Kamis, 14 Agustus 2014

GMNI: Kualitas Raskin di Aceh Tengah Memang Buruk

Rabu, 13 Agustus 2014

MedanBisnis - Takengen. Ketua GMNI Aceh Aramiko menyatakan pihaknya menemukan fakta beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang disalurkan di sejumlah wilayah Kabupaten Aceh Tengah kualitasnya memang buruk, sebagaimana pernah diungkapkan masyarakat.
"Begitu ramai pemberitaan mengenai raskin yang tidak layak konsumsi, kami langsung turun ke lapangan, melakukan investigasi seperti ke Desa Atang Jungket di Kecamatan Bies dan Desa Reje Bukit di Kecamatan Bebesen, dan memang mendapatkan beras yang tak layak konsumsi," kata Aramiko, kemarin.

Diungkapkan Aramiko, raskin yang beredar di masyarakat itu kondisinya lapuk dan berwarna kuning kehitam-hitaman. Bahkan sebagian beras sudah hancur seperti tepung.

Mereka menerima informasi, ada sejumlah warga yang beberapa kali menerima raskin dengan kulitas tidak baik tersebut, sehingga hanya bisa dipergunakan untuk membuat tape dan pakan ayam.

Berdasarkan hasil investigasi tersebut, meraka meminta penegak hukum mengusutnya. Terlebih ditengarai harga raskin tidak sesuai dengan peraturan menteri sehingga sangat memberatkan masyarakat miskin.

Berdasarkan peraturan menteri, ditetapkan harga raskin Rp 1.600/kg, tapi masyarakat membelinya seharga Rp 38.000 untuk jumlah 15 kg. "Artinya ada selisih harga Rp 14.000 yang di-markup oleh si penyalur raskin. Kalau kita jumlah 15 kg x Rp 1.600 seharusnya kan Rp 24.000," kata Aramiko.

Untuk itu pihaknya menyesalkan pernyataan dari pihak Pemkab Aceh Tengah bahwa raskin yang disalurkan masih layak konsumsi, sementara kenyataan di lapangan beredar beras yang kulitasnya sangat buruk.

"Kami sangat menyesalkan pernyatan Kabag Ekonomi Setdakab Aceh Tengah yang menyatakan bahwa raskin yang dijual ke masyarakat kurang mampu layak konsumsi," ucapnya.

GMNI juga mengkritisi pihak pemerintah yang hanya mengeluarkan pernyataan di belakang meja tanpa mengecek dan turun langsung ke lapangan.

"Bukan hanya duduk di kantor lalu mengeluarkan statement yang menyesatkan masyarakat dan terkesan menutupi kesalahan," ketus Aramiko.

Sebelumnya kalangan masyarakat mengeluhklan soal kondisi raskin yang diterima buruk. Soal itu, Kabag Ekonomi Setdakab Aceh Tengah Husaini pernah mengaku tidak ada menerima laporan dari warga soal itu.

"Terkait raskin, pemkab hanya sebagai penyalur, sedangkan soal kualitas tanggung jawab Bulog," katanya.

Kepala Seksi Logistik Bulog Takengen Armia mengatakan, beras yang disalurkan kepada masyarakat adalah beras impor asal Vietnam yang masih layak konsumsi.
Namun soal penetapan harga, dia menyatakan bukan kewenangan Bulog, melainkan sepenuhnya kebijakan pemerintah daerah.

"Biaya transportasi juga tidak dikenakan kepada masyarakat saat pendistribusian dari gudang ke titik penyaluran," kata Armia. ( wen rahman)

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/08/13/111227/gmni_kualitas_raskin_di_aceh_tengah_memang_buruk/#.U-wVaON_sYw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar