Senin, 21 Oktober 2013

Sejuta Penduduk Kab. Bandung Ditargetkan Makan Nasi Sekali Sehari

20 Oktober 2013

SOREANG, (PRLM).- Pemerintah Kabupaten Bandung tahun ini akan mengkampanyekan pada seluruh warganya untuk memakan nasi hanya sekali dalam sehari pada saat sarapan saja, sedangkan makan siang dan malam akan diganti jagung, singkong ataupun makanan pokok lainnya selain nasi.

Bupati Bandung, Dadang Naser menargetkan sebanyak satu juta penduduk Kabupaten Bandung dari total sekitar tiga juta penduduk hanya memakan nasi satu kali dalam sehari. Sisanya masyarakat dianjurkan untuk memakan jagung, kentang, singkong, atau makanan pokok lainnya.

"Rencananya akhir tahun ini akan mulai dikampanyekan. Program ini dilakukan untuk mengantisipasi sulitnya mendapatkan beras. Selain itu jika mengkonsumsi nasi juga bisa menimbulkan sejumlah penyakit, khususnya diabetes dan kolesterol," kata Dadang, Minggu (20/10/13).

Jika program ini berjalan, kata Dadang, beras yang tersisa bisa dijual dan menambah pendapatan. Lahan pertanian yang semakin menyempit juga menjadi salah satu faktor diadakannya program tersebut. Masyarakat harus mempunyai alternatif sebagai makanan pokok pengganti beras.

"Sekarang saja kan sudah banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman. Bisa-bisa nanti beras itu sulit didapatkan. Jadi harus ada makanan pengganti beras. Walaupun sedikit sulit untuk mengganti beras sebagai makanan pokok tapi harus dicoba," ujar Dadang.

Walau Kabupaten Bandung merupakan daerah penghasil beras terbesar, namun Dadang mengakui masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi beras raskin. Hal ini dikarenakan mahalnya harga beras lokal. Sehingga permintaan beras raskin setiap tahunnya juga terus meningkat.

"Memang sebuah ironi karena daerah kita merupakan daerah penghasil beras. Tapi masyarakatnya masih banyak yang makan beras raskin. Jadi dengan adanya program itu diharapkan bisa memudahkan masyarakat untuk bisa mendapatkan makanan yang sesuai," katanya.

Tapi, kata Dadang, banyak juga para petani yang sengaja makan raskin ini untuk dapat keuntungan, karena beras Kabupaten Bandung merupakan beras dengan harga sangat tinggi dan bisa mencapai puluhan ribu rupiah per kilogramnya, sedangkan raskin hanya seharga dua ribu rupiah saja perkilogramnya.

Selain program sehari sekali makan nasi, Pemerintah Kabupaten Bandung juga bersiap untuk mencari alternatif lahan pertanian. Metode hidroponik atau budidaya tanaman tanpa tanah serta menanam padi di polybag telah diuji coba Pemkab Bandung. Kedua cara tersebut sebagai langkah antisipasi di masa datang jika lahan semakin menyempit.

"Metode hidroponik itu memang hanya bisa untuk tanaman yang berumur sekitar satu bulan. Tapi cara ini sangat efektif digunakan karena tidak memerlukan lahan yang besar. Tanaman yang dihasilkan pun merupakan tanaman organik karena tidak diberi pestisida," katanya.

Perkembangan teknologi seperti kedua metode itu kata dia, diharapkan sebagai jawaban jika di masa depan masyarakat kesulitan mendapatkan lahan. Setiap rumah pun bisa memproduksi sayuran tersebut.

"Di rumah-rumah juga kan bisa. Apalagi tanamannya organik. Dijamin kesehatannya kan. Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar," ujarnya.(A-211/A-108)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/255584

Tidak ada komentar:

Posting Komentar