Jumat, 30 Januari 2015

Pelapor Kasus Raskin Diteror

Kamis, 29 Januari 2015

Tiap Malam Terima Ancaman Pembunuhan

GULUK-GULUK – Kasus dugaan penyelewengan bantuan beras untuk masyarakat miskin (raskin) di Desa/Kecamatan Guluk-Guluk sepertinya akan berbuntut panjang. Sebab, Subli Bengal, seorang warga yang melaporkan kasus itu ke kejaksaan, mendapat teror. Bahkan, dia mengaku mendapat ancaman akan dibunuh.

Rumah Subli dilempari batu oleh orang tidak dikenal. Akibatnya, lemparan batu itu merusak pintu yang terbuat dari tripleks. Pelemparan tersebut terjadi saat pemilik rumah sedang menggelar aksi di kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep Selasa (27/1). Namun, pelaku perusakan itu belum diketahui hingga kemarin (28/1).

Subli mengatakan, dirinya baru mengetahui peristiwa itu setelah pulang dari kota usai menggelar unjuk rasa. Dia mengaku belum mengetahui pelaku yang berbuat itu. ”Saat kejadian, rumah sepi. Sebab, kami sedang berunjuk rasa,” katanya.

Karena lemparan batu itu, pintu depan rumah Subli  rusak. Daun pintu yang terbuat dari tripleks bolong. Selain itu, kerusakan terjadi pada genting. ”Saya juga menemukan batu yang digunakan untuk melempari rumah,” sambungnya.

Tidak hanya itu, dia juga mengaku sering mendapat teror melalui sambungan telepon dan pesan singkat. Dalam pesan singkat yang dia terima, si pengirim mengancam akan membunuh. Itu akan dilakukan jika dirinya tidak menghentikan aksinya dalam menyoroti masalah raskin di desanya.

Selain  itu, dalam pesan singkat tersebut, Subli diminta mencabut laporan dugaan penyelwengan raskin. Teror bernada ancaman tersebut diterima Subli hampir setiap malam. Sayangnya, ketika dihubungi balik, nomor tersebut tidak aktif. Atas kejadian itu, dia berencana melapor ke Polsek Guluk-Guluk.

Sementara itu, Kapolsek Guluk-Guluk Iptu Rasidy membenarkan kasus pelemparan batu ke rumah Subli. Saat mengecek ke tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya menemukan kerusakan di bagian pintu depan. Namun, dia belum bisa menjelaskan motif dari pelemparan tersebut. ”Pada saat kejadian, rumah sepi. Jadi, tidak ada yang mengetahui,” ujarnya.

Pihaknya berjanji akan terus menyelidiki kasus tersebut. ”Untuk laporan, sampai saat ini (kemarin, Red) belum ada. Termasuk, laporan tentang ancaman pembunuhan seperti pernyataan korban,” tandasnya. (han/luq)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar