24 Mei 2013
PAMEKASAN - Carut marutnya penyaluran program beras murah untuk rakyat
miskin (raskin) di Pamekasan, disebabkan oleh ulah kepala desa dan mitra
kerja Bulog dalam pengadaan beras. Kepala Desa ditengarai banyak yang
tidak menyampaikan beras raskin pada penerima manfaat, sementara mitra
bulog diduga memasukkan beras yang kualitasnya tidak standar.
Wakil
Kepala Perum Bulog Sub Divre Madura, Prayitno, mengatakan salah satu
indikasi adanya permainan kepala desa dalam kasus itu adalah banyaknya
raskin yang tidak sampai pada penerima manfaat. Padahal penyaluran
bantuan beras itu dari gudang bulog telah diakukan sesuai ketentuan dan
dikawal petugas kepolisian hingga sampai kepada titik distribusi di
Kantor Kepala Desa.
“Beras tersebut sudah dikirim dari gudang
Bulog ke Balai Desa dengan pengawalan polisi dan disertai tanda bukti
terima dari pemerintahan desa. Kami terkejut ketika ada warga masyarakat
yang bertanya apakah program raskin masih ada atau tidak. Padahal
program tersebut selalu ada setiap bulan,” kata Prayitno, Kamis (23/5).
Selain
kades, lanjut Prayitno, penyimpangan raskin juga dilakukan oleh pihak
ketiga yang bekerjasama dengan Bulog dalam penyediaan beras. Mereka
diduga memainkan kualitas beras sehingga kualitas raskin yang beredar
seringkali tidak layak konsumsi. Prayitno berjanji akan memperketat
pengawasan masuk dan keluarnya beras ke gudang bulog dan akan memberikan
sanksi kepada mitra Bulog yang bermain dengan cara pemutusan kontrak
kerja sama.
Terkait dengan kualitas beras raskin yang dinilai
tidak layak konsumsi ini, Prayitno mengakui beberapa hari yang lalu ada
LSM dari Barisan Madura Bangkit membawa raskin yang dipenuhi kapang ke
kantor Bulog Pamekasan. Mereka kecewa karena beras raskin yang
disalurkan kepada penerima manfaat tidak layak konsumsi
Prayitno
mengaku selama ini Bulog selalu menjadi sasaran tudingan saat terjadi
aksus pengurangan jatah maupaun jatah yang tidak tersampaikan ke
penerima. Padahal terang dia, lembaganya hanya berperan sebagai penyedia
beras dan penyalur raskin ke desa. Bisa jadi, kata Prayitno, raskin
yang sudah disalurkan ke desa, dijual kembali oleh oknum kepala desa,
yang ingin mencari keuntungan.
Ia menyatakan prihatin dengn
banyaknya dugaan penyelewengan raskin di Pamekasan yang terkesan terjadi
secara berjemaah di sejumlah desa. Dia juga mengaku telah dipanggil
oleh Bupati Pamekasan Achmad Syafii untuk membicarakan masalah tersebut
dan telah disepakati untuk memerangi penyelewengan raskin di Pamekasan.
“Kita
sudah ada kesepahaman dan kesepakatan untuk mengatasai masalah ini.
Semoga saja cepat terselesaikan. Kita tidak ingin ini terus berlarut
larut. Karena masalahanya sangat jelas yakni penyaluran kami sudah
sampai ketitik distribusi. Bapak Bupati Pamekasan Achmad Syafii juga
menyatakan komitmennya untuk membenahi penyaluran raskin ini hingga jauh
dari penyelewengan lagi,” pungkasnya. mas
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=53437e409e9b4214ea549a7996d6f01b&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar