KOTA-Penyebab beredarnya beras
untuk rakyat miskin (raskin) bau apek perlahan mulai terkuak. Lemahnya
kinerja tim pengawas (timwas) raskin diduga menjadi salah satu faktor
penyebabnya. Di samping itu, penyimpangan dalam proses pengadaan raskin
juga ditengarai menjadi penyebab rakyat miskin menerima bantuan beras
tidak layak konsumsi.
Kabag Perekonomian Pemkab Sumenep, Moh.
Hanafi selaku Koordinator Timwas Raskin Kabupaten mengaku sudah
memerintahkan camat Giligenting untuk memeriksa secara langsung raskin
yang dikeluhkan warga Desa Jate. Hasilnya, memang ditemukan raskin yang
kualitasnya tidak memenuhi standar. ”Ya, memang ada warga Jate yang
menerima raskin berkualitas jelek.
Tapi jumlahnya tidak banyak, hanya satu karung saja,” kata Hanafi kemarin (25/6). Menurutnya, raskin kualitas jelek
lolos dibagikan kepada masyarakat karena Koordinator Timwas Raskin
Kecamatan lemah menjalankan tugasnya. Saat melakukan penebusan di Perum
Bulog, seharusnya Timwas Raskin Kecamatan mengecek satu per satu karung
berisi raskin sehingga jika ditemukan raskin jelek, langsung bisa
diganti saat itu juga.
Lebih lanjut Hanafi menyatakan,
untuk mengatasi beredarnya raskin bau apek, timwas raskin harus bekerja
keras. Pasalnya, timwas secara profesional sudah mendapatkan honor yang
layak. ”Ke depan, kinerja timwas harus ditingkatkan agar tidak ada lagi
raskin jelek didistribusikan pada warga,” tegasnya. Selain karena
lemahnya pengawasan timwas, raskin berjamur beredar di masyarakat diduga
karena penyimpangan saat proses pengadaan raskin oleh Perum Bulog.
Sayangnya, Hanafi enggan
berkomentar banyak tentang hal tersebut. ”Karena pengadaan raskin tidak
terkait dengan kewenangan kami,” ucapnya. Seperti diberitakan, Syaiful
Anam, 30, warga Desa Jate, Kecamatan Giligenting, melaporkan raskin
berjamur dan bau apek pada Komisi A DPRD Sumenep. Kesaksiannya dijumpai
empat orang yang menerima raskin tidak layak konsumsi, yang
masingmasing penerima mendapat satu karung raskin ukuran 15 kilogram.
Abrari Mannan, ketua Komisi A
DPRD Sumenep, kala itu mengatakan, akan melakukan penyelidikan mengapa
raskin jelek tetap disalurkan. Sejumlah instansi patut dimintai
pertanggungjawaban. Di antaranya, Perum Bulog Sumenep selaku penyedia
raskin dan Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep yang berperan sebagai Tim
Pengawas Raskin Kabupaten.
Sementara, Supervisi Raskin Perum
Bulog Sumenep Ainul Fatah menegaskan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan
raskin berkualitas jelek. Sebelum didistribusikan, katanya, raskin
terlebih dahulu diperiksa ketat oleh petugas Perum Bulog. Pria yang
biasa disapa Minul itu menyatakan siap mempertanggungjawabkan kualitas
raskin yang disalurkan Bulog, termasuk jika dipanggil Komisi A DPRD
Sumenep. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar