Selasa, 11 Maret 2014

Oma Margoce Keluhkan Kualitas Raskin Buruk

Senin, 10 Maret 2014

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID,AMURANG‑ Warga penerima beras miskin (Raskin) kelurahan Pondang, mengeluhkan rendahnya kualitas beras yang diberikan, saat penyaluran yang dilaksanakan, Senin (10/3).
"Jelek sekali berasnya, ini sebenarnya tidak layak untuk di konsumsi, karena sudah ada yang hancur dan berwarna kuning, dan daripada tidak makan, ya terpaksa kita ambil saja," jelas Oma Margoce Mijojo. Ia menambahkan, kondisi beras tersebut masih tergolong lumayan, dibandingkan tahun sebelumnya, yang kadang sudah berkutu.
"Coba kalau bisa, berikan beras bagus kepada kami, jangan lantaran kami warga miskin, terus diberikan beras yang sudah jelek juga," keluhnya.
Ternyata, selain kualitas beras yang kurang bagus, harga tebus yang diberikan pun berbeda dengan standar yang disampaikan oleh Bagian Perekonomian yang bernilai Rp 1600 per kilogram, namun pada penyalurannya, penerima Raskin Pondang diminta untuk membayar Kisaran Rp 1800 per liter, bukan per kilogram sesuai ketentuan."Kami penerima diberikan 40 liter, dengan harga yang diberikan Rp 72 ribu," jelasnya.
Padahal menurut ketentuan, penyaluran awal ini, penerima Raskin menerima jatah untuk lima bulan sekaligus, yaitu jatah bulan Januari hingga Maret ditambah dengan jatah bulan November dan Desember, itu berarti jumlah yang harus diterima oleh setiap penerima Raskin berjumlah 75 kilogram, dengan harga tebus Rp 1600 per kilogramnya.
Menurut Dien Tandayu kader PKK yang dipercayakan untuk penyaluran tersebut mengatakan, bahwa untuk kualitas beras, memang seperti itu yang diberikan oleh Bulog."Ada yang bagus, namun ada juga memang yang jelek, dan itu sesuai dengan persetujuan warga penerima, kami campur, sebab kata warga, daripada dikembalikan, dan diberikan gantinya pada waktu yang lama, lebih baik terima saja, soalnya kami sudah tanyakan ke masyarakat kalau tidak mau terima kita kembalikan saja, namun mereka bilang tidak apa‑apa, ya sudah kami terima untuk disalurkan,"jelasnya. Alhasil, beras yang diterima warga berwarna kuning.
Soal harga juga menurutnya, berdasarkan kesepakatan juga dengan warga, sebab mereka harus membayar kembali ke Bulog."Jangan sampai kan tidak kembali uang pembayaran, toh di tempat lain kan ada yang harganya lebih tinggi," jelasnya.
Selain itu, pengurangan jatah yang diterima juga, lantaran penerima setuju untuk dibagiakan kepada yang lainnya."Banyak sekali warga yang datang, dan harus dibagi rata, makanya kami berikan 40 liter,"ujarnya.
Padahal menurut beberapa warga, tidak ada kesepakatan seperti itu, sebab ketika datang mereka langsung diberitahukan hanya mendapat jatah 40 liter, dengan harga tebus Rp 72 ribu"Kami datang, langsung diberitahukan seperti itu,bukan berdasarkan kesepakatan,"jelasn seorang warga lain.
Namun anehnya, pada penyaluran tersebut, tidak ada  pegawai dari Bagian Perekonomian yang mengawasi penyaluran tersebut, seperti yang dijanjikan sebelumnya, sehingga memang sangat rentan terjadinya penyimpangan.
Sementara itu, Vian Lapod Lurah Pondang saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa untuk penyaluran Raskin di kelurahan yang dipimpinnya diserahkan kepada Kader PKK, seperti waktu‑waktu sebelumnya.
"Saya belum tahu itu, sebab penyalurannya yang urus semuanya dari kader PKK, namun nanti saya akan cek kembali, dan memang saya dengan Rp 1800 per liter, ya mungkin untuk tim PKK yang membantu menyalurkan,"ujarnya.

Penulis: Alpen_Martinus
Editor: Rine_Araro

http://manado.tribunnews.com/2014/03/10/oma-margoce-keluhkan-kualitas-raskin-buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar