Kamis, 17 Oktober 2013

Kualitas Raskin Tak Layak

16 Oktober 2013

SUMENEP – Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Sumenep (FKMS) Eko Wahyudi mempertanyakan kualitas beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang didistribusikan oleh Bulog. Menurutnya, seringkali setiap distribusi raskin kepada penerima manfaat,  kualitas beras tak layak untuk dikonsumsi.

“Seringkali saya temukan kualitas beras untuk masyarakat miskin tidak sesuai standar yang ada, bahkan beberapa karung beras terlihat rusak,” katanya, Selasa (15/10).

Dia menegaskan, bahwa meski untuk keluarga miskin, tak berarti kualitas beras yang diberikan rendah, seharusnya sesuai standar. “Kasihan masyarakat, memakan beras tak layak konsumsi. Meski untuk orang miskin, kita harap tidak seperti itu. Kualitas harus diperhatikan juga,” paparnya.

Menurut Eko, sebelum beras itu dididstribusikan kepada rakyat, hendaknya beras tersebut diperiksa terlebih dahulu. Jangan sampai yang didistribusikan ke masyarakat dengan kualitas yang jelek.

Warga Pulau Sapudi, Pusawi, mengatakan hal senada. Menurutnya, beberapa beras yang telah distribusi seringkali jauh dari kualitas yang bagus. di Pulau Sapudi, katanya, setiap pendistribusian raskin, masyarakat seringkali mengeluh. “Kami harap beras yang rusak itu, pihak Bulog bisa segera mengganti. Karena beras-beras tersebut sangat tidak layak dikonsumsi oleh keluarga miskin,” jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Kantor Bulog Kabupaten Sumenep, M. Ainul Fatah menjelaskan bahwa kondisi beras saat bari tiba di Kantor Bulog kualitasnya bagus, bahkan tak ada yang rusak, apalagi busuk.

“Setelah beras itu datang, langsung kami infokan untuk segera menebusnya di gudang yang kami sediakan. Tetapi kadang, info yang kami berikan kurang dapat tanggapan dari para kades, beras tetap tak cepat ditebus. Sehingga tak menutup kemungkinan ketika lama tak ditebus, kualitas beras mulai menurun,” katanya kepada Koran Madura.

Dia menambahkan, tim raskin kabupaten siap mengembalikan jika terjadi keruskan pada beras tersebut. “Tim itu siap mengembalikan kok ke pusat, dan akan diganti, asalkan raskin itu tidak mengendap beberapa hari di bawah. Jika sudah mengendap beberapa hari, itu bukan tanggung jawab tim, itu sudah tanggung jawab Kades setempat. Tim siap mengganti jika saat didistribuskan beras itu memang dalam kondisi rusak,” jelasnya.

Ainul Fatah berharap kepada para kepala desa agar beras cepat ditebus agar kualitas beras tidak mengalami perubahan. “Termasuk agar raskin itu tidak hangus karena dibiarkan lama mengendap di gudang, seharusnya tiap bulan raskin ditebus, tetapi hampir akhir oktober ini, raskin masih belum banyak yang menebus,” paparnya.

Kini, penyerapan taskin baru berjalan 60 persen, masih tinggal 40 persen stok beras mengendap di gudang. Padahal sudah hampir tutp tahun.

Belum Menerima
Di Desa Daandung, kecamatan Kangean, warga setempat belum menerima raskin selama 3 bulan. Hal tersebut diakui oleh Jatin, warga Desa Daandung, Kecamatan Kangean. Menurutnya, selama 3 bulan warga desa setempat belum terima beras untuk rakyat miskin tersebut.

“Kami sudah konfirmasi kepada ke aparatur desa setempat, menurut Sekdes dan Kadusnya, berasnya masih belum ditebus,” katanya, Selasa (15/10) kepada Koran Madura.

Ketika ditanya tentang jumlah penerima manfaat di desa tersebut, Jatim menyebutkan ada 559 orang. “Ada 559 orang, dan selama 3 bulan ini masyarakat dibiarkan menunggu oleh kepala desa,” jelasnya.

Selain raskin, menurut Jatim, Pembangunan desa atau ADD desa selama 3 tahun masih belum dikerjakan. “Tidak hanya raskin, tetapi pembangunan desa selama 3 tahun belum dikerjakan, yaitu tahun 2011, 2012 dan 2013,” tegasnya.

Dia berhatap agar pemerintah bertindak tegas terhadap masalah tersebut. “Karena kalau hanya kami yang konfirmasi sepertinya hanya dianggap angin, maka saya berharap ada tindakan tegas dari pemerintah,” harapnya. (sym/mk)

http://www.koranmadura.com/2013/10/16/kualitas-raskin-tak-layak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar