1 Maret 2013
Raskin Rusak Sebabkan Kerugian Rp22,8 Juta
BANDARLAMPUNG
– Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Lampung Alip akhirnya mengakui
kelalaian pihaknya yang telah mendistribusikan beras untuk masyarakat
miskin (Raskin) rusak di Pesawaran. Ke depan, Alip berjanji akan
memperketat kontrol pendistribusian raskin.
’’Ya, dalam hal ini
kita kecolongan. Tapi itu hanya sedikit kelalaian dari ribuan karung
beras yang kami awasi. Semua telah kita ganti,’’ ujarnya saat menggelar
konferensi pers di ruang aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
Lampung kemarin (28/2).
Menurut Alip, hingga kini pihaknya masih
menurunkan tim untuk melakukan survei terkait peredaran raskin rusak di
Pesawaran. Sampai kemarin, Bulog baru mendapati 30 kg raskin dengan
kualitas buruk. Sementara laporan masyarakat, raskin yang rusak mencapai
3.495 kg. Artinya, masih ada 3.465 kg raskin rusak yang beredar di
masyarakat.
’’Untuk mencari tahu adanya kemungkinan raskin rusak
tim masih turun hingga dua hari ke depan (2/3). Kami terus cari tahu di
mana lokasi ribuan ton beras lainnya yang dilaporkan rusak,’’ ungkapnya.
Ke depan, bila benar jumlah raskin yang rusak mencapai 3.495 kg,
berarti total kerugian masyarakat Pesawaran penerima raskin mencapai
Rp22.869.000. Jumlah tersebut didapati dari kalkulasi jumlah selisih
dengan harga raskin sebesar Rp6.600 per kg.
Di sisi lain, berdasar
laporan realisasi percepatan penyaluran, tahun ini pagu alokasi raskin
Januari–Maret untuk 14 kabupaten/kota mencapai 18.308.085 kg. Khusus
Pesawaran 1.141.590 kg. Di mana, keseluruhan pagu raskin Pesawaran
sampai Maret saat ini sudah tersalurkan.
’’Tahun ini kita
ditarget menyerap sebanyak 100 ribu ton beras untuk 573.954 RTS (rumah
tangga sasaran). Kesemua beras berasal dari wilayah Lampung dengan
harga Rp6.600 per kg. Tahun lalu penyaluran berkisar di angka 70 ribu
ton untuk sekitar 630.000 RTS,’’ ujar dia.
Tak ingin kecolongan
lagi, pihaknya tetap melakukan upaya mempertahankan kualitas. ’’Kualitas
terus kita rem penurunannya. Terkadang tidak bisa dibohongi dengan
penyimpanan yang lama akan sedikit menurunkan kualitas. Di mana salah
satu perawatan kita lakukan fungigasi per tiga bulan untuk menekan
hama,’’ tandasnya.
Sementara itu, data yang dirilis Bulog Divre
Lampung dengan Pemkab Pesawaran berbeda. Bagian Perekonomian Pemkab
Pesawaran menyatakan Bulog hanya mengganti mengganti 300 kg raskin
rusak. Hal ini dibenarkan Kabag Perekonomian Pemkab Pesawaran Ir.
Sugiri. Saat dikonfirmasi tadi malam Sugiri mengaku, jumlah penggantian
itu sesuai dengan beras yang masih ada di masyarakat.
Terkait
pergantian raskin yang hanya 300 kg tersebut, Sugiri mengaku belum dapat
menentukan sikap. ’’Intinya kami mengikuti masyarakat saja, jika
masyarakat sudah puas dengan pergantian itu, kami juga puas. Nah, jika
tidak, maka kami akan mencoba memfasilitasinya lagi,’’ ungkap dia.
Di
sisi lain, Komisi B DPRD Pesawaran langsung melayangkan protes dengan
sikap Bulog yang hanya mengganti 300 kg raskin terhadap warga Desa
Cimanuk, Kecamatan Waylima.
’’Dasar apa yang dipakai Bulog
dengan hanya mengganti 300 kg saja? Apakah dari hasil pengumpulan raskin
yang masih ada di masyarakat? Kalau begitu, raskin yang sudah telanjur
dikonsumsi atau dibuang masyarakat tidak dihitung sama Bulog. Bila
begini, kan nggak bener namanya. Harusnya, perhitungkan dong kerugian
masyarakat! Jangan seenaknya saja,’’ geram Wakil Ketua Komisi B DPRD
Pesawaran Mustika Bahrum saat menghubungi Radar Lampung kemarin.
Politisi asal Partai Golkar itu mengatakan, dari hasil pantauannya,
hampir seluruh raskin di desa tersebut rusak. ’’Bulog jangan sok tidak
tahu, kualitas raskin itu kan diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres)
No. 3/2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras
oleh Pemerintah,’’ tegasnya.
Karena itu, dirinya meminta Bulog
kembali menyalurkan raskin sesuai jatah Desa Cimanuk. Yakni sebanyak
3,495 ton. ’’Saya juga meminta Bagian Perekonomian Pemkab Pesawaran
untuk memfasilitasi ini, jangan malah membela Bulog dong,’’ tukasnya.
(sur/whk/p6/c3/fik)
http://www.radarlampung.co.id/read/nasional/57102-bulog-mengaku-kecolongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar