26 November 2012
KETAPANG (Lampost.co): Warga Dusun Tamanjaya, Desa Tamansari, Kecamatan
Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan mengeluhkan jatah beras untuk
masyarakat miskin (raskin) yang diterimanya bulan ini 'uleran' (ulat).
Salah satu warga, Doli mengaku mendapatkan jatah raskin dari perangkat
desa setempat Sabtu (24-11) kemarin, sebanyak 6 kilogram dengan harga
Rp13 ribu. Sayangnya, kondisi beras tersebut jauh dari layak untuk
dikonsumsi. Menurutnya, selain kondisi yang buruk, beras jatah warga
miskin tersebut dipenuhi ulat.
"Seluruh beras yang saya tebus dari Pak RT uleran. Kalau seperti ini mau
dimakan apanya? Kami minta perangkat desa menarik kembali beras miskin
yang tidak layak konsumsi itu dikembalikan ke Bulog walau sebagian sudah
ada yang dimasak oleh warga. Tapi bagamaimanapun pihak desa harus
bertanggung jawab untuk menggantikan beras yang layak konsumsi bagi
kami," kata Doli warga dusun Tamanjaya kepada Lampung Post, Minggu
(25-11).
Menurutnya, beras raskin yang 'uleran' bukan dia saja yang
mendapatkannya, namun seluruh warga didusunnya menerima beras yang
kondisinya sama. Dikatakannya, beras tersebut lebih layak diberikan
kepada ayam piaraannya daripada dikonsumsi sendiri."Kalau seperti ini
kami akan kompain kepada siapa, sementara perangkat desa cuek saja
menerima laporan kami ini. Kalau bisa sisa beras itu kami kembalikan dan
diganti dengan yang kondisinya layak konsumsi," tandasnya.
Nenek Kasno mngeluhkan hal serupa. Pedagang pelcel di dusun tersebut
yang sudah mendapatkan jatah raskin puluhan tahun lalu itupun kecewa.
Pasalnya beras yang didapat sebanyak 6kg dengan harga tebusan Rp13ribu
itu uleran dan tidak layak untuk dikonsumsi."Harga raskin dari Bulog
Rp1.600/kg, kami bayar lebih mahal karens sisanya untuk iuran atau kas
desa. Tapi kali ini kami kecewa, saat musim paceklik malah jatah beras
dari Bulog jelek dan gak bisa dimakan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tamansari Sutarjo mengakui telah menerima
laporan raskin yang diterima oleh 800 kepala keluarga (KK) tidak layak
konsumsi alias 'ultean'. Namun beras jatah itu sebagian telah dimasak
oleh warga karena kondisi musim paceklik seperti ini."Memang benar mas,
raskin yang kami terima dari Bulog banyak ulatnya, tapi sudah dibuka dan
dibagikan ke semua warga, jadi sudah susah juga kalau mau
dikembalikan," kata dia sat dihubungi Lampung Post, kemarin.
Menurut dia, setiap KK mendapatkan jatah raskin sebanyak 6kg dengan
harga tebus Rp 2ribu/kg, sedangkan harga dari bulog Rp1.600/kg."Sisanya
Rp400/kg itu untuk kas desa dan pamong. Keputusan itu juga berdasarkan
musyawarah.
Berbeda dengan kondisi raskin di Desa Lebungnala, kecamatan Ketapang.
Menurut Sumari, Kepala Desa Lebungnala, raskin yang dibagikan pada 23
November lalu itu tidak ada masalah."Kondisi beras bagus kok mas,"
tutupnya. (KRI/L-4))
http://lampost.co/berita/warga-taman-jaya-keluhkan-jatah-raskin-uleran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar