16 April 2013
NGANJUK - Beras jatah untuk masyarakat miskin (raskin) yang
disalurkan untuk masyarakat Nganjuk, mutunya jelek dan kurang dari
takaran.
Ketua Komisi D DPRD Nganjuk, Sumardi SH, dihubungi
disela sidak ke gudang Bulog Divre 5, Nganjuk-Kediri kemarin, telah
membuktikan bahwa jatah raskin jauh dari kualitas.
Ditemukan
jumlah isi yang ada dalam kemasan tidak sesuai dengan alokasi berat yang
seharusnya 15 kg per sak. “Saat ditimbang ada yang 14, 01 kg, ada yang
14,94 kg, 14, 91, " jelas Sumardi ,yang juga Ketua DPD Golkar Nganjuk
ini.
Melihat itu, menurut Sumardi, pihak Bulog Divre 5
Nganjuk-Kediri dinilai tidak profesional dan kurang melakukan kontrol.
"Kami sudah koordinasi dengan seluruh kecamatan untuk menolak atau
mengembalikan ke bulog, jika pada alokasi bulan Mei nanti berasnya masih
seperti ini," ujar Sumardi.
Ditemui terpisah, Kasubdivre 5 Bulog
Nganjuk-Kediri Arismando, mengakui jika beras yang dialokasikan terjadi
penurunan mutu, karena dalam pengadaan beras itu sudah demikian
kualitasnya. "Karena dalam pengadaan sudah seperti ini," jelasnya.
Bulog
mengaku untuk stok bulan Mei baru akan dilakukan pengadaan bulan ini.
Pihaknya akan mengecek mutu sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan.
Dijelaskan, kebutuhan raskin untuk wilayah Nganjuk sebanyak 1.300 ton
per bulan yang dialokasikan kepada 80 ribu orang dengan jatah 15 kg per
orang.
Harga dasar beras raskin itu Rp .6500 per kg namun
masyarakat dipatok dengan harga Rp 1.500 per kg, karena pemerintah
memberi subsidi Rp 5000 per kgnya. ony
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=d6089c2f64d3a15524d2d6347e51b240&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar