan berat Raskin bisa saja terjadi setelah diserahkan kepada aparatur desa. “Bisa saja oleh pihak desa, karena siapa yang tahu kondisi di lapangan,” katanya.
Pada bagian lain, Kepala Desa Bajo, Asraman MR membantah aparatur setempat yang mengurangi jatah beras. Sebelumnya, informasi temuan tersebut sudah diketahuinya setelah dilaporkan warga. “Jangan seenaknya orang Bulog nuduh kami. Masa kami mengurangi beras untuk masyarakat kami sendiri. Pantang kami lakukan itu, karena kami sadari pentingnya beras untuk masyarakat miskin,” katanya.
Diakuinya, keluhan yang sama bukan saja kali ini, beberapa bulan lalu sejumlah warga dusun Lewintana yang kini sudah dimekarkan, juga menyampaikan hal sama. Saat itu jatah Raskin yang kurang di drop ulang tambahannya oleh Bulog. “Kami menduga, ini dilakukan orang gudang Bulog, mungkin memanfaatkan momentum akhir tahun. Kami akan segera melaporkan ini kepada Bupati,” pungkasnya. (Red)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar