Jumat, 18 September 2015

Tak Ditebus, 6 Ribu Ton Raskin Sumenep 'Nganggur'

Jum'at, 18 September 2015

Sumenep (beritajatim.com) - Sebanyak 6.749 ton raskin Sumenep 'nganggur' karena tidak ditebus sejak Januari-September 2015. Total pagu raskin untuk 27 kecamatan di Sumenep selama 9 bulan yang semestinya sudah tersalurkan sebanyak 15.711 ton.

"Pagu raskin per bulan untuk 27 Kecamatan kurang lebih 1.754 ton. Tapi memang tidak pernah terserap keseluruhan. Setiap bulannya selalu ada sisa stok yang tidak ditebus. Misalnya untuk Januari, sisa 89 ton lebih. Bulan-bulan berikutnya juga tidak terserap 100 persen," kata Kepala Sub Sarana Bagian Sarana Perekonomian Pemkab Sumenep, Wedi Sunarto, Jum’at (18/9/2015).

Ia menduga, rendahnya realisasi penebusan raskin karena pemerintah desa  kesulitan untuk memberikan talangan dana penebusan. Hal itu disebabkan untuk wilayah Madura, penebusan raskin tidak diperbolehkan dengan sistem modal jaminan (MJ), melainkan dengan sistem cash and carry atau membayar langsung.

"Karena harus membayar langsung saat mengambil raskin, otomatis kan perlu modal. Karena biasanya penerima manfaat baru membayar setelah beras datang. Ini memang yang menyulitkan para kepala desa," terangnya.

Selain itu, lanjut Wedi, masih rendahnya penebusan raskin juga disebabkan molornya tahap awal penebusan karena tidak tersedianya stok di Gudang Bulog. "Waktu itu memang tidak bisa nebus raskin, karena tidak ada stoknya. Pengadaannya yang lambat. Akhirnya penebusan molor," ujarnya.

Wedi memaparkan, realisasi penyaluran raskin terendah yaitu Kecamatan Dungkek. Sejak Maret 2015 tidak melakukan penebusan sama sekali. Disusul Kecamatan Pasongsongan, Masalembu, dan Kangayan yang tidak melakukan pemebusa sejak  Mei 2015.

”Kami terus memacu tim raskin di masing-masing Desa dan Kecamatan untuk melakukan percepatan penyaluran raskin. Karena saat ini stok di Gudang Bulog Sumenep cukup banyak,” pungkasnya. [tem/but]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar