Kamis, 20 Maret 2014

Komisi II Berencana Periksa Gudang Bulog

Rabu, 19 Maret 2014

PUNCAK BOTU – Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, berencana untuk mendatangi gudang Bulog guna mengecek penanganan beras miskin (raskin), menyikapi terungkapnya masalah kualitas raskin yang disalurkan di Kabupaten Gorontalo Utara.
Ini menjadi salah satu hasil kesimpulan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II membahas persoalan raskin di Gorut yang menghadirkan Subdivre Bulog Gorontalo dan Kepala Biro Pengendalian Pembangunan dan Ekonomi Pemprov Gorontalo, Senin (17/3) kemarin.
“Nanti kita akan lihat bagaimana penanganan raskin di Gudang Bulog,” tandas Sekretaris Komisi II, Muhtajim Boki diakhir rapat.
Dalam pertemuan itu , manajemen penyimpanan raskin yang di lakukan Bulog memang mendapat sorotan dari sejumlah anggota DPRD. Raskin yang disimpan di gudang Bulog hingga 10 bulan dianggap terlalu lama dan disinyalir menjadi pemicu menurunnya kualitas raskin. “Bulog harus membenahi kembali manajemen pengelolaan raskin. Sebaiknya jangan terlalu lama disimpan di gudang,” kata Muhtajim.
Anggota Komisi III, Sarwan La Duhu yang juga ikut hadir dalam rapat itu juga menyoroti hal yang sama. Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) yang maju kembali ke pencalonan DPRD Provinsi dari dapil Kota Gorontalo itu mengatakan, mekanisme penyimpanan raskin harus direview kembali. Idealnya beras yang dibeli dari petani dapat disalurkan dalam jangka waktu paling 3 atau 4 bulan dalam bentuk penyaluran raskin. “Kan bisa diatur antara waktu penyerapan beras petani dari saat panen dan penyaluran raskin.
Apalagi sebagian besar areal persawahan di Gorontalo adalah sawah irigasi,” jelasnya.
Saat pertemuan itu, Kasubdivre Bulog Gorontalo, Lusyiana Gobel mengatakan, raskin yang didistribusikan sebagian besar merupakan beras lokal. Penurunan kualitas raskin terjadi karena penanganan pasca panen dari para petani di Gorontalo belum optimal karena keterbatasan sarana pendukung misalnya fasilitas penjemuran. “Karena raskin ini selalu disoroti saya berencana untuk membeli beras dari luar daerah yakni Sulawesi Selatan. Karena beras dari wilayah ini punya daya tahan yang lebih tinggi dari beras Gorontalo,” katanya.
Namun Kepala Biro Pengendalian Pembangunan dan Ekonomi Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki menyarankan Bulog agar jangan dulu membeli beras dari luar daerah. Karena menurutnya, penyebab penurunan kualitas raskin bukan lebih disebabkan penanganan di gudang Bulog. “Nanti kita akan berupaya untuk membantu Bulog untuk memfasilitas penyediaan gudang untuk menampung beras petani yang telah dibeli. Karena memang kalau semuanya ditumpuk di Gudang Bulog memang bisa jadi salah satu pemicu penurunan kualitas,” terangnya. (rmb)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar