Selasa, 22 April 2014

WARGA MISKIN BIAK BELUM NIKMATI RASKIN

Senin, 21 April 2014

Jurnas.com |

MESKIPUN penyaluran beras miskin (raskin) di Biak, Papua telah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (pos) yang telah ditetapkan pemerintah, namun masih banyak masyarakat miskin yang mengeluh belum menikmati raskin dengan baik.

Daud Msen, warga Kampung Adoki, Distrik Yendidori, Biak mengatakan, sebagian besar warga kampung yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani di Kampung Adoki tidak menikmati raskin dengan baik. Ia mengatakan, penyaluran raskin yang jarang sampai ke masyarakat Adoki juga dirasakan warga miskin di 13 kampung lainnya di Distrik Yendidori. “Kami di Distrik Yendidori ada 14 kampung, hampir semua masyarakat kampung tidak menikmati raskin dengan baik. Padahal, nanti kita dengar ada beras masuk di kantor distrik, tapi mereka salurkan ke mana,” kata Daud kepada jurnas.com, Senin (21/4).

Daud juga mengatakan, sistim penyaluran raskin sebaiknya ditinjau kembali oleh pemerintah daerah, sebab masih banyak masyarakat miskin yang selama ini tidak diberikan raskin. Padahal, untuk mendapatkan raskin, biasanya masyarakat mengumpulkan uang dengan harga per kilogram bervariasi. Ia mencontohkan, untuk raskin berukuran 50 kilogram, biasanya masyarakat setor ke kepala kampung atau petugas distrik Rp120 ribu per sak, ada juga yang Rp110 ribu per sak.

“Ya, kalau kami setor Rp120 ribu per sak berarti per kilonya seharga Rp2.400, tapi untuk harga kami rasa tidak masalah, yang penting penyaluran lancar,” tuturnya.

Terkait penyaluran raskin, Kepala Bulog Sub Divre Biak Syarifuddin Sila memastikan, bahwa penyaluran raskin yang dilakukan pihaknya dipastikan telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah. Kata dia, sebelum beras dikeluarkan dari Gudang Dolog, biasanya pihak Bulog Sub Divre menerima permintaan alokasi dari pemerintah daerah. Setelah itu, setiap distrik mengajukan permintaan sesuai pagu dan jumlah rumah tangga miskin di masing-masing distrik, namun sebelumnya pihak distrik telah melakukan penyetoran uang raskin melalui bank dengan harga Rp1600 per kilogram. Dan dalam penyaluran raskin, Bulog Sub Divre bertanggungjawab menyalurkan raskin hingga ke titik distribusi atau kantor distrik setempat.

 “Penyaluran yang kami lakukan sudah sesuai SOP dengan harga raskin Rp1.600 per kilogramnya, dan tugas kita akan mengantar hingga ke titik distribusi, yaitu kantor distrik. Dan penyaluran dari distrik ke kampung dan masyarakat adalah tanggung jawab kepala distrik,” kata Syarifuddin.

Ia menjelaskan, total pagu raskin selama 2013 yakni mencapai 400 ton lebih per bulan. Raskin yang dikeluarkan setiap bulan dari gudang Dolog ini untuk menjawab kebutuhan sebanyak 26.697 keluarga miskin atau penerima manfaat yang berada di 19 distrik. Dan untuk 2014 ini, realisasi penyaluran telah sampai pada bulan April dengan jumlah 2 ribu ton lebih. Saat ini, stok beras yang berada di gudang Dolog mencapai 3 ribu ton dan akan bertahan hingga empat bulan ke depan.

Ironisnya, meskipun Bulog Sub Divre Biak menyalurkan raskin sesuai prosedur, namun hingga kini banyak masyarakat miskin di kabupaten ini belum menikmati raskin dengan baik. Bahkan, yang sering terjadi, raskin dijadikan sebuah komoditi untuk melakukan tindak pidana korupsi bagi para aparat distrik, kampung dan kelurahan di daerah ini. Salah satu contoh, kini Polres setempat sedang menyidik kasus penyelewengan raskin di distrik Yendidori dengan modus menggunakan daftar rumah tangga miskin untuk mengeluarkan raskin dari Bulog, namun raskin tersebut tidak pernah diterima warga di 14 kampung yang berada di distrik tersebut. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar