Rabu, 05 Desember 2012

Raskin Terus Bermasalah di Lobar

4 Desember 2012

Mataram, Inspirasi Bangsa (4/12)— Beras miskin (Raskin) untuk jatah warga di Dusun Tanak Beaq Dasan, Desa Tanak Beaq, Kecamatan Narmada, Lombok Barat hingga kemarin, masih terus bermasalah. Kali ini, raskin itu tertahan di rumah kepala dusun setempat.
Warga protes karena harga satu paket raskin dijual terlalu mahal. Disamping itu, banyak warga yang secara ekonomi mampu, ikut menikmati raskin yang sebenarnya diperuntukan bagi warga kurang mampu.
Perwakilan warga H Sukanah mengatakan, kesepakatan awal dengan desa, satu paket raskin dengan berat 15 kilogram dijual Rp 24.000.
Warga hanya dikenai biaya tambahan Rp 1000 sebagai ongkos distribusi ke rumah masing-masing.”Per kilogram kami kan dikasih harga Rp 1600,” kata Sukanah.
Namun fakta di lapangan, pihak dusun justru akan menjual satu paket raskin hingga Rp 30.000. Per kilogram Raskin dihargai Rp 2.000.
Selain protes harga, warga di dusun ini juga tidak setuju dengan kebijakan pembagian raskin yang merata hingga mereka yang berkecukupan secara ekonomi.
Sedianya, jatah 750 kilogram raskin, hanya ditujukan untuk 50 kepala keluarga (KK). Tetapi kepala dusun justru mengalokasikan untuk 214 KK dengan memasukkan mereka yang tingkat ekonominya menengah.
Warga pun sepakat tidak mau menerima raskin hingga pengalokasiannya jelas dan harga yang diberikan sesuai ketentuan. Pihak desa diminta terlibat menyelesaikan masalah ini.”Tidak ada kesepakatan sebelumnya dengan kami jika raskin itu akan dibagikan ke mereka yang mampu,” ujar Sukanah.
Sementara Kepala Dusun Tanah Beak Dasan Alimun yang ditemui sebelumnya membenarkan jika merunut pada kartu pembagian, jumlah warga yang mendapatkan jatah beras miskin sebanyak 50 KK. Namun, karena adanya kesepakatan awal yang bertempat di kantor camat beberapa waktu lalu, beras tersebut dibagi secara merata kepada seluruh warga, sehingga jumlahnya menjadi 214 KK termasuk yang tergolong ekonomi menengah.”Kalau ini sudah menjadi kesepakatan warga bagaimana saya bisa mengubahnya,” tanya Alimun.
Mengenai harga raskin, Alimun beralasan harganya tinggi dipicu bebeberapa biaya. Seperti biaya angkut dari kantor desa dan menuju kediamannya sehingga per kilogram dilepas Rp 2.000. “Padahal harga ini sudah disepakati warga. Tapi kenapa sekarang mereka tiba-tiba protes,” ujarnya.
Menyikapi masalah itu, Sekdes Tanah Beak Baharudin berjanji akan mengumpulkan semua pihak. Kesepakatan dari semua warga menjadi syarat utama penyelesaian namun harus tetap mengacu pada juklak. (ras)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar