Ket. Foto : Ahmad Jalil Abrori (Kepala Desa Kayu Mas ) |
“Sudah jelas Raskin diperuntukan bagi warga yang kurang mampu. Tapi masih ada warga yang perekonomiannya lemah tidak dapat Raskin, yang kaya malah mendapat Raskin,” ujar Miar (51) salah satu warga setempat, Rabu ( 4/12).
Kejadian yang membuat Miar mengelus dada, diduga karena oknum Kaur Desa dalam melakukan pendataan warga penerima Raskin, melakukan manipulasi. Dicontohkan, ada salah satu warga yang menerima Raskin.
Padahal jelas-jelas warga tersebut disebutnya memiliki lahan perkebunan . "Berarti kan warga itu mampu, masa masih diberi bantuan Raskin," keluhnya.
Kondisi salah sasaran pemberian Raskin ini, menurutnya diawali dari tim pendata yang asal-asalan dan main mata. "Kami bersama warga lainnya telah mempertanyakan masalah ini ke pihak desa, tapi pihak Desa tidak mampu berbuat banyak," ungkapnya.
Jawaban yang didapat pihak desa, pemberian Raskin langsung didata BPS. Pihak desa hanya sebagai penyalur Raskin saja. "Jadi kami hendak mengadu kemana lagi, kalau pihak desa tidak memberikan jawaban yang memuaskan kami," tandasnya.
Tak hanya persoalan dalam pembagian dan penerima Raskin, lebih memiriskan lagi terjadi praktek yang disinyalir sebgai pungutan liar (pungli). Dimana warga jika mua mendapat jatah Raskin wajib membayar dobel sebesar Rp 20 ribu selama tiga bulan. Yang mengherankan lagi, disaat menerima Raskin pada tiap bulan warga masih di kenakan biaya Rp 6.500.
Beras yang diterima warga pun berbeda-beda beratnya untuk setiap Kepala Keluarga (KK). Ada yang menerima 2 kg , 3 kg , dan 3,5 kg. Praktek pungutan uang dan membedakan berat jatah beras ini tentu saja dikeluhkan warga. dan ini dilakukan oleh kepala dusun yang kabarnya menjadi tangan kanan dari oknum kaur desa.
“ Kita sudah bayar dobel tiap bulannya tapi, kok masih diminta uang lagi , ini gimana “ kata Muhlis ( 36) warga raskin lainnya.
Sementara di konfirmasi di kediaman, Ahmad Jalil Abori ,selaku Kepala Desa (Kades) Kayu Mas yang baru saja di lantik mengaku selama ini dia banyak menerima keluhan dari warganya, namun pihaknya sebagai kepala desa sudah pernah memanggil oknum kaur tersebut. Tetapi selalu tidak pernah datang secara formal maupun non formal.“Saya beberapa kali mengundangnya untuk rapat koordinasi terkait keluhan warga tentang raskin tapi dia belum pernah datang,” aku Ahmad Jalil Abrori.
Peranh Ahmad Jalil Abrori menemui pada waktu jam dinas di kantor desa, namun oknum kaur desa ini menghindar dengan capat-cepat pergi meninggalkan Kades. (edo/dib)
http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/raskin-di-pungli-dan-diakali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar