Selasa, 30 Juli 2013

Tiga Harga Raskin di Seluma Selatan

LAPORAN:

KPS - 36b6c438578005 - Raskin d desa kami dikembalikan ke kecamatan. Mungkin akan dikembalikan ke BULOG. Ada 3 aturan harga raskin; BULOG Rp1.600, Kecamatan RP2.000, ditebus RTS di desa Rp2.600. Ada apa? Kenapa sepeti ini? Sedangkan BLSM tepat sasaran? KPS Mirwanto. Desa Tg Batu, Kec. Seluma Selatan, Kab. Seluma, Prov. Bengkulu

LAMPIRAN:

Tidak ada lampiran

INFORMASI TAMBAHAN:

Tidak ada informasi tambahan

TRACKING ID#: 993387

USER: 15XXXX

PLATFORM: SMS

TANGGAL: 30 July 2013 10:45:04

KATEGORI: Beras Miskin (Raskin)

AREA: Bengkulu

STATUS: Aktif

http://lapor.ukp.go.id/id/993387/tiga-harga-raskin-di-seluma-selatan.html

Korupsi raskin Bulog - Terdakwa Sebut Rugikan Negara (Hanya) Rp400-an Juta

30 Juli 2013

Manado, KOMENTAR - Sidang kasus dugaan korupsi dana beras miskin (raskin) di Kantor Bulog Divre Sulut dan Gorontalo yang menyeret oknum cleaning service RN alias Iwan sebagai terdakwa, kembali dilanjutkan pekan ini dengan agenda konfrontir antara terdakwa dan dua saksi yakni Alex Munandar SE dan Yusuf Lainitu. Dalam keterangannya, kedua saksi menyebut terdakwa melakukan korupsi sebesar Rp 506.575.000, jumlah itu didapatkan dari hasil audit internal yang dilakukan sebelum melaporkan terdakwa ke aparat hukum.

Namun, pernyataan saksi dibantah oleh terdakwa soal total kerugian negara yang disebabkan oleh Iwan. “Tidak benar itu pak hakim, saya hanya melakukan korupsi Rp 400-an lebih bukan Rp 506 juta,” tangkis Iwan di hadapan majelis hakim Verra Linda Lihawa SH MH, Parlindungan Sinaga SH MH, dan Wenny Nanda SH.
Namun keterangan terdakwa tak lantas membuat majelis hakim percaya. “Kalau saudara terdakwa merasa tidak bersalah, silakan cantumkan buktinya dalam agenda pembelaan nantinya,” perintah hakim. Menariknya dalam sidang antara tim penasihat hukum terdakwa, Norche Tumundo SH, Feibe Gumeleng SH MH, dan Sumiati Junus SH MH sempat terjadi adu argument dengan terdakwa.
Di mana salah satu penasihat hukum terdakwa Norche Tumundo menyebut terjadi penyimpangan dalam dana raskin, lantaran tidak ada pengawasan dari saksi Alex selaku atasan terdakwa. Pelak saja, tudingan Norche sempat membuat Alex tercengang namun langsung dipotong oleh hakim. “Kapasitas anda bukan menghakimi orang, kan anda di pihak terdakwa,” cetus hakim Sinaga. Sidang kemudian ditutup dan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi.(uly)

http://www.harian-komentar.com/hukum/12340-korupsi-raskin-bulog-terdakwa-sebut-rugikan-negara-hanya-rp400-an-juta.html

Senin, 29 Juli 2013

Raskin Bau Apek, Warga Cuma Gigit Jari

29 Juli 2013
 
 Brebes, MDTV: Sepertinya wacana pemerintah untuk mensejahterakan warga miskin hanya isapan jempol belaka. Seperti fakta yang sering terjadi, salah satunya urusan peyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) tidak memenuhi standar layak makan.

Penyaluran raskin yang sedianya bisa dijangkau harga belinya oleh masyarakat miskin di daerah, kualitasnya sangat tidak memenuhi standar untuk dimakan. Seperti yang kembali terjadi di desa Dukuh Putih, kecamatan Salem, Brebes. Beras yang dibagikan sudah berwarna kuning dan berbau apek.

Alhasil, warga desa yang sudah merasa senang lantaran bisa makan dengan beras tersebut harus gigit jari. Mereka membuang beras tersebut dan berusaha membeli beras dari warung yang harganya jauh lebih mahal. Meskipun mereka hanya bisa beli sebanyak satu liter saja.

Hal itu dikeluhkan Fitri (33) warga Dukuh Ciputih mengeluhkan kualitas beras yang mulai didistribusikan ke wilayahnya Sabtu (27/7). "Warnanya kuning, kotor, banyak menir dan sudah bau apek," ungkapnya, Minggu (28/7).

Momen pembagian raskin yang mendekati lebaran, diharapkan warga bisa membantu kebutuhan warga miskin di desa tersebut. "Tapi sayangnya, menjelang Lebaran ini beras yang dibagikan kualitasnya jelek sekali," ungkapnya.

Kepala Desa Ciputih Slamet Becho saat dikonfirmasi tidak memungkiri jika beras raskin yang dialokasikan untuk desanya kali ini dalam kondisi jelek. Namun demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena masalah beras raskin di luar kapasitasnya.

"Mengenai kualitas beras raskin untuk bulan ini memang benar kondisinya seperti itu. Tapi desa sendiri hanya bertugas untuk mendistribusikan saja," jelas Becho.

Ia berharap, dalam penyaluran Raskin kedepan, pihak Bulog bisa terlebih dahulu mengecek kualitas raskin yang akan didistribusikan kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS), karena Raskin layak konsumsi adalah hak Keluarga Miskin (Gakin).

"Kita akan perketat lagi pengecekan kualitas Raskin. Selama ini kesulitan kami adalah, saat memeriksa satu karung beras dengan yang lainnya, ada yang jelek dan ada yang bagus. Sehingga saat kita kontrol, boleh jadi kedapatan yang bagus," pungkas Becho.

http://www.menit.tv/read/2013/07/29/4334/0/17/Raskin-Bau-Apek-Warga-Cuma-Gigit-Jari

Kamis, 18 Juli 2013

Warga Miskin Dipaksa Makan Beras Busuk

18 Juli 2013

PASAWAHAN, RAKA - Sejumlah warga miskin di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan, kaget saat menerima bantuan raskin. Pasalnya, kali ini beras yang mereka beli dari pemerintah itu kualitasnya rendah, bahkan tidak layak dikonsumsi.

"Setelah dibawa pulang, beras ini berbau apek, berkutu, dan sebagian besar hancur," keluh Maman (48) warga Kampung Sukamaju, Desa Pasawahan, Rabu (17/7) kemarin.
Kondisi itu sebenarnya sudah diketahui warga saat beras dipasok melalui ketua RT-nya masing-masing, Namun, mereka sebagian besar takut melapor karena menurut mereka beras itu dibeli dengan harga sangat murah yaitu Rp 2.000 per kilogram. "Bulan lalu tak seperti ini kualitasnya, tapi sekarang beras sepertinya tidak bisa kami masak karena bau apek," ujar dia.
Beras saat dicuci sebelum dimasak warnanya sudah agak kekuningan. Setelah mencoba memasaknya pun rasa beras juga agak bau apek dan tidak enak. "Kalau kami bisa memaksakan untuk mengkonsumsinya, tapi anak-anak yang gak mau makan. Hingga saat buka puasa kemarin saya terpaksa beli mencari nasi ke warung-warung, agar anak kami bisa buka puasa," tutur Maman.
Menurutnya, beras raskin bagi masyakat kurang mampu memang dirasa cukup membantu, apalagi adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang disusul dengan bulan Ramadan, dimana harga-harga kebutuhan pokok melonjak, tak kecuali beras. "Untuk itu kami meminta agar pemerintah betul-betul membantu beban masyakat ini, paling tidak beras raskin yang diperuntukan membantu kebutuhan kami ini, ditambah jatahnya dan juga dengan kualitas bagus," harap Maman.
Sementara itu, Kepala Urusan Ekonomi Desa Pasawahan, Soleh, membenarkan jika raskin yang dipasok kali ini kualitasnya jelek. Berbeda dengan kemarin, beras raskin bisa dibilang cukup bisa layak konsumsi. "Ya, keluhan warga itu benar raskin berkutu dan bau, tapi mungkin mereka sedang butuh sampai saat ini tak ada yang mengembalikan ke desa, bahkan banyak juga yang beli," katanya, seraya mengatakan di Desa Pasawahan mendapatkan jatah raskin 235 karung, disalurkan ke 22 RT. (din)

http://www.radar-karawang.com/2013/07/warga-miskin-dipaksa-makan-beras-busuk.html

Nasi Raskin Cepat Basi

18 Juli 2013

CIANJUR (Suara Karya): Banyak keluarga miskin di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang biasa mengonsumsi beras untuk warga miskin (raskin) mengeluh karena nasi raskin cepat basi, sehingga cenderung tidak layak dimakan.

    Menurut keterangan yang dihimpun dari sejumlah warga miskin di wilayah Kecamatan Sukaluyu, Karang Tengah, dan Warung Kondang, raskin setelah dimasak hanya bertahan beberapa jam saja. Misalnya, jika dimasak pagi hari, maka sore harinya sudah berubah menjadi basah (besek--bahasa Sunda).

    Tidak hanya itu, jika raskin sudah diluncurkan, kualitas beras yang dijual di warung-warung pengecer menjadi kacau karena diduga banyak raskin yang dijual dengan harga beras kualitas standar (bukan raskin), "Beras yang dibeli dari warung dengan harga Rp 7.000 per liter, kualitasnya sama dengan raskin," kata Bunyamin (47), penduduk Sukaluyu.

    Humas Dolog Subdivre Wilayah II Cianjur, Edy Syahrial, ketika dihubungi Suara Karya di ruang kerjanya belum lama ini mengatakan, raskin yang dijual dengan harga Rp 1.600 per kg berkualitas bagus, sama dengan kualitas beras yang menjadi stok kebutuhan masyarakat.

    "Raskin ini kualitasnya bagus. Jika ada yang mengatakan nasi raskin tak layak dikonsumsi, saya rasa tidak tepat karena secara resmi yang berwenang menyatakan layak atau tidak layak adalah BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," ujarnya.

    Sedangkan mengenai informasi banyaknya raskin yang dijual di warung-warung pengecer, memang tidak tertutup kemungkinan ada oknum-oknum yang nakal di tingkat desa karena oknum yang nakal di mana-mana ada.

    "Tidak tertutup kemungkinan pula, misalnya warga miskin yang mendapat jatah raskin 15 kg, karena membutuhkan uang untuk membeli lauk pauk, menjual sebagian raskinnya ke warung. Oleh pihak warung dijual kembali kepada masyarakat," ucapnya.

    Masih menurut Edy, kemungkinan lain, bisa saja pegawai negeri menjual jatah berasnya ke warung karena beras jatah pegawai negeri juga berasnya sama dengan raskin. Jadi, beras yang dijual eceran di warung belum tentu raskin jatah orang miskin.

    Pagu raskin tahun 2013 untuk Wilayah II Bogor sebanyak 9.656.385 kg per bulan, meliputi Kabupaten Cianjur 3.165.950 kg per bulan, Kabupaten Sukabumi 2.725.785 kg per bulan, Kota Sukabumi 2.346.25 kg per bulan, Kabupaten Bogor 2.338.410 kg per bulan, Kota Bogor 585.030 kg per bulan, dan Kota Depok 615.545 kg per bulan.

    Sedangkan realisasi untuk Kabupaten Cianjur, hingga akhir Juni 2013 ini 16.175.760 kg. "Diharapkan raskin ini dapat tersalurkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan rumah tangga miskin," ucapnya. (Man Suparman)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=330844

Selasa, 16 Juli 2013

Dewan Tak Serius Tangani Raskin

16 Juli 2013

Lekkass Desak Sidak Gudang Bulog

KOTA-Laporan warga Sumenep terkait adanya distribusi bantuan beras bagi masyarakat miskin (raskin) yang bau apek dan rusak, kepada wakil rakyat jalan di tempat. Pasalnya, anggota DPRD Sumenep tidak melakukan langkah apa pun, terkait laporan tersebut. Seperti diketahui, dua bulan terakhir, banyak warga yang mengadu ke Komisi A DPRD Sumenep, karena kualitas raskin yang rusak dimakan ulat.

Bahkan, warga mengembalikan raskin itu kepada kepala desa (Kades)-nya. Sebab, raskin yang diterima warga kondisinya sudah berbau apek, rusak bahkan sudah ada ulat di berasnya. Untuk itu, warga memilih melaporkan kasus tersebut ke wakil mereka di DPRD agar ditindak lanjuti. Sayangnya, anggota dewan hanya menyayangkan atas laporan raskin rusak itu. Para wakil rakyat itu tidak melakukan langkah-langkah konkret.

 Bahkan anggota komisi A belummelakukan inspeksi mendadak (sidak) kepada gudang Bulog Sumenep. Padahal kerusakan raskin sudah jelas. Kerusakan raskin serta raskin bau apek itu diduga yang bermasalah proses pengadaannya. Sementara warga penerima raskin terus mengeluh dengan raskin yang tidak bisa dimakan. ”Dewan jangan hanya bisa berkomentar, laporan warga masalah raskin harus ditindak lanjuti dengan konkret.

Selama ini kok hanya diam,” kata Fauzi Adhim, ketua Lembaga Kajian Kebijakan Strategis Sumenep (Lekkass). Fauzi mengatakan, kalau sudah jelas-jelas kondisi raskin rusak dan anggota dewan tahu seharusnya anggota dewan mengambil langkah yang strategis untuk membantu warga miskin. Untuk itu, pihaknya mendesak agar anggota dewan melakukan sidak ke gudang bulog untuk melihat kondisi raskin, selain itu dewan juga harus melihat ketersedian gudang bulog dalam menyambut lebaran.

”Dewan jangan hanya duduk di kantor saja, harus banyak turun melihat kondisi rakyat di bawah,” tandasnya. Terpisah, anggota Komisi A DPRD Sumenep, Hamid Ali Munir, mengatakan pihaknya akan segera mengajukan rapat di komisi untuk membahas laporan sejumlah masyarakat terkait kualitas raksin yang rusak, karena kalau itu dibiarkan maka warga akan menjadi korban. ”Kami akan segera melakukan sidak ke gudang bulog untuk memastikan kualitas raskin,” janjinya. (radar)

http://www.maduraterkini.com/berita-sumenep/dewan-tak-serius-tangani-raskin.html

Raskin di Aceh Timur Bermutu Jelek

15 Juli 2013

IDI – Penyaluran beras miskin (Raskin) kepada masyarakat Aceh Timur bermutu jelek dan mengecewakan masyarakat. Pasalnya, beras yang sudah disalurkan banyak yang masih tidak layak untuk dikonsumsi. Selain warna hitam dan kemerah-merahan, namun beras juga bau apak.

Informasi kondisi penyaluran beras untuk warga miskin yang masih belum memuaskan itu dihimpun dari sejumlah keuchik di Kecamatan Simpang Ulim. Seperti dikatakan Keuchik Pucok Alue Dua, Samsul kepada Serambi, Minggu (14/7), bahwa Raskin yang dibagikan kepada warganya dalam kondisi kurang bagus. “Tapi itu sebelum puasa, kalau kemarin memang sedikit berwarna, tapi warga telah menerima juga semua.” kata Keuchik Samsul.

Selain itu, Keuchik Samsul mengeluhkan jumlah penerima raskin yang hanya berjumlah 43 KK. ”Bagaimana ini, sementara kami memiliki lebih dari 100 KK yang miskin,” katanya. Data 43 KK itu, menurut Keuchik, adalah data yang dikirim dari Jakarta. ”Ini seharusnya menjadi perhatian semua pihak, karena kita tidak bisa menciptakan kesenjangan di antara warga miskin di kampung-kampung,” paparnya.

Kondisi Raskin yang bermutu jelek juga terdapat di kawasan Ranto Peureulak dan Idi Rayeuk. Hal itu telah memicu sikap reaksioner dari kalangan aktivis LMS di Aceh Timur. Ketua LSM GeMPAR (Gerakan Masyarakat Partisipatif), Auzir Fahlevi SH mengatakan, Pemkab Aceh Timur perlu memberikan teguran kepada pihak Bulog selaku penyalur raskin. ”Sayang sekali jika masyarakat miskin diberikan beras bermutu jelek seperti itu, kesannya masyarakat miskin tidak dihargai,” kata Auzir.

Senada dengan itu juga disampaikan Ketua KNPI Aceh Timur, Iskandar Usman SHI. Ia dengan tegas meminta pihak Bulog harus bertanggungjawab atas buruknya kualitas beras miskin (raskin) yang disalurkan kepada masyarakat. “Raskin berkualitas buruk dengan aroma yang tidak sedap sungguh menyakiti perasaan warga miskin di daerah kami. Maka pihak Bulog harus bertanggungjawab,” kata Iskandar Usman.
Pernyataan itu disampaikan Iskandar menyusul adanya keluhan masyarakat penerima Raskin kepada pihaknya. Bahkan, ada warga yang sama sekali enggan mengkonsumsi beras tersebut karena aroma tidak sedap dan warna beras yang hitam kemerah merahan.

Kepala Forum Bulog Sub Divisi Regional Langsa, Drs Johan Salem yang dihubungi secara terpisah mengaku baru mendapatkan laporan atas keluhan warga tersebut. ”Ini saya baru tau,” kata Johan dalam percakapan per telepon.

Dikatakan, jika memang ada penyaluran beras yang dinilai kurang layak karena berwarna kemerah-merahan, maka pihak Bulog Sub Divisi Regional Langsa akan segera mengganti dengan lain yang lebih layak. ”Kalau ada beras yang tak layak konsumsi kami siap menggantinya,”tegas
Johan Salem. Ia juga berterima kasih atas laporan tersebut, sehingga pihaknya bisa segera membenahi segala bentuk kekurangan yang terjadi di lapangan.(yuh)

http://aceh.tribunnews.com/2013/07/15/raskin-di-aceh-timur-bermutu-jelek 

Jatah Raskin , “Bau Dan Berkutu”

15 Juli 2013

SUBULUSSALAM (Berita) : Pendistribusian jatah beras miskin ‘Raskin’, untuk periode bulan Juli 2013 sangat mengecewakan RTS di Kota Subulussalam. Pasalnya jatah raskin yang diterima mereka berwarna hitam, ada aroma bau dan berkutu.

“Rasanya sulit kali lah mengkonsumsi beras seperti ini, sudah warnanya rada kehitaman, hancur lagi ditambah ada pula aroma bau dan berkutu lagi. terlebih di bulan Ramadhan begini susah sekali menelan nasi hasil masakan beras itu. jangan-jangan yang dibagikan kemarin adalah stok lama dari gudang penyimpanan tahun-tahun yang lampau, baru sekarang di keluarkan “kata mak Nita, warga Subulussalam selatan, sabtu (13/7).

Dikatakan, selama kami mendapatkan jatah raskin, tidak pernah sejelek periode sekarang. memang bulan-bulan kemarin itu ada juga sedikit masalah mutu namun tidaklah separah ini, “memang kami merasa cukup terbantu dengan keberadaan jatah raskin tersebut namun kalau keadaan beras bulog seperti ini ada juga rasa ketersingguan kita selaku si penerima”ucapnya.

Fitri,seorang warga Subulussalam,gang sejati mengaku juga mendapatkan jatah raskin serupa, disebutkan bahwa beras yang diterimanya ada aroma kurang sedap menyengat hidung kemudian beras juga hancur, rada kehitaman dan parah berkutu pula, “padahal, saya harus menebus raskin itu sebesar Rp. 28 ribu untuk satu karung ukuran 15 Kg, tapi nggak bisa dimasak “tutur Fitri kecewa.

Nazaruddin,Kepala Gudang Bulog Subulussalam yang dihubungi berita melalui Phone selular nya mengakui bahwa hampir seluruh Aceh kondisi beras raskin memang begitu, “Kita sudah menginstruksikan kepada pengurus raskin di setiap Kecamatan bila menemukan beras tidak layak supaya di data untuk kemudian ditukarkan kembali ke Bulog berapa pun jumlahnya”.

Saat dipertanyakan harga HET dari beras raskin,Dia kembali menyebutkan harga HET setiap Kg,tetap Rp.1600, tidak boleh dinaikkan oleh perangkat Desa karena sudah dibayar dan ditanggung oleh Pemerintah Kota Subulussalam honorarium melalui APBK.(Zel).   

Senin, 15 Juli 2013

“Penyimpanan Raskin di Bulog Garut Harus Diperbaiki”

14 Juli 2013

Oleh Agus Somantri
GARUT, FOKUSJABAR.COM- Jeleknya kualitas beras untuk rumah tangga miskin (raskin) di Kabupaten Garut sebagaimana temuan Bupati Garut Agus Hamdani beberapa waktu lalu, mendapat perhatian khusus Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono. Dia mengaku sangat menyayangkan hal itu dan minta agar penyimpanan raskin di gudang Bulog Garut diperbaiki. Agung yang ditemui di sela kunjungannya di Pendopo Garut, Sabtu (13/7)  kemarin mengatakan, cara penyimpanan beras yang baik di gudang sangat penting untuk menjaga agar kualitas raskin tetap baik sehingga aman dikonsumsi masyarakat penerima manfaat.
Oleh karena itu Agung menyarankan agar ada tempat khusus yang disiapkan untuk penempatan beras.Agung juga menyatakan pemerintah berencana meningkatkan kualitas raskin yang dikelola Bulog. Kadar beras bulir patah atau broken pada standarisasi raskin saat ini, ucapnya, mencapai 20 persen.
Pihaknya akan menaikkan kadar beras utuh kemudian menurunkan kadar beras bulir patah atau broken menjadi 15 persen. Dengan cara demikian Agung berharap bisa mengurangi kemungkinan terkontaminasinya raskin.
“Dilihat dari segi ketahanan pangan, keberadaan stok yang banyak di gudang memang baik karena persediaan aman. Namun jika stok yang numpuk itu disimpan dengan cra yang kurang baik atau car-cara lama, maka hal ini tentu dapt merusak kualitas beras itu sendiri,” ujar Agung.Dikatakannya, selain perbaikan manajemen penyimpanan beras, pemerintah juga berencana membuat program besar untuk membuat silo khusus penyimpanan beras. Namun karena untuk program ini diperlukan anggaran yang lumayan besar, pemerintah saat ini masih mengkaji program ini. (**)

http://fokusjabar.com/2013/07/14/penyimpanan-raskin-di-bulog-garut-harus-diperbaiki/

Tunggakan Raskin di NTB Capai Rp7,4 Miliar

14 Juli 2013

Jakarta, Aktual.co — Kepala Divisi Regional (Divre) Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Hasyim, mengatakan tunggakan pelunasan jatah beras untuk keluarga miskin (raskin) di tujuh kabupaten/kota di daerahnya kini mencapai Rp7,4 miliar.

Daerah-daeah yang menunggak, kata Muhammad Hasyim, di Mataram Minggu (14/7), adalah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, dan Sumbawa Barat.

Ia mengatakan, sejauh ini hanya tiga daerah di NTB yang tidak menunggak pelunasan jatah raskin yakni Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu.

"Jika kabupaten/kota itu tidak membayar tunggakan raskin tersebut maka akan berpengaruh pada distribusi berikutnya," ujarnya.

Hasyim mengungkapkan, bahwa penyaluran raskin di wilayah NTB untuk jatah 2013, sudah sampai jatah bulan Juli.

Raskin yang disalurkan secara reguler itu sesuai pagu yang ditetapkan Kementerian Koordinator (Kemko) Kesra untuk NTB yakni sebanyak 84.881.880 kilogram untuk 471.556 Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang disalurkan melalui 916 titik distribusi atau 916 desa pada 116 kecamatan yang menyebar di 10 kabupaten/kota di wilayah NTB.

Setiap RTS mendapat jatah 15 kilogram per bulan dengan harga tebus sebesar Rp1.600 per kilogram di titik distribusi.

Rinciannya, pagu raskin untuk Kota Mataram sebanyak 5.135.940 kilogram untuk 28.533 RTS, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 12.751.740 kilogram untuk 70.843 RTS, Lombok Utara sebanyak 5.523.480 kilogram untuk 30.686 RTS, Lombok Tengah sebanyak 17.054.100 kilogram untuk 94.745 RTS, Lombok Timur sebanyak 24.835.140 kilogram untuk 137.973 RTS.

Pagu raskin untuk Kabupaten Sumbawa sebanyak 5.570.100 kilogram yang diperuntukannya kepada 30.945 RTS, Sumbawa Barat sebanyak 1.652.040 kilogram untuk 9.178 RTS, Dompu sebanyak 3.623.940 kilogram untuk 20.133 RTS, Kabupaten Bima sebanyak 7.056.720 kilogram untuk 39.204 RTS dan Kota Bima sebanyak 1.678.680 kilogram untuk 9.326 RTS.

Pagu raskin 2013 itu berkurang sebesar 15,05 persen, jika dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan berkurangnya jumlah RTS sebesar 2,4 persen.

Sebagai pembanding, pagu raskin 2012 sebanyak 99.925.440 kilogram yang diperuntukan kepada 483.162 RTS.

Terjadi pengurangan pagu sebanyak 15.043.560 kilogram (15,05 persen) seiring dengan pengurangan sebanyak 11.596 RTS (2,4 persen). Setiap bulan rata-rata penyaluran raskin sebanyak 7.073,49 ton.

Raskin tambahan sehubungan dengan kebijakan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), maka pemerintah menambah jatah raskin sebanyak tiga bulan yakni untuk bulan ke-13, 14 dan 15. Jumlahnya sama seperti pendistribusian secara reguler sejak Januari hingga Desember.

Pendistribusian raskin tambahan itu mengacu kepada Surat Edaran Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) No. B-95/MENKO/KESRA/VI/2013 tanggal 17 Juni 2013 perihal Tambahan Alokasi Pagu Raskin Tahun 2013.

Acuan lainnya yakni surat Gubernur NTB Nomor: 500/430/EKON tanggal 19 Juni 2013 Perihal Revisi Pagu Raskin Tahun 2013.

Hasyim mengatakan, Menko Kesra menginstruksikan agar penyaluran raskin tambahan jatah tiga bulan itu disalurkan pada Juni, Juli dan September 2013.

Sementara penyaluran raskin secara reguler dari Januari hingga Desember 2013, berlangsung sebagaimana mestinya.

"Pendistribusian raskin tambahan tiga bulan itu berdasarkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS)," ujar Hasyim.
 

Kepala Desa Rewataya Tak Penuhi Panggilan Kejaksaan Negeri Takalar

14 Juli 2013

Laporan Wartawan Tribun Timur, Uming

TRIBUNNEWS.COM, TAKALAR- Kepala Desa Rewataya, Kecamatan Mapakasunggu, Takalar, Tahuddin tidak hadir saat dipanggil oleh Kejaksaan Negeri Takalar, Sabtu (13/7).
"Dia belum bisa hadir saja, tapi akan ada panggilan berikutnya bila dia belum bisa hadir minggu-minggu ini untuk dimintakan keterangan,"ujar Kajari Takalar, Fery Tas, Minggu (14/7/2013) kepada Tribun.
Tahuddin seyogyanya akan dimintai keterangan menyangkut penyaluran raskin ke lima desa di Kecamatan Mapakasunggu. Dari laporan yang masuk, para kades menolak beras raskin yang dikirimkan pihak bulog. Disebabkan kualitas beras yang rendah.
Kepala Seksi Intelijen (Kasintel) menjelaskan,"Kami masih periksa laporannya. Karena seperti itu yang masuk. Bulog kirim beras tidak layak digunakan, makanya para kades mengembalikan beras tersebut,"paparnya.

http://www.tribunnews.com/regional/2013/07/14/kepala-desa-rewataya-tak-penuhi-panggilan-kejaksaan-negeri-takalar

Menkokesra Sesalkan Bulog Salurkan Raskin Kualitas Buruk

14 Juli 2013

RMOL. Menkokesra Agung Laksono menyesalkan Bulog Garut yang menyalurkan beras raskin berkualitas buruk.

Beras diduga tak layak konsumsi itu diakibatkan disimpan terlalu lama atau lebih dari 4 bulan. Beras itu ditemukan sebanyak tiga truk. Tapi kualitasnya sangat buruk. Sedianya beras akan disalurkan kepada masyarakat miskin.

Dikatakan Agung dalam kunjungannya ke Garut kemarin, buruknya beras raskin diduga akibat terlalu lama menyimpan. Agung berjanji akan lebih meningkatkan kualitas beras untuk konsumsi masyarakat miskin.

Sementara itu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang penyalurannya masih berjalan di kantor pos di tanah air, kini tengah dalam tahap  evaluasi.

Agung mengaku dari 70 persen yang sudah tersalurkan, 61 persen nasional dan diperkirakan pertengahan Puasa selesai penyalurannya.

Bagi masyarakat miskin yang tak terdaftar, akan diverifikasi dan akan dimasukan dalam APBD masing–masing.[dem]

http://polhukam.rmol.co/read/2013/07/14/118492/Menkokesra-Sesalkan-Bulog-Salurkan-Raskin-Kualitas-Buruk- 

Kades Tanjung Baru Jual Raskin Rp 40 ribu /15 Kg dan Banyak Dinikmati Keluarga Kaya

14 Juli 2013

LEMBAK, PP – Penyimpangan penyaluran beras miskin (raskin) kembali terjadi. Kali ini terjadi di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim. Jatah beras raskin yang semestinya dinikmati dan disalurkan kepada keluarga miskin dan tidak mampu, justru dinikmati oleh kalangan keluarga kaya.

Penyimpangan beras raskin ini terungkap setelah beberapa warga Desa Tanjung Baru tersebut, merasa tidak tahan dengan ulah oknum Kades mereka, dan memberitahukannya ke sejumlah awak media. “Aku lum pernah dapat beras raskin walaupun aku ini miskin, sebab regenye mahal lagi pula dak tahan antri rebutan,” aku salah satu warga bernama DI (nama sengaja diinisialkan), kepada awak media.

Menurut DI, bukan hanya dirinya yang tidak mampu menebus harga beras raskin perkampil (15 Kg) tersebut. Namun hampir sebagian warga di desa mereka tidak mampu membelinya, karena dijual mahal oleh oknum Kades berinisial El. Akibatnya jatah beras raskin tersebut justru banyak dinikmati oleh kalangan keluarga yang berduit (kaya, red).

“Bagaimana kami mau membelinya, kalu harganya selangit Rp 40 ribu perkampil. Makanya banyak urang berduit yang belinya, sampai satu orang dapat 4 kampil beras raskin,” urai DI, dengan nada kesal.

Padahal menurut DI, harga perkampil beras raskin tersebut di desa lain dijual mulai harga sekitar Rp 24 ribu – Rp 25 ribu perkampilnya. “Kades kami ini diduga melanggar ketentuan pemerintah dalam menjual beras raskin, semestinya Rp 24 ribu tetapi dijual Rp 40 ribu perkampilnya,” jelas DI lagi.

Lain dengan DI, lain juga dengan Dul (nama diinisialkan). Warga desa satu ini mengaku terpaksa membeli harga beras raskin Rp 40 ribu perkampilnya, karena tidak mempunyai pilihan lain. Namun demikian dirinya berharap pihak perangkat desa dapat lebih menertibkan pembagian jatah beras raskin tersebut, dan tidak sampai rebutan.

Dul menyebutkan, sudah dua kali dia memperoleh jatah beras raskin harga Rp 40 ribu perkampilnya. Sebelumnya masih dipatok harga Rp 35 ribu perkampilnya. “Baru sejak bulan Mei tadi, harganya naik Rp 5 ribu sebelumnya masih Rp 35 ribu perkampilnya,” terang Dul, kepada sejumlah wartawan.

Diapun menuturkan, untuk mendapatkan beras raskin tersebut dirinya terkadang harus berdesakkan dengan warga lainnya, kalau tidak maka tidak kebagian.

Sementara itu, terkait tingginya harga beras raskin yang ditawarkan kepada warga miskin, Kepala desa Tanjung Baru, El ketika berhasil dikonfirmasi wartawan, membantah. Dirinya juga enggan menyebutkan harga pasti beras raskin perkampilnya yang dijual ke warganya.  Namun dia tidak mengelak, jika harga yang ditentukan oleh pemerintah hanya Rp 24 ribu perkampilnya.

“Kami memang menjualnya lebih tinggi dari ketentuan harga Rp 24 ribu, karena kan wajar kalau ada uang lelah, kan honor kades itu kecik dak cukup hanya Rp 350 ribu dan diterima per triwulan sekali. Dan soal adanya masyarakat miskin yang sampai tidak mendapatkan jatah lantaran tidak memiliki uang, sebab untuk memperoleh beras ini harus bayar lebih dahulu," jelasnya.

Berdasarkan catatan pihaknya, sambung El, jumlah masyarakat miskin didesanya yang memperoleh jatah beras raskin mencapai 36 Kepala Keluarga (KK).

Terpisah, Camat Lembak Elpik Fransisca SSp MM, ketika dikonfirmasi, membenarkan jika harga jual beras raskin berdasarkan ketentuan sampai ke desa seharga Rp 24 ribu perkampil. Ketentuan harga itu dikarenakan biaya transport sudah ditanggung pemerintah. Untuk itu ia menegaskan, kepada pihak panitia desa agar dilarang menjual lebih dari harga yang ditentukan pemerintah yakni, Rp 24 ribu.

“Apalagi sampai mengambil keuntungan cukup besar, sampai Rp 16 ribu-an perkampilnya, itu salah dan resikonya tanggung sendiri,” tegas mantan Camat Tanah Abang ini. (bmg)


http://posmetroprabu.blogspot.com/2013/07/kades-tanjung-baru-jual-raskin-rp-40.html 

Kamis, 11 Juli 2013

Kisruh Raskin di Garut, KPK Diminta Turun Tangan

10 Juli 2013

Kisruhnya penyaluran beras untuk keluarga miskin (Raskin) di Kabupaten Garut dipandang serius banyak pihak. Bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun diminta turun tangan langsung guna melakukan audit uji petik terhadap pelaksanaan program raskin tersebut.
Permintaan KPK agar turun tangan itu datang dari Ketua DPD Laskar Indonesia Kabupaten Garut, Dudi Supriadi. Dikatakannya, KPK diminta turun langsung dalam hal penegakan hukum di program Raskin ini secara nasional. Sebab, selama ini banyak sekali Raskin yang hilang, sehingga banyak RTS (rumah tangga sasaran) tak mendapatkannya. Dan justru banyak orang kaya gara-gara bisnis beras Raskin.
“Selain itu perlunya pengawasan internal Bulog untuk mengawasi setiap proses penyaluran Raskin, mulai proses administrasi penyaluran pengadaan beras, transaksi/penebusan penggantian, hingga evaluasi dan pertanggungjawabannya. Pengawalan penyaluran Raskin dilakukan hingga titik distribusi di desa-desa,” tandas Dudi.
Dia juga menyatakan, untuk mendorong terwujudnya pengelolaan distribusi Raskin yang baik, semua pihak harus turut melibatkan diri dalam mengawasi penyaluran raskin. Mulai unsur Pemkab Garut, DPRD Garut, para penegak hukum, elemen organisasi kemasyarakatan, Bulog hingga para RTS-PM raskin itu sendiri.
Berkaitan adanya tambahan kuota Raskin ke-13, 14, dan ke-15, Dudi menilai sosialisasi seharusnya dilakukan Pemkab Garut serta Bulog langsung ke RTS-RTS Penerima Manfaat Raskin. Mulai soal mekanisme, tata cara pembelian, harga pembelian, jumlah sebanyak 15 kilogram Raskin untuk setiap RTS, dan pengaduan serta pelaporan penyimpangan. Dengan demikian, setiap RTS dapat mengawasi sendiri kejadian penyimpangan Raskin di daerahnya.
“Ini harus tersosialisasikan sampai RTS-RTS. Mereka harus tahu kepastian harga Raskin per 1 kilogramnya yang jelas, dan kepastian kesediaan beras yang akan disalurkan untuk menghindari kenaikan harga, walaupun ketetapan harganya Rp1.600 per kilogram. Ini agar raskin tepat sasaran, baik harga, kualitas beras, jadwal serta jumlah kilogramnya betul-betul sampai ke RTS-RTS,” ucap Dudi. ***

http://www.gosipgarut.com/read/2013/07/10/kisruh-raskin-di-garut-kpk-diminta-turun-tangan/ 

Oknum Kades Jual Raskin

10 Juli 2013

Muara Enim, Palembang Pos.-
Diduga menjual beras miskin (Raskin) melebihi dari harga ketentuan, oknum Kepala Desa (Kades) Sumber Rahayu, Kecamatan Rambang, Muara Enim berinisial Jum, dilaporkan ke Polres Muara Enim. Kini, penyidik sedang memeriksa saksi pelapor terkait kasus itu.
’’Kasus itu telah dilaporkan Pak Agus Saman ke Polres Muara Enim, pada 15 Juni 2013 lalu; dan sekarang Pak Agus Saman mulai dimintai keterangan sebagai saksi pelapor,” jelas Amril Darman, teman pelapor, Selasa (09/07).
Menurutnya, kasus penjualan beras miskin itu selain diadukan ke Polres, juga telah diadukan melalui surat resmi kepada Bupati Muara Enim, DPRD Muara Enim, Kejari Muara Enim. Dalam surat pengaduan, bahwa oknum Kades telah menjual beras miskin kepada 111 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Sumber Rahayu, sebesar Rp 60 ribu/kampil ukuran 15 kg.
Padahal sesuai dengan ketentuan raskin tersebut dijual seharga Rp 24 ribu/kampil ukuran 15 kg atau Rp 1.600/kg. Karena biaya angkut beras tersebut telah disubsidi Pemkab Muara Enim melalui dana APBD. ”Beras yang dijual melebihi ketentuan tersebut periode bulan Juli-Desember 2012 lalu. Namun baru sekarang dilaporkan kepada Polisi,” jelasnya.
Menurutnya, terhadap laporan tersebut saat ini tim inspektorat Kabupaten Muara Enim sudah turun ke desa itu pada tanggal 3 Juli 2013 lalu. ”Kami berharap agar pengaduan ini segera ditindaklanjuti dan diproses sesuai dengan ketentuan hukum,’ jelas Amril.
Kepala Dinas Sosial Muara Enim M Teguh Jaya, dikonfirmasi mengatakan, jika ada yang menjual raskin melebihi ketentuan, maka menjadi resikonya sendiri. ”Kita sudah jelaskan, kalau salah resiko sendiri. Kita sudah melakukan upaya tercapainya 6 T diantaranya tepat waktu, tepat harga, tepat sasaran, tepat mutu, tepat laporan,” jelasnya.
Menurutnya, Pemkab Muara Enim telah memberikan subsidi operasional, mulai dari titik distribusi sampai titik Rumah Tangga Sasaran (RTS), dengan harga jual Rp 1.600/kg. ‘’Kalau ada yang menjual diluar itu, kita sudah tekankan itu, maka tanggung resiko sendiri. Kita sudah menyarankan agar perangkat desa atau pengelola raskin mematuhi ketentuan yang ditentukan,” jelasnya. (luk)

http://palembang-pos.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16111:oknum-kades-jual-raskin&catid=36:berita-utama&Itemid=53

Kualitas Raskin Buruk, KNPI Minta Bulog Bertanggung Jawab

Aceh Timur - Pihak Bulog diminta bertanggungjawab atas buruknya kualitas Beras Miskin (Raskin) yang disalurkan kepada masyarakat di kawasan Aceh Timur beberapa waktu lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KNPI Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky SHI, Rabu (10/7/2013).
“Raskin berkualitas buruk dengan aroma yang tidak sedap sungguh menyakiti perasaan warga miskin di daerah kami. Maka pihak bulog harus bertanggungjawab,” kata Iskandar.
Pernyataan itu disampaikan Iskandar menyusul adanya keluhan masyarakat penerima raskin kepada pihaknya. Bahkan, ada warga yang sama sekali enggan mengkonsumsi beras tersebut karena aroma tidak sedap dan warna beras yang hitam kemerah-merahan.
“Masyarakat ada yang memperlihatkan sampel beras kepada kami. Malah perbincangan itu hangat dibicarakan di warung kopi. Ini harus direspon dengan cepat,” ungkap aktivis muda ini.
Ia menambahkan, temuan beras raskin dengan kualitas buruk ini menambah beban masyarakat miskin, lantaran warga yang ingin menggunakannya selama Ramadan malah tidak nyaman dengan beras tersebut. Ia mencontohkan, temuan beras raskin yang berkualitas buruk tersebut terjadi di kawasan Ranto Peureulak dan Idi Rayeuk.
“Kita sangat mengharapkan respon cepat pihak Bulog untuk menggantikan dengan beras Raskin yang berkualitas baik. Sayang, apalagi ada warga miskin yang hendak menggunakan beras untuk berbuka puasa dan sahur selama bulan Ramadan,” kata Iskandar seraya menyarankan warga yang menerima beras berkualitas buruk agar dapat melaporkan ke pihak desa agar bisa diteruskan ke Bulog setempat. (al3)

Bulog Pidie Janji Bakal Ganti Raskin Tak Layak Konsumsi

10 Juli 2013

TRIBUNNEWS.COM, MEUREUDU - Badan Urusan Logistik Sub-Divisi Regional (Bulog Sub Divre) Pidie memastikan, bakal mengganti pasokan beras rakyat miskin (raskin) bermutu jelek yang terlanjur diterima masyarakat.
"Raskin bermutu jelek yang sudah diterima seluruh gampong di Pidie Jaya saat ini, akan diganti dengan raskin kualitas bagus," kata Kepala Bulog Subdivre Pidie Rizha Arief, Rabu (10/07/2013).
Ia mengatakan, Bulog bisa memaklumi masyarakat setempat, selama beberapa waktu terakhir, banyak mengeluhkan mutu raskin yang terbilang jelek. Pasalnya, belum tentu seluruh beras yang ada di gudang bulog bermutu bagus.

Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya

http://www.tribunnews.com/2013/07/10/bulog-pidie-janji-bakal-ganti-raskin-tak-layak-konsumsi 

Rabu, 10 Juli 2013

Mitra Bulog Garut berencana uji raskin ke BPOM

9 Juli 2013

Sindonews.com - Sejumlah mitra Bulog Garut yang memasok beras untuk warga miskin (Raskin) berencana melakukan pengecekan kualitas beras mereka ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Langkah tersebut, merupakan reaksi atas perkataan Bupati Garut Agus Hamdani yang menyatakan 2,2 ton raskin di Gudang Bulog Jalan Cimanuk Garut tidak layak konsumsi dalam inspeksi mendadak (Sidak) pada Senin 8 Juli 2013 lalu.

“Rencana ini merupakan langkah saya untuk menguji beras raskin yang dikirim ke Bulog Garut. Saya ingin kejelasan secara ilmiah, apakah beras yang dinilai oleh Bupati Agus Hamdani ini masih layak dikonsumsi atau tidak,” kata seorang mitra Bulog Garut Irwan, Selasa (9/7/2013).

Irwan mengaku, pernyataan Bupati Agus Hamdani yang menilai kualitas beras itu buruk dapat memengaruhi kepercayaan Bulog kepada rekanan atau mitra seperti dirinya. Karena itulah, ia akan melakukan pengecekan terkait kelayakan beras ke BPOM.

“Kita lihat saja nanti hasil tesnya bagaimana. Ini sebagai pelajaran, bahwa semestinya pimpinan itu harus lebih bijak dalam menyikapi masalah. Jangan asal mengeluarkan penilaian tanpa ada pemeriksaan ilmiah. Yang dipertaruhkan dalam hal ini adalah nama baik kami sebagai rekanan,” ucapnya.

Menurut Irwan, beras yang saat itu dianggap Agus berkualitas buruk masih layak dikonsumsi. Sebab, beras tersebut berubah warna menjadi hitam karena faktor debu yang masuk ke dalam karung.

“Beras yang kotor masih bisa dikonsumsi. Untuk masalah kotor, hanya tinggal dicuci. Beras yang kotor ini merupakan beras yang posisinya berada di tumpukan paling bawah. Ditambah suhu cuaca yang lembab. Apalagi, beras-beras ini telah disimpan lama di gudang," jelasnya.

"Kenapa demikian, itu karena beras belum bisa disalurkan, karena desa di Kabupaten Garut masih menunggak pembayaran raskin bulan-bulan sebelumnya. Jadi beras menumpuk lama di gudang. Padahal pada awal-awal sebelumnya, saya memasok beras dalam keadaan yang masih normal,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, raskin berkualitas buruk ditemukan dalam inspeksi mendadak (Sidak) di Gudang Bulog Jalan Cimanuk, Garut. Bupati Garut Agus Hamdani mengatakan, beras yang ditemukan ini tidak layak konsumsi karena warnanya menghitam.

“Beras ini rencananya akan disalurkan ke masyarakat dengan menggunakan tiga unit truk. Tapi karena kualitasnya buruk, saya meminta Bulog untuk menggantinya dengan beras baru,” kata Agus, kemarin.

Tidak hanya telah berubah warna, lanjut Agus, dari hasil pemeriksaan ternyata kadar air dalam beras yang sudah dibungkus karung ini kurang dari 10 persen. Agus menegaskan, beras yang menurutnya tidak layak tersebut telah diminta untuk dikembalikan lagi ke rekanan Bulog yang telah melakukan pengadaan.

http://ekbis.sindonews.com/read/2013/07/09/34/758988/mitra-bulog-garut-berencana-uji-raskin-ke-bpom

Selasa, 09 Juli 2013

Siap Anggarkan Dana Biaya Angkut Raskin

8 Juli 2013

BENGKULU - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bengkulu Dr. Fitriani Badar, M.Si mengatakan, Pemerintah Kota Bengkulu siap untuk menganggarkan dana biaya angkut raskin bila dianggap penting bagi rumah tangga sasaran (RTS) penerima manfaat program beras miskin (raskin). “Namun kita belum membahasnya secara internal. Yang jelas bila diperuntukkan bagi warga miskin, kita akan mengutamakan,” kata Fitriani, Minggu (7/7).
Menurut Fitriani, pihaknya belum melakukan penghitungan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk biaya angkut raskin tersebut. Hal ini harus dilakukan kajian yang mendalam, mengingat total dana pada APBD Kota berkisar Rp 758 miliar. “APBD kita sesuai dengan program pak wali, APBD untuk rakyat. Kalau untuk biaya angkut raskin, saya rasa bisa terakomodir. Tinggal bagaimana kita melakukan kajian tepat, mana angka yang menjadi prioritas,” ujar Fitriani.
Seperti diketahui dari biaya tebus raskin dari Bulog sebesar Rp 1600 per Kg. Namun, RTS bisa mengeluarkan uang Rp 2.000 per Kg dan Rp 2.500 per Kg karena ditambah biaya distribusi dan angkut. “Ya Pemkot wajib menganggarkan dana angkutan raskin tersebut sehingga harga raskin yang diterima RTS sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 1.600 per kilogram,” ujar Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bengkulu Effendy Salim, S.Sos.
Raskin ke-3 dan ke-14 Belum Disalurkan
Di bagian lain, beras miskin (raskin) ke-13 dan ke-14 masih belum disalurkan kepada 121.574 RTS penerima raskin. Berdasarkan surat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Nomor: B.95/Menko/Kesra/VI/2013, semestinya raskin ke-13 sudah diterima RTS pada Juni. Sedangkan raskin ke-14 disalurkan ke warga miskin pada bulan ini. “Sudah saya konfirmasi kepada Bu Zumi Zulaiha (Kasi Pemerintahan Kelurahan Sawah Lebar Baru). Sampai sekarang belum ada informasi soal itu (raskin ke-13 dan ke-14). Kalau ada akan langsung kami tindaklanjuti,” terang Lurah Sawah Lebar Baru Djohan Syafri.
Kelurahan Sawah Lebar Baru merupakan salah satu dari ribuan kelurahan dan desa yang juga belum mendapat kabar kapan raskin tambahan itu. Selama ini, lambannya penyaluran disebabkan karena Surat Keputusan (SK) Gubernur yang mengatur tentang penetapan tambahan pagu raskin kabupaten/kota belum turun. Sehingga bupati dan walikota belum bisa menindaklanjuti dengan menerbitkan Surat Permintaan Alokasi (SPA).
Kepala Bagian Humas Perum Bulog Divisi Regional Bengkulu Heriswan, SE mengatakan, sudah menerima surat himbauan dari gubernur yang meminta bupati/walikota memproses penambahan pagu raskin sehingga dapat disalurkan. Heriswan optimis dalam waktu dekat sudah ada kecamatan yang menyetorkan uang raskin ke Bulog. Sebagaimana ketentuan warga miskin menebus raskin Rp 1.600 per Kg.
“Mungkin Senin ada yang menyetorkan uang ke Bulog. Kita tunggu saja. Surat gubernur ke bupati/walikota mungkin sudah sampai. Karena saya baca di RB, mulai ada kabupaten yang siap memprosesnya,” kata Heriswan. Dia menambahkan, pada bulan ini RTS penerima raskin akan mendapatkan 3 kali jatah raskin. Yakni, raskin ke-13, raskin ke-14 dan raskin bulan Juli reguler.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Afrizan Joni, SH menyayangkan penyaluran raskin mandeg. Hal ini mengindikasikan Biro Kesra Setdaprov Bengkulu kurang tanggap untuk melayani warga miskin. “Tinggal ditindaklanjuti dengan SK penambahan pagu raskin saja lamban. Saya khawatir, masalah ini dapat membuat warga miskin menjadi terzalimi. Kita tahu, doa orang-orang yang terzalimi itu biasa manjur,” kata Afrizan.
Seperti diketahui, jika tahun sebelumnya RTS penerima raskin mendapatkan raskin sebanyak 12 kali dalam setahun, untuk tahun ini raskin yang akan dibagikan sebanyak 15 kali. Berdasarkan Surat Menko Kesra Nomor: B.95/MENKO/KESRA/VI/2013. Raskin ke-13 akan dibagikan pada Juni, raskin ke-14 pada Juli dan raskin ke-15 pada September. Artinya pada Juni, Juli dan September, RTS penerima raskin mendapat 30 Kg raskin. Tahun sebelumnya untuk bulan yang sama hanya mendapat 15 Kg. Namun karena keterlambatan peneribitan Surat Keputusan (SK) Gubernur yang mengatur tentang penetapan tambahan pagu raskin kabupaten/kota administrasi, raskin ke-13 akan disalurkan pada Juli.
Jumlah RTS penerima manfaat raskin se Provinsi Bengkulu sebanyak 121.574 RTS. Untuk Kota Bengkulu 15.479 RTS, Bengkulu Selatan 12.372 RTS, Rejang Lebong 19.514 RTS, Bengkulu Utara 21.805 RTS, Kaur  8.680 RTS, Seluma 14.878 RTS, Mukomuko 8.383 RTS, Lebong 6.812 RTS, Kepahiang 8.726 RTS dan Bengkulu Tengah 4.925 RTS. (new/ble)

Bupati Garut Marah Temukan Raskin Hitam dan Bau, Bulog: Memang Agak Kotor

8 Juli 2013

Garut - Bupati Garut Agus Hamdani marah saat sidak karena menemukan beras miskin (raskin) berwarna hitam dan bau. Ia mengancam akan menyegel gudang Bulog. Bulog mengakui ada raskin yang berkualitas rendah, tapi tidak semua.

"Beras yang ditemukan Pak Bupati memang agak sedikit kotor. Saya sendiri tak berani menyatakan beras itu tak layak dikonsumsi, karena harus diteliti terlebih dahulu," ujar Kepala Bulog Sub Divre Ciamis Dindin Syamsudin kepada wartawan, Senin (8/7/2013).

Didin menjelaskan, saat ini terdapat 11 ribu ton raskin yang tersimpan di gudang Bulog Garut. 2.700 ton di antaranya merupakan beras yang tertunda pengirimannya dan tersimpan di gudang lebih dari 4 bulan.

Sebelumnya, beras sudah disortir. Hasilnya, 150 karung beras atau sekitar 2.250 ton yang kualitasnya buruk karena terlalu lama tersimpan di gudang.

Dindin mengaku bersyukur atas temuan bupati. Pihaknya bisa segera mengolah kembali raskin yang berkualitas buruk untuk disalurkan kembali. "Syukur jika Pak Bupati menemukan raskin yang berkualitas buruk, ketimbang beras itu keburu sampai di masyarakat," ucap Dindin.

Petugas rutin mengecek kondisi raskin di gudang. Harapannya, jika ada raskin yang berkutu dan berjamur, bisa langsung dipisahkan. "Karena banyaknya raskin, upaya kita kadang tak maksimal," paparnya.

http://news.detik.com/read/2013/07/08/190515/2296154/10/bupati-garut-marah-temukan-raskin-hitam-dan-bau-bulog-memang-agak-kotor

Jumat, 05 Juli 2013

Bupati Akan Tegur Bulog Soal Kualitas Beras Raskin

5 Juli 2013

INILAH.COM, Ranai - Bupati Natuna, Ilyas Sabli berjanji akan menegur pihak Bulog menyusul kualitas beras miskin (Raskin) yang dibagikan kepada masyarakat sudah tidak bagus lagi.

Hal itu disampaikan ketika menghadiri acara peresmian sejumlah proyek PNPM Mandiri di Desa Ceruk, Rabu (3/7/2013).

Ketika itu salah satu warga menunjukan beras yang dibagikan Bulog Ranai kepada Bupati Natuna, Ilyas Sabli. Mendapat pengaduan, Bupati berjanji akan segera menegur pihak Bulog.

"Menyikapi hal ini tentunya saya tidak tinggal diam. Saya akan perintahkan Bagian Ekonomi untuk mengecek kembali soal kualitas beras itu. Ke depan, raskin yang dibagikan kepada warga tidak lagi berkualitas buruk sehingga masyarakat senang mengkonsumsinya," kata Ilyas kepada wartawan.

Ilyas menjelaskan, untuk bantuan raskin tahun 2013 bersumber dari dua mata anggaran. Pertama dari APBN sebanyak 15 kilogram per kepala keluarga. Kedua dari APBD Natuna sebanyak 15 kilogram per kepala keluarga. Disamping itu, untuk raskin dari APBD Natuna diberikan kepada warga secara cuma-cuma atau di gratiskan.

Meskipun Bupati belum meninjau langsung ke gudang Bulog, akan tetapi setidaknya dengan infromasi yang pernah diterima beberapa waktu lalu soal kualitas beras miskin bisa menjadi bahan efaluasi pihak Bulog.

"Memang kami tidak menyediakan beras, tetapi pemerintah membeli ke pihak Bulog selanjutnya dibagikan kepada warga miskin," katanya.

Bantuan beras miskin secara gratis kepada masyarakat kurang mampu adalah bagian dari upaya pemerintah daerah menanggulangi kemiskinan di Natuna. Akan tetapi bukan berarti beras yang dibagikan tidak layak dikonsumsi. Oleh karena itu, segera mungkin Bagian Ekonomi mengecek ke pihak Bulog, supaya masalah beras miskin terselesaikan. [gus]

http://sindikasi.inilah.com/read/detail/2006953/bupati-akan-tegur-bulog-soal-kualitas-beras-raskin

Bulog Maluku ‘ Kejar ‘ Bupati SBT Belum Bayar Harga Raskin Miliaran Rupiah

4 Juli 2013

MOLUKEN, Ambon: Kantor Bulog Maluku dan Maluku Utara terus mengejar Bupati SBT, Abdullah Vanath, yang hingga kini belum juga melunasi biaya beras miskin (Raskin) untuk wilayah SBT sebesar Rp. 1.184.209.000 sejak tahun 2011 lalu.
Kepala Bulog Maluku dan Maluku Utara, Ramly Hasan, kepada Moluken.com, di kantornya kemarin, mengatakan, ia sudah beberapa kali melakukan penagihan ke Pemda SBT namun tidak pernah terealiasi. Akibat ulah Pemda SBT itu, Bolog kini untuk sementara menghentikan penyaluran beras raskin ke seluruh kecamatan di SBT. “ Bupati harus melunasi biaya raskinnya dulu baru kami menyalurkan kembali raskin ke masyarakat SBT,” ujar Ramli.
Belum lama ini, Abdullah Vanath yang juga calon gubernur Maluku, menyatakan di media lokal, bahwa ia sangat mendukung penyaluran raskin, namun pernyataan tersebut tidak sesuai dengan sikapnya. Bahkan sebaliknay ia menghambat pemberian beras kepada masyarakat miskin di wilayahnya sendiri. “ Kasian masyarakat SBT yang kini sedang menunggu beras murah. Kami tetap menyalurkan raskin ke SBT asalkan Bupati SBT itu segera melunasi utangnya dulu,” ujar Ramly dengan tegasnya

http://www.moluken.com/2013/07/04/bolog-maluku-kejar-bupati-sbt-belum-bayar-harga-raskin-miliaran-rupiah/

Kamis, 04 Juli 2013

Di Merauke, 4 Distrik Belum Terima Raskin Triwulan I

4 Juli 2013

MERAUKE – Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setda Kabupaten Merauke, Yohanes Oihutuu mengatakan hingga saat ini 4 distrik di Kabupaten Merauke belum menerima jatah beras miskin (Raskin) karena terkendala beberapa hal.

Dikatakannya, dari 20 distrik yang ada di Kabupaten Merauke, 4 distrik yang belum menerima, sedangkan sebanyak 16 distrik sudah tersalurkan jatah Raskinnya sesuai dengan Daftar Peneriman Manfaat (DPM).

“Sulitnya jasa transportasi untuk menjangkau dan mendistribusikan jatah Raskin menjadi salah satu kendala besar, sehingga pendistribusian jatah Raskin hingga saat ini belum terealisasi,”katanya saat ditemui wartawan diruang kerjanya, Rabu (03/07).

Yohanes merincikan,4 distrik yang sampai saat ini belum menerima jatah Raskin Triwulan I adalah Distrik Nauken Jerai, Distrik Kaptel, Distrik Tabonji, dan Distrik Kimaam.

http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/papua-selatan

Gudang Bulog Mamuju Tak Mampu Tampung Raskin

4 Juli 2013

@IRNewscom | Mamuju: GUDANG Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, sudah tidak mampu menampung stok beras yang dialokasikan untuk rakyat miskin (raskin) setempat.
Kepala Bulog Sub Divre Mamuju, Marhaban, Rabu (03/07), mengatakan, daya tampung gudangnya hanya berkapasitas 2.000 ton beras. Padahal, masyarakat miskin yang mendapat jatah pembelian dengan harga murah mencapai 11.240 KK.
Itu sebabnya, perlu dilakukan pembangunan gudang dengan kapasitas lebih besar. Sehingga, mampu menampung raskin yang akan disalurkan kepada masyarakat miskin setempat. "Butuh gudang yang lebih besar dari yang saat ini dibangun pemerintah, agar beras untuk masyarakat miskin dapat ditampung," kata Marhaban seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan, Gudang Bulog Mamuju juga tidak mencukupi untuk menampung hasil pembelian gabah dari petani, karena kapasitasnya tidak sebanding dengan hasil panen petani. “Kondisi itu sangat merugikan petani karena harga jual berasnya tidak terlindungi,” ujar Marhaban.
Dia berharap, pemerintah dapat membantu penyediaan gudang beras baru yang mampu menampung hasil panenan petani agar mereka tidak merugi. [ant]

http://www.indonesiarayanews.com/news/nusantara/07-04-2013-02-23/gudang-bulog-mamuju-tak-mampu-tampung-raskin

Raskin Kualitas Buruk Ditemukan, Bulog Ciamis Siap Mengganti

4 Juni 2013

Ciamis, (harapanrakyat.com),-

Menyusul ditemukannya Beras Miskin (Raskin) yang berkualitas buruk, di Desa Pawindan, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, pihak Bulog Ciamis meminta kepada masyarakat untuk segera melaporkan apabila menerima beras raskin yang kualitasnya buruk.

Bagian Humas Bulog Sub Divre Ciamis, Riko, mengatakan, permasalahan beras raskin masih menjadi masalah klasik, terutama menyangkut pembagian, kuantitas dan kualitas raskin. Apabila  distribusi raskin belum optimal atau ditemukan beras yang tidak sesuai dengan jenis yang seharusnya, maka masyarakat dapat melaporkan ke unit pengaduan Bulog yang sudah disebar di desa-desa distributor.

Riko memastikan, Bulog akan menerima pengaduan 24 jam dan siap menukarkan beras tersebut. “Kalau itu ada komplain segera di tukar. Jadi jangan disimpan, langsung saja kasih tahu, pasti kami ganti,” ungkapnya.

Riko juga mengatakan, mengenai data penerima telah dikoordinasikan dengan Badan Pusat Statistik. Sementara terkait pengurangan pendistribusian beras raskin bulan ini itu bukan tanggung jawab pihak bulog, karena pihak bulog hanya sebagai pendistribusi ke masyarakat. “Untuk jumlah dan banyaknya pendistribusian beras raskin itu menginduk dari data yang diterima  bulog dari BPS pusat,” katanya.

Riko menuturkan,  kebijakan umum yang mengatur pelaksanaan Program Raskin dapat dibaca dalam Pedoman Umum (Pedum) Raskin yang diterbitkan setiap tahunnya.
Pertanyaan dan pengaduan mengenai Program Raskin dapat disampaikan baik oleh anggota masyarakat maupun Pemerintah Daerah.

Sebelumnya, Beras Raskin (Beras Miskin) kualitas buruk yang tidak layak dikonsumsi kembali ditemukan di Kabupaten Ciamis. Kali ini warga Desa Pawindan, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis mengeluhkan buruknya kualitas beras raskin yang mereka terima, Sabtu (29/6).

Pasalnya, kondisi beras raskin tersebut berkutu, berpasir dan bau apek. Bahkan tidak hanya itu, beras raskin yang mereka terima pun terjadi penyusutan takaran.

Kondisi itu sebenarnya sudah diketahui warga ketika beras raskin tersebut didistribusikan pada Jumat (28/6) sore. Namun, mereka takut melapor. Sebab, mereka sadar bahwa beras itu dibeli dengan harga yang sangat murah, yakni Rp 2.000/kg.

“Kok berasnya jelek begini. Beras raskin ini bau apek dan banyak kutu,” kata Titi, Wakil Ketua  RT 03/ RW 01 Dusun Pasir Peuteuy Desa Pawindan Kecamatan Ciamis, Sabtu (29/6).

Menurut Titi, buruknya kualitas beras raskin itu disadarinya ketika dia melihat ada kutu pada salah satu karung, begitu kiriman raskin diterimanya. Penasaran, dia kemudian melakukan pemeriksaan terhadap karung-karung raskin lainnya.

Hasilnya cukup mencengangkan. Beras pada karung-karung lainnya pun kondisinya sama, yakni berkutu dan bau apek serta warnanya pun sudah agak kekuningan. Meski demikian, dia tidak berani melaporkan kondisi beras tersebut.

Tati juga menyebutkan, selain kualitas beras sangat buruk, timbangan jatah raskin per karungnya yang diterima untuk didistribusikan ke warga pun berkurang dari seharusnya. Penyusutannya mencapai 1 kg lebih dari kemasan 15 kilogram per karungnya.

“Jatah raskin untuk saat ini juga dikurangi. Dulu untuk satu RT itu mencapai 11 karung. Namun saat ini hanya dikirim 9 karung. Padahal warga yang membutuhkan beras raskin ini cukup banyak,” katanya.

Sementara itu, Aparat Desa Pawindan Kecamatan Ciamis, T. Sutarman mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan dengan kondisi beras raskin tersebut. Karena dengan kualitas beras yang berkutu, kotor dan bau kemudian banyak terdapat padi yang belum terkelupas, ditakutkan bila dikonsumsi warga bisa menimbulkan penyakit.

Sutarman  juga  tidak memungkiri kasus buruknya kualitas raskin diterima warga di lingkungan desanya kembali terjadi. Apalagi biasanya, pengecekan kualitas beras tidak dilakukan pada setiap karung, melainkan hanya beberapa karung beras sebagai sampel.

Sementara terkait berkurangnya pasokan beras raskin ke desa-nya, Sutarman mengaku pihaknya tidak tahu menahu. Karena data kuota permintaan yang dikirimkan ke Bulog sama dengan jumlah data yang diajukan tahun-tahun sebelumnya.

“Mungkin karena alasan perekonomian warga Pawindan mulai meningkat, sehingga jatah Raskin untuk desa kami di kurangi. Tetapi melihat banyak keluhan dari warga, kita dari aparat desa akan melaporakan adanya kukurangan kiriman ini, termasuk akan melaporkan terkait buruknya kualitas raskin yang kita terima,” ungkapnya. (Heri/Koran-HR)

http://www.harapanrakyat.com/berita-baru/raskin-kualitas-buruk-ditemukan-bulog-ciamis-siap-mengganti/