Kamis, 27 Juni 2013

Raskin Apek Keteledoran Timwas

26 Juni 2013

KOTA-Penyebab beredarnya beras untuk rakyat miskin (raskin) bau apek perlahan mulai terkuak. Lemahnya kinerja tim pengawas (timwas) raskin diduga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Di samping itu, penyimpangan dalam proses pengadaan raskin juga ditengarai menjadi penyebab rakyat miskin menerima bantuan beras tidak layak konsumsi.
Kabag Perekonomian Pemkab Sumenep, Moh. Hanafi selaku Koordinator Timwas Raskin Kabupaten mengaku sudah memerintahkan camat Giligenting untuk memeriksa secara langsung raskin yang dikeluhkan warga Desa Jate. Hasilnya, memang ditemukan raskin yang kualitasnya tidak memenuhi standar. ”Ya, memang ada warga Jate yang menerima raskin berkualitas jelek.
Tapi jumlahnya tidak banyak, hanya satu karung saja,” kata Hanafi kemarin (25/6). Menurutnya, raskin kualitas jelek lolos dibagikan kepada masyarakat karena Koordinator Timwas Raskin Kecamatan lemah menjalankan tugasnya. Saat melakukan penebusan di Perum Bulog, seharusnya Timwas Raskin Kecamatan mengecek satu per satu karung berisi raskin sehingga jika ditemukan raskin jelek, langsung bisa diganti saat itu juga.
Lebih lanjut Hanafi menyatakan, untuk mengatasi beredarnya raskin bau apek, timwas raskin harus bekerja keras. Pasalnya, timwas secara profesional sudah mendapatkan honor yang layak. ”Ke depan, kinerja timwas harus ditingkatkan agar tidak ada lagi raskin jelek didistribusikan pada warga,” tegasnya. Selain karena lemahnya pengawasan timwas, raskin berjamur beredar di masyarakat diduga karena penyimpangan saat proses pengadaan raskin oleh Perum Bulog.
Sayangnya, Hanafi enggan berkomentar banyak tentang hal tersebut. ”Karena pengadaan raskin tidak terkait dengan kewenangan kami,” ucapnya. Seperti diberitakan, Syaiful Anam, 30, warga Desa Jate, Kecamatan Giligenting, melaporkan raskin berjamur dan bau apek pada Komisi A DPRD Sumenep. Kesaksiannya dijumpai empat orang yang menerima raskin tidak layak konsumsi, yang masingmasing penerima mendapat satu karung raskin ukuran 15 kilogram.
Abrari Mannan, ketua Komisi A DPRD Sumenep, kala itu mengatakan, akan melakukan penyelidikan mengapa raskin jelek tetap disalurkan. Sejumlah instansi patut dimintai pertanggungjawaban. Di antaranya, Perum Bulog Sumenep selaku penyedia raskin dan Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep yang berperan sebagai Tim Pengawas Raskin Kabupaten.
Sementara, Supervisi Raskin Perum Bulog Sumenep Ainul Fatah menegaskan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan raskin berkualitas jelek. Sebelum didistribusikan, katanya, raskin terlebih dahulu diperiksa ketat oleh petugas Perum Bulog. Pria yang biasa disapa Minul itu menyatakan siap mempertanggungjawabkan kualitas raskin yang disalurkan Bulog, termasuk jika dipanggil Komisi A DPRD Sumenep. (radar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar