Sabtu, 30 Mei 2015

Raskin Tak Layak Konsumsi, Kinerja Bulog Disoal

Jumat, 29 Mei 2015

SURABAYA (BM) - Kondisi beras miskin (Raskin) di Jawa Timur dikhawatirkan kalangan DPRD Jawa Timur. Sebab, di beberapa daerah stok raskin diketahui menipis.  Bahkan dalam dua bulan terakhir di Kabupaten Sumenep,  keluarga sasaran penerima belum mendapatkan jatah karena kondisi raskin sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Subianto mengakui mendapat laporan dari beberapa anggota dewan saat melakukan reses di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.

"Pak Iskandar wakil ketua DPRD Jatim saat reses di Sumenep menemukan raskin yang tak layak konsumsi. Bahkan, stok Bulog setempat tinggal empat ton.

Padahal, jumlah keluarga sasaran yang tersebar di 27 kecamatan di Sumenep tercatat sebanyak 116.378 keluarga sasaran atau 1.700 ton/bulan," terang anggota FPD DPRD Jatim, Kamis (28/5).

Politikus asal Nganjuk itu khawatir jika kondisi ini dibiarkan dan tak segera ditangani maka dapat mengakibatkan harga beras di pasaran setempat kembali melonjak akibat keluarga miskin beralih membeli beras di pasaran.

"Kalau stok tak mencukupi, otomatis keluarga miskin terpaksa membeli beras standar di pasaran, sehingga harga beras di pasar bisa melonjak," beber Subianto.

Berdasarkan data, lanjut Subianto, kebutuhan raskin di Jatim mencapai 42.862 ton/bulan atau 514.344 ton/tahun untuk 2.857.469 keluarga sasaran. Ironisnya, stok raskin di Bulog Jatim tinggal 649.371 ton. Rinciannya, 396.371 ton merupakan sisa stok tahun lalu, dan 280.000 ton merupakan pengadaan (penyerapan) beras petani pada musim panen 2015.

"Target penyerapan beras petani oleh Bulog Jatim tahun 2015 adalah 750.000 ton. Namun hingga 18 Mei 2015, tercatat hanya 280.000 ton. Ini jelas masih kurang banyak, karena itu kami mendesak supaya Bulog lebih memaksimalkan pengadaan beras petani untuk stok raskin di Jatim," pinta Subianto.

Dia khawatir, stok raskin yang tersedia saat ini tidak mencukupi karena dalam waktu dekat memasuki bulan puasa dan Idul Fitri, dimana biasanya pemerintah menggelar pasar murah atau operasi pasar untuk meringankan beban masyarakat serta menyetabilkan harga kebutuhan pokok. "Kami berharap dolong lebih serius dan memperhatikan persoalan ini," tegasnya.(vic/rdl)

http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/raskin-tak-layak-konsumsi-kinerja-bulog-disoal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar