Sabtu, 19 Oktober 2013

Raskin Rusak, Petrus : Saya tak Mau Sakit

18 Oktober 2013

Laporan wartawan Tribun Manado Arthur Rompis

TRIBUNMANADO.CO.ID,AIRMADIDI  - Warga Desa Tambun di Likupang Barat mengeluhkan jatah beras miskin (raskin) yang tidak layak konsumsi. Warga mengeluh beras tersebut sudah berulat, berubah warna serta mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Petrus, satu di antara warga mengaku, sudah dua bulan terakhir dirinya mendapatkan jatah beras kurang layak. Hal itu ia keluhkan ke aparat setempat  yang mengaku beras itu sudah dari begitu sejak diterima.  "Katanya mereka hanya menyalurkan," kata Petrus, Kamis (17/10).
Petrus yang mengaku jijik dengan beras tersebut, memilih tidak mengkonsumsinya, dan terpaksa membeli beras di Pasar Likupang meski harganya lebih mahal. "Saya tak mau sakit," ujar Petrus.

Lili warga lainnya, mengaku terpaksa makan beras raskin meski dengan perasaan jijik.  Menurut Lili, hal itu terpaksa dilakukannya, karena uangnya hanya cukup untuk membeli raskin seharga Rp 1.600 per kilogram. "Suami saya hanya tukang ojek, mana mampu kami beli beras di toko," ucap Lili.

Anggota DPRD Minut Denni Sompie dalam Paripurna pekan lalu mengemukakan keluhan warga tersebut. Dikatakannya, keluhan tersebut cukup dominan dalam kunjungan Dewan di Wori. "Banyak masyarakat mengeluhkan hal itu," kata dia.

Denny minta Pemkab Minut mengatasi masalah tersebut, agar tidak terulang lagi. Lebih lanjut, Denny meminta Pemkab agar mengubah cara penyaluran raskin, dengan melakukan koordinasi dengan Bulog. Pemkab pun diminta terus mensosialisasikan Program itu kepada warga, utamanya di kepulauan serta daerah terjauh. "Jauh dekat harus mendapat perhatian sama," tutur Denny.

Kabag Perekonomian Minut Michael Karisoh janji akan mengecek laporan itu. Jika ditemui ada raskin yang tak layak konsumsi, kata Karishoh,  pihaknya akan langsung menarik dan mengganti dengan yang baru.  Dikatakan Karisoh , ada 12 rumah tangga sasaran (RTS) penerima raskin di Minut. "Tiap Kepala Keluarga (KK) menerima 15 kilogram raskin per  bulan, seharga Rp 1.600 per kilogram. Penyaluran Bulan September sudah dilakukan, sementara Oktober tengah berlangsung," terangngya.

Adanya keluhan kali ini, membuat pihaknya akan memperketat pengawasan selama penyaluran dan melakukan evaluasi jika ada permasalahan. "Akan kami evaluasi," tandasnya

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Rine_Araro


http://manado.tribunnews.com/2013/10/18/raskin-rusak-petrus-saya-tak-mau-sakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar