Suatu sore seorang santri bertanya kepada nenek tua
tetangga pesantren mengenai apa yang dia lakukan dengan berlama-lama
duduk di depan rumahnya. Nenek tua tua menjawab sedang membersihkan
beras jatah dari pemerintah atau lebih sering disebut beras raskin
Bulog.
Mengapa kok lama sekali?
Usai mendengar penuturan santri tersebut saya tidak
sempat melihat model berasnya seperti apa, karena harus pulang ke desa.
Di sana ternyata juga sedang ada pembagian beras raskin.
Saya sempat melihat proses pembagian beras itu.
Yang mengherankan adalah adanya tengkulak yang siap membeli beras itu
jika ada yang mau jual. Dari harga belinya orang miskin ke pemerintah
2000/ kg, mereka siap membeli 3000 sampai 4000 /kg.
Ternyata banyak sekali orang miskin yang menjual
beras itu kepada tengkulak, lalu mereka membeli beras yang sedikit lebih
mahal yakni sekitar 5000-6000/kg agar bisa dimakan.
Kalau begini caranya, bagaimana rakyat miskin bisa
makan beras yang memang layak untuk dimakan? Ini bukti bahwa pemerintah
tidak niat sungguh-sungguh membantu orang miskin. Hanya membantu sekadar
gebyar dan kelihatannya saja.
Salam Cinta Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar