Minggu, 31 Mei 2015

Kecamatan Turunkan Tim Khusus

Sabtu,30 Mei 2015

Ambil Sampel Raskin Stok Lama

KEMBARAN-Keinginan warga penerima jatah beras miskin (Rasikin) di Kecamatan kembaran untuk mendapatkan raskin berkualitas baik, dipastikan belum akan terpenuhi. Pihak pemerintah kecamatan, bahkan memastikan sampai bulan Juni mendatang, masyarakat akan menerima jatah raskin dengan kualitas lama.
Sebab stok raskin di Gudang Bulog dimungkinkan sampai bulan Juni. Namun Pemerintah Kecamatan Kembaran akan menurunkan tim khusus untuk mengambil sampel beras yang didistribusikan di tingkat desa.
Camat Kembaran, Yahya Setiono mengatakan, dalam pembagian raskin yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan pemantauan raskin untuk setiap desa di Kecamatan Kembaran.
Pemantauan dilakukan dengan menurunkan sejumlah petugas khusus untuk mngambil sampel yang ada di tingkat Desa. Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara pasti kualitas raskin yang dibagikan ke seluruh warga Desanya.
“Kita akan melakukan pengambilan sampel raskin yang akan dibagikan ke setiap desa. Sudah ada petugas khusus yang mengurusi masalah raskin. Kita tugaskan untuk pengambilan sampel raskin sekitar dua sendok makan,”jelasnya.
Dia yakin warga tidak akan keberatan. Sebab dari sampel tersebut, nantinya bisa diketahui kualitas raskin di Kecamatan Kembaran yang akan diteliti dan diserahkan ke kabupaten.
Dia mengatakan, dari ke 16 desa di Kecamatan Kembaran, Desa Pliken yang mendapatkan paling banyak dibandingkan dengan desa lainnya. Ada sekitar 675 Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan mendapatkan raskin, dengan jumlah total 10. 125 kilogram.
Pembagian raskin di tingkat desa akan dilakukan secara langsung oleh pihak desa dan Bulog. Pihak kecamatan hanya mejadi fasilitator. Sebab sudah ada jadwal dari setiap desa yang akan menerima raskin bagikan raskin disetiap masing-masing Desa.
“Kita hanya memfasilitasi dan menyampaikan informasi yang perlu disampaikan. Dari kabupaten butuh apa kita siapkan, dan jika dari desa membutuhkan sesuatu kita usahakan,” imbuhnya. (tgr/din)

http://www.radarbanyumas.co.id/kecamatan-turunkan-tim-khusus/

Raskin Jelek, Bulog Sampang Diminta Tanggung Jawab

Minggu, 31 Mei 2015

Sampang (beritajatim.com) - Pendistribusian beras bantuan untuk rakyat miskin (raskin) dari Badan Urusan Logistik (Bolog) Kabupaten Sampang kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSM) diketahui tidak layak dikonsumsi lantaran beras berwarna coklat dan berbau apek. Kondisi ini membuat Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang selaku mitra kerja angkat bicara.

Ketua Komisi IV DPRD Amin Arif Tirtana mengatakan, sebelum melakukan pendistribusian, seharusnya Bulog mengecek beras-beras tersebut. "Kami sudah mengadakan rapat kerja pada bulan April lalu dengan Bulog Subdivre Madura guna tidak mendistribusikan beras raskin yang tidak layak konsumsi. Namun, bulog masih mendistribusikan," kata Amin, Minggu (31/5/2015).

Amin menambahkan, RTSM berhak mengambalikan beras tersebut kepada Bulog dan meminta beras layak untuk dikonsumsi. "Dari pengakuan RTSM, rata-rata beras tersebut dijadikan pakan ayam. Sebab ketika dikonsumsi, mengancam kesehatan RTSM lantaran beras itu bau apek serta warna kecoklatan," ucapnya

Lebih lanjut Amin menyampaikan, guna mempertanggung jawabkan beras raskin tak layak konsumsi itu, Komisi IV berjanji akan melakukan pemanggilan terhadap Bulog dan Dinsosnakertran setempat.

"Dalam waktu dekat ini, kami akan melakukan pemanggilan, agar bisa dipertanggung jawabkan terkait kondisi beras Raskin tak layak konsumsi itu," janji politisi PPP itu.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejumlah RTSM di Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang mengeluhkan kualitas raskin yang diterima tak layak konsumsi. Anehnya lagi, raskin itu berwarna coklat, kotor dan berbau apek. Sehingga RTSM terpakas memilih untuk dijadikan pakan ayam.

Data yang dihimpun beritajatim.com, jumlah penerima raskin di Kabupaten Sampang untuk tahun 2015 kurang lebih sebanyak 108.647 RTSM. [sar/but]

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/239529/raskin_jelek,_bulog_sampang_diminta_tanggung_jawab.html#.VWsJWNLtmko

Sidak Beras Sintetis, Petugas Malah Temukan Raskin Jelek di Bulog Banjar

Sabtu,30 Mei 2015
Kepala Disperindagkop, Soni Harison dan Kabag Ops. Kompol Bambang Riyadi, saat mengambil salah satu sampel beras dari pedagang beras di Pasar Banjar, Jum’at (29/05/2015). Foto: Hermanto/HR.

Kepala Disperindagkop, Soni Harison dan Kabag Ops. Kompol Bambang Riyadi, saat mengambil salah satu sampel beras dari pedagang beras di Pasar Banjar, Jum’at (29/05/2015). Foto: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Setelah sebelumnya pihak Disperindagkop kota Banjar bersama Tim dari Provinsi Jabar melakukan sidak ke Pasar Banjar terkait maraknya peredaran beras sintetis beberapa waktu lalu. Kini, Disperindagkop bersama Polres Banjar melakukan sidak serupa ke pasar Banjar dan gudang Bulog Banjar, Jum’at (29/05/2015).

Sidak dipimpin langsung Kabag Ops. Kompol Bambang Riyadi ini, pertama menyusuri gudang pupuk yang ada disalah satu areal pergudangan di daerah Jelat Pataruman. Kemudian petugas melakukan sidak ke pasar Banjar. Satu persatu kios beras diperiksa, namun hasilnya tidak ditemukan peredaran beras sintetis.

“Di Banjar tidak ditemukan beras mengandung unsur plastik, yang kini meresahkan warga. Untuk itu saya nyatakan Banjar aman dari peredarannya,” ujar Bambang kepada sejumlah awak media.

Setelah pasar Banjar, petugas kemudian menuju gudang Bulog Banjar yang berada di jalan Husein Kartasasmita. Disana juga petugas tidak menemukan keberadaan beras mengandung unsur sintetis atau plastik. Namun, petugas justru menemukan beras berkualitas jelek, berwarna lebam, remuk dan berkutu.

“Disini tidak ada beras plastik. Namun, kami justru menemukan beberapa karung beras berkualitas jelek,” ujar Sukirman, Kabid Perdagangan, Disperindagkop.

Petugas akhirnya meminta kepada pihak Bulog sejumlah sampel beras untuk diperiksa. (Hermanto/R1/HR-Online)

Tertangkap Bawa 1.920 Ton Raskin

Sabtu,30 Mei 2015
FOTO LEBONG

RIMBO PENGADANG – Tertangkap membawa 1.920 ton beras miskin (raskin), Ro (46), warga Desa Ujung Tanjung II Kecamatan Lebong Sakti, kemarin (29/5) sekitar pukul 12.00 WIB diciduk Kapolsek Rimbo Pengadang dan anggotanya. Ro diamankan bersama satu unit mobil pick up Daihatsu Grand Max nopol BD 9310 HB.
Dijelaskan Kapolres Lebong AKBP Zainul Arifin, SE, MH didampingi Kabag Ops Kompol M. Jafar, SH melalui Kapolsek Rimbo Pengadang Iptu L. Naibaho, SH, anggota Polsek Rimbo Pengadang awalnya mendapatkan informasi terkait adanya oknum warga yang sedang mengangkut raskin, untuk dijual ke kabupaten lain. ‘’Anggota langsung melakukan penghadangan,’’ kata Kapolsek.
Selanjutnya Ro yang membawa raskin sendirian itu, langsung diamankan ke Polsek untuk dimintai keterangan. Pengakuan Ro, beras raskin tersebut dikumpulkan selama dua hari belakangan dari warga. Setelah terkumpul, kemarin rencananya seluruh beras tersebut akan dibawa dan dijual ke salah satu gudang beras milik Bd, di Kabupaten Kepahiang.
‘’Menurut pengakuan Ro ini, ia membeli beras tersebut dari warga dengan harga Rp 75 ribu per karung. Masing-masing karung berisi 15 kg raskin. Nantinya beras tersebut akan dijual dengan harga Rp 6 ribu per kg. Saat ini Ro masih menjalani pemeriksaan untuk dimintai keterangan,’’ imbuh Kapolsek.(dtk)

http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/2015/05/30/tertangkap-bawa-1-920-ton-raskin/

Sabtu, 30 Mei 2015

Raskin Tak Layak Konsumsi, Kinerja Bulog Disoal

Jumat, 29 Mei 2015

SURABAYA (BM) - Kondisi beras miskin (Raskin) di Jawa Timur dikhawatirkan kalangan DPRD Jawa Timur. Sebab, di beberapa daerah stok raskin diketahui menipis.  Bahkan dalam dua bulan terakhir di Kabupaten Sumenep,  keluarga sasaran penerima belum mendapatkan jatah karena kondisi raskin sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Subianto mengakui mendapat laporan dari beberapa anggota dewan saat melakukan reses di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.

"Pak Iskandar wakil ketua DPRD Jatim saat reses di Sumenep menemukan raskin yang tak layak konsumsi. Bahkan, stok Bulog setempat tinggal empat ton.

Padahal, jumlah keluarga sasaran yang tersebar di 27 kecamatan di Sumenep tercatat sebanyak 116.378 keluarga sasaran atau 1.700 ton/bulan," terang anggota FPD DPRD Jatim, Kamis (28/5).

Politikus asal Nganjuk itu khawatir jika kondisi ini dibiarkan dan tak segera ditangani maka dapat mengakibatkan harga beras di pasaran setempat kembali melonjak akibat keluarga miskin beralih membeli beras di pasaran.

"Kalau stok tak mencukupi, otomatis keluarga miskin terpaksa membeli beras standar di pasaran, sehingga harga beras di pasar bisa melonjak," beber Subianto.

Berdasarkan data, lanjut Subianto, kebutuhan raskin di Jatim mencapai 42.862 ton/bulan atau 514.344 ton/tahun untuk 2.857.469 keluarga sasaran. Ironisnya, stok raskin di Bulog Jatim tinggal 649.371 ton. Rinciannya, 396.371 ton merupakan sisa stok tahun lalu, dan 280.000 ton merupakan pengadaan (penyerapan) beras petani pada musim panen 2015.

"Target penyerapan beras petani oleh Bulog Jatim tahun 2015 adalah 750.000 ton. Namun hingga 18 Mei 2015, tercatat hanya 280.000 ton. Ini jelas masih kurang banyak, karena itu kami mendesak supaya Bulog lebih memaksimalkan pengadaan beras petani untuk stok raskin di Jatim," pinta Subianto.

Dia khawatir, stok raskin yang tersedia saat ini tidak mencukupi karena dalam waktu dekat memasuki bulan puasa dan Idul Fitri, dimana biasanya pemerintah menggelar pasar murah atau operasi pasar untuk meringankan beban masyarakat serta menyetabilkan harga kebutuhan pokok. "Kami berharap dolong lebih serius dan memperhatikan persoalan ini," tegasnya.(vic/rdl)

http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/raskin-tak-layak-konsumsi-kinerja-bulog-disoal

Walah, Raskin kok Dijual Bebas?

Jumat, 29 Mei 2015

MUNGKID (KRjogja.com) – Di Kabupaten Magelang, sejauh ini memang tidak ditemukan peredaran beras bersintetis. Namun demikian, disejumlah pasar tradisional, ditemukan beras miskin (raskin) yang diperjualbelikan para pedagang.

Sebagian diantaranya, bahkan telah diolah atau dicampur dengan beras lain. Hal itu diketahui dari hasil monitoring tim gabungan Pemkab Magelang yang terdiri dari, Dinas Perdagangan dan Pasar (Disdagsar), Dinas Kesehatan, Sat Pol PP, Dinas Pertanian, BP2KP dan Bagian Perekonomian. Monitoring dilakukan disejumlah pasar tradisional diwilayah ini. Diantaranya Pasar Talun di Kecamatan Dukun, Muntilan, Grabag dan lainnya. Selain menemukan raskin, tim juga menemukan peredaran beras ketan impor dari Vietnam.

“Kami akan tindaklanjuti temuan ini. Kami akan memberikan laporan ke bupati, dengan tembusan ke Dinas Perdagangan Propinsi Jawa Tengah,” kata Kepala Bagian Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Disdagsar Jumat (29/5/2015).

Sementara pemilik Toko Beras Murah Gunung Mas, Dulhadi mengakui, ditokonya ada sebagian beras yang berkutu dan rusak. (Bag)

http://krjogja.com/read/262130/walah-raskin-kok-dijual-bebas.kr

Jumat, 29 Mei 2015

Raskin dari Bulog Dijadikan Pakan Ayam

Kamis, 28 Mei 2015

INILAHCOM, Sampang - Sejumlah warga di Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang mengeluhkan kualitas beras miskin (raskin) yang diterima tiga hari yang lalu.

Beras Raskin tersebut setelah dibuka dari bungkusnya ternyata berwarna coklat, kotor dan berbau apek. Sehingga warga memilih untuk tidak mengkonsumsi dan hanya dijadikan pakan ayam.

Mutiah salah satu warga penerima raskin mengatakan, dengan kualitas beras yang rendah tersebut, dirinya tidak berani untuk mengkonsumsi. Dia khawatir keracunan.

"Seperti ini, warnanya coklat dan apek. Tidak berani saya makan, mending buat pakan ayam saja," kata Mutiah warga Jalan Aji Guning, Kelurahan Gunung Sekar Kecamatan kota Sampang, Kamis (28/5/2015).

Ibu rumah tangga ini menginginkan, pihak Bulog melakukan penarikan dan mengganti beras yang rusak tersebut dengan beras yang lebih bagus.

"Untuk 15 kilogram saya tebus dengan uang 25 ribu rupiah, tapi berasnya jelek. Saya harap diganti dengan yang lebih baik," harapnya.

Sementara itu Dwi Heru Kiswanto selaku Korlap Raskin Bulog Sampang saat dikonfirmasi di kantornya enggan untuk menanggapi adanya kualitas Raskin yang rusak tersebut.

"Menurut surat dari Kepala Bulog Jawa Timur, yang berhak menjawab keluhan itu adalah Kepala Bulok Sub Divre, jadi bukan di Sampang tapi Pemekasan," jelas Dwi Heru Kiswanto saat ditemui sejumlah awak media.

Heru menyatakan, untuk kewenangan dalam menyikapi keluhan warga terkait kualitas raskin yang rusak, itu menjadi ranah Bulog Sub Divre XII Madura di Pamekasan.

Sesuai informasi yang berhasil dihimpun, kuota penerima raskin di Kabupaten Sampang untuk tahun 2015 ini sebanyak 108.647 Rumah Tangga Sasaran. [beritajatim]

http://nasional.inilah.com/read/detail/2208802/raskin-dari-bulog-dijadikan-pakan-ayam

Kasus Raskin di Mabar: Dua Karyawan Bulog Bersaksi di Tipikor

Kamis, 28 Mei 2015

POS KUPANG.COM, KUPANG -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Labuan Bajo mengeluarkan beras untuk masyarakat miskin (Raskin) sesuai usulan pemerintah daerah. Usulan pemerintah biasanya tercantum dalam surat keputusan (SK) bupati.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Logistik Bulog Labuan Bajo, Hanafi, ketika diperiksa sebagai saksi di Pengadilan Tipikor Kupang, Selasa (26/5/2015).
Sidang lanjutan ini dipimpin hakim ketua, Khairulludin, S.H, M.H dengan anggota, Jult M Lumban Gaol, Ak dan Benny Supriyadi, S.H, M.H.
Saksi yang dihadirkan JPU Kejari Labuan Bajo, Onenta Sahid, S.H adalah dua karyawan Bulog Labuan Bajo, yakni Hanafi dan Yohanes Harapan.
Sementara terdakwa adalah Kepala Desa Pong Majok, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Hendrikus Rubin, didampingi Makarius Paskalis Baut, S.H.
Hanafi mengatakan, ia mengetahui persoalan raskin di Pong Majok tahun 2009-2012 melalui dokumen di bulog. Sedangkan soal pengeluaran raskin oleh bulog, ia menjelaskan, biasanya pengeluaran beras berdasarkan usulan dari pemerintah. "Usulan itu tertuang dalam SK bupati. Usulan itu tentu berasal dari desa, kecamatan kemudian disampaikan ke bupati. Bupati kemudian keluarkan SK," jelas Hanafi, seraya menambahkan, penyaluran raskin itu ada juga rekomendasi dari camat diikuti penyetoran dana.
Hanafi merincikan, tahun 2010 ada pengeluaran raskin dari bulog sebanyak empat ton, tahun 2011 sebanyak enam ton, tahun 2012 sebanyak lima ton.
"Penyaluran ini ada berapa tahap?" tanya Khairulludin. Hanafi mengakui, pada tahun 2010 ada dua kali penyaluran, yaitu pada Maret 2010 sebanyak 2.468 kg dan pada Agustus 2010 sebanyak 28 ton lebih. Sedangkan untuk alokasi raskin per kepala keluarga (KK), Hanafi mengakui sebanyak 15 kg.
Dalam kasus ini, ada penyaluran raskin yang diduga tidak sesuai mekanisme sehingga dari jatah raskin sekitar 300 ton hanya disalurkan sekitar 100 ton lebih oleh terdakwa. (yel)

http://kupang.tribunnews.com/2015/05/28/kasus-raskin-di-mabar-dua-karyawan-bulog-bersaksi-di-tipikor

Kamis, 28 Mei 2015

Raskin Tersendat, Pimpinan DPRD Tinjau Langsung Stok di Bulog

Rabu, 27 Mei 2015

Sumenep, 27/5 (Media Madura) – Pendistribusian beras miskin (raskin) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, selama tahun 2015 tersendat-sendat, bahkan diperkirakan masih tersisa 4 bulan yang hingga kini belum diterima masyarakat penerima, entah itu didaratan maupun dikepulauan.

Sementara, alasan yang diberikan oleh Kabag Perkenomian Pemkab Sumenep keterlambatan distribusi lantaran pengiriman dari drive Jawa Timur yang memang terlambat, ditambah kondisi yang banyak dikembalikan karena kualitasnya yang tidak layak makan.

Sehingga, persediaan beras digudang Bulog minim dan selalu kekurangan setiap jadwal distribusi, dimana sumenep membutuhkan kurang lebih 1.745.670 ton untuk sekali distibusi.

Kondisi yang terus dikeluhkan masyarakat tersebut, mendapat respon dari wakil rakyat dengan meninjau langsung stok beras yang ada digudang bulog guna memastikan kendala sebenarnya yang menyebabkan distribusi beras tidak lancar.

“Informasi masyarakat selama 5 bulan ini raskin hanya turun 1 sampai 2 bulan, jadi kami ingin memastikan kondisi dan kendala sebenarnya, mengapa distribusi bisa tersendat-sendat seperti ini,” terang Ketua DPRD Sumenep, Herman Dali Kusuma pada wartawan. (Rosy/Esa)

http://mediamadura.com/raskin-tersendat-pimpinan-dprd-tinjau-langsung-stok-di-bulog/

Beras Raskin Dijual ke Pengepul

Rabu, 27 Mei 2015

MUNGKID— Kualitas beras untuk rakyat miskin dinilai oleh sebagian penerimanya tidak layak konsumsi. Mereka memilih untuk menjual kembali beras subsidi itu dan ditukarkan dengan kualitas yang lebih baik.

Setidaknya hal ini yang ditemukan saat Satuan Reskrim Polres Magelang menggelar sidak untuk memastikan wilayahnya aman dari beras plastik, kemarin. Tim justru menemukan kuintalan beras raksin di pengepul.

“Dari hasil pemeriksaan di beberapa titik di Kecamatan Muntilan kami tidak menemukan adanya beras sintetis itu. Yang kami temukan justru beras-beras raskin di pengepul,” kata Kasat Reskrim Polres Magelang AKP Ismanto Yuwono, kemarin.

Beras raskin itu ditemukan di Toko Beras Murah Gunung Mas Desa Pucungrejo, Muntilan. Di toko itu memang dijual beras-beras dari berbagai jenis. “Ada kuintalan beras raskin tadi,” katanya.

Pihaknya kemudian mengambil sample beras tersebut untuk dditeliti lebih lanjut. Karena ada dugaan beras raskin dioplos dengan beras jenis lainnya. “Kami akan selidiki karena ada dugaan beras raskin dari masyarakat ditampung dan diolah menjadi beras bagus dan kembali dipasarkan,” kata dia.

Sementara itu, pemilik toko, Dulhadi mengaku beras raskin itu didapatkannya dari warga yang tinggal di sekitarnya. Mereka menjualnya seharga Rp 6.200 per kilogramm. Usai distribusi raskin ke wilayah itu, dia biasa mendapatkan sekitar 5 kuiintal beras.

Menurutnya, warga kemudian menambahkan sejumlah uang untuk mendapatkan beras yang lebih baik. “Tidak tahu alasannya. Katanya sih berasnya jelek,” terangnya.

Dulhadi membantah telah mengoplos beras raskin tersebut dengan beras lainnya. “Tidak (dioplos). Yang kami jual di sini hanya beras-beras berkualitas,” tuturnya.

Beras raskin itu, katanya, dijual kembali kepada produsen pembuat tepung karena tidak diminati jika untuk konsumsi sehari-hari. “Biasanya dibuat tepung karena banyak yang tidak mau jika dimasak,” kata dia. Setiap kilogram beras raskin, dia jual seharga Rp 6.500.

Untuk diketahui, di Kabupaten Magelang raskin dibagikan kepada 90.150 keluarga miskin di 267 desa dan lima kelurahan. Bulog Sub Divre Kedu menyiapkan 1.352.250 kilogram untuk kepentingan itu. Setiap keluarga miskin berhak menerima 15 kilogram, dengan harga tebus Rp 1.600/kg.

Kepala Bulog Subdivre Kedu, Fansuri Perbatasari, untuk menjamin kualitas raskin yang disalurkan benar-benar layak konsumsi, kata dia, Bulog terus berupaya melakukan langkah-langkah perbaikan. Di antaranya dengan memperketat dalam proses pengadaan, termasuk pasokan dari para mitra Bulog. “Kalau di lapangan nanti, ternyata ditemukan ada keluarga menerima raskin yang berbau apek atau berkutu, silakan laporkan kepada petugas penyalur. Kami akan siapkan beras pengganti,” tandas Fansuri, dihubungi secara terpisah.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang Yogyo Susaptoyono menilai temuan beras raskin yang dijual tersebut menunjukkan bahwa kualitasnya sangat buruk. Sehingga orang rela menukar tambah dengan beras yang lebih baik.

“Kami minta supaya pemerintah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi peredaran beras bulog dengan kualitas yang buruk. Kasus ini sudah terus berulang namun tidak ada perbaikan yang signifikan,” kata dia. (vie/ton)

http://www.radarkedu.com/mungkid/beras-raskin-dijual-ke-pengepul/

Rabu, 27 Mei 2015

Soal Beras Plastik Temuan Sucofindo dan BPOM Berbeda, kok Bisa?

Rabu, 27 Mei 2015

Jakarta (SI Online) - Pemerintah akhirnya mengumumkan tidak adanya beras plastik yang beredar di Bekasi, Jawa Barat. Pengumuman pemerintah ini berbeda dengan hasil uji laboratorium yang dilakukan Sucofindo.

Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan Laboratorium forensik Polri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian, pemerintah menyimpulkan bahwa tidak ada unsur plastik dalam beras itu.

"Hasil pemeriksaan di Labfor Polri, BPOM, dan Kemendag, Kementan itu negatif. Artinya, tidak ada unsur plastik dari hasil pemeriksaan laboratorium," ujar Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Badrodin Haiti dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Lalu, mengapa hasil tes itu berbeda dengan hasil uji laboratorium Sucofindo sebelumnya yang mengkonfirmasi adanya unsur plastik di beras tersebut? Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan, perbedaan terjadi karena adanya perbedaan interprestasi dari hasil analisis yang dikeluarkan. Sucofindo menggunakan metode kualitatif.

"Hasil tes Sucofindo juga tanpa dikonfirmasi dengan senyawa baku dari bahan plastik yang diduga terkandung dalam sampel analisis," ujar Badrodin.

Selain itu, Badrodin mengungkapkan kemungkinan kedua adalah adanya kontaminasi pada peralatan analisis, yang digunakan dalam proses analisis sampel itu. Atas perbedaan hasil uji ini, Badrodin mengaku masih akan mendiskusikannya dengan peneliti lain.

"Apakah itu memang berdasarkan pada analisis karena metodenya sama, sampelnya sama, kok hasilnya beda. Ini jadi pertanyaan bagi kami, nanti kami akan diskusikan dengan peneliti-peneliti yang ada," ucap dia.

Kepala BPOM Roy Sparingga menjelaskan, pihaknya menggunakan baku banding untuk memvalidasi proses penelitian. BPOM pun menggunakan uji kesetaraan substansi antara beras normal dengan sampel tersebut.

"Kalau mengandung bahan plastik atau yang dilaporkan di Sucofindo, kami juga uji logam berat. Salah satu indikasi ini berhubungan erat, hasil sudah jelas, tidak beda nyata antara beras sampel dengan beras standar," ucap Roy.

BPOM juga telah mencari data apakah kasus beras plastik ini pernah ditemukan di negara lain kepada badan di bawah WHO. Hasilnya pun negatif. Dengan demikian, BPOM menyimpulkan bahwa beras yang ditemukan di Bekasi bukanlah beras plastik karena tak mengandung syntetic polymer.

"Jadi jelas, bahwa masyarakat diimbau tenang. BPOM sudah instruksikan jajaran BPOM di daerah dan seluruh Indonesia untuk kerja sama lintas sektor untuk mengawal kasus ini dan siap untuk menguji jika diduga ada," ujar Roy.

http://www.suara-islam.com/read/index/14384/Soal-Beras-Plastik-Temuan-Sucofindo-dan-BPOM-Berbeda--kok-Bisa-

Bulog Akui Kesulitan Awasi Penjualan Raskin

Rabu, 27 Mei 2015

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Yogyakarta (DIY) kesulitan untuk mengawasi penjualan raskin di tengah-tengah masyarakat. Padahal komoditas khusus tersebut tidak boleh diperjualbelikan secara bebas. Menurut Kepala Bulog DIY, Langgeng Wisnu Adi Nugroho, pengawasan hanya dilakukan sampai tahap pendistribusian.

"Sulit, karena kami harus mendistribusikan 4.325 ton raskin se-DIY setiap bulannya," katanya di Balai Desa Tridadi, Sleman, Rabu (27/5). Ia menuturkan penjualan raskin di masyarakat, mungkin terjadi karena penyaluran beras tersebut tidak tidak tepat sasaran. Sehingga yang menerima adalah mereka yang sudah mampu.

"Dari situ, mungkin mereka menjual raskin pada masyarakat yang lebih miskin," katanya. Hal ini tidak bisa dikendalikan. Sebab jika sudah sampai ke tangan masyarakat, pemerintah dan Bulog sudah tidak berhak lagi untuk memantau raskin. Hingga Maret, serapan gabah dari petani ke Bulog DIY sudah mencapai 18.600 ton, dari kontrak 20 ribu ton. Kebanyakan berasal dari Kulon Progo dan Bantul.

Langgeng menyebutkan belum ada sanksi untuk penjualan raskin ilegal. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Sleman, Untoro Budiharjo menuturkan, jika ada penduduk yang ketahuan menjual raskin, peruntukannya akan dialihkan. "Raskinnya kita cabut, lalu diberikan pada orang yang lebih membutuhkan. Tapi ini harus berdasarkan musyawarah desa," tuturnya.

Di Sleman sendiri ada 60.486 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) raskin. Satu di antaranya, Desa Tridadi dengan jumlah RTSPM berjumlah 678 orang. Jumlah penerima raskin tahun ini sama dengan 2014 lalu.

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/05/27/np030j-bulog-akui-kesulitan-awasi-penjualan-raskin

DPR Dorong Pembentukan Tim Khusus Raskin Oplosan

Rabu, 27 Mei 2015

JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partonan Daulay memandang perlu membentuk tim independen untuk meneliti kebenaran rumor adanya beras untuk rakyat miskin (raskin) bercampur beras plastik di Karawang.

Saleh menilai, harus ada pihak yang memiliki otoritas dan kemampuan khusus meneliti zat-zat yang terkandung dalam raskin yang dimaksud.

"Masalah ini perlu diteliti lebih lanjut. Harus ada pihak independen yang otoritatif memberikan penilaian tentang zat apa sesungguhnya yang terdapat di dalam campuran," kata Saleh, di gedung DPR Jakarta, Selasa (26/5).

Politikus PAN ini mengatakan, sepengetahuannya raskin tidak boleh dicampur dengan bahan apapun. Beras bersubsidi tersebut harus dipastikan aman untuk dikonsumsi oleh warga.

"Raskin itu bukan gratis. Mereka yang menerima raskin kan juga membayar. Meskipun membayar jauh di bawah harga pasar, tetapi mereka tetap menginginkan beras raskin sama dengan yang non-raskin," tegasnya.

Saleh berharap jangan sampai kejadian seperti ini justru membuat warga miskin takut untuk membeli dan mengonsumsi raskin. Bulog pun kata Saleh, harus bertanggung jawab dalam masalah ini. Sebagai penyedia utama raskin, Bulog-lah yang paling tahu tentang mutu dan kualitas raskin.

"Saat ini, Komisi VIII sedang rapat dengan pejabat eselon I Kemensos. Meskipun Bulog yang menyediakan berasnya, namun KPA-nya adalah Kemensos. Karena itu sangat tepat jika pertanyaan juga ditujukan kepada mereka," tandasnya.(fat/jpnn)

Diduga Mengandung Plastik, Raskin Dikembalikan ke Bulog

Selasa, 26 Mei, 2015

KARAWANG, (PRLM).- Sebanyak 4,1 ton beras jatah untuk warga miskin (raskin) yang disinyalir bercampur dengan beras plastik dikembalikan Kepala Desa Pancakarya, Kecamatan Tempuran, ke Subdivre Bulog Karawang. Kepala desa setempat meminta beras tersebut ditukar dengan beras yang dinilai aman dikonsumsi.

Menurut Kepala Desa Pancakarya, Ata Jilun, pengembalian raskin tersebut berawal saat desanya menerima kucuran raskin jatah Mei 2015. Namun saat diperiksa ternyata bentuk beras tidak seperti beras pada umumnya.

“Raskin yang datang ke desa saya bentuknya persegi panjang dan ujungnya tidak lancip. Karena curiga raskin ini bercampur beras plastik, saya tidak membagikannya kepada masyarakat,” ujar Ata, di kantor desa setempat, Selasa (26/5/2015).

Menurut dia, raskin untuk Desa Pancakarya berasal dari gudang Bulog Palumbunsari, Karawang Timur. Beras tersebut semuanya 4,1 ton jatah untuk 274 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM).

Dikatakan, sebelum raskin tiba, warga Desa Pancakarya sempat resah kabar beredarnya beras plastik di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Karawang. Oleh karena itu mereka sangat waspada saat membeli beras di pasar.

“Ketika raskin tiba di kantor desa, kecurigaan warga terhadap beras plastik masih kuat. Akibatnya mereka memeriksa raskin tersebut karung demi karung. Ketika mengetahui bentuk beras agak ganjil, warga menolak menerima raskin tersebut,” papar Ata.

Dalam kesempatan tersebut, Ata mengaku bersyukur karena raskin bisa ditukar dengan beras lain yang lebih bagus kualitasnya. Sebab, Perum Bulog Subdivre Karawang bersedia mengganti raskin yang ditolak warga itu.

Menanggapi hal itu, Kepala Suplai Perum Bulog Karawang, Nolly, mengungkapkan, raskin yang didistribusikan kepada warga melalui Perum Bolog kondisinya layak konsumsi dan terjamin dari beras plastik.

“Pada dasarnya kualitas beras kami jamin dan layak konsumsi. Tapi kalau sekirannya warga menolak beras tersebut, kami siap mengganti. Berapa pun silakan dikembalikan untuk diganti,” paparnya. (Dodo Rihanto/A-88)***

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/05/26/328702/diduga-mengandung-plastik-raskin-dikembalikan-ke-bulog

Selasa, 26 Mei 2015

Warga Mataram Mengaku Menanak Beras 'Aneh'

Selasa, 26 Mei 2015

Usai dimasak, nasinya seperti mentah dan lengket serta rasanya aneh

 VIVA.co.id - Seorang warga di lingkungan Dasan Agung Bawak, Kelurahan Selaparang Mataram, mengaku telah menanak beras dengan rasa yang aneh. Pengakuannya, saat menjadi nasi, justru tetap berbentuk seperti mentah dan memiliki tekstur yang lengket dan rasa yang tak enak di lidah.

"Pikir saya, tidak ada yang salah dengan cara saya memasaknya. Tapi hasil nasinya kok jadi gini, terasa ndak matang dan masih ada renyahnya kayak beras mentah," ujar Sofian, yang kini sudah melaporkan beras miliknya tersebut ke kepolisian setempat, Selasa 26 Mei 2015.

Awalnya, kata Sofian, keluhan rasa aneh pada beras yang ditanak keluarganya itu muncul dari keluhan anaknya yang mengatakan nasi sarapannya tak enak. Ia mengakui, sesaat sebelum menanak memang ada perbedaan tekstur pada bulir beras yang baru saja dibelinya dari pedagang setempat.

Meski begitu, karena ia tak memahami perihal dugaan beras palsu yang sedang marak, Sofian pun tetap menanak beras tersebut. "Anak saya, bilang nasinya ndak enak, terus saya cicip, kok rasanya aneh gitu," katanya.

Menurut Sofian, seperti layaknya menanak nasi dalam keseharian. Ia meyakini, tidak ada perubahan tata cara memasak. Namun, entah mengapa, beras yang sudah ditanaknya tersebut justru janggal.

Untuk itu, ia pun berinisiatif untuk melaporkan berasnya tersebut ke Polda Nusa Tenggara Barat. Hingga kini, beras miliknya sudah diambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium. (asp)

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/630518-warga-mataram-mengaku-menanak-beras--aneh-


Legislator Demokrat Usul Bubarkan Bulog karena Raskin Buruk

Selasa, 26 Mei 2015

"Gantinya bikin satu institusi yang memang Pemerintah punya otoritas."

 
VIVA.co.id - Anggota Komisi VIII DPR RI, Khatibul Umam Wiranu, mengeluhkan kualitas buruk beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang distribusikan Badan Urusan Logistik (Bulog). Beras yang berkualitas rendah itu sudah merata tersebar di seluruhan wilayah Indonesia.

"Ini Bulog memang sudah tidak punya kemampuan menjadi buffer stock (penyangga pasokan) kebutuhan beras nasional. Ini di luar urusan beras plastik. Hampir semua raskin di semua kabupaten, entah 50 atau ada 70 persen, sudah tidak layak konsumsi. Itu harus diakui," katanya di kompleks Parlemen di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2015.

Legislator Partai Demokrat itu menuding Bulog tidak bertanggung jawab dengan peredaran beras tidak layak konsumsi. Padahal lembaga itu bertanggung jawab atas stok dan kualitas beras yang dikonsumsi masyarakat.

“Saya sependapat dengan beberapa pengamat ekonomi: Bulog dibubarin saja. Gantinya bikin satu institusi yang memang Pemerintah punya otoritas. Ini katanya pemerintah tidak punya otoritas, karena Bulog bukan perum (perusahaan umum) lagi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa pendapatnya mengenai pembubaran Bulog bukan dilandasi emosi atau reaksi sesaat semata. Menurutnya, usulan itu justru untuk meningkatkan kualitas pangan yang dikonsumsi masyarakat.

"Pembubaran bukan karena kami emosi, tapi supaya Pemerintah tidak menghindar dari tanggung jawab, tidak lepas tangan. Bulog, kan, sudah PT (perseroan terbatas), tanggung jawab Pemerintah di mana," katanya.

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/630364-legislator-demokrat-usul-bubarkan-bulog-karena-raskin-buruk

Seluruh Raskin yang Telanjur Beredar Ditarik

Selasa,26 Mei 2015

PATI – Seluruh beras untuk warga miskin (raskin) di Pati, alokasi bulan ini (Mei) yang tidak layak dikonsumsi, akhirnya ditarik. Dari upaya penarikan tersebut, selanjutnya akan diproses lagi dengan cara diblower sehingga bersih dari banyaknya campuran menir, kutu maupun ulat.

Dengan demikian, setelah beras tersebut kembali bersih tetap bisa dikonsumsi. Tetapi penarikan beras hanya dilakukan untuk diberikan ganti bila sampai saat ini belum dibagikan kepada warga miskin yang berhak, atau masih berada di balai desa.

Hal tersebut ditegaskan Kepala Bulog Sub-Divre II Pati, Khozin, dalam rapat kordinasi dengan Bupati Haryanto bersama staf jajaran terkait, termasuk para camat se-Kabupaten Pati, di ruang rapat Pragola, Jumat (22/5) lalu.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Haryanto tidak ingin mencari kesalahan, atau siapa yang harus bertanggung jawab. Prinsipnya pemerintah memberikan subsidi raskin agar bisa dikonsumsi oleh yang berhak, dan penyaluran raskin yang tidak layak dikonsumsi itu tidak kembali terulang.

Atas penegasan Bupati Haryanto tersebut, Kepala Bulog Sub- Divre II Pati, Khozin menegaskan, upaya penyelesaian yang ditempuh adalah menarik raskin tersebut.

Semua biaya yang timbul atas hal itu menjadi tanggungan pihaknya, dan bila timbul masalah lain juga siap menerima pengaduan setiap saat melalui telepon.

Sebab, pihaknya merasa bertanggung jawab secara langsung atas hal tersebut karena mendapat perintah dari pusat dalam pengadaan Tahun 2014. “Bulog Sub- Divre II Pati waktu itu mendapat alokasi target pengadaan sebanyak 146.000 ton,” ujarnya.

Keberatan

Waktu itu, katanya lagi, pihaknya merasa keberatan mengingat kapasitasa gudang yang dimiliki hanya mempunyai daya tampung sebanyak 40.000 ton.

Sedangkan dari target sebanyak itu tercapai sebanyk 98.000 ton, yaitu untuk pemupukan stog nasional agar tidak impor beras, karena dalam sejarah Pati memang merupakan penyuplai beras nasional.

Akan tetapi kondisi kapasitas daya tampung gudang yang tidak seimbang, sehingga harus memanfaatkan gudang-gudang filial milik mitra kerja.

Kendati demikian, untuk hasil pengadaan Tahun 2014 sampai sekarang belum seluruhnya bisa keluar. Akibatnya dalam kurun waktu selama satu tahun itu, kondisi beras yang tersimpan dalam gudang mulai mengalami pelapukan.

Sampai sekarang pihaknya masih mempunyai sisa stok pengadaan Tahun 2014 sebanyak 4.300 ton, dan sudah dimintakan agar bisa dibagikan ke Banyumas dan Tegal 1.500 ton, serta untuk alokasi raskin yang masih harus berlangsung dua bulan lagi Berkait dengan penarikan sisa stok tersebut sudah dilakukan sebanyak 300 ton yang berada di luar gudang Bulog.

Karena itu, pihaknya belum bisa menyalurkan pengadaan beras baru Tahun 2015 yang sekarang baru mencapai 20.000 ton, tapi untuk nsementara sudah dihentikan. (ad-86)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/seluruh-raskin-yang-telanjur-beredar-ditarik/

Senin, 25 Mei 2015

Cari Beras Palsu, Malah Dapat Tiga Ribu Ton Beras Rusak

Senin, 25 Mei 2015

Beras ini adalah jatah raskin untuk wilayah Tapanuli Tengah.

VIVA.co.id - Dewan perwakilan rakyat Daerah Sibolga Sumatera Utara, menemukan 3 ribu ton beras tak layak konsumsi tersimpan di dalam gudang Badan Urusan Logistik Sibolga, Sumatera Utara. Beras miskin ini ditemukan dalam kondisi lapuk dan hampir berbentuk tepung.

"Awalnya kami ingin memeriksa beras plastik. Tapi malah menemukan beras yang tak layak konsumsi sebanyak ini (3 ribu ton)," ujar Wakil Ketua DPRD Sibolga Jamil Zeb Tumory, Senin 25 Mei 2015.

Beras yang dikemas dalam karung berukuran 15 kilogram itu, didapat dari Tuban Jawa Timur. Diketahui, beras ini sudah selama setahun digudangkan di Jawa Timur sebelum dikirim ke Sibolga.

"Kami minta ke Bulog untuk tidak didistribusikan. Kondisi beras-beras ini sudah betul-betul tak layak konsumsi," ujarnya.

Sementara itu, Kansilog Bulog Sibolga Rusli, membantah bila 3 ribu ton raskin tersebut tak layak konsumsi. Menurutnya, beras yang telah dibeli bulog tersebut, memang bukan beras premium.

"Beras ini layak konsumsi. Kalau soal kondisinya yang patah-patah, karena memang mutunya demikian. Ini kan bukan kelas premium, jadi wajar seperti ini," ujar Rusli.


Syaren Situmorang/Sumatera Utara

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/629713-cari-beras-palsu--malah-dapat-tiga-ribu-ton-beras-rusak

Disebut Pemasok Beras Plastik, Pemkab Pati dan Bulog Kalang Kabut

Minggu, 24 Mei 2015

PATI – Ditemukannya beras plastik di Desa Karangwuni, Rongkop, Gunungkidul, yang diduga berasal dari Pati, membuat beberapa pihak di Kabupaten kalang kabut. Pemkab maupun Bulog langsung melakukan pengecekan, kebenaran informasi tersebut.

Termasuk memeriksa UD Wijaya Pati, yang disebut sebagai pihak yang menyalurkan beras plastik ke daerah Gunungkidul tersebut. Sabtu (23/5/2015) hari ini Bulog Sub Divre II Pati pun langsung mengeluarkan bantahan.

Kepala Bulog Sub Divre II Pati Khozin menyatakan, beras plastik yang ditemukan di Gunungkidul tersebut, bukan berasal dari rekanan Bulog di Pati.

“Saat ini kami sedang melakukan pengecekan di sejumlah tempat, termasuk UD Wijaya. Tapi, kami pastikan dugaan beras plastik yang berasal dari Pati bukan dari rekanan kami,” ujar Kepala Bulog Sub Divre II Pati Khozin saat dihubungi Koran Muria, Sabtu (23/5/2015).

Ia mengatakan, sejak isu beras plastik beredar, pihaknya sudah memperketat penyerapan beras dari pihak rekanan. Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan penyortiran lebih ketat, di setiap karung beras yang masuk di Bulog.

“Sekali lagi, kami pastikan beras yang diduga dicampur plastik yang ditemukan di Yogyakarta itu bukan dari rekanan kami,” terangnya.

Sementara itu, keberadaan distributor beras UD Wijaya Pati yang diduga mendistribusikan beras bercampur bahan sintetis di Desa Karangwuni, Rongkop, Gunungkidul masih belum diketahui. Bupati Pati menyatakan, pihaknya akan langsung bergerak dengan adanya isu itu.

“Kami bersama dengan dinas terkait akan segera melakukan inspeksi dadakan (sidak) dan kroscek di semua rekanan pemerintah, termasuk UD Wijaya,” ujar Bupati Pati Haryanto.

Kendati begitu, pihaknya masih belum bisa memastikan keberadaan distributor beras UD Wijaya. Ia mengaku sedang berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari keberadaan UD Wijaya yang saat ini masih belum diketahui.

“Ya, kami akan menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan kroscek dan sidak di lapangan terkait adanya isu beras sintetis yang dipasok dari Pati,” pungkasnya.

Diberitakan,  Sunarmo warga Duwet, Karangwuni, Rongkop menemukan beras yang dibelinya tercampur beras plastik. Beras tersebut diduga didistribusikan pedagang dari wilayah Pati.

Di sisi lain, isu beredarnya beras campuran berbahan plastik membuat sejumlah pedagang beras waspada. Mereka punya beberapa cara untuk mengantisipasi masalah tersebut.

Salah satunya, Nur Hidayah (56), pedagang beras asal Desa Langenharjo, Kecamatan Margorejo. Saat ini, ia hanya mengambil beras dari petani lokal.

Dengan begitu, ia tahu tempat penggilingan, termasuk petani dan gabah yang diambil. “Saya mengambil beras langsung dari para petani yang panen di tempat penggilingan beras. Jadi, tidak mungkin ada beras plastik,” paparnya.

Kendati begitu, ia tetap berhati-hati dengan penjual beras yang belum dikenalnya. “Biasanya kalau ada stok beras, saya cek langsung sample dari karung. Kalau baik, saya langsung ambil,” tandasnya.

(LISMANTO/ALI MUNTOHA)
http://www.koranmuria.com/2015/05/23/2680/disebut-pemasok-beras-plastik-pemkab-pati-dan-bulog-kalang-kabut.html


Minggu, 24 Mei 2015

Ingin Murah, Beras Raskin Jadi Murahan

Sabtu, 23 Mei 2015

JAKARTA - Pemerintah harus memperhatikan kualitas dari beras Raskin. Pasalnya kualitas dari beras raskin akan memberikan dampak besar terhadap inflasi.
‪Peneliti Senior Pusat Studi dan Kawasan UGM, Mochammad Maksum Machfoedz, mengatakan bahwa kualitas raskin harus betul-betul diperbaiki pemerintah. Hal ini lantaran secara volume, relasi antara beras raskin dan inflasi akan semakin relevan.

Menurutnya, jumlah penerima raskin bisa mencapai 20-30 persen dari jumlah total kepala keluarga (KK) dengan jatah bulanan sebesar 15 kilogram (kg) per KK.‬

‪"Raskin indentik untuk makan orang miskin, kriterianya adalah Midle Quality of rice atau kualitas medium, Kalau anggarannya dipepet-pepetkan akhirnya berasnya jelek, sehingga tidak bisa dimakan," kata dia dalam dialog TerasKita, di Senayan, Jakarta, Sabtu (23/5/2015).

Menurutnya, realitas raskin di lapangan sangat memprihatinkan, hal ini terbukti dengan seringnya terdeteksi kasus raskin yang tidak memenuhi syarat seperti rasnguk, rasmuk, rastu, beras penguk, beras remuk dan beras berkutu. Akibatnya sejumlah raskin yang dijual tidak dapat dikonsumsi.‬

"Tujuan raskin supaya orang bisa makan dengan beras murah, tapi apa daya, rakyat miskin pada akhirnya membeli beras mahal, untuk mendapatkan makanan yang baik," tuturnya.

(mrt)

http://economy.okezone.com/read/2015/05/23/320/1154189/ingin-murah-beras-raskin-jadi-murahan

Sabtu, 23 Mei 2015

Terlibat Raskin, Kades Disidang

Jumat, 22 Mei 2015
 
PAMEKASAN – Kasus dugaan korupsi yang melibatkan Kepala Desa Toket, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mulai disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya.

“Berkasnya sudah kami serahkan ke Pengadilan Tipikor di Surabaya, bahkan sudah disidangkan. Pekan ini agendanya pemeriksaan saksi-saksi,” kata Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Pamekasan Agita Tri Moertjahjanto, di Pamekasan, Rabu.

Kades Toket, Kecamatan Proppo, Pamekasan yang menjadi tersangka kasus penggelapan raskin itu bernama Isnaini.

Kasus ini diusut pihak Kejari Pamekasan berdasarkan laporan yang disampaikan masyarakat penerima bantuan ke lembaga penegak hukum itu.

Atas laporan itu, tim penyidik Kejari Pamekasan lalu melakukan penyelidikan, dan memeriksa warga penerima manfaat dalam bantuan raskin itu.

“Ada 30 orang yang kami mintai keterangan, dan semuanya mengaku memang tidak pernah menerima raskin selama Isnaini menjabat sebagai Kades,” kata Agita.

Jatah bantuan raskin yang digelapkan tersangka Isnaini itu berlangsung sejak 2011 sampai tahun 2013.

Ia menjelaskan, jumlah penerima bantuan raskin 2011 sebanyak 852 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM), tahun 2012 sebanyak 676 RTS-PM dan pada 2013 sebanyak 576 RTS-PM.
Berdasarkan cacatan Antara, Kepala Desa Toket ini merupakan salah satu dari tiga kepala desa yang telah diproses hukum oleh tim penyidik Kejari Pamekasan karena terlibat korupsi bantuan raskin.

Dua kepala desa lainnya, masing-masing Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Moh Urip dan Kepala Desa Larangan Slampar, Kecamatan Tlanakan, Mustahep.

Kasus yang dilakukan dua kepala desa ini sama dengan kasus yang dilakukan Isnaini, yakni tidak memberikan jatah bantuan raskin kepada warga penerima bantuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan masyarakat yang disampaikan ke DPRD Pamekasan sepanjang 2009 hingga 2014, penggelapan bantuan beras bagi warga miskin ini terjadi di semua desa, yakni 147 desa dan 11 kelurahan di Kabupaten Pamekasan.

Dari jumlah itu, baru tiga kepala desa yang kini diproses hukum oleh tim penyidik Kejari Pamekasan, sedangkan 144 kades lainnya masih menunggu giliran.

(ANT/ABD AZIZ)

http://www.koranmadura.com/2015/05/22/terlibat-raskin-kades-disidang/

Jumat, 22 Mei 2015

Polisi Diminta Usut Kecurangan Penyaluran Raskin

Jumat, 22 Mei 2015

MATARAM, MATARAMNEWS.co.id -- Penyaluran beras miskin (raskin) oleh Bulog diduga banyak terjadi kecurangan, mulai dari pengurangan hingga kondisi raskin yang disalurkan ke masyarakat. Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI meminta agar pihak kepolisian turun tangan dalam menangani penyaluran raskin.

"Polisi harus bertindak untuk menangkap pihak-pihak yang melakukan pengurang berat timbangan raskin itu", kata Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba SH didampingi sejumlah anggota Komite II diantaranya dari dapil NTB, H Suhaimi Ismy, ketika ditemui sesaat setelah pertemuan dengan pihak Bulog Divre NTB, Kamis (21/5/2015).

Menurut dia, kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab itu dianggap sudah sangat keterlaluan, pasalnya aksi curang dengan mengurangi berat raskin yang diterima oleh masyarakat itu sudah sangat merugikan.

"ini merugikan masyarakat, pelaku-pelaku raskin ini kok masih ada yang menari diatas penderitaan orang miskin", ujarnya.

Pengurangan berat raskin itu, dibenarkan oleh anggota DPD RI dapil NTB H Suhaimi Ismy. Disebutkan, pengurangan berat raskin yang disalurkan kepada masyarakat tersebut pernah ditemukan di lapangan. "Hampir semua karung-karung raskin ada bekas tusukan", ucapnya.

Temuan itu menurut H Suhaimi, ditemukan saat turun ke masyarakat di sekitar Lombok Tengah. Karena itu, dia meminta kepada pihak Bulog dan Kepolisian untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat.

Terkait temuan itu, Kepala Bulog Divre NTB membantah. Pihaknya mengaku dalam penyaluran raskin telah melakukan pengawasan yang sangat ketat. "Setiap raskin yang keluar dari gudang, kami timbang. Jika ada oknum kami yang melakukan itu (pengurangan berat raskin-red), maka kami akan langsung pecat", tegasnya.

Menurut dia, pihaknya sudah komitmen terhadap kondisi dan volume raskin yang disalurkan ke masyarakat penerima. Jika kondisi raskin kurang baik, pihaknya siap untuk mengganti.

http://mataramnews.co.id/nusa-tenggara-barat/item/4738-polisi-diminta-usut-kecurangan-penyaluran-raskin

Warga Pantura Keluhkan Beras Raskin Bubuk

Kamis, 21 Mei 2015

SUBANG,TVBERITA.COM-Warga pantura Subang keluhkan beras raskin yang dibagikan Bulan Mei. Beras raskin yang dibagikan sejak dua hari lalu hingga saat ini masih berlangsung dibeberapa kecamatan diwilayah Pantura Subang. Kualitas beras yang diterima warga kondisinya bubuk.
Iis Isnaini salah seorang warga Pamanukan mengatakan” kualitas raskin yang dibagikan pada bulan mei ini memang kualitasnya layak konsumsi namun sayang berasnya banyak yang bubuk sehingga bila dimasak nasinya jadi kurang mengembang bahkan seperti bubur”

Kami selaku warga meminta  kepada Badan Urusan Logistik Subang untuk memperbaiki kualitas beras raskin tersebut pada depan jangan sampai kondisinya sama seperti sekarang bubuk berasnya ”ujar Iis kepada Koran berita kamis(21/5).

Senada juga dikatakan oleh Anis “ Beras raskin bulan mei ini kualitasnya  bagus, putih tidak bau dan tidak berkutu, cuman sayang berasnya  bubuk jadi kalau dimasak kemungkinan bisa menjadi bubur”katanya

Sementara itu Kabulog Subang, Dedi Supriadi mengatakan” Beras raskin yang dibagikan untuk warga miskin mulai bulan Mei ini merupakan beras hasil panen rendeng tahun 2015 kualitasnya sangat baik, putih, tidak bau dan tidak berkutu, sehingga sangat layak untuk dikonsumsi”katanya

Perihal beras yang diterima warga sebagian ada yang bubuk atau banyak patahan, kemungkinan itu terlalu lama ditumpuk digudang-gudang buolog sehingga saat didistribusikan  ke warga jadi seperti itu kondisinya”ujar Dedi

Namun kita pihak Bulog Subang menjamin tidak semua beras yang diterima warga kondisinya bubuk, sebab sejauh ini belum ada keluhan dari warga lainnya perihal beras bubuk jadi mungkin hanya sebagia kecil saja yang menerima beras dalam kondisi seperti itu”ungkapnya

Sebenarnya warga bisa menukarnya ke gudang Bulog terdekat  jika menerima beras kondisinya seperti itu bubuk dan kedepan kami berjanji akan menjaga kualitas raskin ini dengan baik sehingga sebagian kecil warga yang menerima raskin bubuk tidak terulang lagi”tuturnya

Pihak bulog Subang saat ini masih terus focus membeli beras petani untuk memenuhi target pengadaan beras sebanyak 40 ribu ton dan sejauh ini baru menampung sekitar 13 ribu ton dan sudah mulai didiistribusikan kemasyarakat dalam bentuk penyaluran beras raskin”pungkasnya. (Ahy)

Kualitas Jelek, 60 Ton Raskin Dikembalikan ke Bulog Jatim

Kamis, 21 Mei, 2015


PortalMadura.Com, Sumenep – Sebanyak 60 ton beras jatah untuk warga kurang mampu (raskin) dikembalikan oleh Bulog Sumenep, Madura, ke divre Bulog Provinsi Jawa Timur pada pengiriman terakhir bulan Mei 2015.

“Beras yang dikembalikan itu karena kualitasnya jelek. Berasnyanya patah atau hancur, makanya dikembalikan lagi,” kata Moh Hanafi, Kabag Perekonomian, Pemkab Sumenep, Kamis (21/5/2015).

Hanafi menyampaikan, sesuai kometmen pemerintah Kabupaten Sumenep dan Bulog, jika raskin yang dikirim Divre Bulog Jatim tidak sesuai standart atau jelek, akan mengembalikan untuk diganti.

“Kami sudah sepakat, kualitas raskin harus bagus. Kalau jelek akan dikembalikan,” tuturnya.

Selain jelek, pengiriman raskin ke Sumenep sejak Januari 2015 tersendat-sendat. Tersendatnya pengiriman raskin ini baru terjadi setelah pengadaan beras diambil alih oleh Divre Bulog Jatim. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah terjadi.

“Kondisi ini masih tertolong oleh para petani yang habis panen,  sehingga kebutuhan masyarakat terhadap raskin belum terasa,” katanya.

Total penerima manfaat di Kabupaten Sumenep tahun 2015 mencapai 116.378 rumah tangga sasaran (RTS). Sedangkan kebutuhan raskin mencapai 1.745.090 ton perbulan. (arifin/choir)

http://portalmadura.com/kualitas-jelek-60-ton-raskin-dikembalikan-ke-bulog-jatim-32287

Kamis, 21 Mei 2015

Jangan-jangan, Raskin Juga Dicampur Beras Plastik

Kamis, 21 Mei 2015

JAKARTA - Para politikus di Senayan juga khawatir dengan maraknya peredaran beras plastik. Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay bahkan curiga beras plastik dicampur dengan beras untuk rakyat miskin (raskin).

Karena itu, politikus PAN tersebut meminta Kementerian sosial melakukan pengawasan terhadap beras raskin. Langkah itu sangat penting agar beras plastik tidak terdistribusikan kepada 15,5 juta penerima raskin.

"Kementerian sosial semestinya segera berkordinasi dengan Bulog. Sebagai KPA (kuasa pengguna anggaran) program raskin, kemensos memiliki hak untuk mengecek mutu dan kualitas beras yang didistribusikan ke masyarakat," kata Saleh di gedung DPR Jakarta, Kamis (21/5).

Kekhawatiran bercampurnya beras plastik ke dalam raskin dinilai bukan sesuatu yang berlebihan. Pasalnya, beras plastik sudah beredar di pasaran. Artinya, tak tertutup kemungkinan ada pihak yang ingin mengeruk keuntungan dengan mencapur beras plastik.

"Sejauh ini memang belum ada laporan. Walau demikian, harus dipastikan bahwa beras raskin betul-betul bebas dari beras sintetis. Beras subsidi yang menggunakan uang negara itu harus dipastikan bisa membantu masyarakat miskin. Jangan sampai malah membawa penyakit dan gizi buruk serta menimbulkan masalah baru," tegas politikus asal Sumatera Utara ini. (fat/jpnn)

Ganjar: Tolak Raskin Jelek, Minta Ganti yang Bagus

Kamis,21 Mei 2015

JAKARTA – Gubernur Ganjar Pranowo meminta masyarakat jangan mau menerima jatah beras untuk masyarakat miskin (raskin) jelek. Bahkan dia meminta warga berani mengembalikan dan meminta ganti beras yang bagus.

‘’Kembalikan minta ganti yang bagus,” ujar Ganjar Pranowo dihubungi Rabu, (20/5). Hal itu diungkapkan menanggapi keluhan masyarakat Pati terhadap temuan raskin yang tak layak konsumsi. Raskin berkualitas jelek ternyata masih diterima sebagian masyarakat Purbalingga.

Komisi III DPRD Purbalingga baru- baru ini menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat jika raskin yang mereka terima berkualitas jelek pada Mei ini. Raskin sudah bau dan kurang layak konsumsi. Masyarakat di Pati meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Pati, untuk menjelaskan temuan beras miskin yang tak layak konsumsi.

Penjelasan itu, untuk menghindari temuan itu, menjadi isu daerah yang meresahkan masyarakat. Temuan raskin tak layak konsumsi di wilayah Kabupaten Pati, kali pertama diketahui saat Bupati Pati, Haryanto saat melakukan monitoring di Desa Tluwah, Kecamatan Juwana, belum lama ini.

Bupati Haryanto memerintahkan Kades se-Kabupaten Pati, bila ada temuan raskin tidak layak konsumsi untuk menahannya sementara waktu. Lebih lanjut Ganjar menyatakan akan meilakukan kontrol terhadap sirkulasi raskin dengan first in first out (FIFO). Intinya yang pertama masuk akan dikeluarkan pertama.(di-90)

Saleh Daulay: Kementerian Sosial Harus Awasi Mutu Beras Raskin

Kamis, 21 Mei 2015
 

RMOL. Kementerian Sosial harus mengawasi beras raskin seiring dengan maraknya peredaran beras sintetik di pasaran.

Pengawasan tersebut sangat penting agar beras sintetik tersebut tidak terdistribusi kepada 15,5 juta penerima raskin. Beras bersubsidi itu harus layak konsumsi dan tidak bercampur aduk dengan beras sintetik.

"Kementerian Sosial semestinya segera berkordinasi dengan Bulog. Sebagai KPA (kuasa pengguna anggaran) program raskin, Kemensos memiliki hak untuk mengecek mutu dan kualitas beras yang didistribusikan ke masyarakat," kata Ketua Komisi VIII, Saleh Partaonan Daulay, dalam keterangan beberapa saat lalu  (Kamis, 21/5).

Saleh menilai, kekhawatiran bercampurnya beras sintetik ke dalam raskin bukan sesuatu yang berlebihan. Pasalnya, di pasar terbuka saja, beras sintetik banyak ditemukan. Karena itu, tentu tidak tertutup kemungkinan jika ada saja pihak yang ingin mencari keuntungan dengan memasukkannya ke dalam raskin.

"Sejauh ini memang belum ada laporan. Walau demikian, harus dipastikan bahwa beras raskin betul-betul bebas dari beras sintetik. Beras subsidi yang menggunakan uang negara itu harus dipastikan dapat membantu masyarakat miskin. Jangan sampai beras raskin justru membawa penyakit dan gizi buruk serta menimbulkan masalah baru," ungkap Saleh.

Saleh percaya, Kementerian sosial mampu melakukan pengecekan dan pengawasan secara cepat mengingat jaringan luas yang dimilikinya sampai ke tingkat kelurahan dan desa. Dan sebelum beras sintetik betul-betul bersih dari peredaran, pengawasan harus tetap dilakukan secara berkala.

"Dengan demikian, beras yang didistribusikan ke masyarakat miskin dapat dipastikan benar-benar layak konsumsi," demikian Saleh. [ysa]

http://www.rmol.co/read/2015/05/21/203473/Saleh-Daulay:-Kementerian-Sosial-Harus-Awasi-Mutu-Beras-Raskin-

Bulog Buruk, Orang Miskin Makin Terpuruk

Rabu, 20 Mei 2015

Tuban – Aktifis dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban juga melakukan aksi yang sama dengan sejumlah aktifis lainya. Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) mereka menyuarakan buruknya kualitas beras bulog. Rabu, 20 Mei 2-15

Sambil metenteng sejumlah poster, pendemo ini membawa beras bulog seberat 15 kg dan ayam, sebagai simmbol bahwa beras bulog yang di distribusikan kepada sejumlah warga miskin hanya layak di makan ayam.

Sebab kualitas beras bulog selama ini di nilai mereka sangat tidak layak untuk di konsumsi manusia, akan tetapi pemerintah tetap saja mendistribusikan beras tersebut kepada masyarakat yang menerima subsidi.

“beras ini sangat tidak layak untuk di konsumsi manusia, akan tetapi lebih layak di makan ayam. Lihat kualitas beras yang sangat jelek, berwarna kekuningan, sungguh sangat ironi sekali masyarakat miskin di bumi kita ini,” teriak Wawan dalam orasinya, sambil menujukan beras yang di bawanya.

Sambiul berorasi perwakilan pendemo juga membagikan beras bulog yang dibungkus plastik kecil, dibagikan pekada aparat keamanan yang bertugas menjaga aksi tersebut.

Usai membagikan beras, pendemo kemudian membuang beras 1 zak tersbut fi depan kantor gedung DPRD Tuban sebagai simbo, bahwa DPRD juga tidak becus dalam membawa aspirasi dari masyarakat yang banyak mengeluhkan kualitas beras bulog.

Sehingga jangan di salahkan jika masyarakat miskin yang menerima sembako menjualnya kembali dan menukarkan beras yang lebih baik kualitasnya karena akibat sangat buruknya kualitas Bulog.

Sesaat kemudian, ketika mereka berorasi, sejumlah aktifis dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Partai Rakyat Demokratik (PRD) juga mendatangi tempat yang sama, sehingga aktifis dari berbagai elemen ini sempat bergabung dan menyerukan tuntutan mereka masing.

http://www.suarapos.com/news/politik-pemerintahan/item/875-bulog-buruk,-orang-miskin-makin-terpuruk.html

Rabu, 20 Mei 2015

Kumpulkan Alat Bukti Raibnya Beras Bulog, Kejaksaan Geledah Kantor Bulog

Rabu, 20 Mei 2015

Pamekasan, 20/5 (Media Madura) – Kejaksaan Negeri (Kajari) Pamekasa, Madura, Jawa Timur, menggeledah kantor Bulog sub divre XII Madura. Penggeledahan dilakukan guna mengumpulkan alat bukti baru dalam kasus raibnya beras bulog sebanyak 1.504,7 ton.

Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kajari Pamekasan, Agita Try Murcahyanto mengatakan, untuk mengungkap alat bukti baru dalam kasus itu, Kejaksaan harus melakukan beberapa langkah penyidikan termasuk menggeledah kantor Bulog.

“Penyidik Kejaksaan melakukan penggeledahan, kan biasa, wajar. Untuk mengungkap alat bukti apa aja. Kan bisa. Inikan membuat terang dalam hal penyidikan dilakukan penggeledahan,” katanya kepada mediamadura.com melalui telepon seluler, Rabu (20/05/2015).

Diduga raibnya beras di gudang Bulog Pamekasan sudah terjadi pada 2013 sampai 2014. Dengan total kerugian negara sementara sebesar Rp. 12 miliar.

Kejaksaan menetapkan 11 tersangka dalam kasus itu. Mereka adalah, berinisial SUH (kepala Bulog Sub Divre XII Madura), PRA (wakil kepala Bulog Sub Divre Xll Madura), ESA (petugas administrasi Bulog Sub Divre XII Madura), HAS (pengawas internal Bulog), SM (Mitra UD Perpadi), P (penghubung). dan M (salah seorang mitra), KAD, IDP, NS, dan SUN. (Zainol/Esa)

http://mediamadura.com/kumpulkan-alat-bukti-raibnya-beras-bulog-kejaksaan-geledah-kantor-bulog/

Lurah Margajaya Protes, 6 Ton Raskin Tak Layak Konsumsi

Rabu, 20 Mei 2015

LURAH Margajaya, Etty Kurnaeny mengkritisi Beras untuk rakyat miskin (Raskin) program Pemerintah Pusat.

“Kutuan si tidak, tapi warna dan baunya saja yang kurang sedap,” keluh Lurah Margajaya, Etty Kurnaeny.

Saat didatangi Gobekasi.co.id, Etty sapaan akrabnya membenarkan hal tersebut. Bahkan ia mengatakan, keberadaan beras raskin yang diterima di wilayah Kelurahan Margajaya, Bekasi Selatan untuk tahun ini sebanyak kurang lebih 6 ton yang akan didistribusikan kepada 539 kepala keluarga (KK).

“Untuk tahun ini sekitar 6 ton beras raskin yang akan didistribusikan kepada 539 KK di wilayah Kelurahan Margajaya,” ungkapnya.

Akibat kondisi yang kurang baik akan kualitas beras, dia pun melaporkannya kepada pihak Kecamatan Bekasi Selatan untuk mendapatkan arahan dan solusi mengenai hal tersebut.

“Saya sudah lapor pihak Kecamatan dan belum lama ini pak Camat melihat langsung kondisi berasnya,” paparnya.

Bukan hanya itu saja, Etty mengakui bahwa kondisi beras raskin berbau dan berwarna agak kekuning-kuningan tersebut, diminta untuk segera digantikan dengan beras yang layak oleh Kecamatan kepada pihak penyedia beras, Bulog.

“Pak Camat langsung menkonfirmasi ke Bulognya langsung tentang keluhan tersebut dan diminta untuk segera diatasi permasalahannya,” tuturnya.

Sebelumnya, Etty mengakui bahwa ada beberapa warga di wilayahnya yang mengeluhkan kondisi beras raskin yang cukup mengecewakan di wilayah Kelurahan Margajaya, Bekasi Selatan tersebut. (Cr23)

http://www.gobekasi.co.id/2015/05/20/lurah-margajaya-protes-6-ton-raskin-tak-layak-konsumsi/

Di Desa Kasih, Raskin Kuning dan Pecah

Selasa, 19 Mei 2015

PURBALINGGA- Setelah mendapat protes keras dari Bupati Purbalingga, Beras untuk masyarakat miskin (raskin) dengan kualitas jelek, ternyata masih beredar. Dari hasil pantuan di lapangan, raskin dengan kualitas jelek masih ditemukan di Desa Kasih, Kecamatan Kertanegara, saat distribusi yang dilakukan Senin (18/5) lalu. Raskin yang diterima oleh warga di desa tersebut warnanya sudah menguning. Selain itu, banyak beras yang hancur dan tak layak konsumsi.
Direktur Institut Negeri Perwira Indaru Setyo Nurprojo menyayangkan adanya raskin kualitas jelek yang masih beredar itu. Sebab, sebelumnya Bulog sudah berkomitmen untuk mengganti raskin jelek yang sebelumnya dibatalkan distribusinya, setelah diprotes oleh bupati. Dosen FISIP Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto ini, meminta kepada Pemkab Purbalingga untuk bertindak. Sebab, hal ini merugikan masyarakat Purbalingga.
“Kami juga meminta Kepala Bulog untuk turun langsung ke lapangan mengecek temuan tersebut. Jangan sampai masyarakat dirugikan,” imbuhnya.
Dia juga menyayangkan komitmen Bulog, pasca penolakan raskin oleh bupati. “Bupati meminta raskin diganti dengan beras yang lebih baik. Ternyata kenyataannya masih ditemukan raskin dengan kualitas jelek ” lanjutnya.
Ditemui sebelumnya, Bupati Purbalingga Drs H Sukento Rido Marhaendrianto MM mengatakan, jika masih ditemukan raskin jelek paska protes resmi yang dilakukan Pemkab Purbalingga sangat disayangkan olehnya. “Sama Saja komitmen Kepala Gudang Bulog Purbalingga adalah komitmen bodong. Janji yang diberikan tak sesuai kenyataan,” katanya.
Sementara itu, kritik dan temuan kualitas raskin yang tidak layak konsumsi dan jelek akhirnya ditanggapi oleh Gudang Bulog Karangsentul, Purbalingga. Pada Selasa (19/5) siang di Gudang Dolog itu digelar uji tanak nasi dari beras raskin. Sejumlah pihak yang hadir ditantang untuk melahap hidangan nasi raskin yang sebelumnya diambil sendiri dari gudang. Ketua Fraksi Partai Golkar yang melakukan sidak ke lokasi juga langsung diminta mengambil sendiri sampel beras secara acak dan dimasak atau ditanak.
Pembagian beras raskin saat ini diakui masih menjadi sorotan di masyarakat. Setelah sebelumnya Bupati Sukento Rido Marhaendrianto menemukan raskin dalam kondisi tak layak konsumsi saat sidak di Gudang Bulog Subdivre IV Karangsentul awal bulan lalu.
“Kita lakukan uji tanak, apakah layak konsumsi atau tidak. Sebab setiap hari, saat makan siang, kami juga makan dari jatah beras yang sama di sini (gudang, red),” kata Kepala Gudang, Muhammad Usman kepada wartawan.
Ia menambahkan, jika masyarakat menemukan raskin dalam kondisi jelek, agar tidak segan-segan melaporkan ke pemerintah desa. Raskin yang jelek tersebut harus segera ditukarkan ke Bulog. “Dalam kemasan raskin sudah jelas tertulis isi menjadi tanggungjawab kami. Jika jelek, kembalikan saja,” tandasnya.
Menurutnya, pihaknya melakukan pendistribusian beras sesuai prosedur. Artinya, beras yang masuk ke gudang hari ini, tidak akan keluar bulan ini. Bulog harus memiliki stok cadangan beras untuk tiga bulan ke depan. Artinya, beras yang keluar atau didistribusikan merupakan beras yang masuk tiga bulan sebelumnya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Purbalingga, Agus Sulastomo yang merasakan raskin saat uji tanak mengakui bahwa raskin itu layak konsumsi, meski rasanya tidak seperti beras premium. Ia meminta jika ada persoalan raskin seperti saat ini, Bulog harus tanggap cepat melakukan klarifikasi. Sehingga masyarakat tidak menjadi korban.
“Beberapa hari lalu Bulog sempat diam. Seharusnya ada respon cepat sehingga tidak terjadi lagi permasalahan distribusi seperti yang terjadi saat ini,” ujarnya.(amr/bdg)

http://www.radarbanyumas.co.id/di-desa-kasih-raskin-kuning-dan-pecah/

Jatah Raskin Lima Desa Dipotong dan Diperjualbelikan

Selasa,19 Mei 2015  

ENREKANG, BKM -- Praktik jual beli beras untuk warga miskin (raskin) di Kabupaten Enrekang terus mencuat. Tak hanya di Desa Baroko, Kecamatan Baroko, kegiatan ilegal ini juga berlangsung pada lima desa di kecamatan yang sama-sama. Masing-masing Desa Tongko, Benteng, Alla, Benteng Alla Utara dan Patongloan.
Dugaan penyelewengan raskin ini disebut-sebut dilakukan oknum Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (UPT BKB-PP) Kecamatan Baroko Ridwan.
"Bukan hanya di Desa Baroko jatah raskin dipotong tiap bulan, tetapi semua desa yang ada di Kecamatan Baroko," ungkap Awaluddin, Kepala Desa Benteng Alla Utara di Dusun To'talla, Desa Baroko, Sabtu (16/5) malam.
Indikasi ini mencuat setelah lima kepala desa tersebut dipanggil oleh penyidik Polres Enrekang untuk dimintai keteranganya sebagai saksi.
Dijelaskan Awaluddin, di desa yang dipimpinnya, jatah raskin sebanyak 192 zak dikurangi 12 zak setiap bulannya. Dia baru mengetahui hal itu setelah diperiksa penyidik Polres Enrekang sebagai saksi, dan disampaikan bahwa ada jatah raskin warganya yang di potong setiap bulan oleh Ridwan.
"Selama ini saya tidak tahu kalau ada jatah raskin warga saya dipotong 12 zak per bulanya oleh Pak Ridwan. Nanti baru saya tahu setelah dipanggil polisi untuk memberikan keterangan sebagai saksi di Polres Enrekang bersama lima kepala desa yang ada di Kecamatan Baroko," jelas Awaluddin.
Mantan anggota Panwascam Baroko inipun menyesalkan perbuatan Ridwan yang diduga meyelewengkan jatah raskin. ''Dia yang berbuat kita juga kena imbasnya dipanggil polisi untuk diperiksa. Padahal saya tidak terlibat sama sekali di dalamnya," kesal Awaluddin.
Sementara Sekretaris Desa Benteng Alla Anwar, membenarkan jika selama ini, sejak tahun 2012 hingga 2015, jatah raskin untuk warganya dipotong setiap bulannya oleh oknum Kepala UPT BKB-PP Kecamatan Baroko.
Dia menyebutkan, jatah raskin untuk warga kurang mampu di Desa Benteng Alla sebanyak 120 zak tiap bulannya. Dari jumlah itu kemudian dipotong 2 zak per bulan.  Hal yang sema terjadi di Desa Tongko dan Patongloan.
''Nanti saya baru tahu setelah polisi memberitahukan ke saya pada saat diperiksa di Polres Enrekang, kalau selama ini ada jatah raskin warga saya yang dipotong setiap bulan oleh Pak Ridwan.Yang paling banyak dipotong raskinnya Desa Tongko dan Patongloan," beber Anwar.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Enrekang AKBP Leo Joko Triwibowo menjelaskan, dari hasil penyelidikan terhadap beberapa saksi, pihaknya berhasil mengungkap jatah raskin di lima desa di Kecamatan Baroko diselewengkan oknum Kepala UPT BKB-PP.
''Bukan hanya raskin di Desa Baroko yang diselewengkan, tetapi semua desa yang ada di Kecamatan Baroko," ujar Leo dari balin telepon genggamnya.
Leo menambahkan, proses peyelidikan kasus tersebut sementara berjalan. Soal penahanan terhadap tersangka, pihaknya belum melakukan karena masih dalam proses.
''Kita lihat kemampuan penyidik. Kalau sudah waktunya, kita akan eksekusi mereka," tegas Leo.
Diberitakan sebelumya, dugaan penyimpangan penyaluran raskin di Desa Baroko terjadi sejak tahun 2012. Diperkirakan ribuan zak beras yang seharusnya didistribusikan kepada keluarga miskin, justru diperjualbelikan oknum Kepala UPT BKB-PP Kecamatan Baroko. (her/rus/b)

http://beritakotamakassar.com/sulselbar/item/19449-jatah-raskin-lima-desa-dipotong-dan-diperjualbelikan

Raskin untuk Warga Sidomulyo Tak Layak Konsumsi

Selasa, 19 Mei 2015

KRIAN – Sebanyak 4,7 ton beras untuk rakyat miskin (raskin) yang dikirim ke Desa Sidomulyo, Krian tidak layak untuk dikonsumsi. Kondisinya berdebu, hancur, banyak kutu dan kerikil. Pemerintah desa setempat pun, mengurungkan niatnya untuk membagi kepada warga yang berhak.
Kondisi raskin yang tidak layak konsumsi tersebut, ditemukan langsung oleh Kepala Desa Sidomulyo, Kunadi, Jumat (15/5)  lalu. “Rencanaya hari ini (Senin, 18/5) beras raskin akan kami. Tapi karena kondisi beras tidak layak konsumsi, maka kami membatalkan untuk membagikannya,” katanya.
Kunadi mengaku awalnya tidak curiga dengan kondisi beras. Namun untuk memastikan kondisinya, ia pun membuka satu sak saja. “Karena kondisinya jelek, maka kami membuka empat sak lainnya, tetapi kondisinya sama semua. Saya sudah laporkan ke kecamatan agar segera dikabarkan ke pihak terkait,” pungkasnya.
Kunadi mengatakan, beras tersebut tiba di balai desa pada Rabu (13/5). Jumlah pastinya 4.667 kilogram dalam 311 sak. Biasanya, kiriman yang datang selalu di cek terlebih dahulu. “Kemarin (Rabu, 13/5, red) truk baru datang selepas jam dinas, sehingga kami tidak sempat memeriksa. Kalau tahu kualitas beras tidak layak seperti ini maka kami tolak,” tegasnya.
Menurut Kusnadi, sudah dua tahun sekitar 311 warganya menerima raskin. Biasanya, kondisi beras cukup baik. “Kondisinya masih dapat kami toleransi, karena kami juga memaklumi namanya juga beras murah.
Namun, kali ini kondisi beras benar- benar jelek. Sehingga kupon belum kami bagikan ke warga. Karena itu, saya minta warga bersabar menunggu sampai ada beras pengganti yang lebih baik.” (gun/nug)

http://dprd-sidoarjokab.go.id/raskin-untuk-warga-sidomulyo-tak-layak-konsumsi.html

Selasa, 19 Mei 2015

Raskin Jelek Masih Beredar

Selasa,19 Mei 2015

PURBALINGGA-Raskin berkualitas jelek ternyata masih diterima sebagian masyarakat Purbalingga. Komisi III DPRD Purbalingga baru- baru ini menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat jika raskin yang mereka terima kualitasnya jelek pada Mei ini. Raskin tersebut berbau dan kurang layak konsumsi. Hal itu dikatakan Ketua Komisi III DPRD Purbalingga, HR Bambang Irawan, Senin (18/5) usai menerima laporan.

”Penerima raskin juga membayar. Artinya, mereka layak mendapatkan beras yang sesuai, yang layak dan tidak jelek. Kami segera turun memantau. Jika memang diperlukan, kami akan melakukan sidak ke gudang Dolog Purbalingga dalam waktu dekat ini,” tuturnya.

Jika memang ditemukan adanya raskin yang berkualitas jelek, maka warga diminta tidak segan-segan untuk mengembalikannya. “Kami juga akan melakukan pemantauan ke lapangan termasuk ke Gudang Bulog dan tempat penyimpanan raskin,” tambahnya.

Bambang menambahkan, tim monev yang memantau pelaksanaan distribusi raskin dia meminta agar bekerja secara obyektif. Apabila memang ditemukan adanya beras raskin berkualitas jelek, hal itu harus segera dilaporkan.

Masyarakat juga diminta menolak raskin yang berkualitas jelek. “Kembalikan saja dan laporkan kepada pihak berwenang. Bahkan jika ada unsur pelanggaran hukum, aparat hukum bisa turun menindaknya,” tandasnya.

Ia menjelaskan, laporan tentang raskin berkualitas jelek itu berasal dari wilayah Kecamatan Kertanegara dan beberapa kecamatan lainnya. Ini membuktikan memang masih ada beras yang belum sesuai dengan kualitas yang memadai untuk raskin.

Politisi PDIP Purbalingga ini juga menilai sebenarnya persoalan kualitas raskin sudah ada sejak dulu. Hanya saat ini, kemungkinan mencapai antiklimaksnya. Ibarat lingkaran setan, sudah saatnya diputus dan harus ada kebijakan yang tegas.

“Kami di DPRD sifatnya memberikan rekomendasi kepada Bupati sebagai pemegang kebijakan. Kami laporkan hasil sidak raskin secepatnya secara objektif,” katanya.

Sebelumnya, Pemkab Purbalingga meminta ke Kecamatan Bobotsari, Kejobong dan Kalimanah yang sedianya dilaksanakan Kamis (7/5), terpaksa dihentikan. Pasalnya berdasarkan hasil Inspeksi Mendadak (Sidak) Bupati Sukento Rido Marhaendrianto ke Gudang Bulog Purbalingga, beras tersebut tidak layak dikonsumsi. Bahkan akhirnya pemkab meminta semua distribusi raskin untuk dihentikan sementara. Hingga akhirnya Senin (18/5) kemarin raskn mulai didistribusikan kembali. (amr/bdg)

http://www.radarbanyumas.co.id/raskin-jelek-masih-beredar/

Masyarakat Banjar Minta Raskin Berkualitas Baik Dipertahankan

Senin, 18 Mei 2015

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sejumlah masyarakat meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar dan Bulog harus tetap mempertahankan pengiriman beras miskin (raskin) berkualitas baik, atau lebih bagus lagi ditingkatkan.

“Jangan hanya setelah mendapat kritikan baru dikirim yang berkualitas baik, dan kami tidak berharap dibulan-bulan berikutnya rakyat miskin menerima lagi beras jelek atau tidak layak konsumsi,” kata Ketua Forum Gapoktan Kota Banjar, Abdul Kholik, kepada HR, Senin (11/05/2015).

Hal lain yang perlu diperhatikan, pihak Bulog juga harus meningkatkan kadar gizi beras tersebut. Jangan mentang-mentang beras untuk rakyat miskin, sehingga dikirim raskin yang mengandung gizinya tidak bagus, misalnya kekurangan zat besi dan yodium.

“Karena itu, kualitas raskin perlu ditingkatkan, atau minimalnya dipertahankan seperti kualitas raskin yang dikirimkan waktu bulan April dan Mei. Namun, kami pun tetap mengapresiasi Bulog yang mampu meningkatkan kualitas raskin pada dua bulan itu,” kata Abdul.

Senada dikatakan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), sekaligus Pendamping Sosial Masyarakat (PSM) Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, yang mendapat tugas pengawasan terhadap pengiriman raskin oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Banjar, Kiswan, bahwa kualitas raskin harus layak konsumsi.

“Jangan sampai ketika raskin dicek di gudang Bulog oleh Bagian Ekonomi Setda dan Dinsosnaker Kota Banjar berkualitas bagus, tapi ternyata yang dikirim ke masyarakat jelek. Nah itu jangan terjadi,” ujarnya.

Namun menurut Kiswan, saat dirinya memantau dan mengambil sampel raskin pada pengiriman bulan April-Mei, kualitasnya dinilai cukup bagus. Dia juga mengaku ikut memonitor supaya tidak ada penyimpangan, terlebih Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Banjar ini menerima raskin secara gratis atas kebijakan pro rakyat dari Pemkot Banjar.

“Mudah-mudahan saja bisa berlanjut seperti itu bagusnya. Alhamdulillah pula, ini berkah dari adanya pemberitaan di Koran HR sebelumnya, sehingga Bulog tidak mengirim raskin jelek seperti bulan Februari dan Maret lalu,” ucap Kiswan.

Sementara itu, Kepala Operasional Bulog Sub Divre Ciamis, Anwar Kurniawan, saat dihubungi via telepon selularnya, berjanji, bahwa pihaknya akan berupaya mempertahankan kualitas raskin pada pengiriman bulan berikutnya.

“Insya Alah, kita akan kirim raskin yang baik sesuai standar yang berlaku. Terlebih pengiriman beras di bulan Mei ini merupakan beras baru dari penyerapan beras petani lokal setelah panen bulan kemarin,” katanya.

Bahkan, Anwar menanyakan, bagaimana pantauan di lapangan atas beras yang dikirim oleh pihaknya. Karena, Anwar sudah mempersilahkan masyarakat dan pihak media/wartawan untuk ikut mengawasi distribusi raskin agar tepat sasaran, dan berasnya berkualitas. (Nanang S/Koran-HR)

http://www.harapanrakyat.com/2015/05/masyarakat-banjar-minta-raskin-berkualitas-baik-dipertahankan/

Senin, 18 Mei 2015

Bupati Pati Minta Kepala Desa Jangan Bagikan Raskin Berkutu

Minggu, 17 Mei 2015

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Seluruh kepala desa di Kabupaten Pati diminta tidak membagikan beras masyarakat miskin (raskin) yang tidak layak konsumsi. Jika ada warga yang menemukan adanya raskin berkutu atau sejenisnya, diharap segera melapor ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati.
Seperti diketahui, selain berbau apek, stok raskin di Kabupaten Pati yang ada di karung berstempel Mei 2014 diketahui sudah mulai berubah warna. Bahkan, raskin tersebut banyak mengandung menir dan terdapat kutu.
Bupati Pati, Haryanto, menegaskan, raskin bantuan dari pemerintah pusat tersebut harus dikawal. Dengan demikian, masyarakat tidak bakal dirugikan.
Terkait jaminan kualitas raskin, Pemkab Pati segera mengagendakan rapat koordinasi bersama Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) II Pati serta camat agar kejadian serupa tak terulang lagi.
Ngarso, seorang warga Desa Tluwah, Kecamatan Juwana, Pati, mengakui, raskin tidak layak konsumsi tidak hanya sekali ditemukan. "Sudah dua kali. Beberapa waktu lalu, juga ada raskin tidak layak konsumsi meski akhirnya ditukar dengan yang berkualitas lebih baik," ujarnya.
Ngarso, yang juga tokoh masyarakat Desa Tluwah, mengaku pernah ikut mengecek kualitas raskin di gudang milik Perum Bulog. Kondisi beras di sana memang kurang layak konsumsi.
Pihak Perum Bulog Sub Divre II Pati berencana mendistribusikan raskin hasil serapan pada 2015 yang diklaim lebih berkualita. Pada awal Mei 2015, stok beras di gudang Bulog hasil penyerapan 2014 mencapai 12.000 ton dan masih harus menunggu waktu selama sebulan lebih. (ant/igy)

http://jateng.tribunnews.com/2015/05/17/bupati-pati-minta-kepala-desa-jangan-bagikan-raskin-berkutu

Duh, Beras Raskin di Desa Ini Berkutu dan Ada Ulatnya

Minggu, 17 Mei 2015

Beras raskin untuk desa Tluwah kecamatan Juwana pagi ini jadi sorotan, pasalnya di dalam karung beras ditemukan kutu dan juga ulat. Bupati Pati Haryanto dan segenap pejabat terkait memonitor laporan warga dengan langsung melihat kondisi karung-karung beras yang ada di dalam Balai Desa Tluwah
kutu2Haryanto kemudian mengatakan bahwa pihaknya akan segera meminta seluruh Kepala Desa (Kades) dan Lurah se-Kabupaten Pati untuk menahan beras raskin yang tak layak konsumsi. “Semua Kades dan Lurah jangan takut laporkan ke saya jika ada beras raskin yang tak layak konsumsi seperti ini”, imbuh Bupati Pati Haryanto, Jumat (15/5).
kutu 1Pernyataan Bupati amat beralasan, sebab selain berbau apek, beras yang karungnya berstempel Mei 2014 itu juga sudah berubah warna, gabuk (keropos), bahkan menjadi menir (berbentuk sepihan beras) serta telah ditunggui kutu. “Ini kan bantuan dari pemerintah pusat yang harus dikawal Pemkab Pati. Jadi jangan sampai warga saya yang dirugikan”, keluh Haryanto sambil menunjukkan bekas bubuk beras yang masih menempel di tangannya.
Haryanto kemudian langsung memerintahkan Pujo Winarno, Asisten Sekda Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra, serta Ahmad Kurnia, Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Pati untuk segera mengagendakan rapat koordinasi bersama Perum Bulog Sub Divre II dan para camat agar kejadian serupa tak terulang kembali.
ulat raskinNgarso, salah satu tokoh masyarakat Desa Tluwah mengakuy bahwa kejadian tersebut bukan hanya terjadi satu kali. “Dulu pernah ada kejadian seperti ini dan sudah sempat ditukartapi sekarang kok ada kejadian seperti ini lagi”, ungkap Ngarso.
Tokoh masyarakat ini bahkan mengatakan bahwa ia pernah mengecek sendiri ke tempat asal beras tersebut diambil. “Saya ke Dolog, kondisi dari sana sudah seperti itu”, terang Ngarso.

Harga Raskin Tidak Sesuai, DPRD Banten Tegur Bulog Lebak

Sabtu, 16 Mei 2015

Kilasbanten.com, SERANG - Banyaknya masyarakat yang mengeluhkan kualitas beras untuk keluarga miskin (Raskin), yang didistribusikan kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM), membuat Komis II DRPD Provinsi Banten mengingatkan dan menegur Bulog Sub Divre Lebak Pandeglang. Hal ini dikarnakan banyak masyarakat yang mengadu lantaran kualitas beras raskin yang kurang bagus.

"Aspirasi yang kami terima dari masyarakat, raskin yang diterima masyarakat kualitasnya kurang bagus," kata Anggota Komisi II DPRD Provinsi Banten, Asep Hidayat, jum'at (15/05/2015)

Selain kualitas beras yang kurang bagus, Asep juga mengatakan harga beras raskin yang dijual tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar Rp 1.600 per kilogram. selain harga yang tidak sesuai, takaran beras juga tidak pas, bahkan kurang. Selain itu pendistribusian beras diketahui tidak pernah sampai ke lokasi tujuan.

"Kondisi seperti itu selalu terjadi disetiap pendistribusian raskin, tapi tidak pernah ada penyelesaian sehingga masyarakat merasa dirugikan," ujarnya.

Asep juga menduga, ada pengurangan takaran beras raskin yang dilakukan pada saat proses pendistribusian, dan jika harga tidak sesuai dengan ketetapan pemerintah, hal itu dikarnakan distribusi beras raskin tidak sampai lokasi tujuan, terutama daerah-daerah yang sangat sulit untuk dilalui mobil.

"Jelas kondisi ini memicu terjadinya penyelewengan pendistribusian raskin, karena jika beras tidak diantarkan ke lokasi tujuan di setiap desa akan memerlukan biaya tambahan," ucapnya.

Asep meminta Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang untuk meningkatkan pelayanan pendistribusian beras raskin agar harga sesuai dengan ketetapan pemerintah, dan juga memperketat pengawasan beras raskin agar takarannya tidak kurang.

"Kami menyakini, dengan memperketat pengawasan penyalahgunaan pendistribusian raskin bisa diantisipasi. Begitu juga dengan masalah yang lain, kami juga minta Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang menampung beras lokal untuk pendistribusian raskin kepada masyarakat agar tingkat penyerapan raskin meningkat," pintanya.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Banten, Imanudin Sudirman Karis menambahkan, pada tanggal 8 Mei 2015, Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang mengaku siap memperbaiki kualitas pelayanan pendistribusian raskin.

"Mereka juga mengaku siap memperketat pengawasan pendistribusian raskin guna mencegah adanya permainan yang dilakukan oknum. Begitu juga dengan beras lokal, mereka siap menampungnya," kata Iman. (zar)

http://kilasbanten.com/read/harga-raskin-tidak-sesuai-dprd-banten-tegur-bulog-lebak.html

Jumat, 15 Mei 2015

Kualitas Buruk, Puluhan Karung Raskin Batal Dibagikan di Ponorogo - NET24

Raskin Tak Layak Konsumsi Tanggungjawab Bulog

Jumat, 15 Mei 2015

DHARMASRAYA, HALUAN— Beras miskin (raskin) yang tidak layak konsumsi, tanpa ada pengawasa dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnaker­transos). Pasalnya, beras tersebut tanpa melalui dinas terkait. “Penyaluran raskin tanpa melalui dinas, Bulog hanya melaporkan saja,” ungkap Kepala Diasnaker­transos, Rinaldi Putra, kepada Haluan, di Pulau Punjung, Rabu (13/5).

Dijelaskannya, penyaluran raskin sifatnya dengan dinas hanya koordinasi. Sedangkan penyaluran sampai ke nagari dilakukan oleh Bulog, setelah Bulog menyalur­kan, barulah di laporkan, tetapi apabila ada komplain dari nagari, maka barulah dinas turun tangan.

“Penolakan raskin tersebut ada dilakukan oleh pihak nagari karena ketidaklayakan raskin, ada yang sudah berdebu, banyak kumbang dan lain sebagainya, maka kita perintahkan Bulog untuk mengganti beras tersebut,” tambahnya.

Ditempat terpisah, salah seorang Kepala Jorong di Nagari Sitiung, Hasanuddin, mengakui bahwa raskin kalau tidak layak, di wilayahnya ditolak, ia mengakui pula sering raskin yang tiba tersebut sudah tidak layak konsumsi, ada beras yang sudah menepung karena sudah lama dalam karung, kalau berkumbang sudah sering terjadi. “Kami kalau raskin tidak layak kami tolak, tapi memang sering raskin tidak layak konsumsi dibagikan kepada masyarakat,” katanya.

Munculnya ke permukaan masalah raskin tidak layak konsumsi, ketika kunjungan Bupati Dharmasraya, H Adi Gunawan, melakukan kunjungan kerja atau minum kopi malam bersama masyarakat Sopan Jaya, Kecamatan Padang Laweh, dalam acara tersebut, salah seorang Walinagari menyampaikan kekecewaannya, bahwa raskin yang tiba sering tidak layak konsumsi.

Mendengar hal tersebut, bupati sangat geram dan perintahkan untuk menolak beras tersebut. “Saya sebagai bupati menegaskan kepada Walinagari atau camat untuk menolak raskin busuk,” kata bupati saat itu.

Ia dengan nada tinggi dan kesal mengatakan, kenapa beras tersebut diterima sudah jelas tidak layak konsumsi, karena raskin tersebut dimakan manusia, bukan binatang. (h/mdi)

Kamis, 14 Mei 2015

Beras untuk Rakyat Miskin yang Berkutu di Ponorogo

KAMIS, 14 MEI 2015

TEMPO.CO , Ponorogo:Beras untuk rakyat miskin (raskin) berkualitas buruk ditemukan di Desa Bareng, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Komoditas kebutuhan pokok bersubsidi sebanyak 1,365 ton untuk jatah 91 kepala keluarga tersebut berkutu, hancur, berwarna kekuningan, dan berbau apek. ‘’Semuanya jelek dan tidak layak konsumsi,’’ kata Kepala Desa Babadan Makmur Khafid Rosidi, Rabu, 13 Mei 2015.

Menurut Makmur, jeleknya kualitas raskin itu diketahui ketika perangkat desa mengecek komoditas yang diterima dari petugas Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional Ponorogo. Hal itu dilakukan setelah ada informasi dari perangkat desa lain yang juga menerima kiriman beras, Rabu pagi. ‘’Raskin untuk Desa Polorejo dan Ngunut, Kecamatan Babadan juga rusak,’’ ujar Makmur.

Mengetahui kualitas raskin jelek, perangkat Desa Babadan mengundang sejumlah penerima komoditas bersubsidi tersebut. Mereka, kata Makmur, tidak bersedia menerima raskin yang bakal dibagikan pada Jumat, 15 Mei 2015 meski harganya lebih murah dibandingkan di pasaran. Warga penerima berharap agar raskin berkualitas jelek itu ditarik dan diganti yang baru.

Karena itu, perangkat Desa Bareng menyampaikan keinginan penerima raskin kepada petugas Perum Bulog Ponorogo. Kepada Makmur, petugas Bulog menyatakan segera menarik raskin yang telah dikirim ke Balai Desa Bareng. ‘’Informasinya hari ini juga akan diganti yang bagus. Mudah-mudahan saja tidak bohong,’’ kata Makmur.

Kepala Perum Bulog Subvisi Regional Ponorogo, Antok Hendrianto membenarkan ihwal penarikan dan penggantian raskin berkualitas buruk tersebut. Menurut dia, petugas distribusi di lapangan sudah mengirimkan raskin pengganti dengan kualitas layak konsumsi ke Desa Bareng. ‘’Langsung kami ganti,’’ ujar Antok.

Disinggung tentang ditemukannya raskin berkualitas jelek dikirim ke desa, ia menyatakan akibat kekurangtelitian petugas Perum Bulog Ponorogo. Sebab, sebelum distribusi dilakukan tidak melakukan pengecekan. ‘’Dari gudang langsung dikirim. Kemungkinan waktu penyimpanan di gudang ada 10 sampai 15 karung yang ketetesan air hujan karena kebocoran atap,’’ kata dia.

Hingga Rabu siang, Antok menyatakan baru menerima pengaduan ihwal raskin buruk dari Desa Bareng. Apabila nantinya ada laporan yang sama, ia menegaskan bahwa pihak Perum Bulog Ponorogo sanggup mengganti setiap saat.

NOFIKA DIAN NUGROHO

http://www.tempo.co/read/news/2015/05/14/058666171/Beras-untuk-Rakyat-Miskin-yang-Berkutu-di-Ponorogo

Rabu, 13 Mei 2015

90 Ton Raskin Dikembalikan

Selasa, 12 Mei 2015  

Baru Tiga Kepulauan yang Sudah Terima

KORAN KABAR (SUMENEP)– Distribusi beras bantuan untuk masyarakat miskin (raskin) di Sumenep benar-benar berjalan sangat lamban. Meskipun sudah tiba di Sumenep beberapa waktu lalu, namun sebagian besar raskin kondisinya busuk sehingga tidak layak konsumsi.

Dengan kondisi ini membuat stok raskin di Sumenep pun jadi terbatas. Karena itulah pendistribusiannya harus disiasati dengan fokus dan mengutamakan untuk daerah kepulauan. Itupun hanya cukup untuk tiga pulau atau kecamatan saja untuk jatah raskin bulan Januari. Akibatnya, raskin bulan Januari hingga Mei untuk wilayah daratan, terpaksa tertunda.

“Kita prioritas kan yang kepulauan dulu, sementara sejauh ini raskin yang sudah terkirim adalah Kepulauan Sepudi, Sapeken dan Raas, sementara pulau lainnya juga masih belum. Makanya, daratan juga masih belum,” terang Kabag Perekonomian Setkab Sumenep, Mohammad Hanafi, Senin (11/5).

Sementara untuk daerah daratan saat ini masih dalam proses penyelesaian administrasi termasuk masih dalam proses membuat Daftar Penerima Manfaat (DPM) untuk mendapatkan kiriman raskin.

Terbatasnya stok raskin, dikatakan Hanafi, disebabkan banyaknya raskin yang tidak layak konsumsi dan harus dikembalikan lagi ke Bulog Jawa Timur. Sebab dengan rusaknya kiriman raskin beberapa waktu lalu membuat stok raskin di gudang Bulog Sumenep sangat terbatas. Raskin yang dikembalikan ke Jawa Timur beberapa waktu lantaran tidak layak konsumsi mencapai sekitar 90 ton.

“Itu membuat pendistribusian raskin sangat menghambat kelancaran, tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lihat saja, sampai saat ini pendistribusian raskin di bulan Januari saja masih belum selesai,” katanya.

Hanafi mengaku, pihaknya sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Sub Divre Bulog Madura di Pamekasan.

Berdasarkan koordinasinya, Sub Divre sudah menyanggupi untuk mendistribusikan raskin ke Sumenep.

Pihaknya berusaha agar raskin secepatnya tersalurkan, karena diakui sudah 5 bulan raskin belum tersalurkan.

Sementara kebijakan pendistribusian sudah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni didistribusikan setiap bulan. “Jadi, jika yang satu bulan sudah terdistribusi dan sudah selesai, baru di bulan kedua dikirim lagi, begitu seterusnya,” ujarnya. (ong/zis)

http://korankabar.com/90-ton-raskin-dikembalikan/

BULOG SALURKAN RASKIN RUSAK

Selasa, 12 Mei 2015
 
*Anggota DPRD Berang!

BELOPA -- Beras untuk masyarakat miskin (raskin) diprotes masyarakat Desa Cakkeawo, Kecamatan Suli, Luwu. Betapa tidak raskin tersebut seakan sengaja diberikan kepada masyarakat desa. Otomatis warga menolak lantaran warna beras sudah ke kuning-kuningan dan mengeluarkan aroma busuk. Raskin tersebut disalurkan bulog selaku distributor.

Seorang warga Cakkeawo menyebutkan sebanyak 3 ton raskin untuk warga ditolak oleh masyarakat sebab kondisinya tidak layak untuk dikonsumsi. "Kejadiannya minggu lalu pak, jadi seperti biasa ketika beras sudah datang maka warga yang menerima akan dipanggil. Namun steelah kita lihat ternyata berasnya sudah kuning dan tidak layak untuk dikonsumsi karena juga sudah agak bau, makanya kita tolak. Ada sekitar 3 ton untuk kami," ujar warga yang enggan namanya dikorankan dengan alasan takut tidak akan mendapatkan jatah raskin berikutnya.

Mendapatkan informasi demikian anggota DPRD Luwu berang, bahkan ketua DPRD Luwu, Andi Muharrir mengaku sudah mendapatkan informasi soal itu dari masyarakat didesa tersebut. Untuk itu, dirinya berjanji akan memanggil pihak terkait untuk membicarakan hal tersebut.
"Saya sudah dapat informasi dari warga, bahkan ada yang mengirim SMS kepada saya. Makanya kita akan tindak lanjuti hal tersebut. Sangat disayangkan kalau ada kejadian seperti ini, harusnya mereka yang merupakan warga miskin dapat perhatian yang baik, bukan dapat beras kuning," tandas politisi Golkar itu.
Andi Muharrir sendiri mendukung penuh langkah masyarakat Cakkeawo yang tidak menerima Raskin yang sudah tidak layak konsumsi. Ia berharap agar warga yang berada didesa lainnya, juga melakukan langkah serupa jika mendapatkan beras yang sudah berbau.
"Harus tolak, kalau memang tidak layak konsumsi. Daripada nantinya jadi penyakit sehingga menimbulkan masalah baru, Bulog harusnya melihat dulu apakah yang didistrubusi sudah layak konsumsi atau tidak," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre VII Palopo Abdul Hamid Majid saat dihubungi via ponselnya sore kemarin tidak diangkat-angkat, demikian saat wartawan Palopo Pos melayangkan pesan singkat atau SMS juga tidak ada balasan. (fan/him/t)

http://www.palopopos.co.id/luwu/item/5510-bulog-salurkan-raskin-rusak.html

Selasa, 12 Mei 2015

Tak Juga Tuntas, Apa Penyebabnya?

Senin, 11 Mei 2015


Korupsi Raskin Bantul sampai saat ini belum juga selesai.

Harianjogja.com, BANTUL- Proses hukum kasus dugaan korupsi beras untuk keluarga miskin (raskin) di Dusun Kuden, Desa Sitimulyo, Piyungan Bantul kembali terganjal. Hampir tiga tahun polisi menangani kasus ini, namun tidak kunjung selesai. (Baca Juga : KORUPSI RASKIN BANTUL : Ratusan Warga Minta Penyidikan Dihentikan, Mengapa?)

Salah seorang warga Dusun Kuden, Ipa Raharja mengatakan, pihaknya baru saja mendapat informasi kalau berkas penyidikan kasus raskin itu dikembalikan lagi oleh kejaksaan ke polisi lantaran tidak lengkap (P19).

Ipa bersama sejumlah warga Kuden lainnya selama ini getol mengawal penuntasan kasus tersebut. “Kami dengar justru dikembalikan lagi ke polisi bukannya masuk penuntutan,” ungkap Ipa, Sabtu (9/5/2015).

Pengembalian berkas tersebut oleh kejaksaan agar dilengkapi oleh polisi bukan kali pertama. Awal 2015 lalu, berkas penyidikan itu juga pernah dikembalikan jaksa ke polisi karena tidak lengkap. Warga menurut Ipa mencium gelagat tidak baik dari aparat penegak hukum yang menangani kasus ini.

“Kami heran, polisi kok tidak bisa melengkapi berkas itu, padahal sudah banyak warga diperiksa dan sudah dikembalikan berkasnya sebelumnya agar dilengkapi,” lanjutnya.

Padahal kata dia, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyatakan ada kerugian negara dalam kasus tersebut, meski nilainya hanya sekitar Rp21 juta. Gelagat tidak seriusnya penanganan kasus ini menurutnya juga dapat dilihat dari berlarut-larutnya proses hukum di kepolisian dan kejaksaan.

Kasus raskin kuden hingga saat ini sudah berjalan hampir tiga tahun tapi tidak kunjung selesai. Meski kepolisian sebelumnya mengklaim, tidak menganani kasus korupsi lain di Polres Bantul hanya perkara dugaan korupsi raskin di Kuden yang menyeret Kepala Dukuh setempat Iswahyudi sebagai tersangka.

“Kasus ini dilaporkan sejak Desember 2012,” papar dia.

Kepolisian Bantul hingga berita ini diturunkan belum berhasil dimintai keterangan ihwal pengembalian berkas oleh kejaksaan. Namun Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Bantul Ajun Komisaris Polisi (AKP) Muhamad Kosim Akbar Bantilan sebelumnya meyakinkan, polisi tetap meneruskan proses hukum kasus ini, kendati sebagian warga Kuden mendesak agar kasus ini dihentikan, terutama para pendukung tersangka.
“Proses hukumnya tetap jalan meski tersangka belum ditahan,” kata Akbar belum lama ini.

Dalam kasus ini, Kepala Dusun Kuden Iswahyudi dituduh tidak memberitahukan kenaikan bantuan raskin yang semula digelontorkan sebanyak 40 karung beras naik menjadi 85 karung sepanjang Juni-Oktober 2012. Selisih 45 karung beras itu tidak diketahui. Dukuh juga tidak memberitahukan ada raskin ke-13 untuk warga miskin. Kepolisian Bantul telah memeriksa ratusan saksi serta menyita 50 sak karung beras masing-masing seberat 15 Kg. Iswahyudi kepada media ini sudah berkali-kali membantah terlibat dalam kasus tersebut.

http://jogja.solopos.com/baca/2015/05/11/korupsi-raskin-bantul-tak-juga-tuntas-apa-penyebabnya-603040