17 November 2012
RMOL. Pemerintah diminta melakukan penelitian dan koreksi
terhadap beras impor yang akan masuk ke Indonesia. Sebab, banyak
ditemukan mengandung bahan berbahaya dan jamur.
Peneliti Serikat Petani Indonesia (SPI) Ahmad Yaqub mengatakan, ada
beras yang mengandung bahan arsenik dan itu sangat berbahaya. Karena
itu, badan karantina harus meneliti betul beras impor.
Jangan sampai itu masuk ke pasar tradisional, katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut dia, arsenik merupakan bahan kimia berbahaya. Kandungan
tersebut bisa masuk melalui pestisida yang sering digunakan petani untuk
menyingkirkan hama dari tanaman padi.
Untuk diketahui, berdasarkan studi yang dilakukan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), arsenik juga terkandung dalam beras asal
Thailand. Hal itu dipicu oleh tambang timah yang mengandung bahan
tersebut.
Sebenarnya, kata Yakub, Undang-Undang (UU) Pangan yang baru sudah
dijelaskan kalau impor pangan yang masuk ke dalam negeri harus melalui
pemeriksaan badan karantina apakah beras itu layak atau tidak masuk ke
Indonesia.
Sekarang kuncinya ada di badan karantina dan Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (BPOM). Mereka harus aktif mengawasinya, cetusnya.
Apalagi, lanjutnya, Indonesia saat ini masih hobi impor beras dengan
alasan untuk menjaga cadangan di dalam negeri dan salah satu negara
pengimpor beras adalah Thailand.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, temuan beras
impor mengandung zat berbahaya bukan kali ini saja terjadi. Menurut dia,
pada 2010 berdasarkan hasil penelitian dan uji coba di Gorontalo
ditemukan beras impor mengandung jamur. Jika beras itu dimakan terus
menerus akan menyebabkan penyakit kanker dan liver, tegas Firman.
Sebab itu, pihaknya sudah menyampaikan masalah ini kepada pemerintah
dalam hal ini Perum Bulog selaku lembaga yang mengimpor beras. Dalam
rapat dengar dengan Komisi IV DPR baru-baru ini, Bulog mengakui sebagian
dari beras impor ada yang kualitasnya tidak bagus, tapi tidak pernah
ditindaklanjuti untuk diperbaiki.
Setiap ditanya jawaban mereka (Bulog) selalu normatif, cetus Firman.
Untuk beras yang mengandung jamur, kata Firman, banyak ditemukan di
beras untuk rakyat miskin (raskin). Bahkan, hasil inspeksi mendadak
(sidak) di Kalimantan Barat, ditemukan banyak beras impor yang dibagikan
untuk raskin itu sudah busuk.
Dia menyatakan, beras impor yang mengandung jamur hampir tersebar di
seluruh Indonesia. Karena itu, dia meminta keamanan impor makanan
diperketat untuk mengantisipasi masuknya beras-beras impor yang
mengandung bahan berbahaya.
Selain itu, dia meminta kebijakan pemerintah untuk membeli beras
dalam negeri dievaluasi. Menurutnya, pemerintah jangan hanya mencari
harga murah, tapi kualitas beras yang akan diimpor juga harus
diperhatikan.
Percuma beli beras impor dengan harga murah jika sudah kadaluarsa dan
busuk. Itu akan merugikan dan berisiko. Pemerintah jangan hanya mencari
untung, sentil politisi Golkar ini.
Karena itu, dia meminta lembaga penegak hukum menelusuri temuan beras
yang mengandung zat berbahaya. Tujuannya, untuk mengetahui apakah ada
kesengajaan atau permaianan untuk memasukkan beras-beras tersebut.
Audit yang dilakukan BPK tidak akan bisa sampai ke sana, mereka hanya
mengaudit serapan dan kualitasnya saja. Sedangkan untuk permainan dan
kongkalikong impor beras ini tidak akan kena, tandasnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono pernah mengatakan, beras-beras
impor yang masuk ke Indonesia akan masuk ke Badan Karantina Kementerian
Pertanian. Jika terbukti ada beras masuk dan mengandung arsenik, maka
beras itu ditolak.
Kita punya karantina, nanti dia akan menolak kalau memang benar, ujar Suswono.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh
mengatakan, semua impor termasuk impor beras jika masuk Indonesia, tetap
akan diverifikasi oleh surveyor. Jika terindikasi terdapat zat
membahayakan, sudah pasti akan dicegah masuk, kata Deddy. [Harian
Rakyat Merdeka]
http://ekbis.rmol.co/read/2012/11/17/85595/Ya-Ampun,-Raskin-Impor-Kok-Busuk-Dan-Berjamur-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar