Kamis, 16 Oktober 2014

Sambil Tunggu Raskin, Warga NTT Makan Ubi Beracun

Rabu, 15 Oktober 2014

TEMPO.CO, Kupang - Warga Desa Kakikalukuk, Kecamatan Matawai Lapahu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, terpaksa memakan ubi beracun karena wilayah mereka dilanda kekeringan dan gagal panen. (Baca: Rakyat Kelaparan, Bupati Sumba Timur Tunggu Laporan)

Camat Matawai Lapahu, Dominggus Lalupanda, mengatakan warganya mengkonsumsi ubi iwi atau ubi beracun sembari menunggu bantuan beras miskin (raskin) dari pemerintah untuk bertahan hidup. "Mereka masuk hutan cari ubi iwi," kata Dominggus kepada Tempo, Rabu, 15 Oktober 2014.

Dominggus, yang mengunjungi desa tersebut Selasa lalu, mengatakan warga mengalami gagal panen akibat kekeringan. Namun, kata dia, warga di daerah pegunungan itu tidak sepenuhnya mengalami kelaparan karena masih tersedia cadangan makanan, seperti ubi kayu dan talas. Ada juga kelapa milik warga yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bencana kekeringan yang melanda daerah itu.

"Musim sekarang tidak bisa tanam, lahan mengering karena hujan belum turun," ujarnya. (Baca: Kelaparan, Warga Sumba Timur Makan Ubi Beracun) Biasanya, kata Dominggus, warga Kakikalukuk menanam ubi-ubian, jagung, dan padi saat musim hujan.

Dominggus mengatakan ubi iwi biasa dimakan warga Sumba. Saat ini, kata dia, ubi tersebut banyak tumbuh di hutan, sehingga warga tinggal mencari ke sana.

Agar warga tak kelaparan, Dominggus mengatakan, pihak kecamatan sudah mengajukan jatah pengiriman beras bersubsidi itu kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Timur untuk didistribusikan ke wilayah yang dilanda kekeringan tersebut. "Kami menunggu kabar dari Bupati (Sumba Timur)," katanya.

YOHANES SEO

http://www.tempo.co/read/news/2014/10/15/058614479/Sambil-Tunggu-Raskin-Warga-NTT-Makan-Ubi-Beracun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar